Sabtu, 30 Juni 2012

Cerpen Motivasi Persahabatan - Semangat Sang Sahabat Menggapai Hidayah

SEMANGAT SANG SAHABAT MENGGAPAI HIDAYAH
Karya Fany Nuriah

My Diary, hari ini aku merasa agak sedikit berbeda., rasa agak sunyi. Teman yang biasa ada disebelahku sedang sakit. Ya, Dini sakit sejak 2 hari yang lalu. Memang sebelumnya sudah hampir 2 bulan ia batuk-batuk namun ia tetap ke kampus dan belajar seperti biasanya. Membonceng ku naik sepeda motornya jika kami hendak pergi ke mesjid, ke warnet atau sekedar numpang membaca buku di toko buku dekat swalayan yang ada di persimpangan jalan. Semua ia lakukan seperti biasa, dan sekitar 2 minggu yang lalu batuknya sering kambuh. Batuk hingga wajahnya memerah dan kadang disertai rasa panas di badannya.
“Udah Din, coba periksa ke dokter aja. Batukmu itu dah hampir 2 bulan lho. Sejak ente libur semester kemarin sampai sekarang kok gak sembuh-sembuh”, kataku memberi saran.
Ia selalu mengatakan bahwa ia sudah minum obat batuk. Padahal yang ku maksud, ia pergi ke dokter dan cek apa penyakitnya. Emm..ya sudahlah. Pernah juga setelah itu, ia memberi kabar bahwa ia telah memeriksakan diri ke dokter, tapi bukan di cek benar-benar oleh dokternya, Dini hanya sekedar menyampaikan keluhan-keluhannya selama ini dan kemudian diberikan resep obat yang mesti ia beli.

Jum’at, 19 April 2010
Hari ini aku menjenguk Dini, dan ternyata dy, ia sakit tipus dan sekarang di rawat inap di rumah bersalin yang berada dekat dengan rumah ibunya. Dini orang Pariaman, Sumatera Barat. Dan di Medan ini, ia tinggal di rumah Ibunya yang ada di Simalingkar. Sore itu, aku, dan 2 orang teman sepengajian yakni Dewi dan Kak Ani pergi menjenguknya. Dini ikut mengaji kajian Islam rutin sejak semester 4. Ya dari sejak saat itulah kami mulai dekat, saat ia pertama kali memutuskan dengan berani untuk berjilbab.

Aku jadi teringat dy, waktu dulu saat ia mulai memakai jilbab. Pada mulanya, Dini itu bukan seorang jilbaber yang ikut pengajian atau suka singgah di mesjid. Setelah tamat SMK di kota Medan, ia masuk kuliah di Unimed dan mengambil jurusan Pendidikan Ekonomi. Saat pertama kuliah, aku hanya sekedar mengenal nama dan wajahnya, bertegur sapa seadanya tanpa basabasi atau obrolan yang panjang yang menyegarkan. Aku biasa duduk berdekatan dengan Rivi, Suci dan Nisa. Karena memang awal perkenalan masuk kuliah mereka yang paling dahulu ku kenal dan langsung menjadi satu kelompok pada mata kuliah pertama yang memberikan tugas kelompok. Dan pada waktu yang sama Dini duduk di sudut lain, memilih teman kelompok yang juga duduk di dekatnya.

Memakai kaos ngepas atau kemeja dengan panjang seadanya dan celana jeans serta tas jinjing yang berwarna gelap, begitu lah ia pergi ke kampus. Rambutnya indah, lurus terurai panjang melewati bahunya. Ah, kala itu aku sama sekali tidak terlalu mengenalnya dy. Dan pada semester 2 aku mulai tau bahwa ia pandai dalam akuntansi karna jelas ia tamatan SMK jurusan Akuntansi. Aku tak segan-segan bertanya dengannya tentang tugas yang ku rasa menjelimet dengan istilah debet dan kredit tersebut. Respon Dini baik, ia menyambutku, menjelaskan dengan sabar walau kadang ia merasa kurang PeDe dalam menerangkan pelajaran. Ia selalu merasa kurang mahir untuk menjelaskan ke orang lain, namun ku tahu ia paham betul dengan pelajaran yang ku tanyakan ini. Hmmm...jangan-jangan memang akunya saja yang lama loading sampe-sampe Dini waktu itu mengulang beberapa kali penjelasannya...hehehe dasar lola alias loading lama ^_^.
Oya dy, ketika di semester 3, kami kelas Pendidikan Ekonomi di pisah menjadi 3 prodi: Akuntansi, Tata Niaga dan Administrasi perkantoran. Rivi di Tata Niaga, Suci dan Nisa di Administrasi Perkantoran, sedang aku masuk di Akuntansi. Kami terpisah. Aku yang sudah terbiasa bersama mereka kemana-kemana harus bisa menyesuaikan diri dengan teman-teman yang sebahagiannya masih baru ku kenal. Eit...Dini juga masuk Akuntansi lo dy, jelas...wong dianya jago Akuntansi kok. Ketika itu Dini dan beberapa orang teman yang biasa dekat dengannya sejak semester satu juga masuk di Akuntansi. Wah, beruntung ya teman kompaknya bisa terus bersama.

Aku mulai berteman dengan siapa saja yang ada di dekat ku, ya siapa saja dy, yang mau ku ajak berbicara dan bisa di ajak bicara. Tentunya terutama yang ceweknya dy. Hingga suatu saat, ketika Dini sedang duduk di sebelahku dan aku sedang membaca buku kecil mengenai jilbab, kami berbincang. Dimulai dari pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang kabar keluarga, asli orang mana hingga berlanjut ke pembahasan tentang agama, hari kiamat, kematian, dosa, pahala, jilbab dan sebagainya. Pembicaraan mengalir begitu saja. Dan kemudian akhirnya ku pinjamkan buku yang sedang aku baca. Buku tentang jilbab, yang bercerita mengenai perintah berjilbab, kisah-kisah nyata mengenai orang yang memutuskan memakai jilbab, rintangan-rintangan yang sering dihadapi ketika berjilbab, dan manfaat dari berjilbab itu sendiri. Alhamdulillah ia menerimanya, dan dibaca seketika itu juga. Saat itu dosen belum datang, sambil menunggu dosen, kami asik dengan acara kami masing-masing. Ada yang bernyanyi, ada yang bercanda-canda, ada yang membaca buku atau sekedar melamun menghadapi jajaran kursi yang ada didepannya. Aku dan Dini sibuk dengan perbincangan tersendiri. Di sela-sela saat ia membaca, sesekali ia meminta penjelasan dan pendapatku. Kesempatan itu kugunakan untuk menjelaskan apa saja yang aku ketahui. Kadang ku lirik mimik wajahnya yang mengkerut, memahami dan merenungi setiap baris tulisan yang ia baca. Aku tak terlalu menanggapinya, tidak menanyakannya, hanya sekedar memperhatikan dan kemudian membiarkannya larut dalam pemahamannya sendiri atau bahkan kebingungan dan keresahan yang ia hadapi. Kontradiksi antara materi yang ia baca tentang perintah berjilbab dan kenyataan yang ada pada dirinya yang belum berjilbab.

Hingga tiba malam itu dy, yakni malam hari Raya Idul Adha, saat itu aku sibuk mengirim sms ucapan selamat Hari Raya Idul Adha ke sanaksaudara, guru-guru dan teman-teman, termasuk Dini. Dini membalas ucapan selamat itu, dan kemudian ia mengirim sms lagi yang kira-kira isinya seperti ini:
“Kiki, mulai skrng Dini pengn berubah. Ingin pke jilbb. Tp tdk bs sekaligus ki, liat aj bju2 Dni yg d lemari smuany pendk2 sprti yg biasa Dni pke”

Dan kubalas:
“iy Din, gk ap. Syukr Alhamdulillah Dini pnya keberanian utk mw berubh mnjdi muslimh yg sjti. Smua btuh proses Din, kt lkukn perubahn brsama2 scra berthap. Dan stelh ini, stlh kt brazzam tntu akn bnyak rintangn dn cobaan yg bkalan mnghalngi kt untk mnjdi yg lbh baik. Mdh2n Allah sellu mmbrikn prtolongn-Nya agr kt dpt ttp istiqomh di jlnnya, Aamiin”
“Allahumma aamiin” , balasnya.

Subhanallah...aku merinding dy membaca smsnya. Iya begitu yakin untuk mengenakan jilbab. Inikah hidayah itu dy, begitu cepat dan datang begitu saja, hanya melalui perbincangan singkat yang ringan. Allaahu yahdi mayyasyaa’ (Allah memberikan petunjuk bagi siapa yang ia kehendaki).
Diam-diam aku merasa iri dy. Kenapa?? Karena sejak saat itu ia terus menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Ketika aku mengajaknya untuk ikut mengaji kajian Islam, Ia begitu semangat menimba ilmu dengan segala keterbatasan pengetahuan agama yang ada padanya. Ia tak malu-malu untuk bertanya dan meminta penjelasan. Dan yang aku ingat, dia tetap mengaji walau sakit sedang menyerang tubuhnya. Luar biasa.

Tak terasa dy hari demi hari kami semakin dekat dan akrab, aku seperti menemukan sebagian diriku, aku ceria dan bersemangat menghadapi hari-hariku di kampus. Aku punya sahabat untuk bisa ku ajak Dhuha di sela-sela padatnya jadwal kuliah, aku punya teman saat aku ingin membahas kajian agama, aku punya penyemangat saat aku mulai malas hadir dalam majlis ilmu dan sebagainya. Ke mesjid kami berdua, ke perpustakaan kami berdua, ke warnet kami berdua, bahkan kadang sesekali kami belanja ke pasar berdua. Dengan sepeda motornya, ia memboncengku kemana-mana. Emm kadang tak dipungkiri ada rasa segan di hati karena terus nebeng di sepeda motornya. Hehe...
Keakraban kami ternyata menjadikan ia agak jauh dari teman-teman yang biasa dengannya. Tapi begitulah Dini, ia tidak berkomentar, ia orang yang penyabar, lapang dada dan penolongan. Hiks hiks aku jadi kangen dia dy. Semoga dirimu cepat sembuh ya Din, agar kita bisa bersama-sama lagi menimba ilmu, bercanda-canda, dan berlomba dalam hal kebaikan Aamiin.
Ops..dah jam sebelas malam ni dy. Kiki bobok dulu ya. Wah wah untuk kali ni Kiki banyak banget nulisnya. Diary ku jangan bosen ya ndengerinnya. Oke deh mudah-mudah esok diriku menjadi yang lebih baik dari hari ini.

Selasa, 23 April 2010
Pagi tadi aku dapat telf dy, dari mama Dini katanya ia makin parah dan sekarang dirawat di ruang ICU di rumah sakit yang agak jauh dari rumah ibunya. Mamanya Dini telah jauh hari tiba di Medan untuk menemani Dini di rumah sakit. Mama Dini minta do’a atas kesembuhan Dini pada teman-teman sekelasnya.
Dan kemudian sore tadi, aku bimbang. Aku tau alamat rumah sakit dimana Dini di rawat. Searah menuju rumahku. Sedang ku lihat jam tangan ku, pukul 18.20 WIB sebentar lagi maghrib dan rumahku masih jauh dan harus naik angkot lagi. Kebimbangan yang berat yang kurasa, aku seperti orang linglung. Aku tiba di rumah sakit dan saat ku lihat di depan papan pengunguman bahwa ini bukan jam besuk, langkah ku mulai kaku. Aku sendirian saat itu, ingin masuk tapi bagaimana . . .jam besuk kira-kira setengah jam lagi baru mulai. Aku tidak berani kalau pulang terlalu malam. Dari rumah sakit ke rumah ku bisa mencapai 45 menit, itupun kalau tidak macet. Akhirnya kuputuskan untuk sholat maghrib dulu kemudian aku pulang, naik angkot yang ada di simpang dekat mesjid.
Insya Allah kamis aku akan menjenguk Dini. Kalau besok, rasanya tidak bisa karena pulang kuliah pukul 18.30. Ya Robb mudah-mudahan Dini tidak apa-apa, sembuhkan ia Ya Robb, berikan ketabahan padanya dalam menghadapi sakitnya. Aamiin.

