Selasa, 31 Januari 2012

Cerpen Cinta Sedih 2012 - Missing You

Cerpen Cinta Sedih 2012 - Tak henti-hentinya untuk share kiriman Cerpen dari para sahabat Loker Seni Cerpen Cinta Sedih yang berjudul Missing You kiriman dari Sahabat Ranie Tri ayu, Okelah langsung saja untuk membaca Cerpen Cinta Sedih 2012 Missing You dibawah ini.

MISSING YOU
Cerpen Ranie Tri Ayu

Hay kenalin nama ku Vata,aku anak SMA kelas X,sekilas tentang aku,aku punya cerita tentang aku dan mantan kekasihku diSMP dulu,dia bernama Radit,dulu hubungan kita putus saat kita kelas 9 SMP SEMESTER 1. Aku dan dia memutuskan untuk menyudahi hubungan yang berujung kebencian dan keegoan,yang membuat ku nggak mau untuk mengenalnya lagi dihidup aku. Tapi semua berbeda,semua nggak seperti apa yang aku inginkan saat aku SMA.

Tepat dikelas X.9 aku berada,awalnya aku nggak tahu dengan siapa aku disitu,aku nggak tahu tba-tiba saja Radit masuk ke kelas ku saat pembagian kelas itu,aku nggak percaya kalau aku harus satu kelas dengan dia,aku nggak tahu bagaimana rasanya satu kelas dengan orang yang paling aku benci,orang yang sudah buat aku kecewa,huuuaahhh pasti rasanya sangat bosan.Awalnya siih nggak terima,tapi.. tak apalah,fikirku untuk yang kedua kalinya.

Waktu terus berjalan,hari-hari yang aku lewati nggak seperti yang aku bayangkan,semuanya berbeda,awalnya aku mengira kalau aku akan merasa sangat bosan dan muak karena satu kelas dengan dia,tapi nggak bosan-bosan banget,karena disitu aku punya teman-teman yang sangat baik dan perhatian sama aku. Vita,dikelas itu aku bareng sama dia.
“Woy,pagi-pagi sudah ngelamun saja” ucap vita,
“Huuhhh..ngagetin saja kamu!!” saut aku
“Kenapa kamu,pagi-pagi sudah ngelamun,ada masalah??”Tanya vita
“hmmbb..iya vit,lagi-lagi aku inget dia”jawab aku
“dia??Mantanmu??ada apa lagi sama dia?”ucap vita

kata vita
“iya vit,kamu bener,tapi aku bingung,kenapa hatiku harus gini,kenapa harus berpihak lagi sama dia vit,” “teetttt..ttettt…”tanda bel masuk berbunyi,uppzz..curhatku terpotong,akhirnya aku sama segera masuk dan terpaksa dech curhatnya dilanjutin istirahat. “aku bingung vit sama perasaan aku ini,kenapa hati aku ini selalu berpihak lagi sama dia,dalam fikiranku Cuma ada dia satu,apa mungkin cintaku masih tetap untuknya,??”curhatku kepada sahabatku
“vata,mungkin dulu dia pernah sakitin kamu,kecewain kamu,tapi,kamu nggak bakal bisa buat nggak inget sama dia sekalipun kamu telah pergi jauh dari dia kalau kenyataannya memang kamu masih ada cinta untuknya??”

Saat aku lagi duduk sendiri dibangku belakang pojok kanan,tiba-tiba vita datang dan duduk disamping aku,
“hhahaha..hari ini banyak jam kosong,lanjutin ge curhat kamu tadi ta”omong vita
“Nggak tahu lah vit,bingung..”ucapku
“vata,kenapa harus bingung sih?”Tanya vita
“aku bingung vit kenapa sih harus dia lagi dia lagi,kenapa aku satu kelas sama dia,dulu,waktu aku pertama putus dari dia aku coba buat cari pengganti dia,tapi kandas dalam waktu singkat hanya karna aku belom bias lepasin dia,saat aku kembali lagi sama dia,nggak lama ada masalah dating yang buat aku harus lepasin dia,bahkan buat nggak kenal lagi sama dia,aku sudah yakin sama diri aku kalau aku bakalan bias lepasin dia,hatiku sudah cukup kecewa dan sakit karna dia,”ucapku dengan nada tinggi
“ta,aku tahu gimana perasaan kamu,ettzz…tunggu,tapi kata dia,dulu kamu nyakitin dia,selingkuh dibelakang dia??”Tanya vita
“vit,oke,disini aku certain semuanya sama kamu,dulu,waktu aku lagi ada mapel tambahan diluar sekolah,aku punya kenalan baru,namanya Reza,anak petarukan,aku emang deket banget sama dia,tapi nggak lebih Cuma sebatas sahabat,dulu dia dikhianatin sama ceweknya,terus dia minta bantuin aku buat balas dendam dengan cara hubungan aku berpacaran sama dia difacebook,aku mau,dan salahku,aku nggak ijin dulu sama si Radit,karna setahu aku dia itu nggak punya akun facebook,fikirku Cuma sebatas kepura-puraan,tapi tak semudah yang ku bayangkan,dia tahu itu,dan dia ngerasa kalau aku ngehianatin dia,ngeduain dia,dari situlah hubungan kita mulai nggak karuan,berantakan,dia sudah mulai deket sama cewek lain,bahkan sudah nggak memperdulikan aku lagi,sampai ahirnya kita mutusin buat menyudahi hubungan kita,dari situ juga aku mutusin buat nggak mau lagi kenal sama dia”curhatku sedih,vita memandang dan langsung meluk aku yang saat itu meneteskan air mata,
“vata..sudah jangan nangis,aku tahu sekarang apa yang pasti ada difikiran kamu dan hati kamu,nggak semudah yang kamu mau buat nggak kenal dan inget lagi sama dia ta,sabar yaa..”ucap vita yang meluk dan sambil nenangin aku.

Aku hanya bisa menangis mengingat semuanya,semua yang dulu pernah ada,terukir indah,kini..hanya kenangan.Huuhhh…..

Dalam bisik jiwa ku berkata,Tuhan.. apa yang sedang kau rencanakan,apa yang terjadi pada diri ini,kenapa harus dia lagi…. Aku meronta dan terus meronta.

Tiba-tiba saat aku dan vita sedang ngobrol asyik Rosa dan Lina dating dan duduk disampingku,
“Heyy,temen-temen mau ngajak jalan-jalan kepagilaran buat buka awal liburan semester 1 nanti,gimana??”Tanya Rosa tiba-tiba
“hahh…sama anak-anak semua??”tanyaku
“iya dong ta,”jawab Rosa
“aku ngikut-ngikut saja,kamu juga kan ta??”Tanya vita padaku
“iya dech gampang..”jawabku singkat
“Yaudah besok ya kumpul didepan sekolah jam 9 pagi,aku mau ngumumin ke teman yang lain dulu”ucap rosa

Hmmmbb… Saat malam dating,tepatnya dimalam minggu,aku Cuma duduk sendiri didepan teras tengah rumahku,ditemani dengan segudang galau dan sejuta bĂȘte yang aku kira itu nggak akan ada habisnya..hahaha

Dalam lubuk hatiku berkata ‘Mungkin nggak sihh cinta itu dating lagi dihati ini,mungkin nggak sihh aku sudah maafin dia,mungkin nggak sihh aku bakal balikan lagi sama dia??’ huuaahhh penuh dengan tanda Tanya.

Malam semakin larut,tapi langit semakin indah rasanya untuk dipandang,disatu sisi itu aku berdo’a kepada Tuhan,’Ya Tuhan,jawab semua rasa gundah yang ada didalam hati ini,apa arti semua ini,arti semua rasa ini,’
hHHuuamm ngantukku mulai datang,nggak boleh tidur malem-malem besok bangun pagi buat pergi happy-happy bareng anak-anak,haha..
* * *

Pagiku tepat pukul jam 7 pagi,wuuaahhh… rasanya semalam ini berlalu dengan amat teramat cepat. Segeraku bangun dari tempat tidurku dan langsung kekamar mandi untuk mandi dan siap-siap untuk pergi bareng temen-temen kepagilaran..

Sudah dimana Vata?
temen-temen sudah pada
kumpul nungguin kamu?
Pesan message dari Vita,hHuuhh baru telat beberapa menit saja sudah dibawelin.

“Lama banget sih kamu ta,”Tanya vita sesampainya aku didepan sekolah,“
“iya-iya maaf,aku bangun telat,”alasanku,
“yaudah yukz kita bagi,”ucap Rosa
“eiittzz.. bagi apa ini?”sautku Tanya,
“yhaa anaknya dong ta,cewek cowok,gimana sihh”jawab Rosa
“kenapa harus gitu,yaudah aku sama Riko,”usulku gugup
“Kamu itu sama si Radit ta??”usul Riko
“Nggak ahh kenapa harus dia?”tanyaku
“iya sudahlah kamu sama Radit saja Ta,oke-oke”ucap Rindu
“Tapi yang lain kan masih ada,kenapa harus dia?”jawabku kesal
“Sudah-sudah nggak usah banyak protes,yukz kalau gitu kita berangkat sekarang saja”Saut Rosa

Nggak lama dari itu kita semua langsung berangkat untuk menuju Pagilaran,kabun the yang amat indah.Kesalku hilang,bete’ku pun tak kunjung datang lagi saat aku berdua dalam perjalanan dengan dia,aku bingung,kenapa gini?Ahh tapi nggak papa lah sekali dong juga,fikirku.

Memang,sejak teman-teman sekelasku tahu,kalau aku dan Radit dulu pernah ada hubungan yang special,mereka selalu jodoh-jodohin aku sama dia,aku juga bingung,katanya sih aku cocok kalau sama dia,nggak tahu dech,nggak terlalu mikirin.

“kOk diem?”Tanya Radit
“hhmmbb”jawabku
“kOk Cuma hhmmbb”tanyanya
“terus??”ucapku
“nyanyi dong”jawab Radit
“males”jawabku

Diam,ugghhtt dalam fikiranku aku nyesel,kenapa aku harus cuek sama dia,tapi?biarin aja,dehdehdeh.. kOk jadi sensi gini ya aku.

Dalam perjalanan aku selalu diejek sama teman-teman,katanya aku harus balikan lah sama Radit,harus gini lah harus gitu lah,akunya bingung,Cuma tak jawab dengan senyum saja,begitupun Radit.

Sesampainya disana,kita langsung markirin motor dan nggak sabar buat segera jalan-jalan ditengah-tengah kebun teh yang sejuk itu.

Foto-foto narsis ciihUyy.. asyiknya,eeiittzz.. lagi-lagi aku diejek sama temen-temen gara-gara aku mau duluan turun pass barengan sama si Radit,huuhhh…. Heboh dech.
“Sudah jam 1 siang,makan dulu yukz?”ajak Riko
“yaudah yukz”ucapku dan teman-teman
“Mau makan dimana?”Tanya Radit
“Dibawah ada rumah makan”jawab Riko

Ehh* sesampainya dirumah makan aku diejek lagi,gara-gara duduk bareng sama Riko.
“hahaa sudah dech langsung saja kalian balikan,cocok kok”ejek Vita
“haha iya-iya bener,sudah nggak usah malu-malu”tambah Nanda
“sudah dech nggak usah pada berisik ahh”sautku cuek
Cuma ketawa doing yang Radit tunjukin.

Habis makan-makan itu kita langsung beranjak untuk pulang,karena waktu yang sudah mulai sore,disepanjang perjalanan pulang sih aku banyak ngobrol sama dia,hehe

Asyik,nyambung kok,tapi ada malu-malunya.

Sampainya didepan sekolah,kita langsung tukeran posisi untuk segera pulang,karena waktu sudah mulai malam,tapi,aku masih tetap sama si Radit,karena aku nggak bawa motor,jadi aku dianter dia,karena Cuma dia yang rumahnya searah denganku,jadi.. mau nggak mau yaa aku iya aja lah dari pada nggak pulang.

“Thank’s sudah nganterin aku pulang,”ucapku
“Oke sama-sama,”jawab Radit

Ku balas dengan senyum,”Pulang dulu ya,Assalamualaikum”ucapnya,
“iyha,waalaikumsalam”jawabku
Shhhiittt……
Cie-cie yang sedang bahagia,
Yang sedang berbunga-bunga,
Hahaha
Satu pesan message dari Vita,segera ku balas,
Hahaha
Apa sih vit,kamu ini..sudah ah lanjutin
Besok  saja,aku capek,mau tidur sore ini..
Hhaahahaha
Good byee….

