TWILIGHT
Karya Stephenie Meyer
Karya Stephenie Meyer
Setelah kedua orang tuanya bercerai, Isabella Swan memutuskan untuk tinggal bersama ayah kandungnya, Charlie Swan, di sebuah kota kecil dengan curah hujan yang cukup tinggi, Forks.
Hari pertama kepindahannya ke sebuah SMU di pusat kota, dipenuhi oleh puluhan bahkan ratusan nama orang-orang yang mencoba dekat ataupun hanya sekedar berbasa-basi menawarkan keramahan. Tetapi dari sekian banyak nama, yang bahkan ia sendiri tak mampu mengingatnya satu persatu, hanya sebuah nama yang menarik perhatiannya, CULLEN.
Cullen adalah sebuah keluarga yang terdiri dari DR. Carlisle Cullen, Mrs. Esme Cullen, dan keempat anaknya Emmet, Rosalie, Alice dan Edward Cullen. Nama terakhir itulah yang membuat Isabella Swann tertarik, bahkan mungkin terpesona. Semua anggota keluarga Cullen memiliki wajah yang luar biasa rupawan, kulit seputih marmer, mata keperakan setajam elang, juga rambut yang berkilau-kilau. Tetapi fisik bukan alasan utama ketertarikan Bella terhadap keluarga Cullen, melainkan sisi kelam yang entah datang dari mana dan entah mengapa sepertinya hanya Bella yang menyadarinya. Ia bergidik saat matanya bertemu pandang dengan Edward Cullen, mengerikan sekaligus memabukan, batinnya.
Kelas berikutnya adalah kelas biologi, Bella terkejut ketika menyadari bahwa partnernya dalam pelajaran Biologi adalah Edward Cullen. Duduk tepat di sebelah Edward Cullen membuat sedikit banyak pengindraannya musnah, membuat otaknya enggan menyerap materi pembelajaran. Tanpa sengaja ia melihat mata Edward Cullen yang berwarna keemasan berubah menjadi hitam kelam. Ia kembali bergidik, ekspresi yang terpancar dari wajah Cullen sangat mengerikan.
Setelah insiden di ruang biologi, Bella tidak melihat Edward Cullen selama beberapa minggu. Tidak juga seluruh anggota keluarga Cullen. Di kelas berikutnya Bella kembali melihat Edward di kelas biologi, kali ini dengan ekspresi yang lebih ramah dan mata yang jauh lebih hangat. Pertemuan terakhir itu meninggalkan kesan yang begitu mendalam di hati Bella, ia memimpikan Edward Cullen di setiap tidurnya.
Ketertarikan Bella terhadap Edward semakin menjadi, terutama ketika Edward berhasil menyelamatlkan Bella dari kecelakaan maut yang hampir merenggut nyawa Bella. Tetapi ketertarikan tersebut berubah menjadi kecurigaan ketika Bella menyadari ada yang aneh dengan diri pria yang dipujanya selama ini, bukan kulitnya yang terlalu pucat, bukan juga warna matanya yang sering kali berubah lebih kelam, tetapi ada sesuatu yang lain, sesuatu yang lebih besar yang keluarga Cullen coba sembunyikan dari Bella juga dari semua oerang disekitar mereka.
Kombinasi aneh antara rasa kagum dan kecurigaan membuat Bella semakin ingin lebih dekat dan mengungkap semua rahasia keluarga Cullen terutama Edward Cullen.
Tingkah Edward semakin aneh setelah kecelakaan tersebut, jangankan menyapa Bella, bertemu dalam radius 20 meter dari jarak pandang Bella-pun Ia enggan. Di kelas biologi, Edward nyaris tidak mengucapkan sepatah-katapun, Ia diam seribu bahasa, Bella benar-benar merasa terabaikan. Ia kecewa meskipun ia sendiri masih tidak tau apa yang sebenarnya menyebabkan Edward mengabaikan dirinya.
Seperti Edward yang mengabaikan Bella, Bella-pun mencoba mengabaikan Edward. Ia berusaha melupakan semua yang pernah ia rasakan terhadap Edward, kagum, ingin tahu, terpesona, semua ia musnahkan. Nyatanya menghapus nama Edward Cullen dari dalam benaknya lebih sulit dari apa yang ia bayangkan, ia masih memimpikan mahluk tampan berkulit seputih marmer itu.
Hingga suatu hari seusai kelas biologi, tanpa disangka tanpa di duga, Edward datang menemui Bella. Bella yang sudah bertekad akan melupakan mahluk tersebut tidak menggubris kedatangan Edward, ia mengacuhkannya. Tetapi akhirnya Edward berhasil meyakinkan Bella, bahwa ia sudah lelah berusaha menjauhi Bella. Dan usahanya menjauhi Bella bukan karena ia tidak menginginkan Bella, tetapi itu ia lakukan justru demi kebaikan Bella sendiri.