Rabu, 24 April 2010
Sore itu Hp ku bergetar di ruangan kuliah, aku agak ragu mengangkatnya karena dosen sedang memberikan kuliah. Dengan sembunyi-sembunyi ku lihat Hp ku, nomor yang masih asing. Ku biarkan beberapa kali, sampai akhirnya nomor itu mengirim sms dan memberitahukan bahwa Dini telah pergi. Aku tak percaya, ku miscall nomor itu. Dan kemudian Hp ku pun bergetar kembali, dengan cepat ku angkat dan dengan suara yang agak pelan aku bersuara menjawab telf. Ternyata itu dari ibu Dini. Dan benar bahwa Dini sudah tiada. Tiba-tiba tes..tes..sesuatu yang dingin menetes dari mataku. Sebegitu cepatkah ia pergi. Padahal serasa baru kemarin ia menceritakan harapan-harapannya selepas kuliah nanti, serasa baru kemarin aku menyemangatinya untuk terus mengaji, dan menjaga sholat fardhu. Serasa baru beberapa hari yang lalu ia memintaku untuk menemaninya ke perpustakaan untuk mengganti foto kartu perpustakaan yang masih tidak memakai jilbab dengan yang berjilbab, memintaku untuk menyemangatinya agar bisa berhemat untuk bisa membeli jilbab dan baju muslim yang panjang nan longgar. Cerita ia yang ingin PPL bareng, rencana pergi ke rumah ku dan rencana aku untuk berlibur ke Sumatera Barat, sirna sudah. Memang benar kematian itu begitu dekat, kematian merupakan pemutus segala nikmat yang ada di dunia, kematian pasti akan datang tiada yang dapat mengedepankannya ataupun mengakhirkannya.

Jujur aku bangga pada mu Din, selama engkau hidup, ku dapati semangat hidup untuk menggapai sosok muslimah sejati. Kau tanggalkan baju-baju mahalmu yang masih pendek, kau ganti lagu-lagu yang berlirik syahwat dengan lirik Islami, kau basuh bibirmu dengan dzikir yang baru kau pelajari saat mengaji, dan kau relakan rambut indahmu tertutup oleh kain jilbab yang panjang. Subhanallah...walau dirimu tlah tiada namun semangatmu masih terasa, engkau bagai bunga di musim semi, biarkanlah ia mekar dengan membawa semerbak semangat dalam hatiku.

PROFIL PENULIS
Pengarang bernama Fany Nuriah, kuliah di Unimed Jurusan Pendidikan Akuntansi 2008. Pengarang bekerja sebagai salah satu tenaga pengajar di pondok pesantren modern Babussalam Teluk Bakung-Tanjung Pura-Langkat-Sumatera Utara. Alamat facebook fany.nuriah@facebook.com 

Baca juga Cerpen Motivasi, Cerpen Perssahabatan dan Cerpen Islam yang lainnya.

Kak Bagas - Cerpen Remaja

KAK BAGAS
Karya Anisa Maulida

Malam itu..
Handphone ku berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk, (no baru) gumamku dalam hati. “malempp..” hanya kata itu yg tertera dalam layar mungil berbentuk persegi. “sypa y?” balasku. Aku tak punya banyak waktu untuk melayani no baru itu, (mungkin hanya orang iseng) pikirku. Ku letakkan kembali handphone jelekku ke tempat semula. Aku memang tak begitu senang jika ada no baru yang masuk ke dalam kontak handphoneku, apalagi jika itu adalah orang iseng yang kurang kerjaan.

Keesokan harinya, no baru itu terus mengirimiku sebuah sms. (siapa sih dia? Kurang kerjaan banget. Ditanya siapa namanya,malah ngajak bercanda.. huhhh) ucapku dalam hati. Aku sangat kesal dengan no itu, ku tanyakan pada teman-teman no siapa itu. Tak ada yang mengetahuinya, tiba-tiba seorang temanku berkata ‘Aku tahu no itu, no temanku tapi dia kakak kelas kita’ ucapnya. ‘Kakak kelas? Siapa? Darimana dia mengetahui no handphoneku?’ tanyaku bingung. ‘Namanya Bagas, kelas XI IPA 2. aku gak tahu darimana dia mengetahui no hadphonemu’ jawabnya. (Bagas?? Sepertinya aku pernah mendengar nama itu) ‘Kak Bagas yang waktu itu menjadi pembawa acara di acara pentas seni ?’ tanyaku lagi. ‘Iya benar, itu orangnya’ jawab dia.
‘Ini kak Bagas ya?’ tanyaku lewat sebuah sms.’Hehee.. iya’ jawabnya. ‘Darimana kakak tahu no handphoneku?’ tanyaku lagi. ‘Yang jelas dari temanmu’ balasnya. ‘Siapa ?’ tanyaku penasaran. ‘Temanmu, memangnya kenapa?’ berbalik menanya. ‘Ya siapa namanya? Mau tau aja siapa yang udah nyebarin no ku’ kataku singkat. ‘Gak ada yang nyebarin kok, kakak aja yang meminta no mu. Bolehkan?’ jawabnya. ‘oohh, boleh aja’ balasku. Sejak saat itu aku dan kak Bagas sering smsn,aku hanya mengeluarkan kata-kata yang perlu aku katakan. Dan memang kak Bagas yang lebih banyak bertanya ini itu padaku, tapi tidak sebaliknya. Aku memang tipe wanita yang cuek pada orang yang baru ku kenal, apalagi pada pertanyaan yang bagiku memang tak penting. Kak Bagas pun mengerti bahwa aku memang wanita cuek, tapi dia tetap menjalin komunikasi denganku. Entahlah apa tujuannya, aku tak mengerti.

Sepulang dari sekolah, ku letakkan tas dan berganti pakaian,lalu makan siang seperti biasa. Aku menenangkan pikiran sebentar sambil beristirahat, lalu kembali ke kamar untuk tidur siang (hehee.. memang kebiasaanku). Baru saja aku menutup mata, tiba-tiba sebuah sms masuk ke hp-ku dan segera ku baca, sms dari kak Bagas ‘heyy, kamu tuh yang sering memakai tas berwarna ungu bukan?’ tanyanya. ‘Iya.. memangnya kenapa kak?’ balasku. ‘oh engga, berarti kakak gak salah orang. Hehee’ jawabnya. Ku letakkan Hp di tempat semula dan segera melanjutkan tidurku.

** 3 bulan kemudian …
Aku dan kak Bagas semakin dekat, tapi sayangnya kami belum pernah berbincang secara langsung. Kedekatan kami hanya berlangsung dalam komunikasi yang terjalin melalui sebuah sms. Kami sering bercerita tentang pengalaman pribadi dan semacamnya, mungkin mulai saat itu aku tertarik dengan kak Bagas. Aku pun sudah tak malu lagi untuk meluapkan segala ‘uneg-uneg ‘ ku padanya karena aku sudah menganggap dia seperti kakakku sendiri. Kak Bagas pernah bercerita bahwa ia pernah mendapat surat dari salahsatu temanku, surat yang berisi pernyataan bahwa temanku menyukai kak Bagas, surat yang diletakkan di atas mejanya. Dan karena itu dia sering diledek serta dipermalukan oleh teman sekelas. Aku tertawa mendengar ceritanya, masa iya temanku bisa melakukan hal sekonyol itu? Di jaman modern seperti sekarang dia masih menggunakan sebuah surat? Sangat lucu . Tapi sejujurnya, aku cemburu mengetahui bahwa temanku juga tertarik pada kak Bagas. Aku gak mau kak Bagas ngelirik dia, aku cemburu.

Kak Bagas berjanji akan mengajakku jalan-jalan, berdua. Percaya atau tidak yang jelas aku sangat senang saat itu. Hari ini adalah hari yang telah kami sepakati untuk ‘ketemuan’, kami akan bertemu sepulang sekolah. Kelasku mengadakan acara diluar sekolah secara mendadak, akupun tak tahu soal ini. Kak Bagas melihat murid di kelasku berhamburan pergi, dan langsung bertanya ‘Mau kemana?’. ‘Ke Rumah Panggung, gak tau disana mau ngapain. Wali kelas yang ngurus..’ jawabku. ‘Hati-hati dijalan ya J’ katanya. ‘Iyaa.. tapi nanti siang jadi kan kak?’ tanyaku memastikan. ‘Iya..’ balasnya. Aku tak sabar dan ingin cepat-cepat bertemu kak Bagas, pertama kalinya mereka akan berbincang secara langsung. Seusai acara kelasku, aku segera mengirim sms pada kak Bagas, ‘Lagi dimana kak?’. ‘Di Plaza, lagi nganterin temen nyari buku’ jawabnya. ‘oohhh…’ balasku singkat. ‘masih di rumah panggung?’ tanyanya. ‘engga kok, udah pulang daritadi’ jawabku.Tak ada balasan dari kak Bagas. Aku memegangi Hp dengan erat dan terus menunggu berharap ada sebuah sms dari kak Bagas yang menanyakan sedang dimana aku dan segera mengajakku jalan-jalan.

Aku sangat kecewa, marah dan kesal. Perasaanku seperti di permainkan olehnya. Aku memang tak pernah berkata bahwa aku menyukainya, tapi apa dia tidak bisa menangkap sinyal-sinyal yang telah ku berikan padanya?? Yang jelas aku kecewa saat itu. Harapan yang ku pikir bisa terwujud, berbincang dengannya, mengenalnya lebih jauh, pupus begitu saja. Kak Bagas tak menepati janjinya.

PROFIL PENULIS
Nama : Anisa Maulida
Lahir : 17 juli 1996
Alamat : Purwakarta, Jawa Barat
Alamat facebook : niezz_cha@ymail.com

Baca juga Cerpen Remaja yang lainnya.

Facebook - Cerpen Persahabatan

FACEBOOK
Karya Gufran Algifari

“Laptop siap, modem ready, mouse stand by”, kataku. Saatnya ku bermain facebook, dan menghilangkan rasa jenuh tinggal di rumah. Hanya itu yang bisa ku lakukan saat pulang dari sekolah. Aku membaca semua status update dari teman-temanku dan yang paling aku suka yakni nge-like status teman-teman aku.

Mia Adelia, ku melihat nama pengguna itu, aku langsung mengklik dan membaca dengan detail biodatanya. Ternyata eh ternyata dia kakak kelas aku di SMPN 1. Aku langsung aja nge-like semua status ter-updatenya. “Aku bisa saja dekat dengan dia, tapi bagaimana ku tau dia kelas berapa?”, kataku dalam hati.