Nggak bias tidur,dimalam itu aku Cuma berfikir satu,dalam fikiranku Cuma ada satu,’kenapa waktu cepat sekali berakhir’ aku ngerasa nyaman saat disamping dia,rasa yang dulu ada kini tercipta kembali,Ohh my gOoodd.. Tuhan,mungkinkah??
* * *

Waduhh jam 8,aku bangun siang banget,gara-gara semaleman nggak bias tidur,padahal aku ada janji jam 10 sama Vita dan Nanda buat pergi shOping bareng,haha

Tett..tett..
Suara bel rumahku berbunyi,
“ayukz sekarang ta?”ajak vita yang sudah ada didepan rumahku
“yaudah yukz,”jawabku,

Aku dan vita segera beranjak untuk kerumah Nanda,
Sesampainya disana,kita nggak langsung berangkat pergi untuk shoping,tapi kita duduk-duduk santai dan saling curhat,hehe
“ehemehem gimana ini yang kemaren baru itu tu,yang bahagia,haha”ejek Nanda
“apa sih Nan,”jawabku
“Gimana ta,cerita dong,”ucap vita
“Aku bingung vit,nan,aku kok ngerasa nyaman banget ya saat disamping dia,aku ngerasa tenang,saat aku ngobrol-ngobrol sama dia,berdua bareng sama dia,aku ngerasa rasa itu tercipta lagi,rasa yang dulu ada saat aku sama dia,”ucapku
“Vata,kamu masih cinta sama dia?”Tanya Vita
“Aku nggak tahu vit,aku juga bingung,rasanya aku ingin terus ada didekat dia,”jawabku
“wahwahh.. gimana kalau kamu balikan saja sama si Radit,”Tanya Nanda
“Aku nggak yakin,”jawabku
“kenapa?”Tanya vita dan nanda
“Dia sudah beda”jawabku,
“beda gimana ta,jangan ngarang dech”ucap Vita
“Sudah lah ta,yakin saja sama hati kamu,kalau kamu memang masih ada cinta,kenapa tidak?aku juga bias liat dari mata kalian berdua kok,kalau memang diantara kalian tu masih ada cinta,sudah lah nggak usah malu-malu”ucap Nanda
“iya bener tu kata Nanda ta,cinta tu nggak butuh gengsi,”saut Vita
“Oke,aku kan coba buat dia kembali lagi sama aku,”ucapku
“hahaha gitu dong ta,pasti dech dijamin balikan kok”saut Nanda
“haha iya-iya,bener tu,cie-cie yang mau balikan”ejek Vita
“apa sih ahh,tapi aku ragu,”ucapku
“ragu kenapa lagi sih ta,udah dech”saut Nanda
“hhmmbb iya-iya”jawabku
“yaudah yukz cabut”ajak ku
“yukz”jawab Vita dan Nanda
***

Seharian berlalu dengan canda tawa ku bersama sahabat-sahabatku,menyenangkan.
***

2 minggu berlalu,liburan yang begitu singkat,hingga aku sudah mulai berangkat sekolah lagi,saat pertama aku berangkat sekolah,aku seneng bisa ketemu lagi sama si Radit,hahaha

“Haii ta,”sapa Vita
“Hai vit,”sapaku kembali
“Gimana Radit,”Tanya Vita
“belom ada reaksi.”jawabku
“maksudnya?”Tanya Nanda
“iya,masih seperti biasa,kayaknya nggak mungkin dech ta,nan,kayaknya sudah ada yang lain dech dihati dia,”ucapku
“kenapa kamu bilang gitu ta?”Tanya Vita
“Dia sudah beda ta,aku bisa rasain itu,cinta dia yang dulu buat aku tu sudah nggak ada lagi,perhatian dia,sayangnya dia,bahkan sikap dia juga ta,”ucapku
“Vata,sabar ya,sebenernya dia juga bilang sama aku,kalau dia yu lagi mengharap seseorang gitu,ya aku sih mikirnya dia ngarep kamu,”ucap Nanda,
“nggak nan,aku tahu banget dia,kalau dia lagi ngarep seseorang ttu pasti dia perhatian banget,sedangkan sekarang?sama aku,perhatian saja nggak pernah nan,aku kecewa banget,hati aku sakit lagi,kenapa sih aku harus mengharap dia lagi,kenapa aku harus cinta dia lagi?kenapa??”ucapku dengan tetesan air mata
“vata,sudah dong,jangan nangis,percaya dech,dia tu masih saying sama kamu,jangan gitu”ucap Nanda
“Sudah sudah ta,”tenangan dari Vita sambil meluk aku buat nenangin aku,
“Aku nggak tahu harus berbuat apa lagi kalau memang kenyataannya dihatinya sudah ada orang lain,”tangisku
“vata sudah! Kamu kok lemah gini sih,cowok nggak Cuma dia,aku yakin kok kalau kamu memang nggak bisa balikan lagi sama dia,kamu pasti akan dapetin yang lebih baik lagi dari dia,percaya dech,”ucap Vita

Aku hanya bisa menangis menahan sakitnya hati yang sudah disakiti untuk yang kedua kali.

Aku menyadari bahwa cinta nggak bisa dipaksain,ketulusan cinta suci bukan dari kata-kata manis,tapi dari hati yang tulus untuk mencintai dan dicintai.
Setetes kebencian di dalam hati
Pasti akan membuahkan penderitaan
Tapi setetes cinta di dalam relung hati
akan membuahkan kebahagiaan sejati.

Dari situ aku belajar buat jadi cewek yang tegar,aku tahu,penyesalan itu nggak ada artinya,tapi aku hanya bisa berharap agar dia kembali lagi disisi aku,walaupun aku tahu itu butuh keajaiban.Terima satu hikmah saja kalau “Kenyataan lebih indah dari Harapan”

Tapi  Aku nggak mutusin buat berhenti ngarepin dia,aku selalu ngarepin dia,tapi aku juga mau coba buat cari pengganti dia,walaupun itu
berat,tapi akan selalu ku coba,karena aku nggak mau terus-terusan larut dalam kesedihan dan kesendirian..

“Dalam Kesendirian itu Ada Keindahan Yang Tersembunyi”

SELESAI

Terimakasih atas Kiriman Cerpen Cinta Missing You dan kembali ke Cerpen Cinta yang lainnya.

Cerpen Cinta 2012 - Surat untuk permaisuri "Haifa Najla"

Cerpen Cinta 2012 - Hari ini memang banyak sekali kiriman Cerpen Kiriman dari teman-teman diantaranya yakni Cerpen yang satu ini yakni Cerpen Cinta Surat untuk permaisuri "Haifa Najla" karya Mirza, okelah langsung saja untuk membaca Cerpen Cinta Surat untuk permaisuri "Haifa Najla" dibawah ini.

SURAT UNTUK PERMAISURI "HAIFA NAJLA"
Cerpen Mirza

Hampir tiga tahun sudah Faris Haekal meninggalkan istrinya Haifa Najla di sebuah kota kecil yang merupakan sebuah kota di antara perbatasan Aceh dan Sumatera Utara, kota tersebut merupakan sebuah kota yang menghubungkan antara Aceh dan Medan Sibolga yang sangat terkenal dengan kapur barusnya tersebut, dan juga merupakan sebuah kota tempat seorang tokoh Ulama sufi Aceh yang kontroversial bagi kalangan Ulama ahlussunnah waljamaah Aceh dari dulu sampai sekarang dengan konsep paham “wahdatul wujudnya”. 

Namun Muhammad Faris Haekal tak pernah kunjung memberikan kabar kepada sang istrinya semenjak pertama kali ia meninggalkan tanah kelahirannya tersebut. Sang istri saat itu merupakan seorang anak tokoh pemuka agama di kota kecil tersebut yang baru saja dinikahinya dalam tiga bulan terakhir sebelum kepergiannya. Sebelum mereka menikah pada saat itu karena sang ayah yang sudah mengenal begitu dekat dengan Muhd. Faris Haikal yang merupakan seorang pemuda alim, santun, dan berbudi pekerti yang baik yang sagat jarang dijumpai pada pemuda lainnya di saat zaman seperti sekarang ini. Memang ada tapi sangat sulit untuk menemukannya saat ini yang seperti dirinya, seperti sulitnya menemukan sebiji jarum pada setumpuk jerami, atau seperti sulitnya menemukan setitik air di gurun sahara yang tandus bagi musafir yang sedang dilanda kehausan. 

Tapi tidaklah menjadi persoalan serius bagi para orang tua di zaman ini, karena semakin lama kita hidup di bumi ini dalam keadaan yang carut-marut di berbagai tempat semakin sulit menemukannya di setiap penjuru dunia. namun ingat, mencari sesuatu atau menginginkan sesuatu yang berharga itu tidak semudah membalik kedua telapak tangan seperti itulah pepatah-pepatah lama menyebutkan. Bagi orang tua yang masih memegang Alquran dan assunah sebagai pedoman hidup sehari-hari maupun dalam kehidupan rumah tangganya, mereka pasti yakin dengan janji-janji Allah swt., setiap yang baik pasti akan menemukan yang baik pula, setiap yang kita semai masih merupakan benih padi maka tidak akan mungkin akan tumbuh pohon jagung, begitupun sebaliknya. 

Kalau ada orang-orang bilang kalau zaman ini tidak ada lagi yang bisa kita harapkan untuk menemukan seseorang yang baik yang masih menjunjung kalimah Ilahi dimuka bumi ini itu hanyalah persangkaan belaka yang tidak berlandas dalil-dalil yang kuat, karena ingatlah ketika sebatang emas murni yang berwarna kuning yang jatuh ke dalam segudang kotoran manusia yang kuning juga warnanya tersebut pasti kita masih bisa menemukan sebatang emas tersebut kedalam segudang taik manusia tersebut, namun bukan mencarinya dengan cara hanya melihat-lihatnya saja atau menunggunya supaya suatu saat akan timbul kepermukaan kita, tidaklah sesederhana itu pemikiran kita, justru kita harus ikut terlibat di dalamnya dengan cara membantu memindahkan taik tersebut dengan super hati-hati pula agar emas tidak ikut hilang, kita harus betul-betul proaktif di dalam membongkar isi gudang tersebut yang dipenuhi dengan kotoran kita sendiri tapi jangan takut kotor dan merasa jijik karenanya karena setelah itu kita masih bisa membersihkannya dengan air.

Setelah kepergiannya yang cukup lama itu, sang istri yang di tinggalkan sebelumnya rupanya sedang mengandung anak pertamanya yang tidak pernah dia ketahui. Bukan salah sang istri yang tidak pernah memberitahukan kepadanya, tapi karena waktu itu dia pergi setelah tiga bulan masa pernikahan mereka sehingga tidak sempat dia mendengarkan kabar yang menggembirakan itu. Sebenarnya tujuan kepergiannya saat itu bukanlah kehendak dirinya sendiri melainkan juga atas bujukan sang istri yang mendesaknya untuk pergi ke Negeri malaysia karena saat itu kebetulan di pesantren atau lebih dikenal dengan nama dayah itu mendapat kesempatan bagi pimpinannya untuk memperdalam ilmu agama ke salah satu pondok yang terkenal dengan sufi tasawufnya itu, kebetulan saat itu sang mertua yang merupakan Ayah daripada Istrinya tersebut sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk memenuhi kesempatan tersebut. 

Akhirnya sang mertua bermusyawarah dengan menantunya tersebut Muhd. Faris Haekal untuk mencari solusinya, sang mertua juga mengerti dan paham saat itu tentang keadaan menantunya tersebut yang baru saja melangsungkan “walimatul ursy” dengan anak satu-satunya tersebut. Kebetulan saat musyawarah juga ikut sang istri yang selalu setia mendampinginya, sang istri juga berfikir tidak mungkin Ayah yang harus pergi, dan kalaupun bukan suami tercinta juga tidak mungkin kalau orang lain yang di suruh pergi karena kesempatan tersebut sangatlah tidak ternilai harganya bagi keluarga tersebut yang sangat haus akan Ilmu Islam, karena walaupun bagi sebagian orang lain yang menganggap enteng dengan masalah ini yaitu mereka-mereka yang cinta dengan kehidupan dunia ini semata. 