Adward mengantar Bella pulang, diperjalanan pulang, Edward mulai terbuka terhadap Bella. Edward menceritakan beberapa hal yang ingin diketahui Bella, meskipun itu hanya menjawab sedikit dari sekian banyak pertanyaan yang berkecamuk dibenaknya, Bella cukup puas. Setidaknya ia mengatahui perasaan Edward yang sebenarnya bahwa ia tidak membenci Bella.
Di akhir pekan Bella bersama kedua temannya, Jessica Stanley dan Angela Weber pergi ke Port Angels untuk mencari gaun yang akan dikenakan Jessica dan Angela di acara Prom. Dan untuk kedua-kalinya Edward datang menyelamatkan Bella, ketika Bella sedang berusaha melarikan diri dari segerombolan preman yang berusaha mengganggunya. Edward mengantar Bella pulang, sementara Jessica diantar pulang oleh Angela.
Dalam perjalanan pulang dari Port Angels itulah Edward menceritakan segalanya, tentang siapa dirinya. Awalnya Bella terkejut ketika Edward mengatakan bahwa ia dan seluruh anggota keluarga Cullen bukan manusia biasa, melainkan vampir, tetapi kemudian ia dapat menguasai keadaan. Ia mencintai Edward dan ia tidak menganggap perihal vampir dan non-fampir itu tidak penting.
Akhirnya Edward menceritakan semua yang ingin diketahui Bella, mengenai siapa dirinya, bagaimana ia menjadi vampir, juga mengapa ia dan keluarganya tidak menghisap darah manusia. Setelah menceritakan semuanya Edward memberikan kesempatan kedua untuk Bella,
” Larilah Bella, aku tidak sesempurna yang kau bayangkan.”
Tetapi Bella bergeming, ia sudah terlanjur mencintai Edward dan ia tidak peduli siapa sebenarnya Edward karena ia yakin Edward tidak akan melukai Bella.
Keesokan harinya Edward memutuskan untuk memperkenalkan Bella kepada anggota keluarganya yang lain. Semuanya menerima Bella dengan tangan terbuka, kecuali Rosalie Cullen, kakak perempuan Edward yang luar biasa cantik dengan ramput pirangnya yang entah mengapa terlihat sangat membenci Bella. Tetapi, lagi-lagi Bella tidak menghiraukannya, karena yang terpenting adalah Edward. Dalam waktu singkat, Bella sudah bersahabat baik dengan adik perempuan Edward, Alice, yang ternyata memiliki kemampuan khusus berupa penglihatan terhadap masa depan. Carlisle dan Esme Cullen, orang tua Edward sangat berterima-kasih kepada Bella, karena Bella mampu merubah edward.
Di akhir pekan, Edward mengajak Bella bertamasya bersama seluruh keluarganya. Mereka bermain soft-ball di lapangan luas yang jaraknya cukup jauh dari Forks. Bella merasa nyaman berada di sekeliling keluarga Edward, mereka tidak terlihat menakutkan apalagi berbahaya. Emmet dan Jasper, saudara lelaki Edward juga tampak terbuka menerima Bella.
Ketika mereka tengah asyik bersenang-senang, tiba-tiba mata Edward menggelap, ekspresinya menjadi lebih menyeramkan dari apa yang sanggup dibayangkan Bella. Ternyata, beberapa saat kemudian muncul tiga vampir haus darah James, Victoria dan Laurent. Awalnya mereka hanya ingin beramah-tamah dengan keluarga Cullen, tetapi kemudian ketika tiba-tiba angin bertiup ke arah Bella, mereka dapat mencium bau Bella dan mengenali Bella sebagai manusia. Mereka sangat terkejut ada manusia di tengah-tengah keluarga Cullen, tetapi mereka tidak berani menyerang, karena jumlah dan kekuatan mereka tidak sebanding dengan keluarga Cullen.
Edward yang bisa membaca pikiran orang-orang yang ada disekitarnya, segera melarikan Bella karena ia mencium rencana mengerikan yang berkelebatan di benak James. Di lain pihak Carlisle, Rosali, Jasper dan Esme mengundang ketiga vampir itu untuk mengalihkan perhatian mereka. Tetapi rencana mereka gagal karena James berhasil lolos dari pengawasan, James bertekad ia akan menghisap darah Bella sampai habis. Bukan karena dahaga, tetapi perlindungan keluarga Cullen yang begitu possesive terhadap Bella-lah yang membuat James tertantang untuk membunuh Bella.
Alice menyembunyikan Bella ke Seattle, tetapi James berhasil menipu semuanya. James mengobrak-abrik rencana mereka, ia berhasil mendapatkan Bella, dan hampir membunuh Bella tepat sebelum Edward datang menyelamatkan Bella. Bella terluka parah, tubuhnya bersimbah darah, belasan tulangnya patah, tetapi nyawanya berhasil di selamatkan.
Setelah kejadian itu, Edward bersumpah akan melindungi Bella. Ia tidak akan membiarkan kejadian itu terulang untuk yang kedua kalinya.