Setelah nge-like semua status dari teman-teman, aku langsung bermain game online kesukaanku. Aku bisa ngabisin waktu berjam-jam dengan bermain game. Mungkin kali ini aku tidak dapat bermain dengan lama, karena modem yang ku pakai mulai lalod kembali. Yah lambat loading. Itulah yang biasa ku sebut saat game yang aku mainin tak mau masuk, seperti sekarang ini nih. Gamenya gak mau ke buka.

Saat laptop dan modem tidak mendukung, aku langsung mematikan laptop dan langsung menuju kamar untuk mendengarkan musik dari band kesukaanku, Westlife. Tak terasa aku tertidur dengan di iringi lagu-lagu band kesukaanku itu.

Stelah tidur dengan pulas, aku langsung stand by kembali ke depan laptop untuk main facebook kembali. Aku membuka kotak pemberitahuan, aku kaget saat Kak Mia nge-like statusnya aku. Aku langsung membuka dinding facebook kak Mia dan menulis semua kata, yakni “TFL… kak”. Tak berapa lama kemudian dia juga menulis di dindingku, “urwlcm” itu cukup membuatku senang.

Aku ngeliat dia sedang aktif di media chatku, tapi aku tidak berani mengiriminya sebuah kata melalui media chatting itu. Cukup dengan menulis kata-kata itu di dindingnya sudah membuatku senang.

Keesokan paginya ini aku berangkat ke sekolah. Hari ini kayaknya pelajaranku tertunda di karenakan guru dan semua anggota OSIS termasuk aku sibuk membersihkan untuk perpisahan siswa kelas IX, yah kak Mia udah mau lulus. Aku berjalan menuju aula bersama temanku yang lain.

Mata tertuju pada satu tujuan, yah aku ingat wajah kak Mia seperti foto yang ada di facebooknya. Ternyata wajahnya cantik dan manis. Tapi aku tak berani mendekatinya. Ternyata dia juga memandangku dengan tatapannya yang indah.

Kejadian itu terus saja terjadi, karena aku sengaja keluar masuk aula dengan beribu alas an untuk keluar aula agar dapat melihatnya. Tapi saat aku masuk dan keluar lagi, dia telah pergi dan tak tau kemana, tapi itu udah cukup bagiku.’

Pembersihkan berlanjut hingga malam, aku mempercepat pekerjaanku dan mengatur kursi agar bagus di lihat. Saat beristirahat, sahabat, tak lain tak bukan adalah ketua OSIS di sekolahku meminta ku untuk mengitik naskah untuk di bacanya besok saat acara perpisahan.
“Zhaky, bisa minta tolong gak?” katanya.
“Mang apa?” kata sambil bermain facebook di laptop yang ku bawa.
“Tolong ketik ini donk, lalu besok kamu print yah?” katanya.
“Oke, bacakan saja, aku akan ketik itu kok”
“Ok… aku baca yah?” katanya.

Sekitar lima menit mengetik, seorang wanita imut. Yah aku tau Sahabatku sang ketos menyukainya. Namanya kak Mela. Tak berapa lama kemudian, kak Mia datang dari belakang kak Mela. Aku berbalik dan tak berhenti menatap matanya. Andra sahabatku langsung memukul bahuku.
“Ayo lanjut donk” katanya.
“Iya-iya, sampai dimana tadi?”, tanyaku.
“Yah di liat donk di situ!”, omelnya.
“Iya yah?”, kataku sambil tersenyum.

Tak berapa lama kemudian guru pembimbing kami datang dan menanyakan kedatang kak Mia ke sekolah.
“Kalian mau apa ke sini?”, kata guruku
“Mau latihan Bu, katanya Elma kita mau latihan”.
“Elma baru saja pulang tadi”, kata guru sambil tersenyum.
“Ahhhhhhh…..” kata mereka serentak.
“Pulang saja nak, nanti orang tua kalian nyariin”.
“Iya Bu…” kata mereka.

Ku melihat Kak Mia berjalan menuju pintu, tanpa sapa, tanpa sebuah senyum dia meninggalkanku. Aku kembali menyelesaikan tugas dari sahabatku itu. Tak berapa lama kemudian, guruku mengizinkan kami untuk pulang.

Sesampai di rumah aku langsung ngirim pesan singkat ke kak Mela, yang berisi permintaan untuk mengirimkan nomor ponsel kak Mia. Tak berapa lama kemudian nomor kak Mia udah ada di hape aku. Aku langsung nge-sms kak Mia dengan kata hai.

Beberapa minggu kemudian, aku dan kak Mia sudah akrab dan selalu bertemu. Itulah fungsi facebook, kita dapat bertemu dengan orang yang sudah lama ada di sekitar kita tapi kita tak pernah mengenalnya.

Baca juga Cerpen Persahabatan yang lainnya.

Sebuah Kebimbangan (Galau) - Cerpen Remaja

SEBUAH KEBIMBANGAN (GALAU)
Karya Andini Nurul Aulia

Hanya suara desahan nafas masing-masing yang terdengar. aku terkejut bukan main mendengar pengakuan Andi. bagaimana mungkin seorang Andi mencintai wanita sepertiku. wanita super jutek dan cuek pada semua pria. Uh… itu tidak mungkin ( pikirku ).
Ingin rasanya ku merekam kata-kata itu dan ku dengarkan berkali-kali untuk meyakinkan diri. sayang, aku tidak bisa melakukannya.
Aku menatapnya tidak percaya dengan tatapan yang tak pasti. itu hanyalah sebatas kata-kata biasa yang terdiri dari dua kalimat dengan enam kata. tapi, kaya akan makna yang mendalam. dan bagiku kata-kata itu lebih mengagetkan dari pada suara petir yang menggelegar di langit. Pasalnya, baru kali ini ada pria yang mengutarakan langsung perasaannya padaku. dan orang itu adalah Andi.
Andi seolah mengetahui ketidak percayaanku dengan kata-katanya, tanpa di komando ia segera mengulang kembali kata-kata yang di ucapkannya tadi dengan penuh penghayatan. aku mencintaimu maukah kau jadi pacarku ???

Setelah mengucapkan itu, keringat dingin mengucur dari tubuhnya. terlebih di dahinya, semuanya basah karena keringat. begitupun aku. entah keringat karena cuaca yang panas. atau karena kami sama-sama grogi tak tau harus berkata dan berbuat apa. ataukah ada penyebab lain ? entahlah, yang pasti aku tidak ingin memikirkannya.
Yang menjadi masalah, sekarang aku dihadapkan pada persoalan, dimana aku harus berkata ya atau tidak !
Ada apa denganku ?
Andi menyatakan cinta padaku. tapi, aku tidak bisa menjawabnya. Karena aku tidak yakin dengan perasaanku sendiri.
Bukankah seharusnya aku bahagia, telah dicintai oleh seorang pria tampan, beken, baik seperti Andi ?
Semua siswi di kelasku mengagumi ketampanannya, bahkan tak menutup kemungkinan satu sekolah kagum dengan sosok Andi.
Ku akui, sejujurnya diam-diam selama ini, aku juga mengaguminya. dia sudah punya tempat tersendiri di hatiku. tapi, aku punya prinsip yang tak akan aku langgar. Bahwa aku takkan pacaran sebelum aku lulus Sekolah Menengah Atas ( SMA), masuk perguruan tinggi, dan meraih cita-citaku.

Oh.. my good... . Help me……...
Apa yang harus kulakukan ???
Tunjukkan jalan terbaik untukku… ( kataku dalam hati )
Aku mencoba menenangkan diri. Kuhirup udara sebanyak - banyaknya semampu daya tampung paru-paruku. Kemudian menghembuskannya dengan perlahan.
Kutundukkan kepalaku dan meminum jus jeruk yang sejak tadi ku pesan. aku tetap menunduk. sesekali aku curi-curi pandang kearahnya dan melihat gerak-gerik pria lugu berwajah polos yang duduk tepat dihadapanku.
Aku memperhatikan wajah itu dengan seksama. alisnya yang tebal dengan lengkungan indah, hidung mancung yang menjulang, bibir tipis berwarna merah dengan garis-garis menawan, dan mata beningnya.
Aku mencoba menatap mata itu. Semakin dalam melewati retina, iris, pupil, dan tibalah aku di pusat inti mata. dimana aku menemukan dunia dengan keindahan cinta, dengan kesetiaan sahabat, dengan semangat untuk menggapai mimpi.
Beginikah pandangan dunia, dilihat dari sisi mata Andi ??? Sungguh. itu dunia yang diimpikan semua orang.

Tiba-tiba cis…
Pandangan kami bertemu. Dan kami saling bertatapan. secepat kilat, aku mengalihkan pandanganku.
Jantungku berdetak kencang entah kenapa. Sangat kencang. hingga Andi mungkin bisa mendengarnya.
Lagi-lagi aku bertanya pada diriku sendiri dengan pertanyaan yang sama. ada apa denganku ??? apakah aku juga mencintai Andi ???
Andi memang tipe cowok ideal, yang diidam-idamkan kebanyakan wanita. tampan, baik, keren, pintar, body atletis. Apa sih kurangnya dia ??
Jadi bukan hal luar biasa, jika aku menyukainya. semua wanita akan di buat terpana dengan ketampanannya.
mmm……… Andi, aku ke toilet dulu ya… ( kataku sedikit kikuk memecah kesunyian di antara kami ).
Ia hanya mengangguk pelan.
Tidak ingin membuang-buang waktu, aku langsung bangkit dari tempat dudukku dan berlari-lari kecil ke toilet.

Di toilet, aku juga tidak tau akan berbuat apa. apa yang harus kulakukan disini ?? ( tanyaku dalam hati).
Apakah aku harus menangis, karena aku akan melanggar prinsip yang telah kubuat sendiri ? ataukah aku harus senang, tertawa terbahak-bahak, karena orang yang ku taksir selama ini juga menyukaikaiku ?
Apa pula yang akan aku katakan pada Andi nantinya ? apakah aku akan menerimanya atau tidak ??
Jika aku menolak cinta Andi, maka ia akan terluka dan tersakiti, aku tidak ingin itu terjadi padanya. Dan itu sama saja aku telah membuang kesempatan emas, kapan lagi aku akan mendapat kesempatan untuk menjadi pacar Andi, kalau bukan sekarang. sekaranglah saatnya.

Tapi, jika aku menerimanya, bagaimana dengan prinsipku? keyakinan hatiku? Sungguh. Ini semua membuatku pusing.
Inilah alasan, kenapa aku tidak ingin dekat dengan pria manapun. Aku selalu jaga jarak dengan mereka, bahkan saat diskusi disekolah sekalipun. Aku tidak ingin merasakan hal aneh di dadaku. Perasaan ganjil yang biasa disebut cinta.

Aku takut jatuh cinta. Aku tidak ingin pacaran. Aku tidak ingin disakiti apalagi dikhianati. Aku tidak ingin percaya dengan orang yang baru aku kenal. Dan aku masih terlalu muda untuk masuk dalam dunia yang rumit itu. Aku tak mau sekolahku berantakan karena cinta. Tak ingin membagi waktu dengan orang lain. Tak ingin masa muda berakhir sia-sia di pelaminan.
Tapi, sekuat apapun aku menghindari cinta. Cinta itu semakin dekat kepadaku. Cinta… saat aku menjauh, Ia mendekat. Saat aku pergi, Ia menanti. Saat aku diam, Ia menunggu. Saat aku lari, Ia mengejar. Saat aku sedih, Ia menghibur. Saat aku sendiri, Ia menemani.