Tapi bagi keluarga ini tidak demikian, mereka selalu teringat sabda Nabi saw., yang berbunyi “Tuntutlah Ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat” dan “ carilah Ilmu sampai ke negeri China” dan “menuntut Imu itu wajib bagi setiap mukmin laki-laki dan perempuan”. Jadi dengan desakan sang istri tercinta terpaksa haruslah Muhammad Faris Haekal menyutujuinya dengan perasaan beratnya dikala itupun sang mertua juga tidak berkomentar apa-apa tentang keputusan anaknya tersebut. Karena perjalan saat itu termasuk jauh, jadi terpaksa sang istri tinggal untuk menemani sang ayah yang tinggal sendiri lagi, karena sang ibu sudah lama menghadap Yang Maha Kuasa, ketika Haifa Najla masi berumur 10 tahun. Haifa Najla sang istri tercinta terpaksa tinggal untuk merawat ayahnya yang sudah lanjut serta mengurusi berbagai macam persoalan pesantren saat itu yang tidak bisa di tinggalkan begitu saja, akhirnya berangkatlah sang suami tercinta dengan linangan air mata cinta yang begitu dahsyat. Setelah dua tahun berlalu sang istripun menerima sepucuk surat dari sang suami tercintanya yang telah begitu lama meninggalkannya dalam kerinduan.

Assalamualaikum wr wb.,
Istriku tercinta,
…………………………………………………………. … ..
“Kakanda sangat merindukan mu salama hari-hari yang kakanda lalui disini, dan insya Allah tahun depan Kakanda Akan segera kembali kepangkuanmu Istriku tercinta……”
Itulah sepenggal bait surat yang sempat di baca oleh sang istri tercinta, namun tak kuasa air matanya dan kerinduannya juga, yang begitu mendalam sehingga hanya sampai bait tersebut yang mampu di bacanya………. (bersambung)

-Penulis adalah Mahasiswa Gurdacil Bahasa inggris FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Mahasiswa Bulohseuma
fb: Riza Aziz D’Rayyan

CP: 085260461590 MIRZA
CERPEN

Terimakasih atas kiriman Cerpennya dan kami tunggu untuk kelanjutan Cerpen Cinta Surat untuk permaisuri "Haifa Najla", Kembali ke Cerpen Cinta yang lainnya.

Cerpen Romantis Terbaru 2012 - Pengganti Dirinya

Cerpen Romantis Terbaru 2012 - Setelah saya tadi share Cerpen Islam Mahirana Si Designer Muslimah kiriman dari sahabat Uswatun, Kali ini saya akan share Cerpen Romantis Terbaru 2012 dengan judul Pengganti Dirinya kiriman dari sahabat Dherawati Pratiwi, Okelah langsung saja untuk membaca Cerpen Romantis Pengganti Dirinya dibawah ini.
 
PENGGANTI DIRINYA
Cerpen Dherawati Pratiwi

Di kamar ku yg brnuansa biru dan d temani suara gemercik hujan aku hnya bisa memandang foto nya . ya.foto dari seorang lelaki yg sgt aku cintai ttp sekarang ia ntah kmn tak ada jejak kepergiannya .

Hari ini adalah hari jadinya prtama kali aku brtemu dgn Morgan tepat nya d perpustakaan sekolah . di saat itu dya tidak sengaja mnabraku dan akhirnya ak pun brkenalan dgn dya,dan kami memutuskan untuk brsahabat dan tak lama Morgan menyatakan cinta nya dan akhir nya aku brpacaran dgn dia.
***

“hei dhera qm knp ? “
“eh,eh kakak “

Ya dia adalah kaka q brnama Rangga Dewamoela Soekarta.
“jngan bilang qm lagi mikirin Morgan ?”
“ngga kok ka”kataku brbohong
“ayolah Dher,lupain Morgan dya itu udh prig ninggalin qm gitu aja”
“tpi kak aku udah cinta banget ma dya , kk tau kann morgan itu cinta pertama aku”
“tpi dher masih bnyak cowok d dunia ini cobalah untuk ngelupain Morgan “
“kak aku udh brusaha untuk ngelupain Morgan tapi sulit utk mlupakan Morgan “
“kk gk mw tau pkok nya qm hrus lupain Morgan ! “ kata ny mmbentak
“ kk jahat ! aku gk suka d bentak ! tppi kk masih aja ngebentak aku ! keluar kak !
“tppi de “
“ngga keluar kak ! kata aku keluar ! keluar ! “
Akhirnya ka Rangga pun keluar .
***

“gan lo kmn si ? gw kangen sama lo .. please come back “ batin ku .

Tak lama ada se”orang yg masuk ke kamar ku trnyata Dicky.
“Dher,lo mw gk ktemu Morgan ? “ kata Dicky
“hah ? ktemu Morgan ? mw mw ! ayo ! “ Smbil mnarik tangan Dicky
***

Skip mobil Dicky .
“dick ktanya lo mw bwa gw ktemu Morgan kok lo malah bawa gw ke kuburan ? “
“udah lo diem aja ayo turun “

Lalu aku pun turun dan mngikuti Dicky .
“Dicky Morgan dick “

Lalu aku lngsung memeluk batu nisannya dan mnangis .
“gan knp lo tinggalinn gw ktanya lo cinta ma gw ? ndt gk bakal ninnggalin gw ? “ kata ku smbil mnangis
“dher ni ada surat dri Morgan “

Isi Surat Morgan ::

Dear my lovely ,
Mungkin saat qm baca surat ini aku udh gk ada ,
Aku mnderita Lukeumia dher,ya Lukeumia Stadium 4 , rasa nya Sakit Dher , tppi bkalan lebih sakit klo aku liat  qm nangis Cuma gaara” nangisin aku , jangan nangis dher walaupun aku udah gk ada tppi aku slalu ada d hati qm .
Jaga diri kamu baik” ya ..
Oya aku mw bilang sama qm klo Dicky tu suka ma qm dan aku harap kalian bkal jadian ,
Sekali lagi jngan nangis aku akan slalu ada d hati km ..

Your lovely

Morgan
“oya dher ni juga dri Morgan “ Smbil mmberikan kotak
Lalu aku lngsung mmbuka kotak trsebut d dalam nya ada benda2  kenangan q dngan Morgan ,
Ada tiket bioskop,foto kami (saat photobox),tiket konser Agnes Monica dan Boneka Teddy Bear yg kami dapatkan saat brmain d mall .
“ya ampun Morgan masih nyimpen tiket Bioskop wktu gw prtama kali ngedate ma dya “
“iya Dher,”
“Dher,gw suka ma lo , lo mw gk jadi pacar gw “
“hmm…”
“dher mw gk ?
“oke lah gw mw”
“yess ! “

Akhirnya Dhera pun jadian ma Dicky ,

The end
Kembali ke Cerpen Romantis yang lainnya dan kami ucapkan terimakasih atas kiriman cerpen romantisnya.

Cerpen Islam Terbaru 2012 - Mahirana Si Designer Muslimah

Cerpen Islam Terbaru 2012 - Sebelumnya saya akan memperkenalkan postingan saya sebelumnya yakni Cerpen Persahabatan - Seporsi Do'a Rani dan kali ini saya akah share Cerpen Islami kiriman dari sahabat kita yakni Uswatun dengan judul Mahirana Si Designer Muslimah. Okelah kalo begitu langsung saja untuk membaca Cerpen Kiriman dari Sahabat Uswatun dibawah ini.

MAHIRANA SI DESIGNER MUSLIMAH
Cerpen Uswatun

Hari itu matahari bersinar dengan terangnya singgah di rumah Mahirana atau yang blebih akarab disapa dengan nama Ana. Kala itu Ana sedang bersiap-siap untuk melakukan aktivitas sehari-harinya. Salah satu kesehariannya adalah menggambar dan membuat desaindesain busana muslimah. Menjadi designer busana muslimah merupakan cita-citanya sejak dulu.

Tiba-tiba terdengar suara nada dering hp Ana di atas meja tempat Ana biasanya menggambar.
“Assalamu’alaikum, Na. Ini aku Laela.” ucap Laela yang adalah sahabat karibnya.
“Wa’alaikumussalam, iya ada apa?” jawab Ana.
“Hmm.. aku punya kabar bagus buat anti”.
“Kabar bagus apa, ukhti?” tanya Ana dengan nada agak penasaran.
“Gini saja, hari minggu besok kita ketemuan di tempat biasa, oke!
Samapi ketemu besok, assalamu’alaikum.”
“Tapi…(tut tut tut, sambungan telponnya terputus), wa’alaikumsslm” jawab Ana dengan wajah yang menyimpan tanda tanya besar.

Sampai pada waktunya hari minggu. Tampak Ana sedang duduk di berugak taman dimana  ia biasanya bersama Laela. Tak lama kemudian datang Laela bersama seorang wanita bule berjilbab yang tak ia kenali.
“Assalamu’alaikum, Ana. Udah lama nunggunya?” sapa Laela kepada Ana.
“Wa’alaikumssalam, nggak kok baru nyampe juga. Oh iya, anti ma siapa?”
“Ini dia kabar bagusnya. Jadi gini, dia ini Jane teman kakakku dari Australi. Dia itu  muallaf dan ia ingin bekerjasama dengan anti.” jawab Laela.
“Kerjasama.. kerjasama apa?”
“Gini aja, anti sebaiknya kenalan dulu dengan dia.” saran Laela kepada Ana. 
“Hi Ana ! how are you?” Jane menyapa Ana.
“Hi Jane ! alhamdulillah I’m fine. And how about you?” tanya Ana balik.
“So am I, Ana.” jawab Jane.
   
Dengan nada penasaran Ana langsung menanyakan maksud dari Jane untuk bekerjasama dengannya. Dan Jane pun menceritakan maksud tersebut panjang lebar, pada intinya Jane bekerjasama dalam hal bisnis fashion muslim.

Mendengar hal tersebut, Ana tampak kelihatan antusias dan senang, ia pun menerima tawaran Jane tersebut.
   
Tanpa lelah dan kenal waktu Ana berusaha dan berdo’a agar ia bisa melakukan dan memberikan yang terbaik untuk kerjasamanya ini.

Suatu ketika Ana menemui jalan buntu dalam menentukan model busana yang akan dibuatnya yang stylist tapi tetap terkesan muslimah.

Namun Ana pantang menyerah, ia terus berusaha dn berdo’a kepada Allah agar diberi kemudahan. Ana yakin sesuatu yang dilakukan dengan niat baik pasti akan membuahkan hasil yang baik juga.

Sampai pada akhirnya ia berhasil mewujudkan harapannya. Desain-desain  busana muslimah yang kren dan modern mampu ia ciptakan dalam waktu singkat. Ana pun berencana langsung memberikan desain-desain tersebut kepada Jane. Ia langsung menuju rumah Laela dan kebetulan Jane ada di sana.
“Wow… how nice these designs are !
I like them.” ucap Jane dengan kagumnya.

Semenjak itu Jane meningkatkan kerjasamanya dengan Ana, hingga akhirnya mereka sukses dalam profesi mereka masing-masing.
Tamat ...

Kembali ke Cerpen Islami yang lainnya.

Sabtu, 28 Januari 2012

Cerpen Persahabatan 2012 - Seporsi Do'a Rani

Cerpen Persahabatan 2012 - Sebelum saya share Cerpen Seporsi Do'a Rani saya akan memperkenalkan postingan saya sebelumnya yakni Cerpen Cinta dan Cerita Lucu, Sahabat memang sangat dibutuhkan dalam hidup ini karena sahabat adalah orang yang paling mngerti keadaan kita dan berbahagialah mereka yang mempunyai sahabat. Okelah langsung saja untuk membaca Cerpen Persahabatan - Seporsi Do'a Rani karya Gyan Pramesty dibawah ini.

SEPORSI DO'A RANI
Cerpen Gyan Pramesty Gunawan

Masa sekolah bukan melulu tentang dinamika dunia remaja, setidaknya untuk Rani, masa sekolah adalah masa dimana Ia harus menyatu bersama kepenatan, mencari gemerincing rupiah yang akan meringankan gelembung beban di pundak sang Emak. Lembaran putih catatan takdirnya, dihiasi oleh noktah kecoklatan yang terbentuk oleh peluh, dan terfermentasi oleh keadaan.
“ bulan depan ujian akhir, kalian Bapak panggil ke kantor karena kalian sudah ‘nunggak SPP selama 3 bulan. Kalo sampai bulan depan kalian tidak melunasinya, terpaksa Bapak tidak mengijinkan kalian ikut UAS.”

Sengatan listrik ribuan volt mengalir membekukan jantung Rani. Membuatnya berhenti bergerak untuk sepersekian detik kemudian bergerak kembali dalam bentuk dentuman-dentuman besar pengabar duka.
******

Adonan tepung putih yang Ia balurkan kepada berpotong-potong pisang menjadi saksi gelombang kelam yang terpancar di matanya. Fokus pandangannya tertuju pada satu titik, dimana seorang wanita paruh baya tampak tengah bergulat dengan denting pisau dan sayur-mayur. Butiran peluh menghiasi wajahnya, kuyu. Helaian rambutnya yang mulai memutih terlepas dari ikatan kusam di belakang kepalanya. Lengan tuanya, dipenuhi gurat-gurat keletihan, tak henti memotong aneka remah hijau yang ada dihadapannya. Kematian sang suami lima tahun silam, merubahnya menjadi srikandi yang harus berjuang menghidupi keempat anaknya, membusurkan panah keinginan dalam ranah takdir. Rani mendesah, potongan duka yang didapatkannya sehari silam Ia simpan rapih, enggan ia sajikan untuk melengkapi kepenatan Emaknya.

Kata-kata kepala sekolah kembali terngiang di benaknya, betapa ia harus segera melunasi seluruh kekurangan biaya sekolah, dan betapa ia harus segera memberitahukan Emaknya. Sesegera mungkin.

Persetan!! Emak sudah terlalu letih menanggung hidupku. Takan ku bebani Pundaknya yang sudah terlalu tua. Akan kubuka mata dunia, lengan kecilku akan mampu menanggung kebutukan takdirku sendiri, akan pendidikan.

Rani kembali menyatu bersama adonan tepung dan potongan-potongan pisangnya disertai berbagai wacana yang memenuhi benaknya.
******

“ ko’ buru-buru, Ran?” sapaan Hanifah menghentikan langkahnya menyusuri koridor itu.
“ eh iya nih, aku mau ke Bu Barno.” Jawab Rani.
“ ngapain?”
“ biasa, ngurusin kerang.” Jawab Rani singkat, langkahnya kembali teratur, terdidik rapih untuk segera menuntaskan koridor sekolah.

Maaf kawan, masih ada selusur masa depan yang harus ku taklukan. Setiap detik yang akan kuhabiskan menikmati masa remaja bersama kalian senilai dengn sejengkal hidup yang akan kuberikan untuk Emak.

Butiran molekul yang pembentuk terik, gemuruh angin sore, serta kelamnya angin malam selalu menemani perjuangan Rani. Laksana penjelajah ruang dan waktu, Rani berpindah tempat dalam hitungan beberapa menit. Berkeliling membawa jajanan tradisional yang di buat Emaknya, Mengurusi industri kerang rumahan milik Bu Barno, menjajakan lembaran berita buram diantara celah-celah kendaraan yang dihentikan lampu merah, semua Ia lakukan untuk menebus beban pendidikannya. 3 bulan SPP.
*******

Jam pasir yang berisi butiran kesempatan mendapat hidup yang lebih baik itu menguap, melewati lengkung terakhir. Habis sudah tengat waktu yang diberikan kepala sekolahnya. Habis sudah kesempatannya mengumpulkan rupiah sebanyak 250 ribu. Ia menengadah, gemerincing rupiah yang dihasilkan perasan keringatnya hanya berjumlah 149 ribu rupiah. Jantungnya berderik, matanya lurus, nanar menyaksikan hiruk pikuk alam yang enggan mengerti keterbatasannya.

Bulir-bulir bening mengalir membentuk kawah keputus-asaan, membasahi pipinya yang tertutup debu. Tangisnya pecah, menandakan penyerahan terhadap takdir yang akan menyambutnya esok hari.

Tuhan, saksikanlah keteguhanku menjaga kebahagiaan Emak. Biarlah kulepas semua kenikmatan yang dijanjikan pendidikan, demi Emak. Akan kuhadapi serpihan-serpihan takdirku yang lain, bermodalkan tekad dan senyum Emak. Aku menyerah.

Tangis membawanya pulang, kembali pada Emak dan ketiga adiknya. Kembali pada berakhirnya impian Emak punya anak sarjana, kembali kepada titik beku antara Ia dan kebuasan pendidikan.
“ rani, kemana saja kamu?” tanya Emak.

Derit pintu mengiringi kepulangannya. Mencium tangan Emak dan menyaksikan betapa sesuatu yang lain, sangat lain. Terhidang di antara kursi-kursi reot yang mengisi ruang tamu sempit itu. Irma, Ratih dan Hanifah, teman sekelas Rani, duduk di sudut ruangan.
“ ada apa ini ?” gumam Rani dalam hati.
“ duduk dulu, Nak,”

Emak membimbing Rani duduk di sampingnya. Rani sibuk membaca berbagai ekspresi yang dipancarkan seluruh penghuni ruangan tersebut. apa yang terjadi?
“ Ran, kita kesini Cuma mau nyampein ini.” Hanifah, gadis manis berkerudung putih menyerahkan sebuah amplop putih, yang terdengar bergemericik.
“ apa nih, Han?” tanya Rani, belum dapat menjamah apa yang sedang terjadi.
“ itu amanat dari temen-temen sekelas, Ran,” jawab Irma “ buka dech.” Lanjutnya.

Jemarinya bergetar ketika membuka simpul sederhana yang membelit benda hitam menggelembung itu. Logikanya seakan menolak apa yang diekspektasikan asanya.
“ apa ini !” pekik rani. Inderanya menyangsikan apa yang baru saja ditangkap matanya, amplop putih itu berisi bulatan dan lembaran benda yang diharapkannya. Rupiah.
“ ini uang kita, Ran. Tapi sekarang jadi uang kamu. Kamu ‘ngga pernah cerita apa-apa ke kita, tapi kita tau semuanya, Ran.” Jawab Ratih, seraya mendekati Rani yang duduk tidak jauh darinya.
“ iya, Ran. Hari senen kita UAS, uang ini pake’ buat bayar SPP ya.. sayang kalo kamu berenti di tengah jalan.” Tambah Hanifah.
“ hehehe.. sori nihh uangnya lecek, baru keluar dari celengan sihh,” jawab Ratih.

Gelombang asa yang tiba-tiba menghantamnya, membuatnya tergagu mengahdapi semua rentetan takdir ini. Bibirnya mengelu, menggumamkan sesuatu yang Ia sendiri tak mampu menginterpretasikannya. Lelehan suka-duka kembali membasahi pipinya yang masih berdebu, Ia menangis. Air matanya mengalir deras, sangat deras dan menjadi semakin tak terkendali. Ia melahap semua menu lezat yang dikaruniakan Tuhan, senyum Emak sebagai hidangan pembuka, serta senyum sahabat-sahabat tercintanya sebagai hidangan penutup.

Tuhan, seporsi doaku telah kau jawab. Sepotong asaku telah kau beri jalan. Terimakasih. Dan ternyata, masa sekolah bukan melulu tentang keletihanku, ada makna lain. Makan lain yang coba Kau ajarkan melalui senyum mereka.

Masa sekolah bukan melulu tentang dinamika dunia remaja, setidaknya untuk Rani, masa sekolah adalah masa dimana Ia harus menyatu bersama kepenatan, mencari gemerincing rupiah yang akan meringankan gelembung beban di pundak sang Emak. Lembaran putih catatan takdirnya, dihiasi oleh noktah kecoklatan yang terbentuk oleh peluh, dan terfermentasi oleh keadaan.
“ bulan depan ujian akhir, kalian Bapak panggil ke kantor karena kalian sudah ‘nunggak SPP selama 3 bulan. Kalo sampai bulan depan kalian tidak melunasinya, terpaksa Bapak tidak mengijinkan kalian ikut UAS.”

Sengatan listrik ribuan volt mengalir membekukan jantung Rani. Membuatnya berhenti bergerak untuk sepersekian detik kemudian bergerak kembali dalam bentuk dentuman-dentuman besar pengabar duka.
******

Adonan tepung putih yang Ia balurkan kepada berpotong-potong pisang menjadi saksi gelombang kelam yang terpancar di matanya. Fokus pandangannya tertuju pada satu titik, dimana seorang wanita paruh baya tampak tengah bergulat dengan denting pisau dan sayur-mayur. Butiran peluh menghiasi wajahnya, kuyu. Helaian rambutnya yang mulai memutih terlepas dari ikatan kusam di belakang kepalanya. Lengan tuanya, dipenuhi gurat-gurat keletihan, tak henti memotong aneka remah hijau yang ada dihadapannya. Kematian sang suami lima tahun silam, merubahnya menjadi srikandi yang harus berjuang menghidupi keempat anaknya, membusurkan panah keinginan dalam ranah takdir. Rani mendesah, potongan duka yang didapatkannya sehari silam Ia simpan rapih, enggan ia sajikan untuk melengkapi kepenatan Emaknya.

Kata-kata kepala sekolah kembali terngiang di benaknya, betapa ia harus segera melunasi seluruh kekurangan biaya sekolah, dan betapa ia harus segera memberitahukan Emaknya. Sesegera mungkin.

Persetan!! Emak sudah terlalu letih menanggung hidupku. Takan ku bebani Pundaknya yang sudah terlalu tua. Akan kubuka mata dunia, lengan kecilku akan mampu menanggung kebutukan takdirku sendiri, akan pendidikan.

Rani kembali menyatu bersama adonan tepung dan potongan-potongan pisangnya disertai berbagai wacana yang memenuhi benaknya.
*****

“ ko’ buru-buru, Ran?” sapaan Hanifah menghentikan langkahnya menyusuri koridor itu.
“ eh iya nih, aku mau ke Bu Barno.” Jawab Rani.
“ ngapain?”
“ biasa, ngurusin kerang.” Jawab Rani singkat, langkahnya kembali teratur, terdidik rapih untuk segera menuntaskan koridor sekolah.

Maaf kawan, masih ada selusur masa depan yang harus ku taklukan. Setiap detik yang akan kuhabiskan menikmati masa remaja bersama kalian senilai dengn sejengkal hidup yang akan kuberikan untuk Emak.

Butiran molekul yang pembentuk terik, gemuruh angin sore, serta kelamnya angin malam selalu menemani perjuangan Rani. Laksana penjelajah ruang dan waktu, Rani berpindah tempat dalam hitungan beberapa menit. Berkeliling membawa jajanan tradisional yang di buat Emaknya, Mengurusi industri kerang rumahan milik Bu Barno, menjajakan lembaran berita buram diantara celah-celah kendaraan yang dihentikan lampu merah, semua Ia lakukan untuk menebus beban pendidikannya. 3 bulan SPP.
*****

Jam pasir yang berisi butiran kesempatan mendapat hidup yang lebih baik itu menguap, melewati lengkung terakhir. Habis sudah tengat waktu yang diberikan kepala sekolahnya. Habis sudah kesempatannya mengumpulkan rupiah sebanyak 250 ribu. Ia menengadah, gemerincing rupiah yang dihasilkan perasan keringatnya hanya berjumlah 149 ribu rupiah. Jantungnya berderik, matanya lurus, nanar menyaksikan hiruk pikuk alam yang enggan mengerti keterbatasannya.

Bulir-bulir bening mengalir membentuk kawah keputus-asaan, membasahi pipinya yang tertutup debu. Tangisnya pecah, menandakan penyerahan terhadap takdir yang akan menyambutnya esok hari.

Tuhan, saksikanlah keteguhanku menjaga kebahagiaan Emak. Biarlah kulepas semua kenikmatan yang dijanjikan pendidikan, demi Emak. Akan kuhadapi serpihan-serpihan takdirku yang lain, bermodalkan tekad dan senyum Emak. Aku menyerah.

Tangis membawanya pulang, kembali pada Emak dan ketiga adiknya. Kembali pada berakhirnya impian Emak punya anak sarjana, kembali kepada titik beku antara Ia dan kebuasan pendidikan.
“ rani, kemana saja kamu?” tanya Emak.

Derit pintu mengiringi kepulangannya. Mencium tangan Emak dan menyaksikan betapa sesuatu yang lain, sangat lain. Terhidang di antara kursi-kursi reot yang mengisi ruang tamu sempit itu. Irma, Ratih dan Hanifah, teman sekelas Rani, duduk di sudut ruangan.
“ ada apa ini ?” gumam Rani dalam hati.
“ duduk dulu, Nak,”

Emak membimbing Rani duduk di sampingnya. Rani sibuk membaca berbagai ekspresi yang dipancarkan seluruh penghuni ruangan tersebut. apa yang terjadi?
“ Ran, kita kesini Cuma mau nyampein ini.” Hanifah, gadis manis berkerudung putih menyerahkan sebuah amplop putih, yang terdengar bergemericik.
“ apa nih, Han?” tanya Rani, belum dapat menjamah apa yang sedang terjadi.
“ itu amanat dari temen-temen sekelas, Ran,” jawab Irma “ buka dech.” Lanjutnya.