Aku tau semua orang akan jatuh cinta, dan ingin hidup bahagia dengan orang yang dicintainya. Tapi, ini bukanlah saatnya. Aku masih muda. Masih ada banyak hal yang belum sempat aku selesaikan. Masih ada begitu banyak mimpi yang belum sempat aku raih. ( kataku dalam hati berusaha meyakinkan diri ).
Lalu, bagaimana dengan Andi? bagaimana kalau Ia marah dan tak ingin berteman dengan ku lagi? Pertanyaan itu kembali merasuki pikiranku.

Setelah menetapkan hati, Aku melangkahkan kaki keluar dari toilet. Keluar dari ruangan tempat aku bertarung dengan perasaanku sendiri. Memasuki ruangan mendebarkan, dimana Andi menyatakan cintanya padaku.
Tampak di sana Andi telah menunggu dengan perasaan cemas.
Maaf. ( katanya sesaat setelah aku duduk di kursi )
Maaf kenapa? ( tanyaku heran )
Karena aku telah memberikan pertanyaan yang meresahkan hatimu.

Tak apa. Aku justru salut dengan keberanianmu mengungkapkan perasaanmu. ( kataku memuji kemudian tersenyum ).
Aku melirik jam mungil berwarna pink yang melingkar manis di pergelangan tangan kiriku. Sudah berapa lama aku disini? Satu jam? Dua jam? Mungkin lebih ( pikirku mencoba menerka-nerka )
Dari jauh, aku memperhatikan gerak-gerik matahari yang sedikit demi sedikit mulai terbenam. Dan aku mulai bicara.

Andi… maafkan aku tak bisa merimamu sebagai kekasihku. Tapi, bukan berarti aku tidak menyayangimu. Bagiku kau teman pria terbaik yang ku punya ( kataku pelan ). Tidak, kau satu-satunya pria yang membuatku nyaman berada di dekatmu, membuat hari-hariku lebih bermakna, membuat tidurku tak nyenyak, dan makan tak kenyang. ( sergahku dalam hati ). Hanya saja, aku tidak ingin pacaran, sebelum aku lulus SMA, masuk perguruan tinggi, dan mencapai cita-citaku. ( kataku pelan namun jelas ).
Ia hanya diam. Matanya berkaca-kaca mendengar penjelasanku.

Tak apa, yang penting aku sudah mengutarakan isi hatiku padamu apakah kamu menerimanya atau tidak itu urusanmu. Ku harap kamu tetap bisa mempertahankan prinsipmu, untuk terus berusaha mewujudkan semua mimpi yang tertunda. ( katanya menyemangatiku ).
Mendengar kata-kata itu terlontar dari mulutnya aku semakin kagum dengan kepribadiannya. Dia memang pria baik, tampan, dan bijaksana yang mempunyai seribu maaf di hatinya.

TAMAT

PROFIL PENULIS
Nama Lengkap : Andini Nurul Aulia. biasa di panggil dini atau andini. aku lahir di sebuah desa kecamatan di Sulawesi Tengah yaitu Toili, pada tanggal 28 Juni 1997. Dan sekarang tinggal di Selayar Sulawesi selatan.

Baca juga Cerpen Remaja yang lainnya.

Kerikil Di Tepi Pantai - Cerpen Cinta

KERIKIL DI TEPI PANTAI
Karya Rahma M.M

Desiran angin laut mengahanyutkan diri ini pada sebuah lamunan nan indah,berandai-andai dapat menjadi seorang putri yang bahagia dengan istana yang megah,tapi,,,mungkinkah???
‘’Erva,,,sini nak,nenek mau bicara’’,panggil nenek yang kini usianya semakin renta di makan usia
‘’iya nek ada apa?’’’,tanya erva menghampiri nenek
‘’apa kamu nggak ingin sekolah seperti teman-teman sebaya kamu’’,tanyanya membelai rambut erva
‘’memangnya kenapa nek,’’tanya erva heran,nenek tak pernah melontarkan pertanyaan ini sebelumnya pada erva
‘’jawab saja nak,’’sekali lagi nenek bertanya padaerva,erva tak tau harus menjawab apa,karna jika erva pergi ke kota untukmelnajutkan sekolah,siapa yang akan menjaga enek nanti‘’kau tak perlu menghawatirkan nenekmu ini,nenek tak apa jika kamu ingin pergi ke kota’’,
‘’tapi nek,,,’’,erva mengangkat bahunya
‘’lusa akan ada yang menjemput kamu untuk pergi ke kota’’,nenek menepuk pundak cucunya itu dan masuk kedalam gubuk yang selama ini jadikan tempat tinggal,tubuh renta nenek setiap hari harus menerima hembusan angin laut yang dinginnya menusuk kalbu, sebenarnya erva tak tega melihat nenek yang sakit-sakitan,tapi,,,apayang bisa diperbuat erva,,,erva pun menutup pintu dan jendela,dan segera merobohkan tubuhnya di atas tikar bambu yang telah reot,,,

Pagi ini awan begitu terang,matahari terbit tersenyum pada kami,angin bertiup sangant kencang,berdu dengan kawanan burung yang terbang dengan bebas, menari-nari dengan riangnya,,,
‘’nek,,,bangun nek,erva udah masakin makanan kesukaan nenek nih’’,kata erva menyiapkan makanan di meja makan seadanya ‘’tumben ya nenek jam segini belum bangun,biasanya juga nenek yang selalu bangunin erva’’,erva segera masuk ke dalam bilik nenek setelah menyadari ada sesuatu yang terjadi pada nenek,,,
‘’nek,,,,nenek’’, melihat nenek tengah bersujud di atas sajadahnya yang lusuh,‘’nek,,,’’,erva memegang bahu nenek,dan tiba-tiba tubuh nenek roboh di pangkuan erva,‘’nek,,,nenek,,,nenek bangun nek,bangun,jangan tinggalin erva nek, nenek,,,jenazah nenek pun di makamkan di pemakaman umum,berat rasa hati erva melepas ke pergian nenek,namun,walaupun erva menangis hingga air mata erva menjadi laut pun nenek juga tak akan hidup kembali,erva mencoba menabahkan hati,,,terdengar ada suara tamu di luar sana,di hapusnya air mata erva,,,
‘’iya,,,nyari siapa ya?’’,terlihat seorang laki-laki yang kira-kira berumur kepala empat berada di depan pintu
‘’kamu,,kamu erva ya?’’,tanyanya
‘’iya betul saya erva,?’’,tanya erva balik
’’saya...saya’’,
‘’papa....’’,erva langsung memeluk pak andika,orang tua kandung erva
‘’bagaimana keadaan kamu nak?’’,tanya pak andika
‘’erva baik-baik saja kok pa’’,jawab erva menyeka air matanya
‘’syukurlah kalau begitu,kamu udah siap?’’’,tanya pak andika
‘’siap?maksudnya,,,??’’,erva tak mengerti apa yang di maksud pak andika
‘’papa ke sini untuk menjemput erva’’,erva tak langsung menjawab,
‘’10menit lagi erva akan kembali’’,erva mengemasi pakaiannya dan siap untuk pergi ke kota.rumah pak andika,orang tua eren pula..
‘’bik,,,bibik,siapin air panas,aku mau mandi’’,teriak eren pada pembantunya
‘’iya non’’,eren pun mandi dan siap-siap untuk berangkat sekolah
‘’ren,,,akhirnya loe datang juga,kita belum ngerjain pr matematika nih’’,aku disambut gengku,Melati Merah.
‘’tenang aja,sarah masuk kan?’’,tanyaku berjalan memimpin
‘’pasti,’’jawab difi
‘’heh,,kerjain pr gue,kalau nggak mau cari masalah sama gue’’,kataku menaruh buku di atas meja sarah
‘’gue juga’’,kata dira
‘’pastinya gue juga’’,imbuh desi
‘’iyyy,,,iya’’,jawab sarah,bisa dibilang anak satu sekolah pada segan ama gue,karena gue anak pemilik yayasan,semua cewek pada berebut untuk bisa masuk ke geng gue,dan para kaum cowok pada ngantri pengen jadi pacar gue,tapi sayang banget,pendaftaran udah di tutup karena formulir hati gue telah di isi oleh satu laki-laki yang paling gue sayangi, Rava,anak kolong merat pewaris tunggal 2 hotel,3 restauran dan 5 perusahaan,maka dari itu hanya aku yang pantas bersanding dengannya,,,,
‘’ren...ren,rafa tu’’,desi mengarahkan pandangannya pad asegerombol cowok yang di pimpin oleh rafa,serigala hitam
‘’sayang’’,kuhampiri rava dan ku raih tangannya‘’ke kantin yuk,laper nih’’,ajakku,manja
‘’iya sayang ayo sana,tuan putri kelaperan tuh’’,ejek Devan
‘’apaan sih...’’,aku hendak memukul devan
‘’ech sayang-sayang udah,iya iya yuk’’,rafa pun menggandeng tanganku dan kita pun ke kantin dengan di buntutin pasukan kita
‘’minggir loe,mau gue hajar’’,kata Dika mensterilkan tempat duduk
‘’oiya...Didit mana,siapa yang mau mesanin makanan buat kita kalau dia aja nggak ada’’,kataku
‘’nggak tau tu,awas aja kalau dia sampai macem-macem’’,kata difi kesal
‘’hey difiku sayang’’,didit datang dan meraih bahu difi,mereka sedang PDKT,tapi difi sering di buat kesal oleh sifat didit yang nggak bisa lihat cewek cantik lewat,
‘’apaan sih’’,difi segera menampik tangan didit yang bersarang di bahu difi
‘’rasain loe,emangnya enak’’,kata Dika
‘’emangnya loe dari manasih dit,kok baru nongol ’’,tanya Desi
‘’oh iya,dengerin ya,gue tu abis ngliat bidadari cantik turun dari kayangan dan akan sekolah disini,asyik nggak’’,katanya nyengir
‘’apaan sih,bidadari-bidadari,bahasa loe lebay tau nggak’’,Dira coment
‘’tadi gue liat ada cewek baru,cantik banget,kulitnya mulus,rambutnya lurus,bodinya aduhai makkkk’’,katanya nakal
‘’siapa???’’,tanya rava
‘’ehem,,,sayang jadi kamu juga mau ikut-ikut-ikutan cowok-cowok yang pada ngerubutin cewek baru itu ya,’’kataku
‘’nggak kok sayang,bukannya gitu tapi...’’,
‘’tapi apa,udahlah,awas aja kalau gue ketemu sama tu cewek yang sok kecakepan itu’’,kataku beranjak dari tempat duduk
‘’hey sayang bukan gitu,dengerin aku dulu dong’’,rava meraih tanganku,tapi aku mengabaikannya dan meninggalkannya menuju kelas....
‘’siapa sih cewek itu,sampirin???’’,ajak rava setelah aku pergi
‘’lah..eren gimana?’’,tanya dika
‘’dia kan nggak tau,udahlah ayo’’,mereka pun mencari cewek baru itu
‘’sialan...siapa sih cewek itu,berani-beraninya cari masalah sama gue’’,kataku berkacak pinggang
‘’eren...’’,panggil sarah
‘’apa????’’,
‘’ini buku pr kalian,udah selesai’’katanya mengulurkan buku padaku
‘’taruh situ’’,kataku,‘’ngapain loe tetap disitu,pergi sana’’,ujarku
‘’kamu nggak cemburu lihat rava ndeketin cewek lain,ren?’’,kata sarah
‘’maksud loe’’,aku membalikkan badan
‘’tadi akau lihat rava cs lagi kenalan dengan anak baru di sekolahan ini’’,jelas sarah,aku langsung mencari rava... kudapati cowok yang paling cool di sekolahan ini berada di antara kerumunan semut yang sedang mengrubungi gula sedang ngobrol dengan cewek bari itu,,,
‘’oh...jadi loe cewek baru itu’’,kataku menghampiri rava dan anak baru itu,
‘’eren...’’,rava terkejut
‘’kenapa...masih mau ngeles lagi,udah lah aku cape terus-terusan kamu giniin’’, kataku meningalkan mereka,hingga pulang sekolah aku tak mendapati rava minta maaf padaku,justru aku melihat dia semakin akrab dengan anak baru itu,erva.
‘’bik..bibik,ambilin aku minum’’,kataku merobohkan tubuhku di atas sofa
‘’ini minumannya’’,seseorang mengantarkan minuman padaku,tapi bukan bik sofi
‘’kayaknya aku kenal sama suara ini?’’,kataku
‘’aku erva,ren’’,katanya,ku balikkan badanku menghadap gadis itu
‘’loe,,,loe ngapain disini’’,tanyaku
‘’dia akan tinggal disini ren,dan kamu harus bisa menerimanya menjadi keluarga kita’’,kata papa menghampiri kami
‘’apa,,,nggak,memangnya siapa dia,kenal aja nggak,’’kataku tak terima
‘’dia saudara kamu’’,aku papa
‘’apa’’,aku aku percaya,bagaikan musim kemarau tapi petir terus menggelegar, aku tak bisa terima mana mungkin papa memiliki anak selain aku,gila...aku lari dan menuju makam mama,ku tumpahkan semua isi hatiku,keesokan harinya aku semakin benci dengan kehadiran erva di kehidupan gue,setelah papa kini dia juga mau ngambil rava dari aku,aku pun pulang dan ingin menenangkan hatiku,,,
‘’non udah pulang’’,tanya bik sofi,aku tak menjawabnya,ku teguk segelas air putih
‘’non pasti belum bisa terima ya dengan kehadiran non erva’’,katanya
‘’siapa dia sebenarnya?’’,tanyaku
‘’mungkin sudah saatnya non mengerti,dulu mama non itu mengidap penyakit leukimia,karena mengetahui jika nyonya nggak akan hidup lama lagi,nyonya menyuruh tuan untuk menikah lagi dengan sahabatnya,awalnya tuan tak setuju,tapi nyonya bilang ini untuk kebaikan non eren dan tuan,agar istri baru tuan bisa merawat dan menjaga non eren,akhirnya tuan pun menikah dengan istri barunya,dan tak lama kemudian mama non meninggal,istri baru tuan berjanji akan merawat non seperti anaknya sendiri,tapi...kenyataan berkata lain,nyonya muda meninggal ketika melahirkan non erva,semenjak itu non erva di ambil oleh neneknya,’’jelas bik sofi,aku merasakan sakit di perutku yang teramat menyiksaku,segera aku pegi ke kamarku,keesokan harinya aku pergi ke dokter,dan kata dokter aku...aku mengidap penyakit leukimia,aku tak percaya mengapa ini terjadi padaku, hingga akhirnya aku mulai menerima segala kenyataan yang menimpaku, termasuk jika aku harus merelakan rava untuk erva,mungkin rava lebih bahagia bersama erva,ketika pulang sekolah kudapati erva dan rava sedang berada di taman,tempat dimana dulu aku jadian dengan rava,kuhampiri mereka...
‘’rava,,,’’,kuhampiri mereka
‘’eren,,,kamu?’’,erva tak enak hati
‘’aku Cuma pengen ngomong berdua sama rava,kamu bisa kan ninggalin kami berdua,’’kataku menabahkan hati