Jemarinya bergetar ketika membuka simpul sederhana yang membelit benda hitam menggelembung itu. Logikanya seakan menolak apa yang diekspektasikan asanya.
“ apa ini !” pekik rani. Inderanya menyangsikan apa yang baru saja ditangkap matanya, amplop putih itu berisi bulatan dan lembaran benda yang diharapkannya. Rupiah.
“ ini uang kita, Ran. Tapi sekarang jadi uang kamu. Kamu ‘ngga pernah cerita apa-apa ke kita, tapi kita tau semuanya, Ran.” Jawab Ratih, seraya mendekati Rani yang duduk tidak jauh darinya.
“ iya, Ran. Hari senen kita UAS, uang ini pake’ buat bayar SPP ya.. sayang kalo kamu berenti di tengah jalan.” Tambah Hanifah.
“ hehehe.. sori nihh uangnya lecek, baru keluar dari celengan sihh,” jawab Ratih.

Gelombang asa yang tiba-tiba menghantamnya, membuatnya tergagu mengahdapi semua rentetan takdir ini. Bibirnya mengelu, menggumamkan sesuatu yang Ia sendiri tak mampu menginterpretasikannya. Lelehan suka-duka kembali membasahi pipinya yang masih berdebu, Ia menangis. Air matanya mengalir deras, sangat deras dan menjadi semakin tak terkendali. Ia melahap semua menu lezat yang dikaruniakan Tuhan, senyum Emak sebagai hidangan pembuka, serta senyum sahabat-sahabat tercintanya sebagai hidangan penutup.

Tuhan, seporsi doaku telah kau jawab. Sepotong asaku telah kau beri jalan. Terimakasih. Dan ternyata, masa sekolah bukan melulu tentang keletihanku, ada makna lain. Makan lain yang coba Kau ajarkan melalui senyum mereka.

Masa sekolah bukan melulu tentang dinamika dunia remaja, setidaknya untuk Rani, masa sekolah adalah masa dimana Ia harus menyatu bersama kepenatan, mencari gemerincing rupiah yang akan meringankan gelembung beban di pundak sang Emak. Lembaran putih catatan takdirnya, dihiasi oleh noktah kecoklatan yang terbentuk oleh peluh, dan terfermentasi oleh keadaan.
“ bulan depan ujian akhir, kalian Bapak panggil ke kantor karena kalian sudah ‘nunggak SPP selama 3 bulan. Kalo sampai bulan depan kalian tidak melunasinya, terpaksa Bapak tidak mengijinkan kalian ikut UAS.”

Sengatan listrik ribuan volt mengalir membekukan jantung Rani. Membuatnya berhenti bergerak untuk sepersekian detik kemudian bergerak kembali dalam bentuk dentuman-dentuman besar pengabar duka.
******

Adonan tepung putih yang Ia balurkan kepada berpotong-potong pisang menjadi saksi gelombang kelam yang terpancar di matanya. Fokus pandangannya tertuju pada satu titik, dimana seorang wanita paruh baya tampak tengah bergulat dengan denting pisau dan sayur-mayur. Butiran peluh menghiasi wajahnya, kuyu. Helaian rambutnya yang mulai memutih terlepas dari ikatan kusam di belakang kepalanya. Lengan tuanya, dipenuhi gurat-gurat keletihan, tak henti memotong aneka remah hijau yang ada dihadapannya. Kematian sang suami lima tahun silam, merubahnya menjadi srikandi yang harus berjuang menghidupi keempat anaknya, membusurkan panah keinginan dalam ranah takdir. Rani mendesah, potongan duka yang didapatkannya sehari silam Ia simpan rapih, enggan ia sajikan untuk melengkapi kepenatan Emaknya.

Kata-kata kepala sekolah kembali terngiang di benaknya, betapa ia harus segera melunasi seluruh kekurangan biaya sekolah, dan betapa ia harus segera memberitahukan Emaknya. Sesegera mungkin.

Persetan!! Emak sudah terlalu letih menanggung hidupku. Takan ku bebani Pundaknya yang sudah terlalu tua. Akan kubuka mata dunia, lengan kecilku akan mampu menanggung kebutukan takdirku sendiri, akan pendidikan.

Rani kembali menyatu bersama adonan tepung dan potongan-potongan pisangnya disertai berbagai wacana yang memenuhi benaknya.
******

“ ko’ buru-buru, Ran?” sapaan Hanifah menghentikan langkahnya menyusuri koridor itu.
“ eh iya nih, aku mau ke Bu Barno.” Jawab Rani.
“ ngapain?”
“ biasa, ngurusin kerang.” Jawab Rani singkat, langkahnya kembali teratur, terdidik rapih untuk segera menuntaskan koridor sekolah.

Maaf kawan, masih ada selusur masa depan yang harus ku taklukan. Setiap detik yang akan kuhabiskan menikmati masa remaja bersama kalian senilai dengn sejengkal hidup yang akan kuberikan untuk Emak.

Butiran molekul yang pembentuk terik, gemuruh angin sore, serta kelamnya angin malam selalu menemani perjuangan Rani. Laksana penjelajah ruang dan waktu, Rani berpindah tempat dalam hitungan beberapa menit. Berkeliling membawa jajanan tradisional yang di buat Emaknya, Mengurusi industri kerang rumahan milik Bu Barno, menjajakan lembaran berita buram diantara celah-celah kendaraan yang dihentikan lampu merah, semua Ia lakukan untuk menebus beban pendidikannya. 3 bulan SPP.
*****

Jam pasir yang berisi butiran kesempatan mendapat hidup yang lebih baik itu menguap, melewati lengkung terakhir. Habis sudah tengat waktu yang diberikan kepala sekolahnya. Habis sudah kesempatannya mengumpulkan rupiah sebanyak 250 ribu. Ia menengadah, gemerincing rupiah yang dihasilkan perasan keringatnya hanya berjumlah 149 ribu rupiah. Jantungnya berderik, matanya lurus, nanar menyaksikan hiruk pikuk alam yang enggan mengerti keterbatasannya.

Bulir-bulir bening mengalir membentuk kawah keputus-asaan, membasahi pipinya yang tertutup debu. Tangisnya pecah, menandakan penyerahan terhadap takdir yang akan menyambutnya esok hari.

Tuhan, saksikanlah keteguhanku menjaga kebahagiaan Emak. Biarlah kulepas semua kenikmatan yang dijanjikan pendidikan, demi Emak. Akan kuhadapi serpihan-serpihan takdirku yang lain, bermodalkan tekad dan senyum Emak. Aku menyerah.

Tangis membawanya pulang, kembali pada Emak dan ketiga adiknya. Kembali pada berakhirnya impian Emak punya anak sarjana, kembali kepada titik beku antara Ia dan kebuasan pendidikan.
“ rani, kemana saja kamu?” tanya Emak.

Derit pintu mengiringi kepulangannya. Mencium tangan Emak dan menyaksikan betapa sesuatu yang lain, sangat lain. Terhidang di antara kursi-kursi reot yang mengisi ruang tamu sempit itu. Irma, Ratih dan Hanifah, teman sekelas Rani, duduk di sudut ruangan.
“ ada apa ini ?” gumam Rani dalam hati.
“ duduk dulu, Nak,”

Emak membimbing Rani duduk di sampingnya. Rani sibuk membaca berbagai ekspresi yang dipancarkan seluruh penghuni ruangan tersebut. apa yang terjadi?
“ Ran, kita kesini Cuma mau nyampein ini.” Hanifah, gadis manis berkerudung putih menyerahkan sebuah amplop putih, yang terdengar bergemericik.
“ apa nih, Han?” tanya Rani, belum dapat menjamah apa yang sedang terjadi.
“ itu amanat dari temen-temen sekelas, Ran,” jawab Irma “ buka dech.” Lanjutnya.

Jemarinya bergetar ketika membuka simpul sederhana yang membelit benda hitam menggelembung itu. Logikanya seakan menolak apa yang diekspektasikan asanya.
“ apa ini !” pekik rani. Inderanya menyangsikan apa yang baru saja ditangkap matanya, amplop putih itu berisi bulatan dan lembaran benda yang diharapkannya. Rupiah.
“ ini uang kita, Ran. Tapi sekarang jadi uang kamu. Kamu ‘ngga pernah cerita apa-apa ke kita, tapi kita tau semuanya, Ran.” Jawab Ratih, seraya mendekati Rani yang duduk tidak jauh darinya.
“ iya, Ran. Hari senen kita UAS, uang ini pake’ buat bayar SPP ya.. sayang kalo kamu berenti di tengah jalan.” Tambah Hanifah.
“ hehehe.. sori nihh uangnya lecek, baru keluar dari celengan sihh,” jawab Ratih.

Gelombang asa yang tiba-tiba menghantamnya, membuatnya tergagu mengahdapi semua rentetan takdir ini. Bibirnya mengelu, menggumamkan sesuatu yang Ia sendiri tak mampu menginterpretasikannya. Lelehan suka-duka kembali membasahi pipinya yang masih berdebu, Ia menangis. Air matanya mengalir deras, sangat deras dan menjadi semakin tak terkendali. Ia melahap semua menu lezat yang dikaruniakan Tuhan, senyum Emak sebagai hidangan pembuka, serta senyum sahabat-sahabat tercintanya sebagai hidangan penutup.

Tuhan, seporsi doaku telah kau jawab. Sepotong asaku telah kau beri jalan. Terimakasih. Dan ternyata, masa sekolah bukan melulu tentang keletihanku, ada makna lain. Makan lain yang coba Kau ajarkan melalui senyum mereka.

Baca Juga Cerpen Persahabatan yang lainnya.

Cerpen Motivasi Hidup - Aku dan Sepi

Cerpen Motivasi Hidup - Setelah kemaren saya Posting Cerpen Cinta dan Cerita Lucu, kali ini saya akan Posting Cerpen Kiriman dari sahabat fauzi syam dengan judul Aku dan Sepi. Motivasi adalah suatu spirit yang dibutuhkan manusia untuk menambah kepercayaan sehingga dapat bangkit dan semangat, Okelah langsung saja untuk membaca Cerpen Motivasi Aku dan Sepi karya Fauzi Syam dibawah ini.

AKU DAN SEPI
Cerpen Fauzi Syam

Duduk diam di pinggir sebuah danau di daerah jakarta utara entah apa namaya, setelah lelah seharian berkendara melintasi jalanan kota tanpa tujuan, hari itu aku memang sedang tak ada kegiatan, aku memarkirkan motorku di pinggir jalan di tepi danau itu, banyak juga orang yang sedang duduk di tepi danau tersebut untuk hanya sekedar beristirahat ataupun memancing, akupun duduk beristirahat sambil melihat orang-orang yang sedang asik mancing, di tengah danau ada juga orang yang sedang berolahraga air ( ski air dan kayak ).

Riak air menemaniku dalam sepi, suara air yang memecah kesepianku, mata ku tertuju ke seberang danau, karena dari kejauhan aku mendengar suara nyanyian samar-samar terbawa angin, ternyata di seberang danau sedang di adakan pentas seni, semakin sore semakin banyak orang yang datang ke tempat itu, ku lihat jam di HP baru menunjukan pukul lima sore, mau pulang di rumah ga ada kerjaan jadi kuputuskan untuk tetap duduk disini, setelah lama duduk perutku terasa sangat lapar, tak jauh dari tempatku duduk ada seorang bapak tua menjual jagung bakar, aku menghampirinya ," jagungnya satu pak," seruku , bapak tua itu menanyakan "pedas atau asin ??? " , " pedas... !!" jawabku cepat, pak tua itu membakarkan sebongkol jagung pesananku, setelah beberapa lama dia membakar, di sajikannya lah kepadaku, Pak tua itu duduk di sampingku dan bertanya " sendirian dek ???", " iya pak???" jawabku, " ga malam mingguan sama pacarnya dek??" lanjut dia bertanya, " ngak pak !!!" jawabku dengan tawa kecil, akhirnya bapak tua si penjual jagun

g itu ngobrol denganku panjang lebar, dia bercerita tentang pengalaman hidupnya, dari mulai berjualan sayur, roti, klontong, hingga sekarang berjualan jagung. Dia bercerita dahulu dia hidup sendriri di jakarta, tak ada sanak famili satu pun, dia berjuang sendiri banting tulang untuk menafkahi dirinya sendiri, sampai akhirnya dia menemukan seorang gadis pujaannya yang kemudian di nikahinya, dari ceritanya tersebut aku mendapatkan banyak pelajaran berharga bahwa suatu saat kita akan menemukan seseorang yang akan menemani dan mewarnai hidup kita, dan kita tidak boleh berhenti berharap dan terus berjuang untuk hidup dan kehidupan, dan jangan pernah merasa sendiri karena masih ada tuhan yang slalu menemani hambanya kapanpun, di manapun, dan di dalam  situasi apapun. Tak terasa haripun telah sore, dari ujung danau terlihat matahari telah lelah menyinari bumi  dan hendak beristirahat,

langit pun menjadi gelap, anginpun terasa kencang menerpa pohon-pohon palem yang ada di pinggir danau, setelah aku membayar kepada pak tua si penjual jagung aku pun bergegas memakai jaketku, dan hendak pergi Pak tua itu berkata " Inget ya...!!! jangan pernah merasa sendiri dan jangan berhenti berharap dan berjuang untuk hidup dan kehidupan", aku menjawab " ya pak, terimakasih juga atas ceritanya"......