Erva pun meninggalkan kami...aku duduk di kursi taman
‘’dulu...di tempat ini kita memulai segalanya,dan mungkin di tempat ini pula kita akan mengakhiri segalanya’’,kataku memulai pembicaraan
‘’ren,kamu...’’,katanya terputus
‘’mungkin kau lebih bahagia dengan erva, happy ya,aku janji nggak akan ganggu hubungan kalian lagi’’,kataku mencoba tersenyum dengan beban hati yang ku tanggung,aku meninggalkannya, sesampainya di rumah ku kemasi pakaianku,aku ingin menghabiskan hari-hari terakhirku dengan ketenangan,aku ingin pergi ke pantai,tempat di mana mama dulu sering pergi kesana... sesampainya disana ku nikmati pemandangan yang begitu memanjakan mata,ku hilangkan semua masalah yang menimpaku,,,telah seminggu aku berada di sini,ku duduk di antara pasir-pasir nan putih bersih,aku...apa aku pantas jika aku merasa seperti pasir ini,tidak,aku terlalu banyak dosa,aku hanyalah sebuah kerikil yang tersesat di antara beribu-ribu pasir disini,dan tak pastas jika menjadi bagian dari papa,erva dan rava,mereka terlalu putih bagiku....
‘’eren,,,’’,panggil seseorang yang tak asing suaranya bagiku
‘’erva...’’,ku palingkan mukaku
‘’kamu jahat ren,ternyata benar kamu nggak pernah anggap aku ini saudaramu’’,katanya duduk di sampingku
‘’maksud kamu’’,aku tak mengerti
‘’kamu sakit,kamu pergi,kamu ngrelain rava buat aku,dan kamu ngira jika semuanya akan selesai jika kamu lakuin ini semua,ngaak ren,nggak,kenapa kamu nggak pernah bilang kalau kamu sakit’’,katanya dengan derai air mata
‘’buat apa,kamu sudah bahagia,kamu udah miliki segalanya,dan aku kira papa danrava udah nggak butuh aku lagi’’,ujarku,dia memelukku
‘’aku sayang sama kamu ren,aku nggak mungkin ngambil semua yang kamu miliki begitu aja dari kamu,’’katanya
‘’va,,,sudahlah,,,mungkin ini saatnya ak memperbaiki sifat-sifatku,aku hanya ingin menikmati hidupku yang nggak akan lama lagi,aku ingin tenang’’,kataku membendung air mata
‘’nggak,aku akan ngasih tulang punggungku untukmu ren’’,katanya melepas pelukanku
‘’buat apa,slama ini aku udah jahat sama kamu,tapi...tapi’’,
‘’kau saudaraku ren,jika kau sakit,aku juga harus sakit,dan jika kau mati,aku juga harus mati’’,akunya,ku peluk erva erat-erat
‘’aku benar-benar bodoh,mengapa aku udah jahat samasaudaraku sendiri,maafin aku va’’,kataku
‘’nggak ada kata maaf dan terimakasih dalam persaudaraan kita,’’kataya dengan mata berkaca-kaca,setelah itu aku tak merasakan apa-apa lagi,terakhir aku hanya melihat dengan mata berkunag-kunang jika aku di gendong oleh papa,,, kurelakan tubuhku di tusuk-tusuk oleh jarum suntik yang menyakitkan....
‘’sayang...’’,suara papa membangunkan aku dari tidur panjangku,2 minggu setelah aku di operasi aku baru sadar,kubuka mataku pelan-pelan,ku rasakan tubuhku sudah baikan,malah semakin baik dari sebelumnya,aku di nyatakan sembuh oleh dokter....
‘’papa....’’,ku dekap papa dengan erat,aku tlah melewati masa-masa sulitku, ku peluk pula erva,saudaraku yang telah mendonorkan tulangnya untukku
‘’eren kamu udah sembuh,selamat ya’’,kata erva memelukku
‘’makasih va’’,kulihat pula melati merah dan serigala hitam,mereka menjengukku
‘’eren,,,selamat ya,kamu udah sembuh,jahat ya kamu,sakit nggak bilang-bilang’’,kata desi
‘’iya nih,sahabat macam apa kita ini,nggak ada di saat sahabatnya lagi melewati masa-masa sulit’’,kata difi
‘’aku pernah berpikir akan menamparmu,menjambak-jambak rambutmu dan memotong kuku-kukumu jika aku udah ketemu kamu,karna aku marah sama kamu eren’’,ujar Dira,gemas
‘’maaf ya,aku Cuma nggak mau aja kalian nanti sedih,tapi...sekarang aku kan udah sembuh,nanti di sekolahan kita kerjai erva lagi ya,,,hahahahha’’,aku cekikikan, ruang di mana aku di rawat pun jadi riuh
‘’iya nih ren,rava jadi murung dan nggak semangat tau,nggak ada kamu’’,aku didit
‘’apaan sih’’,rava menyikut lengan didit
‘’cye,,,cye’’,keesokan harinya,rava mendorongkan kursi rodaku ke taman rumah sakit
‘’kenapa sih aku pake kursi roda segala,aku kan nggak lumpuh,’’kataku kesal
‘’udah deh tuan putri nurut aja apa kata dokter,kamu itu belum sehat beneran’’, rava jongkok di hadapanku
‘’kamu bawa apasih itu’’,aku melihat jika rava menyembunyikan sesuatu dari balik punggungnya
‘’ini,,,’’,rava memberika es krim padaku, dan ini mengingatkan aku dikala aku dan rava saat jadian
‘’emangnya aku anak kecil apa di kasih es krim’’,aku blagak nggak mau,sebenarnya sih seneng banget
‘’karna sifat kamu yang masih kaya anak kecil itu,aku jadi selalu ingin bersamamu, mengubahmu menjadi lebih dewasa, emang sih kamu itu orangnya jutek,jahat sama cewek-cewek yang kamu anggap saingan,tapi dibalik itu semua ada satu hal yang bikin aku bangga sama kamu,kamu baik’’,akunya,rasanya aku seperti terbang ke langit ke 7,mengepakkan sayap-sayapku nan indah,dan menari-nari dengan riangnya,tapi aku mencoba mengendalikan diri...
‘’erva???’’,kataku
‘’awalnya aku memang sempat tertarik sama dia,tapi betapa bodohnya aku jika aku harus meninggalkan orang yang benar-benar sayang sama aku’’,jelasnya
‘’siapa?’’,aku sok blagak begok
‘’yang merasa aja’’,dia bangkit,dan aku nyengir
‘’kita mulai dari awal yeah’’,katanya memunggungiku
‘’hmmmm...gimana ya’’,aku pakek acara mikir,tinggal bilang iya aja sulitnya kaya ngitung 2x167+47-52:11 lagi,,,
‘’iya dong,,,yah yah,,?’’,dia berharap jika aku mau,aku pun menganggukkan kepalaku,dia langsung menggendongku,
‘’aku janji nggak akan ngecewain kamu lagi’’,ujarnya
‘’iya iya’’,jawabku kegirangan
‘’cyecye yang lagi seneng’’,erva menghampiri kami,rava pun menurunkan aku dari gendongannya
‘’erva...kamu bisa –bisa aja’’,kataku
‘’ayo kita pulang,teman-teman dan papa udah nungguin tuh’’,kata erva memencet hidungku
‘’aduh-aduh,,,iya iya,ayo’’,erva pun mendorong kursi rodaku menuju mobil,ternyata papa dan teman-teman udah nunggu aku dari tadi,hehehe maaf ya,saking senengnya,,,aku pun masuk kedalam mobil,pak sopir melajukan mobilnya menuju rumah,,,
 
Sore ini begituu cerah,sinar senja yang menembus kaca jendela mobilku menemani perjalananku hingga tiba di rumah,aku bangga pada diriku sendiri,walaupun banyak yang bilang jika aku orangnya jahat,jutek,kaya ratu sihir dan apalah yang mereka mau,tapi aku seneng,karna bagiku menjadi diri sendiri mungkin lebih baik,misalnya saat aku masih TK sama babysisterku rambutku ingin aku kasih pita aja,tapi sama babysisterku malah di kucir,dan hasilnya malah kucirnya miring,tapi biarlah yang penting otakku nggak miring... hmmmm...lebih baik orang memandang kita jahat dan kemudian akan bangga sama kita karna kita baik,daripada orang berkata baik dulu tapi menyesal udah ngenal kita karna ternyata kita jahat,aku bangga memiliki papa,erva,rava dan teman-teman yang udah nyayangin aku....