Semoga Cerpen diatas bisa membuat anda Lega dan Baca Kembali Cerpen Motivasi yang lainnya.

Jumat, 27 Januari 2012

Kumpulan Cerpen Motivasi - Update 2012

Kumpulan Cerpen Motivasi - Pertama saya ucapkan terimakasih kepada sahabat yang telah mengirimkan karyanya dalam bentuk Cerpen dan saya akan memperkenalkan Postingan sebelumnya yakni Cerpen Persahabatan dan Cerpen Cinta, Memang motivasi ini sangat diperlukan untuk menambah gairah dalam melakukan sesuatu dan motivasi bisa dilakukan dalam bentuk lisan maupun tulisan, kali ini sahabat loker seni ingin motivasi anda lewat tulisan dalam bentuk Cerpen, okelah langsung saja untuk membaca Kumpulan Cerpen Motivasi dibawah ini.

KUMPULAN CERPEN MOTIVASI
  1. Cerpen Motivasi - 500 Kata
  2. Cerpen Motivasi - Tak Bersuara
  3. Cerpen Motivasi - Sebuah Cita dan Cinta yang Sederhana
  4. Cerpen Motivasi - Jentir
  5. Cerpen Motivasi - Aku dan Sepi 
  6. Cerpen Motivasi - Si Cacat
  7. Cerpen Motivasi - Tak Ada Uang Hukum ditentang, Ada Uang Hukum disayang  
  8. Cerpen Motivasi - Membeli Keajaiban
  9. Cerpen Motivasi - Terhampar Luasnya Ruang Hati 
  10. Cerpen Motivasi - Tak Ber-Ayah 
  11. Cerpen Motivasi - Curahan Hati Gadis Galau 
  12. Cerpen Motivasi - Perjuangan Sang Pahlawan 
  13. Cerpen Motivasi - Sibungsu yang Mulia Hati dan Pemuda Berkuda 
  14. Cerpen Motivasi - Zoey' Life Story 
  15. Tuhan, Bolehkan Aku di Lahirkan Kembali??   
  16. Pekerjaan Yang Mulia 
  17. Motivator Hidup Kiara 
  18. Calon Pengantinku 
  19. Keluargaku Idamanku 
  20. Pertanyaan Misterius Ayah 
  21. Goresan Hati 
  22. Cinta ISMA
  23. Untuk Kebaikan 
  24. Pak Mentri 
  25. Kau  Siap Ke Level Selanjutnya  
  26. Sahabat Dari Dunia Lain 
  27. Alunan Sebuah Hati 
  28. Pekerjaan Yang Mulia 
  29. 4 Kopiah  
  30. Surat Dalam Botol  
  31. Luka Berujung Kebahagiaan 
  32. Semangat Sang Sahabat Menggapai Hidayah
  33. Biarkan Aku Melangkah 
  34. Kejadian Tak Terduga 
  35. Penyesalan yang Terlambat 
  36. Istana Sutera di Dalam Lukisan 
  37. Izanami 
  38. Senja yang Mengantar Impianku 
  39. Kejutan Berhantu 
  40. Derai Air Mata Di Senyum Mungilku 
  41. Gitar Tua Joko 
  42. Hari Itu Tak Ada Lagi 
  43. Aku Menjual Keperawananku 
  44. Ana Ingin Jadi Wartawan  
  45. Sebuah Perjalanan 
  46. Fight For Life to My Sister
  47. Next Update..........
Semoga Cerpen Motivasi diatas bisa menjadi penyemangat anda dan kami ucapkan banyak terimakasih atas kunjungannya, SHARE atau LIKE jika Postingan Cerpen Motivasi ini bermnfaat.

Demikianlah beberapa Kumpulan Cerpen Motivasi ini dan semoga bermanfaat bagi anda.

Cerpen - 500 Kata

500 KATA
Cerpen Aziz

Hari 1. Suara merdu burung terbangun terlampau pagi. Kucing masih sibuk mengais makanan. Sejuk, dingin, dan lembab pagi ini. Teringat kemarin saat selesai acara dan mendapat bingkisan untuk semua.
Hari ini belum ada yang istimewa. Setumpuk jadwal di kampus dan kantor, menyusul jadwal jalan – jalan selalu tergambar di sepanjang jalan. Kapan mereka akan hadir menyenangkan di hari – hariku ?. Sejauh mata memandang, hanya dipandang kosong oleh mata yang memandang. Mengharapkan mendapat uang, pakaian, atau hal lain yang tidak biasa.

Kehadiaran orang – orang yang hanya ingin didengar tapi tidak bisa mendengar orang lain dengan baik, membuat suasana semakin kacau. Tidak bisa mengontrol diri dan selalu ingin diikuti. Lalu diminta perhatian dan perintah menjadi prioritas kehidupan. Dan  tidak pernah lagi memandang orang lain sebagai orang yang bisa menolong.

Hari 2. Rutinitas yang hnaya bisa diatur oleh kehendak hati. Memberi suatu pengharapan akan datangnya imajainasi menjadi kenyataan. Membicarakan hal yang hanya dpat direalisasi dalam otak, tanpa melakukan suatu hal. Sangat sepele.

Di sisi lain, banyak  orang berpikir bagaimana menyesuaikan dengan peradaban. Tetapi perubahan banyak tak disukai. Masalah timbul seiring ketidaktahuan yang  sama – sama tidak ingin dimengerti. Memberi nasihat dan saling mengutuk mewarnai berbagai hal. Apakah tidak ada cara lain dalam berinteraksi ?
Dua sisi yang seharusnya datang berjalan beriringan dan memberi kontribusi yang seimbang, sering dipandang sebelah mata. Ketakutan, ketidakmampuan belum dapat menyatukan perbedaan itu. Tiadalah kuasa yang mampu mempertahankan ego. Tak tahulah apa yang mereka pikirkan.

Hari 3. Saling memandang tanpa rasa curiga merupakan anugerah yang selalau diimpikan orang. Apakah itu tua, muda, dewasa, pria, atau wanita. Semua mempunyai niat masing – masing dalam kehidupan. Pintu yang terbuka selalu menginginkan orang untuk masuk ke dalamnya. Tetapi dipaksa untuk mengikuti tradisi yang ada di dalamnya. Ketidaktahuan membuat semua berjalan lancar, dan mengakibatkan perselisihan di belakang, karena ketidaktahuan pula. Betapa lucunya ini.

Selalu menginginkan agar orang lain mengikuti aturan yang ada. Tanpa melihat bagaimana memperlakukan orang lain dahulu sebleum memberikan aturan  itu. Cara menyapa, berbicara, makan, dan sebagainya tak pernah dilihat. Selalu hanya ingin dimengerti, tapi orang lain yang harus mengerti. Apa tidak ada pekerjaan lain, selain tugas kuliah yang terus – terusan di dalam otak? tak pernah kah terpikirkan untuk berkerja di luar?
Sayang, mereka tak pernah sekalipun mendengar ajakan untuk itu.

Hari 4 Sebelum yang terakhir. Banyak kesan – kesan dari seorang anak kos. Mereka sedang belajar bagaimana bermasyarakat, ingin dihargai dan dihormati layaknya orang tua meraka di kampung halaman. Bagaimana tidak, seorang anak kos sendirian, di sebuah kamar berukuran 3 x 4 m dengan menyimpan semua keperluan pribadinya. Dia ingin selalau terlihat berguna untuk orang. Tapi sayangnya banyak orang yang tidak mengerti yang ia inginkan dan yang orang inginkan terhadap dia.

Hari 5. Di hari yang terakhir ini, ingin kukatakan, bahwa tidak lain tidak bukan menjadi prioritas anak kos untuk menjadi yang terbaik di kelasnya. Kelas bukan hanya di ruang kuliah, jurusan, fakultas, atau universitas. Tapi kelas adalah dunia. Di dunia inilah kita mempertaruhkan segalanya. Tak ada yang tak mungkin, selama itu masih bisa diusahakan. Kepercayaan diri yang tinggi, tapi pengaruh dari teman lebih tinggi sering membuat mereka kehilangan kepercayaan. Bak anak kecil belajar mengetik dengan papan alphabet di komputer. Inilah yang seharusnya kita perhatikan bersama, kehidupan anak kos adalah magangnya seorang anak di kehidupan sebenarnya.

-esa aziz-

Kamis, 26 Januari 2012

Cerpen Cinta - Perbedaan

Cerpen Cinta - Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada sahabat yang telah mengirimkna karyanya dalam bentuk Cerpen dan kali ini saya akan share Cerpen Cinta kiriman dari sahabat Beby dengan judul Perbedaan, Okelah langsung saja untuk membaca cerpen Cinta - Perbedaan karya Beby dibawah ini.

PERBEDAAN
Cerpen Beby

Senyum ini selalu ada di setiap detik dirinya menatapku, entah apa yang aku fikirkan aku hanya mampu tersenyum saat mendengar dirinya mengatakan “aku sayang kamu. Mau kah kamu menjadi pacarku?”
Tak mampu ku menjawab rasa bingung pun menderaku baru dua kali kita ketemu, baru dua kali kita jalan bareng dia sudah berani mengatakan cinta padaku. Mungkinkah ini cinta sesaat atau hanya pelampiasaan hatinya. Tapi sekali lagi dia mengatakan kata-kata cinta itu dan meyakinkan ku bahwa dia benar-benar jatuh cinta padaku sejak pertama kali dia bertemu. Dan kali ini aku mulai percaya kata-katanya karena dia mengatakannya dengan tatapan tulus penuh cinta. Aku pun mencoba meyakinkan hati ku bahwa benar dia yang mampu mengobati luka lamaku. Dengan lantang pun aku menjawab “iya aku mau jadi pacarmu”. 

Senyum gembira itu pun merekah dari bibirnya yang merah alami lalu dia pun menggenggam tanganku erat dan mencoba meyakinkan bahwa memang dia yang selalu ada di saat aku susah maupun senang. Aku hanya mampu tersenyum, dan tersenyum. Lelaki berperawakkan tinggi besar dan berkulit putih ini yang mampu meluluhkan hati ku yang membeku setelah satu tahun. Ardi nama pria itu nama yang selalu menemani ku di hari-hari selanjutnya nanti. “sayang, jangan lupa makan y…? aku gak mau kalo sampe maag kamu kambuh lagi” ucap ardi saat aku mengangkat telfon darinya yang terdengar setengah khawatir. mungkin karena seharian ini aku tak memberi kabar kepadanya karena aku sangat sibuk dengan kegiatan di kampus, maklum lah  saat ini aku tercatat sebagai salah satu mahasiswa  baru di salah satu perguruan tinggi negeri di kota ku.
“iya sayang sebentar lagi ya aku makannya naggung ne…..ok sayang?” jawabku dengan nada sedikit manja. 
“ iya terserah yang pasti aku gak mau gara-gara kamu terlalu sibuk kamu jadi sakit” ucapnya masih dengan nada setengah khawatir. 
“iya sayang, aku pasti makan kok. Kamu sendiri udah makan belum?” Tanya ku pada ardi. 
“udah tadi. Ya sudah sekarang kamu lanjutin ajja dulu pekerjaan kamu nanti kalau udah selsai aku telfon lagi.” Ardi pun menutup telfonnya aku pun kembali melanjutkan pekerjaanku tapi ntah mengapa tiba-tiba  terlintas sesuatu fikiran yang sebenarnya tak pernah aku perdulikan setelah 1 bulan lebih aku menjalani hubungan bersama Ardi. 

Keyakinan y….keyakinan kami berdua memang berbeda sebenarnya selama ini kami tak pernah mempermasalahkan soal keyakinan kami yang berbeda selama ini kami saling bertoleransi dengan keyakinan masing-masing bahkan kami saling mengingat kan satu sama lain agar tidak lupa untuk beribadah dan orang tua ku juga tidak mempermasalahkan hubungan kami yang berbeda keyakinan. 

Tapi entah mengapa malam ini terlintas fikiran ini seperti beban yang menumpuk di kepalaku terasa berat hingga ku tak mampu memikulnya. “happy britday” hari ini adalah hari ulantahun ku yang ke-18 tahun inbox handphone atau pun inbox e-mail ku penuh dengan ucapan dari teman-temanku. 

Tapi mengapa tak ada satu ucapan dari Ardi padahal aku berharap dia lah menjadi orang pertama yang mengucapkan “happy britday”. ke mana dia??? Sudah satu minggu ini sifatnya tag seperti Ardi yang kukenal dulu, tag seperti Ardi 2 bulan yang lalu yang mengatakan cinta padaku. Padahal s’ingat ku kami tidak sedang bertengkar bahkan kami tak pernah bertengkar sama sekali, tapi mengapa sifatnya bisa berubah 180  derajat seperti ini. 

Hampir lewat sudah hari yang seharusnya menjadi hari bahagiaku, tapi dia benar-benar tak ada menghubungiku apa yang sbenarnya terjadi apa salahku??. 2 hari setelah hari bahagiaku dia pun masih belum ada memberi kabar padaku apa yang terjadi?? Apa salahku?? Sedang apa dia??? Begitu banyak pertanyaan yang hinggap di kepalaku. Aku pun mencoba menghubunginya dengan segala keberanian yang ku punya. “hallo…..” terdengar suara wanita di seberang sana aku  bingung siapa dia??? Hatiku berdebar sangat kencang lalu aku pun memberanikan diri untuk berkata “maaf ini benar handphonenya Ardi Pratama???” tanyaku dengan suara yang bergetar “iya benar. Saya mamanya” mendengar jawaban ini hatiku sedikit lega walaupun hati ku masih sangat berdebar karena bukan ardi yang mengangkat telfonku. Dan mengapa handphone Ardi bisa ada sama mamanya ada apa dengan Ardi?? Lalu aku pun memberanikan diri untuk mulai bertanya. 
“ Maaf tante saya Bela temannya ardi bisa saya bicara dengan ardi tante??” tanyaku. 
“ouwh…jadi kamu bela??? Tunggu sebentar y….?” jawab mamanya Ardi dengan nada yang sebenarnya gak enak di dengar. 
“Halo ada apa bel??” ucap pria di sebrang sana dan itu adalah Ardi, tapi kenapa dia gak panggil aku dengan sebutan  “sayang???” Semenjak kita jadian Ardi selalu memanggilku sayang tapi kenapa kali ini dia memanggilku dengan namaku?? BELA???. “sayang, kamu k mana aja sih???tau gak aku kangen banget sama kamu.” Ucapku dengan nada senang karena aku sudah mendengar suara Ardi yang ternyata memang baik-baik saja. “ maaf bel, beberapa hari ini aku gak ada kasih kabar ke kamu” belum selesai Ardi berkata aku segera memotong ucapan Ardi “ udahlah gak papa sayang. Malam ini keluar yuk…. Udah lama kita gak keluar bareng aku pengen dinner sama kamu” ucapku. “ Maaf bel…aku gak bisa tapi nanti malam aku mau ke rumah kamu boleh y…?? aku pengen ngomong sesuatu” ucapnya dengan nada lesu dan aku mulai curiga walaupun dia belum mengatakan masalah apa yan ingin di bicarakannya air mataku sudah mengalir deras. Dan sebenarnya aku sudah ada firsat lain. “ehmp…iya boleh aja aku tunggu kamu y” lalu aku pun menutup telfon ku karena aku sudah tak mampu berkata karena firasat ku begitu kuat kalau dia akan mengatakan sesuatu yang sebenarnya tak ingin ku dengar. “kamu mau ngomong apa sih sayang???” dengan mata merah aku memberanikan untuk menatap Ardi yang saat itu sudah duduk di sofa ruang tamu rumahku. Lalu Ardi pun memeluk tubuhku erat dan berkata “Selamat ulang tahun sayang. Maaf aku telat ngucapinnya.” Ucap Ardi dengan nada yang bergetar, dan aku pun sudah tak mampu menahan air mataku yang deras mengalir keluar dari pelupuk mataku.. “iya gak papa sayang aku bisa maklum mungkin kamu lagi sibuk” dengan suara tersendat aku berkata. 

Masih dengan pelukkan eratnya dia berkata ”sayang maaf y…kalau selama ini aku ada salah sama kamu. Sebenarnya kamu udah tau kan aku mau ngomong apa sekarang sama kamu karena aku tau felling kamu sangat kuat.” Sungguh tak mampu aku mendengar lanjutan kata-katanya aku hanya mampu menangis dan memeluk lebih erat lagi. “Aku mau kita Putus bel, sebenarnya aku gak mau dan gak mampu kalo harus pisah dari kamu. Tapi ini bukan kemauan aku bel. Ini kemauan orangtua ku karena mereka tau kalau hubungan kita adalah hubungan dengan beda keyakinan dan mereka ingin aku udah mulai berhubungan serius.” Ucap Ardi dengan nada yang sangat bergetar. 

Aku pun tak kuasa mendengarnya dan hanya mampu berdoa kalau ini hanyalah mimpi atau waktu dapat tiba-tiba berhenti berputar. “Maaf bel…… itu yang menyebabkan aku beberapa hari ini tidak menghubungi kamu karena aku gak tega harus ngomong ini sama kamu aku sayang kamu bel…aku cinta kamu bel…bahkan aku berharap hanya kamu yang terakhir dalam hidupku maafkan aku bel….hari ini hari terakhir ku di sini besok aku sudah harus masuk asrama bel…” aku semakin tak mampu mendengar kata-katanya aku tau dia selama ini sedang mengikuti test di salah satu sekolah kedinasan di kota kami. “Aku sayang kamu di..gak adakah cara lain agar kita tetap bisa bersama”ucapku dengan nada yang tesendat-sendat. “gak ada bel..aku gak berani ngelawan kemauan orang tuaku bel maaf….s’moga waktu yang dapat menjawab semua doa kita bel….yang pasti aku selalu sayang dan cinta kamu bel…hanya kamu dan untuk kamu bel…” air mataku s’makin deras hingg tak mampu terbendung lagi. Lalu Ardi pun melepaskan pelukkannya dan mengecup keningku. “Aku sayang kamu bel….sekarang aku hanya mampu berdoa agar aku dan kamu mampu melewati semua ini dan waktu segera menjawab penantian kita agar kita dapat bersama lagi” lalu Ardi pun pergi meninggalkan ku yang masih terduduk sedih dengan uraian air mata yang tak mampu tebendung lagi. Kenapa…kenapa harus perbedaan keyakinan yang memisahkan kita… tidak kah kekuatan cinta mampu mengalahkan semuanya??? Aku akan s’lalu menanti mu..menanti kamu kembali memeluk dan mgecupku lagi Ardi Pratama.

Baca Juga Cerpen Cinta yang lainnya dan saya Ucapkn Banyak Terimakasih

Cerpen - Tangisan Pertama Membawa Cahaya

TANGISAN PERTAMA MEMBAWA CAHAYA
Cerpen Rudi Al-Farisi

Malam yang dingin itu, lutfi masih saja asyik dengan kebiasaan lamanya. Mabuk mabukan, judi dengan ditemani wanita seksi, sudah biasa dalam kehidupannya. Disaat semua orang terlena dengan mimpi mimpi tidurnya, ia malah makin nikmat dengan permainan maksiatnya.

Tiba tiba hp nya berdering tanda sms masuk.
Sebentar kawan…ucap lutfi.
Segera pulang,
istrimu sedang dirumah sakit,
ia akan melahirkan.

Spontan ia terkejut. Lalu bergegas menghidupkan sepeda motornya. Sampai dirumah sakit. Mertuanya langsung menyemprot nya dengan bumbu bumbu ceramah. Ia tak ambil pusing, segera saja ia bertanya kepada dokter tentang keadaan istrinya.

Lutfi memang termasuk bandit. Semua orang mengetahuinya. Tetapi ia tidak bisa menghilangkan rasa cintanya pada sang istri yang begitu sabar menghadapi sifat bejatnya.

Pernah suatu ketika, ia tertangkap oleh polisi dan dipenjara beberapa bulan. Hanya istrinya yang selalu setia menjenguk dan membawakan makanan ke penjara. Guna menjaga gizi sang suami tercinta. Itu terjadi pada saat bulan kedua pernikahannya.

Dok. Gimana kondisi istriku…” Tanya lutfi pada dokter.
Tenang pak.. istri bapak besok akan segera kita operasi. Air ketubannya sudah kering. Sekarang kita bantu dengan infus, kita akan persiapkan semuanya. Tolong pak, diurus administrasinya”. Jelas dokter.

Baik pak.. saya minta tolong pak, berikan yang terbaik untuk istri saya..”.

Melihat suasana itu, mertuanya terlihat luluh, memang lutfi dikenal masyarakat sebagai pemuda yang brandal, mungkin karena umurnya yang masih muda, tetapi didalam relung hatinya, ia sangat mencintai istrinya.
* * * * 

Didepan kamar operasi, keluarga dan tetangga dekat telah menunggu apa yang akan terjadi. Tiba tiba pintu ruang operasi terbuka, setelah dua jam mereka menunggu.
Siapa ayahnya,,” suara perawat memecah kerisauan.
Saya mbak..” jawab lutfi spontan.
Selamat pak,,,” anak bapak laki laki.. ucap suster.
ALHAMDULILLAHHHH”. Teriak serentak diruangan itu.
“ Istri saya gimana mbak…
“ Tenang pak,,lagi dalam pemulihan, ia tak apa apa. Masih dalam efek bius. Lebih baik bapak ikut saya keruang incubator, biar sikecil langsung di azankan. Jelas mbak perawat.
Azan”..teriak halus bibirnya.

Seketika mendengar seruan untuk mengazankan anaknya. Sontak kaki lutfi kaku bagai tak ada refleks untuk bergerak. Ia diam membisu, bibirnya gemetar, ia bingung dengan apa yang terjadi. Keluarga yang melihat kejadian itu, tidak begitu kaget, karena lutfi dikenal sebagai sosok yang tak tahu soal agama.

Sholat aja tak pernah apalagi bacaannya”. Celetuk bibir usil salah satu keluarga.
“ Ba…baik mbak..” jawab lutfi terbata.

Di ruang incubator, lutfi mengumandangkan azan ditelinga kanan putranya. Ia memang tak pernah sholat, tapi ia sering mendengar suara azan berkumandang di mesjid dekat rumahnya. Ia masih ingat nada nada seruan sholat itu, walaupun tidak tau artinya tapi ia ingat betul urutannya.
“ ALLAHU AKBAR…ALLAHU AKBAR..”
“ LAAILAHAILLALLAHU..”

Keluarga yang sedang penasaran ingin melihat sang bayi, tepat didepan pintu ruang incubator terkejut, heran, kagum, haru, menyaksikan suasana itu. Bisa juga ya… anak itu azan”. Celetuk bibir ibu mertuanya.

Lutfi yang terdiam kaku melihat wajah bayi mungil itu, tak terasa matanya basah meneteskan air bening hingga membasahi pipinya, kakinya kaku bagai dipasung, badannya oleng tak seimbang hingga akhirnya ia roboh, membentuk posisi sujud kepada Rabb nya. Ia bingung dengan kondisi dirinya.
“ apa yang terjadi…lirih hatinya kebingungan.

Keluarganya diluar lebih kaget melihat lutfi dengan posisi sujud itu. Adik ipar yang hendak masuk untuk menolong abang iparnya itu dilarang pak mansyur tetangga lutfi yang ikut menjeguk.

Biarkan saja, hidayah ALLAH sedang berproses pada dirinya. Jawab pak mansyur, takmir mesjid dekat rumahnya.

Keluarga, tetangga dan para penjeguk dari teman temannya, haru terdiam melihat suasana itu. Malah ibu mertuanya menangis menyaksikan peristiwa itu.

Lutfi masih sujud, air matanya sudah menggenangi lantai ruangan itu. Sudah sepuluh menit ia dibiarkan begitu, tubuhnya yang masih lemas tiba tiba bangkit mendengar tangisan putranya, seakan putranya tahu kondisi ayahnya. Dan menangis memecah suasana. Tangisan itulah yang membawa cahaya bagi hidupnya.

Cerpen - Syair Kehidupan Dari Ayahku

SYAIR DALAM KEHIDUPAN DARI AYAHKU
Cerpen Rudi Al-Farisi

Seiring waktu, Diumurnya yang hampir masuk 25 tahun, langkah kehidupan Aldo perlahan berubah, hari hari yang ia lalui terasa amat pahit. Dulu hidupnya serba ada, mau apa tinggal beli, kepingin ini itu tinggal minta uang sama ibunya. Maklum saja, Aldo anak semata wayang. Sekarang, roda kehidupannya berubah drastis, terbalik diputar tingkah laku ayahnya yang melakukan sabotase proyek.