HAPPY ENDING....

Baca Juga Cerpen Cinta yang lainnya.

Jumat, 29 Juni 2012

Cerpen Motivasi - Luka Berujung Kebahagiaan

LUKA BERUJUNG KEBAHAGIAAN
Karya Ukhty Rawati

Sepi, sunyi, seperti kota mati yang tidak ada kehidupan ketika peristiwa itu terjadi. Langit terlihat gelap tanpa ada yang menghiasinya.

Matahari,bulan,bintang, tidak kulihat lagi dibumiku saat itu. Saat itu kurasa hidup dipenuhi gelagar kilat pertanda. Tetapi ini bukan pertanda datangnya hujan, ketika semua orang disekitarku menangis sambil berlari melonglong ketakutan.

Suara sanapan ku dengar disetiap sudut bumiku. Aku tak tau apa yang mereka harapkan dari ini semua. Yang terfikir di benakku hanyalah bagaimana aku dan saudaraku bisa keluar dari bumiku saat itu.
Mungkin semuanya tau, ketika semuanya dihantui oleh rasa ketakutan,dan kekhawatiran saat konflik terjadi. Satu persatu saudaraku beranjak keluar dari aceh mencari tempat yang aman. Tapi aku bertahan di bumiku dengan kondisi itu .

Aku sangat bangga di lahirkan di bumi ku khususnya aceh, dimana bumiku pernah menjadi incaran dunia dari hasil buminya. Tapi sayangnya ulah tangan orang-orang yang tidak memiliki rasa kemanusiaan, bumiku di kotori dengan darah orang-orang yang tidak bersalah.

Malam itu, hujan deras mengguyur bumiku,nyanyian nyaring jangkrik kudengar hingga aku tidak bisa memejamkan mataku. Ku buka jendela kamar, tidak terlihat apapun kecuali kesunyian malam yang begitu mencekam.
Tiba-tiba ku dengar….!!!
Tok..tok..tok..!!! ada yang mengetuk pintu.
Dimana suamimu…?
Tanya salah seorang lelaki dari lima klompotan itu.
Suamiku tidak ada…!!!
(tegas) Jawab seorang wanita
Wanita itu adalah ibuku.
Ibu berusaha menyembunyikan ayah, kulihat kepucatan di raut wajah ibu.
Malam itu menjadi saksi bisu atas apa yang mereka lakukan terhadap keluargaku. Aku hanya bisa meringkuk ketakutan di kamar.
Mereka memaksa masuk kerumah, menggledah isi rumahku. Entah apa yang mereka incar.
Ibu berusaha tegas menghalagi mereka untuk bisa masuk ke rumah, tetapi usaha yang ibu lakukan sia-sia ketika suara sanapan itu ku dengar dan ibu terdiam.begitu juga dengan ayah yang berusaha mencegah mereka menyakiti ibu tersungkur jatuh ketika sanapan itu menancap persis di dada ayah.
kurasakan tubuhku kaku dan lemah saat melihat lumuran darah di teras rumahku .aku berharap itu adalah mimpi buruk yang ku alami, Bisa dikatakan, aku bak tembok yang menjadi saksi bisu ketika orangtuaku di bunuh di hadapanku. Ingin aku memeluk dan merangkulnya, tapi sayangnya usaha itu sia-sia ketika mereka menatapku seperti kucing yang hendak menerkam mangsanya.

Rasa kepuasan ku lihat di raut wajah klompotan itu. Entah apa yang mereka harapkan dari orangtuaku. Mereka juga menganiaya ku hingga suaraku hilang, ya bisa dikatakn sekarang aku bisu.
Tragedi itu pertama membuatku frustasi, karena aku menyaksikan orangtuaku dibunuh di hadapanku dan kesucianku direnggut mereka. Betapa tidak, aku yang saat itu duduk di bangku SMP harus mengakhiri pendidikanku hanya karena frustasi.
Saat itu ,bagiku pendidikan sudah tidak penting lagi kalau dibandingkan nyawa. Apalah arti sebuah kesuksesan kalau itu semua tidak bisa mengembalikan lagi sosok orangtuaku ke bumi ini.
Tak ada satupun yang berani untuk meringankan tulangnya untuk membantu saat itu, mereka takut hal serupa juga terjadi kepada mereka seperti yang terjadi pada keluargaku. Kering sudah air mataku tiada yang mampu menghapusnya.

Aku ingin terjaga dari mimpi itu, dan melihat senyum dari orangtuaku seperti saat konflik belum terjadi. Tapi sayangnya tidak bisa kulakukan, ternyata ketika ku terjaga kulihat pusara dimana mereka tidur panjang.
Tiada yang bisa disalahkan saat itu, semua mulut terkunci rapat. Aku hanya bisa berdoa.
Ya allah, mengapa kejadian seperti ini terjadi di bumiku ya rabb…??Apa salah kami…??
Aku adalah gadis malang yang mengalami korban konflik di aceh beberapa tahun yang lalu. Bukan hanya aku tetapi keluarga dan kerabat-kerabatku juga di renggutnya.

Ya…aku fikir ajal yang membawa mereka ke medan itu. Tapi dari sisi lain apakah mereka pernah berfikir bagaimna kepedihan yang ku rasakan ketika orangtua ku diperlakukan seperti itu.
Sekarang ketika semuanya berakhir. ku lihat sebongkah senyuman dibibir mereka ,Seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Ingin rasanya ku berdiri di hadapan mereka dan berkata’’ apakah ini yang dikatakan perdamaian ketika nyawa orang-orang yang tidak bersalah kau renggut, tuan..???
Tapi sayangnya kata-kata itu hanya bisa ku pendam dalam lubuk hatiku, ini terasa tidak adil, ketika kulihat mereka menikmati kehidupan mewah di atas penderitaan yang ku alami.
Mungkin orangtua dan saudaraku sudah tenang di jannah, tapi kepedihan itu masih membekas di dadaku. Kepedihan yang menurutku tidak pernah terbayar dengan apapun.

Kepedihan itu jelas masih terniang di telingaku. Aku berharap tidak akan pernah terjadi lagi hal yang serupa di bumiku, aku tidak ingin hal serupa terjadi lagi kepada anak cucuku ke depan, cukup aku yang merasakan kepedihan itu. Sosok orang yang aku cintai sering muncul di tidurku
Kepedihan pun berlanjud ketika gelombang maha dahsyat itu datang. Mereka menyebutnya tsunami. Mungkin namanya simple, tapi gelombang itu mampu menyama ratakan bangunan, yang disisakan hanyalah puing-puing reruntuhan diatas genangan air.
Saat itu tiada yang menduga atas peristiwa itu. Itu adalah musibah maha dahsyat yang melanda bumiku, kulihat kepedihan lagi-lagi terjadi.

Bukan hanya harta benda direnggtnya, tetapi juga nyawa. Mungkin bumi aceh menangis terhadap apa yang sudah terjadi. Saat itu semua merasa kehilangan untuk yang kedua kalinya.
Mayat berserakan dimana-mana, hujan air mata terjadi lagi di bumiku. Orang tua yang mencari anak, suami mencari istri, begitulah yang terjadi saat itu. Tsunami memang menyisakan luka yang teramat dalam tapi entah mengapa bagiku konflik adalah tragedi yang teramat pedih yang ku alami, mungkin karena orangtuaku menemui ajalnya di sana.

Aku berfikir ini semua adalah ujian berupa teguran dari allah terhadap umatnya. Terlihat perebutan kekuasaan terjadi dimana-mana, perampasan hak orang lain itu sudah menjadi lumrah. Ada yang bilang, tsunami membawa malapetaka dan ada yang bilang juga tsunami membawa hikmah.
Setelah tsunami memporak porandakan aceh, perdamaianpun terjadi Sekarang pertanyaannya apakah perdamaian ini abadi atau hanya sebuah jeda semata.

Sekarang kekuasaan ditangan mereka, apa yang terjadi sesudah ini. Akan adakan hujan air mata lagi.
Aku berharap semuanya tidak terulang lagi. Ku lihat sekarang senyuman yang tersirat di bibir saudaraku. Aku bangga melihatnya seakan dunia kembali cerah.

Kulihat matahari,bulan dan bintang kini mulai bersinar lagi di bumiku. Sekolah kini telah dipenuhi lagi, dan rutinitas kembali seperti biasanya.

Mungkin kepedihan itu sudah terobati seiring berjalannya waktu. Ku hirup kembali udara kedamaian yang sudah beberapa tahun hilang di bumiku. Walaupun demikian tapi aku mencoba belajar untuk ikhlas menjalani semua ini tanpa bisa mengutarakan apapun melalui mulutku, bahkan untuk menyebutkan namaku saja aku tak mampu.

Coretan demi coretan kini ku utarakan lewat kayra tulisku, karna hanya ini yang bisa ku lakukan untuk mengungkapkan kepedihan di dadaku. Aku merasakan baru saja terbangun dari mimpi burukku.
Mungkin orang tidak bisa mengenalku, tetapi lewat tulisanku orang bisa mengenalku.
Inilah jalan yang allah tunjukan untukku dimana dengan keterbatasanku aku bisa kembali seperti dahulu.
‘’ diluar sana masih banyak orang yang memiliki keterbatasan melebihiku tapi mereka mampu, mengapa aku tidak….???

Lewat keterbatasanku, aku berfikir apa yang bisa aku ciptakan , akhirnya aku memutuskan untuk menjadi seorang penulis. Di tulisan itu ku tulis semua luka yang pernah aku alami.
Saat itulah aku bangkit,walaupun bukan bersama orang-orang yang aku cintai.karena mereka sudah terlebih dahulu meninggalkan ku.

Ketika melihat mereka bersama orang yang mereka cintai, rasanya aku juga ingin merasakan hal serupa juga tapi semuanya tidak mungkin terjadi lagi. Aku berfikir seandainya orangtuaku masih hidup hingga sekarang, pasti mereka bangga dengan apa yang aku lakukan sekarang.

Sekarang aku memulai kehidupan baruku, bersama orang-orang yang aku cintai,mencoba membangun sebuah keluarga kecil bersama suami yang menerimaku apa adanya dan seorang putriku. Sekarang scenario seorang ibu aku mainkan, dan aku berharap semoga kebahagiaan ini tidak berakhir seperti beberpa tahun silam yang kini telah ku kubur.Aku sangat bangga ketika orang bisa tersenyum dengan apa yang aku lakukan.
-oo-

PROFIL PENULIS
Nama : rawati
Alamat : Meulaboh, Aceh Barat
pekerjaan : Mahasiswa di fakultas Tarbiyah IAIN AR-raniry Banda Aceh
hobby : nyanyi,nulis, dll
facebook : RawatiOzen'sgirlsAjha(ukhty raa)
Email : raa27@ymail.com

''Teteaplah menjadi diri sndiri apapun itu, krna itu lbih baik daripa kita mnjadi diri orang lain yang memang bkan krakter kita sndri''(semangattt kawand).