Dulunya, ayah Aldo adalah seorang yang sangat tegas. Dengan memegang prinsip islami, hidup mereka dipenuhi suasana agamis. Tetapi semenjak perusahaan milik ayahnya dipercayakan menangani proyek besar tahun itu. Iman ayahnya mulai goyah. Ayah Aldo sering kali menyabotase urusan proyek demi meraup keuntungan lebih. Dan naas, akhirnya ketahuan.

Semenjak ayah Aldo di penjara, perusahaan mereka pun ikut bangkrut. Ironisnya Aldo tidak pernah sekali pun menjenguk ayahnya dipenjara. Aldo belum bisa menerima kenyataan. Semua cerita kejadian ini ia dengar dari ibunya, karena dari kecil, ia tidak mau tahu dari mana datangnya semua kemewahan itu. Dan yang ia dengar dari ibunya, ayahnya dihukum enam bulan penjara. Semenjak itulah Aldo yang menjadi tulang punggung keluarga.

Singkat cerita, Mulai saat itu, Aldo dan ibunya saling bahu membahu dalam memenuhi kebutuhan hidup. sebab, harta mereka semuanya ludes disita dan mereka terpaksa pindah kerumah sewa yang kecil dan sangat sederhana. Aldo bekerja semrautan. Ibunya terpaksa bekerja jadi pembantu dirumah teman ayahnya. Dan demi membiayai skripsi kuliahnya. Aldo terpaksa harus bekerja tambahan di kafe temannya.

Hari demi hari pun berlalu, kuliahnya pun telah selesai. Dan Sifat manja Aldo pun perlahan mulai berubah.

Suatu ketika, Saat itu Aldo baru pulang kerja dari kafe.  Ia lihat jam ditangannya, sudah jam sepuluh malam, “ibu kok belum pulang ya.” suara batinnya.

Tiba-tiba. “Tok.tok..tok..“Assalamu’alaikum…”
“Wa’alaikumsalam..” jawab Aldo.

Ia lihat, ternyata ibunya. Ibunya pun tersenyum, tapi senyum manis ibunya itu, tidak bisa menghilangkan guratan kelelahan yang tampak di wajahnya.
“Bu.. Aldo mau ngomong, tapi biar Aldo buatkan teh hangat dulu ya..
“Mau bicarakan apa Do, kok kayaknya penting banget..” jawab ibunya santai.
“Bigini bu, Aldo kan sudah lulus kuliah. Rencananya besok Aldo mau cari kerja tambahan. Agar ibu tidak usah lagi bekerja jadi pembantu. Biar Aldo saja yang kerja. ibu istirahat aja dirumah ya..” jelas ku pada ibu.

Ia tatap wajah ibunya. Ada guratan haru yang tampak dari kedua mata ibunya yang berkaca-kaca.
“Alhamdulillah… ternyata anak ibu sudah berubah. Tapi Aldo mau kerja apa.?
“Terserahlah bu.. apa yang diberikan Allah nantinya. Yang penting kita usaha dulu.. Soalnya, Aldo tidak tahan melihat ibu pagi-pagi buta sudah pergi dan malamnya baru pulang.. jawabnya.

Ia lihat mata ibunya. Ternyata air mata ibunya tak terbendung lagi. Tiba-tiba ibunya memeluk Aldo..
“Do… kalau ayahmu tahu, ia pasti bangga denganmu..”
“Sudahlah bu… Aldo kan udah besar. Biar Aldo yang gantikan tugas ayah.”

Ibunya menatap dalam wajah anaknya itu. Tangannya yang lembut memegang kedua pipi Aldo dengan hanyut terbawa haru.

Keesokan harinya. Dia berangkat dengan restu ibunya. Ia langkahkan kedua kakinya dengan semangat. Saat jumpa suatu perusahaan. Ia langsung masuki dan mencoba melamar kerja. Tapi gayung belum bersambut. Ia ditolak. Dan begitu juga selanjutnya. Ia terus mencoba tapi tetap dengan jawaban yang sama.

Tak terasa, hari pun berganti semakin terik. Keringat ditubuhnya hampir-hampir membasahi pakaiannya. Saat ia duduk dihalte bis untuk istirahat sejenak, terdengar dari kejauhan suara azan zhuhur berkumandang ditengah hiruk pikuk kota.

Akhirnya ia putuskan untuk menghadap sang ilahi dahulu sebelum melanjutkan usahanya lagi. Usai sholat, ia bersimpuh dan bermunajat kepada sang Ilahi. Lalu ia kembali menyusuri satu persatu perusahaan yang ada. Tapi tetap dengan jawaban yang sama pula yakni tidak menerima lowongan.
“Rasanya sudah dua belas perusahaan yang aku masuki, tapi tak ada satu pun yang menerima lowongan. “Ya. Rabb.. Bantu aku ya rabb…” rintih batinnya.

Saat melintasi gedung bertingkat yang lebih dari sepuluh lantai. Ia melihat tulisan “Kencana Group” Sebenarnya ia sudah hampir menyerah, dan berniat hendak pulang kerumah. Tetapi batinnya menolak. Dan akhirnya ia putuskan untuk mencoba memasuki gedung itu dan melamar.
“Permisi Mbak… mau nanya, ruang personalianya dimana ya… tanya Aldo kepada gadis yang sibuk bersih-bersihkan kaca gedung itu.

Saat gadis itu membalikkan tubuhnya dan menatap kepada Aldo. Tiba-tiba hati Aldo bergetar dan matanya pun tak berkedip memandangnya. “Sungguh mempesona..” Desah batinnya.
“Oh maaf.. mas masuk aja… Ntar tanya aja ke resepsionisnya.. Maaf ya mas, saya lagi sibuk.
“Oh tak apa.. makasih ya..” jawabnya dengan hati berbunga. “Sungguh halus budinya.” Desah batinnya lagi.

Sambil masih menatap gadis itu. Aldo pun masuk. Sesampainya di resepsionis. ia kembali teringat dengan gadis yang didepan tadi. Jiwanya hanyut dibawa aroma pandangan pertama.
“Maaf mas, ada yang bisa kami bantu.” tanya petugas membuyarkan lamunannya.
“Oh Maaf pak.. begini pak, saya mau ngajukan lamaran kerja pak.. apakah masih ada lowongan pak.. tanyanya sambil menyodorkan map yang ia pegang.”
“Oh maaf mas… disini lagi tidak menerima lowongan. Maaf mas ya…”
“Tapi pak… kerja apa saja saya mau kok pak..”
“Iya mas… tapi disini semuanya lagi penuh.. maaf ya mas..”
“Iyalah... terima kasih pak.. permisi..” jawabnya kecewa.

Hatinya kembali hancur.. dadanya pun sudah berulang kali sesak menahan sabar satu hari itu. rasanya ia ingin pulang saja, ingin rasanya ia curhat pada ibunya. saat ia hendak melangkahkan kaki keluar. Tiba-tiba ada suara yang memanggilnya.
“Mas..mas..” Rupanya bapak yang tadi. Bapak itu mengatakan aku bisa bekerja di perusahaan itu. tapi hanya bisa menjadi petugas cleaning servis. Karena ada satu orang petugas cleaning servis yang mengundurkan diri hari itu, katanya.
“Bagaimana mas… mau..?” tanya bapak itu.
“Iyalah.. saya mau.. yang penting halal pak..”

Aku pun bergegas pulang. Aku langsung cerita pada ibu. Saat kubilang jadi cleaning servis, mata ibu agak berkaca-kaca.

Tiba-tiba ibunya bertanya. Dan ada guratan kegelisahan yang tampak dari wajah ibunya itu.
“Dimana Aldo akan kerja nak…?
“Di perusahaan Kencana Group bu..” Jawabnya.
“Kencana Group…? ucap ibunya heran.
“Iya bu.. yang dijalan Yos Sudarso itu bu..

Sepertinya ada hal yang dirahasiakan ibunya. wajah ibunya langsung terlihat bingung. Sikap ibunya pun agak salah tingkah.
“Kenapa bu..” tanya Aldo.
“Oh.. tak apa Do.. tak ada apa-apa kok.” Baguslah.. Jawab ibunya terbata-bata..

Singkat cerita, Aldo pun bekerja menjadi cleaning servis. Ia lalui hari demi hari dengan sangat sibuk. Dari pagi hingga sore ia kerja jadi cleaning servis dan bila badannya fit, malamnya ia kerja dikafe temannya untuk cari tambahan.

Ditempat kerja, akhirnya ia bisa kenalan dengan gadis yang memikat hatinya saat melamar dulu. Karena satu profesi, ia pun saling dekat dan mengenal akrab dengannya. Nama gadis itu Dina. Lama kelamaan, rasa cinta dihatinya semakin tumbuh bersemi,  tetapi rasa itu ia pendam dulu untuk sementara. Karena ia rasa, ia belum mampu untuk berhubungan dengan wanita dengan kondisi pekerjaan seperti itu.

Suatu ketika, saat sedang asyik mengepel keramik di depan resepsionis, ia dikejutkan dengan kehadiran sosok wanita setengah baya. Yang baru masuk dari pintu kaca kantor.

Ia melihat ibunya, tapi ia heran dengan dandanan ibunya. Ibunya terlihat rapi. Sama seperti gaya ibunya saat hidup mereka jaya dulu. Wajah ibunya pun semakin terlihat cantik dengan gaun seperti itu. Ia bingung, ada hal apa ibunya datang ketempat kerjanya dengan dandanan seperti itu.

Saat berpapasan wajah. Ibunya berhenti dan terlihat gugup. Tapi tingkahnya tetap tenang. Kami berdua berdiri agak lama dan saling menatap.
“Ibu…?” Ibu kan..” sapanya heran.

Tiba-tiba pengawas kantor datang memarahinya dan menyuruh Aldo tidak berlaku lancang. Dan memerintahkan Aldo untuk melanjutkan pekerjaannya.
“Maaf bu… ini petugas baru.. ia belum kenal.” jelas pengawas pada ibunya.
“Pak.. bapak kenal dengan ibu saya..? tanyanya bingung.
“Tak apa pak.. biarkan kami berdua.” Jawab ibunya.

Aldo bingung. kok bisa pengawas kenal dengan ibunya. Sepertinya ada hal yang ia tak mengerti. Ada sesuatu yang jauh dari jangkauan pikirannya.

Belum ada kata yang keluar bibir ibunya. Tiba-tiba ibunya mengambil hp dari tas cantiknya. Dan menelpon dengan seseorang. Ia bertambah bingung melihat ibunya mempunyai hp.
“Yah..! Ibu di bawah.. Ibu lagi sama Aldo nih. Kita selesaikan saja ya pa..” ucap ibunya di ponsel.

Kepala Aldo menggunung dengan kebingungan.
“Ayah…? dan apa yang diselesaikan..?“ suara bingung hatinya.

Aldo bertambah kaget melihat semua karyawan berkumpul dan menatap sosok lelaki setengah baya yang baru keluar dari lift.
“Ayaaaah……?” Aldo kaget.
“Ia anakku.. ini ayah.” sambut ayahnya.
“Loh kok..” suara Aldo terhenti saat ayahnya memeluk dengan haru.
“Aldo anakku.. Ayah rindu padamu. Maafkan ayah ya… Ayah dan ibu terpaksa melakukan semua rekayasa ini.” Ini semua demi masa depanmu. Dan demi masa depan perusahaan ini, juga demi masa depan semua karyawan yang ada disini.” Jelas ayahnya tenang.

Ia coba menebak apa yang terjadi. Ia lepaskan pelukan ayahnya dan ditatapnya wajah ayah dan ibunya. Ibunya hanya mengangguk dan tersenyum bangga. Ia lihat semua mata yang ada disitu tertuju pada mereka. Termasuk Dina gadis pujaan hatinya.
“Ada apa ini yah… bu..? tanyanya heran bercampur haru.
“Nanti ayah jelaskan semuanya. Yang jelas ayah lihat, Aldo sekarang sudah jauh berbeda dengan Aldo yang dulu. Ayah bangga padamu. Kamulah satu-satunya harapan ayah untuk meneruskan perusahaan ini. Dan inilah cara ayah dan ibu untuk menciptakan rasa tanggung jawabmu dan juga merubah sifat manjamu.” Jelas ayahnya sambil memeluk Aldo kembali dengan erat.

Akhirnya Aldo pun mengerti dengan semua ini. Yang ia rasakan saat itu cuma perasaan bahagia yang meluap. Ia pun bergegas bersujud syukur pada sang ilahi… ALLAHU AKBAR….