Baca juga Cerpen Motivasi yang lainnya.

Cerpen Cinta Romantis - Penyesalan

PENYESALAN
Karya Harist Irwinsyah
 
Seperti Biasa Setiap tahun ajaran baru. bagi para siswa dan siswi baru, Biasanya melakukan kegiatan rutin setiap tahunnya yaitu MOS atau Orientasi Pendidikan.
Semua hari yang kujalani biasa saja sambil terus mencari teman dan pangalaman baru.
***

di Hari Kedua Masuk Sekolah...
Pelajaran pun mulai berlangsung seperti biasanya dan para siswa memulai kegiatan belajar.
Tiba-tiba saja konsentrasi ku dan siswa lainnya terhenti sejenak ketika terdengar suara ketukan pintu berbunyi ,
Ternyata wakil kepala sekolah kami, beserta seorang cewek yang belum pernah aku dan teman-temanku kenal sebelumnya.
Pada saat itu wakil kepala sekolah kami berbicara di hadapan kami semua
“anak – anak, di kelas kalian ini ada siswi baru. Seharusnya ia masuk sekolah sama di hari pertama kalian masuk. tapi berhubung karena ada keperluan Keluarga di singapura, maka ia menunda jadwal pertama masuk sekolah…”
 
Setelah pak guru menjelaskan perihal cewek baru itu, kemudian pak guru menyuruh anak itu untuk memperkenalkan dirinya. Memang terlihat dari wajah gadis itu ada sedikit keraguan, tapi akhirnya dia bersuara juga. Dia kemudian langsung memperkenalkan diri kepada kami semua,
“ Nama saya Evii, saya berasal dari SMP Bhakti Persada. Senang berkenalan dengan kalian semua…” setelah dia memperkenalkan diri, kemudian wakil kepala sekolah kami menyuruh

dia untuk duduk di bangku yang masih kosong.
kebetulan saat itu bangku yang kosong ada di depan meja aku ….
Saat itu juga cewek cantik itu langsung duduk di depan mejaku.
senang banget rasanya cewek secantik dia itu langsung dihadapan ku. Tapi aku gak boleh lama-lama mengagumi dia, karna aku harus ngelanjutin pelajaran yang sempat tertunda tadi.
***

Sekarang waktunya istirahat dan sekarang juga saatnya aku untuk berkenalan dengan dia, supaya lebih dekat ….
Aku mulai bertanya padanya, “ hayyy….nama kamu Evii ya???? Kalau boleh tau rumah kamu di mana sih???”, saat itu dia diam saja.
Tapi beberapa lama kemudian dia kemudian menjawab, “ Rumah ku deket kok dari sini,kebetulan aku juga baru pindah….jadi aku lupa nama jalannya itu apa, tapi seingat aku,, di dekat masjid yang warna hijau itu deh kayaknya…”

Dalam hati ku berpikir….masjid yang warna hijau itu kan adanya di sebelah gang rumahku, berarti rumah dia deket donk dengan rumah ku...
kemudian aku balik jawab, “ jalan itu namanya gang Lestari, berarti deket donk dengan rumah ku???. Kalau begitu kita pulang bareng yuk???
Dia kemudian langsung meng-iyakan ajakan ku,,
* * *

Bel tanda pulang sudah berbunyi, aku sudah tidak sabar untuk bisa pulang bareng dia. Kami keluar dari kelas bersama-sama. Setelah ku perhatiin dia orangnya pendiam juga. Sampailah kami di gerbang sekolah, aku memintanya untuk menunggu di gerbang itu dan kemudian aku mengambil motor yg ku parkir tidak jauh dari kantin sekolah.
* * *

Hampir satu tahun berlalu semenjak hari itu. Hubungan pertemanan kami juga semakin akrab.
Tapi yang anehnya dia hanya mau berteman dan dekat denganku. Padahal dia tau, banyak juga cowok di sekolah ini yang mengaguminya…tapi sepertinya dia tidak peduli, malah dia menjauhi mereka semua dan Cuma mau berteman denganku. Tapi tidak apa-apa…yang penting dia tetap dekat denganku.

Tapi lama-kelamaan timbul rasa aneh yang paling aku takuti..
aku gak mau sampai rasa itu timbul padaku. Tapi kusadari, aku tak bisa menolaknya. Ternyata aku menyukai Evii !!
Oh tuhan….kenapa rasa itu sampai terjadi dan menimpaku?. Tapi untungnya aku bisa menutupinya dari Evii karena aku tidak mau berharap lebih darinya.

Dia begitu sempurna bagiku…bagaimana tidak sempurna?? Dia cantik, baik, dan kaya.
Dia baik aja denganku aku sudah bahagia….tapi menurutku dia begitu perhatian dengan ku. Dia selalu membantuku jika aku dalam kesulitan, atau selalu menanyakan apakah aku sudah makan atau belum. dia perhatian banget. Dalam hatiku slalu bertanya :
“ jangan-jangan dia juga menyukaiku..?? tapi itu kayaknya mustahil banget”.
* * *

Hari ini praktek olahraga. Semua orang di kelasku termasuk aku sudah berada di lapangan. Tapi aku lupa membawa air mineral untuk persediaan nanti, Terpaksa aku balik lagi ke kelas.
Sesampainya di kelas, aku melihat Evii duduk di bangkunya sendirian.

Aku bertanya dalam hati, Evi kok nggak ikut olahraga?.
Akh daripada penasaran, mendingan ku tanyain langsung aja,
“ Vii, kamu kok gak ikut olahraga? Kamu lagi sakit ya?”.
Saat itu juga dia langsung menjawab, “ gak koq, aku Cuma gak enak badan aja”

Duh….kasiannya lihat Evii, dengan rasa penasaran aku langsung menempelkan telapak tangan ku di dahinya, dan sontak saja aku terkejut. Badannya panas banget!!!. Aku bilang padanya supaya di bawa ke ruang UKS saja tapi dia menolak.
Walaupun begitu, tetap saja aku akan memberitahukan ini ke petugas UKS sekolah kami. Ketika aku akan pergi, dia menarik tanganku dan mendekatkanku ke wajahnya.
“ Sudah…gak usah khawatir, aku baik-baik aja kok kamu tenang aja..”

waw….wajahnya deket banget dengan wajahku,,langsung saja aku deg-degan..
tapi segera ku lepaskan tangannya. Tapi sepertinya di menolak karna dia tetap menggenggam tanganku.
“ Rist…ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu…tapi aku takut kamu bakalan menolaknya” terdengar suaranya ragu-ragu…
tapi segera ku menjawab, “memangnya apa yang ingin kamu katakan, Vii”.

Dia terdiam sejenak, tapi akhirnya dia melanjutkan ucapannya,
“ sebenarnya dari dulu aku menyukai kamu, sebelum aku memasuki sekolah ini. Aku sudah melihat kamu lebih dulu. Saat aku dan papaku berjalan-jalan di sekitar daerah ini untuk mencari lokasi rumah baru, aku melihat kamu sedang bercanda bersama temanmu di sebuah warung.
Ntah knapa rasanya aku langsung tertarik padamu. Aku tanyakan kepada orang di sekitar tentang kamu, ternyata kamu sebaya denganku dan baru saja tamat SMP juga.


Begitu aku tau kamu sudah mendaftar diri di sekolah ini, aku langsung meminta ijin pada papaku untuk segera mendaftarkanku di sekolah ini juga.
Sebenarnya papaku tidak mengijinkannya karena aku baru saja akan didaftarkan di sekolah yang bertaraf internasional

Tapi akhirnya papaku menuruti keinginanku, dan kamu tau kanapa aku memaksa untuk tetap bersekolah disini ??
Karena aku ingin mengenalmu lebih dekat Ris,..
aku ingin kamu dan aku pada akhirnya bisa selalu bersama.
Dan akhirnya keinginanku terkabul.
Tapi aku tidak tau pasti kamu mau menerimaku atau tidak Ris.

Yang pasti ku sudah berkata jujur padamu karena sudah dari dulu perasaan ini aku pendam.
“Riski….aku mau kamu berkata jujur padaku, kamu mau enggak,menerima aku jadi pacarmu ??”,
pertanyaan Evii saat itu membuat aku terkejut, mengapa tidak dari dulu aku mengaguminya dan ternyata dia diam-diam juga menyukaiku!!!!
Astaga,, Ternyata pengorbanannya cukup besar juga untukku..

Beberapa saat kemudian dengan sedikit malu-malu,karena baru pertama kalinya aku di tembak sama cewek, aku langsung menjawab,
“aku tidak menyangka akan jadinya begini, tapi tahukah kamu Vii, dari dulu juga aku sudah menyukaimu…
dan aku juga Ingin menjadi pacarmu…”…

Pernyataan itu membuat Evii terkejut.
Dia langsung bertanya “ kamu yakin dengan jawabanmu itu?”.
“ ya, aku sangat yakin” ku langsung menjawab pertanyaannya.

Saat itu juga dia menangis terharu, dan langsung memelukku dan Sepertinya dia sudah melupakan rasa sakitnya.
Namun, saat itu juga ku melepaskan pelukannya karena aku harus melanjutkan olahragaku yang sempat tertunda tadi. Tapi, sebelum aku pergi aku memaksanya untuk tetap pergi keruang UKS.

Mungkin karena saking senangnya, dia langsung menuruti perintahku.
“ hati-hati ya sayang olahraganya”….dia mengatakannya padaku.
Dengan tersenyum ku juga menjawab, “ ya sayank, cepat sembuh juga ya, jangan lupa minum obat”,
* * *

Sudah sebulan kami jadian dan belum ada satupun dari temen-teman kami yang mengetahuinya. Tapi itu memang ku sengaja karena ku tahu Evii adalah cewek yg amat populer di sekolahku.
Sebenarnya Evii ingin semua orang mengetahui tentang hubungan ini, tapi aku menolaknya, ntar aku malah di benci teman-temanku karena ku sudah mengambil hatinya cewek idaman mereka,
***

Tapi, sepertinya ada yang disembunyikan Evii dariku. aku tidak tau itu apa.
Aku tidak mau berprasangka buruk dulu padanya, karena ku tau, Evii adalah cewek yang setia. Dia amat menyayangiku. Jadi, tidak mungkin dia mengkhianati hubungan kami.

Suatu saat, aku memergoki Evii sedang membaca selembar Surat, tapi begitu mengetahui kedatanganku, di langsung menyembunyikannya. Aku berusaha memaksanya untuk melihat, tapi dia menolak. Saat itulah kecurigaan ku berawal…
***

Sebulan kemudian, Evii pergi selama dua minggu dan dia tidak memberitahukan kemana kepergiannya itu kepadaku. Sebagai pacar, aku seperti mulai merasa tidak di hargai.
Masa’ dia pergi selama itu tidak memberitahuku?
Saat itulah ku mulai jenuh dengannya.
Dan disaat kepulangannya, dia langsung mendatangi rumahku,
dia langsung bertanya, “kamu koq gak menghubungi aku beberapa hari ini?”,
disaat itu juga ku langsung menjawab, “ Apah..? gak salah?? Kayaknya kamu yang kayak gitu dech. Kemana aja kamu dua minggu terakhir ? kenapa kamu gak kasih kabar ke aku? aku ini kan pacar kamu!!!”

Dia terdiam sejenak dan sepertinya tidak menjawab pertanyaanku. Melihat responnya seperti itu, aku langsung mengatakan padanya,
“kamu gak berani menjawab kan??”
“bukan gitu yank.. aku per-gi ke-….” Dengan terbata-bata dia menjawabnya
dan ku langsung memotong pembicaraannya, “sudah jelas kan semua??
Menjawab itu saja kamu ketakutan, berarti dugaanku selama ini benar, kamu Selingkuh !!!
yaudahlah gini aja, mulai hari ini kita putus !!!”
Begitu mendengar keputusanku, dia langsung menjawab,
“kok secepat itu keputusan kamu?? ini semua bisa aku jelaskan…”,
“alaahhhh,, gak ada yang perlu kamu jelaskan lagi, semuanya kan sudah jelas, mulai sekarang, anggap saja kita gak ada hubungan apa-apa…”.
Di saat mendengar ucapanku, ku lihat dia menangis!!!

Dia langsung berkata,
“kalau memang ini keputusanmu, ku terima. Tapi kamu harus tahu, tidak ada cowok lain selain kamu. Aku bukan cewek seperti yang kamu bayangkan. Di dalam hati ini aku tulus mencintai kamu, Ris. Terimakasih karena kamu sempat menjadi orang yang istimewa di hidupku., aku tidak akan pernah melupakanmu…..”

itulah kata-kata terakhir yang ku dengar dari mulut Evii. Setelah mengucapkan kata-kata itu, dia langsung pergi meninggalkanku….
tapi dalam hati yang paling dalam sebenarnya aku tidak ingin perpisahan ini sampai terjadi…

***
Hari-hari di sekolah terasa tidak istimewa lagi setelah kejadian itu.
Memang, setelah Evii datang ke rumahku dan menemuiku waktu itu, dia tidak pernah datang ke sekolah lagi. Namun aku sudah tidak memperdulikannya lagi.

***
Setelah seminggu kemudian, di kelasku sedang konsentrasinya melihat guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. Namun terhenti sejenak saat kepala sekolahku datang, sepertinya ada sesuatu yang ingin di beritahukannya.
Kepala sekolah kami dengan raut wajah serius dan seperti tidak percaya, akhirnya memberitahukan sesuatu yang pada akhirnya sulit untuk ku percaya…
”anak-anak, di sekolah kita tercinta ini, kita semua baru saja kehilangan murid sekaligus teman kalian. Dia di panggil yang maha Kuasa tadi malam… EVI SEPTIANI.
Dia menghembuskan nafasnya yang terakhir di rumah sakit Singapore sesa’at setelah menjalani operasi atas penyakit yang di deritanya, yaitu kanker otak.
Marilah kita semua berdoa, Semoga arwahnya diterima di sisi tuhan yang maha kuasa…”

Setelah mendengar ucapan dari Bapak kepala sekolah, sepertinya dunia ini berhenti berputar.
aku gak percaya dengan kenyataan ini …
ternyata dia menyembunyikan ini dari ku tentang penyakitnya !!

Sepulang sekolah, ku berlari menuju rumahnya…
terlihat ada banyak orang di sana dan juga sebuah karangan bunga menandakan bahwa ada yang berduka cita di sana.

Tanpa menunggu lama lagi, ku langsung memasuki rumahnya dan….
astaga….. ku melihat Evii terbaring di sana !!!.
Batin ini menjerit….dan masih tidak terima atas kenyataan ini.

Ku langsung menghampiri jasadnya…terlihat wajahnya kaku namun tersenyum seperti memberi isyarat bahwa dia bahagia di sana….
tapi ku masih belum menerima kenyataan ini !!!

Oh tuhan…kenapa ini semua begitu cepat terjadi?? Ku masih mencintai dia
tapi dia begitu cepat meninggalkanku.

Disaat ku larut dalam tangisan, terasa pundakku di tepuk. Setelah menoleh ke belakang, aku melihat seorang cowok yang sepertinya masih SMP memberi isyarat bahwa dia ingin berbicara padaku.

Aku pun mengikutinya ke sebuah kamar yang ternyata itu adalah kamar Evi. Di sana aku melihat fotoku tetap menghiasi dinding Kamarnya….
ternyata tidak ku sangka, walaupun aku sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengannya, dia tetap mencintaiku..

oh tuhan…betapa jahatnya diriku memutuskannya di saat dia membutuhkanku….

Ku lihat cowok yang ternyata adiknya Evii itu memberikan sebuah surat padaku. Dia mengatakan sebelum kakaknya itu menghembuskan nafasnya yang terakhir…
dia menyuruh adiknya untuk memberikan surat itu padaku.


Dan setelah ku buka, ku langsung menangis sesedih dan sakitnya aku ketika ku baca isinya.
Dia menuliskan:

“ Dear Risky….

Ketika kamu membaca surat ini, berarti aku sudah tidak ada lagi di dunia ini.
Maaf jika aku menyembunyikan semua ini darimu…
aku tidak mau kamu terus memikirkan ku.
Ketika kamu melihat aku menyembunyikan sebuah kertas,karena sebenarnya itu adalah Surat mengenai penyakit ku…

aku tidak mau kau sampai mengetahui semuanya…
dan ketika aku tidak memberitahukan kepergianku waktu itu,
karena aku tidak ingin kamu mengkhawatirkanku karena di saat itu aku ingin menjalankan operasiku yang ketiga..
aku memang mengidap penyakit kanker otak…
aku tidak ingin kamu mengetahui penyakitku yang sebenarnya karena ku takut kamu tidak mau menerimaku dan malah meninggalkanku.
Ketahuilah Riss,….kamu begitu berarti bagiku. Aku tidak mau sampai mengecewakanmu…dan aku tidak mau sampai kehilangan kamu..
tapi perpisahan itu telah terjadi,,,sebenarnya hatiku hancur saat itu semua terjadi..
tapi aku harus bisa menerimanya jika itu dapat membuatmu bahagia.

Walaupun aku sudah tidak di dunia ini lagi, tapi aku akan tetap mencintaimu dan tetap memperhatikanmu di sana.
Mohon jangan tangisi kepergianku karena itu akan membuat hatiku sakit dan tidak tega meninggalkanmu…..
Aku akan tetap selalu ada di hatimu dan selalu menjagamu……
Kau yang terindah…

dari Yang mencintaimu,
Evi Septiani.

***


Tangisanku tak bisa di bendung lagi ketika membaca surat itu.
Ternyata aku telah salah menilainya….
kesetiaannya yang begitu kuat tapi aku malah meragukannya…
cintanya begitu besar untukku tapi aku membalas dengan malah menyakitinya.

Maafkan aku Vii….
aku sangat menyesal karena telah berburuk sangka padamu.
Tapi ku lakuin itu karena aku sangat sayang padamu, ku gak mau kamu meninggalkanku dan pergi dengan yang lain…tapi semuanya telah terlambat…
aku tak bisa berbuat apa-apa lagi…
yang bisa kulakukan hanya menangis dan terus menangis…

***
Aku ikut mengantarkan Evi di tempat peristirahatannya yang terakhir.
Walaupun air mata ini terus mengalir, tapi aku harus ikhlas melepaskannya. Mungkin hanya surga tempat yang pantas buat orang sebaik dia…

Selamat jalan Evi…
aku akan tetap mengenangmu meskipun kita telah berpisah,,,
namun hati ini masih untukmu…
di setiap do’aku akan kuselipkan namamu…
agar tuhan tahu bahwa kau orang yang paling berarti dalam hidupku...
… Miss you…

* * *
 
PROFIL PENULIS
Nama : Harist Irwinsyah
Pekerjaan : Mahasiswa di Akademi BSI Bekasi
FB : www.facebook.com/akharistpartII
Twitter : @ak_harist
Atau Bisa juga Liat cerpen ini yg sudah saya posting di FB saya dgn alamat :
http://www.facebook.com/notes/ak-harist-part-ii/penyesalan-/361516137249259

Baca juga Cerpen Sedih, Cerpen Romantis dan Cerpen Cinta yang lainnya.

Mengejar Cinta Seorang Cowok - Cerpen Cinta

MENGEJAR CINTA SEORANG COWOK
Karya Febrianiko Satria

Sebetulnya Ana sangat cinta terhadap Aldo. Entah kenapa tuh anak suka sama Aldo yang tampangnya item mutlak gitu Walaupun begitu menurut Ana, Aldo itu keren,ganteng dan lain-lain. Jadi tak heran kalau tuh anak naksir sama Aldo sejak kelas satu SMA, waktu itu mereka masih sekelas. Sayangnya sampai saat ini Ana belum pernah menyatakan cintanya kepada Aldo.

Kini ia sudah kelas tiga SMA dan mereka pisah kelas, Ana dan sahabatnya Puja di kelas XII IPA sedangkan Aldo,Doni dan Toni di kelas XII IPS 4. Walaupun pisah kelas Ana tetap masih suka sama Aldo.

Ketika Ana sedang melamun membayangkan dia menjadi pacarnya Aldo, Puja mengagetkannnya dari belakang.
"Ayo mikirin siapa niih?." Tanya Puja
"Ade deh." Jawab Ana
"Hmmm aku punya tebakan. Coba tebak apa kegemaran Aldo." Tanya Puja lagi.
"Aldo itu hobinya main PB,ngebut di JB,main LS 2. Kalau musik tuh anak suka Linkin Park dan Avenged Sevenfold." Jelas Ana
"Salah."
"Lho kok salah. Aku ini tahu persis apa kegemaran Aldo!."
"Eh jangan jangan kau suka ya sama Aldo."
"Enggak kok. Eh tapi diam-diam aja ya kalu aku suka sama Aldo."Bisik Ana.
"Hmmmm. Apa saja usahamu untuk mendapatkan Aldo?."
"Nggak ada Puja."
"Eh kau nih. Bagaimana kau bisa mendapatkan Aldo kalau kau gak ada usahanya."
"Lantas. Bagaimana cara mendapatkannya?."
"Mudah aja. Coba kau masuk ke dunianya. Kau deketin terus tuh Aldo. Entar kalau sudah yakin baru kau tembak tuh anak." Terang Puja.
"Jadi aku harus masuk ke dunia Aldo."
"Ya iyalah."
"Oke sip. Thanks ya Puja."

Sejak saat itu Ana masuk ke dunia Aldo. Langkah pertamanya ia ikutan main game online dan mendaftar di Gemscool dan bermain Point Blank. Namanya juga masih newbie, setiap main pasti kalah melulu.

"Eh sialan aku kena headshot melulu."

Bosan kena headshot melulu,Ana keluar dari room itu dan mulai mencari cari room mana yang ada Aldonya.

Akhirnya setelah lama mencari,Ana berhasil menemukan Aldo di sebuah room di Public. Walaupun pangkatnya masih tengkorak senyum dia tetap nekat main di room itu demi bermain dengan pi\ujaan hatinya yang tidak diketahui dimana Ia mainnya.

Setelah puas main PB,Ana pulangh ke rumahnya dengan gembira, walaupun iua masih payah banget mainnya karena banyak matinya daripada membunuhnya.

Keesokan harinya Aldo menemui Ana dikelasnya. Ternyata Aldo sangat kagum dengan cewek tomboy ini, katanya sih Ana adalah cewek pertama yang ia temui bermain PB.
"Hebat kau na aku dak nyangka ternyata kau hebat main PB juga."
"Biasa aja kali aku aja banyak matinya darpada bunuhnya."

Setelah mendapatkan sinyal yang bagus dari Aldo ini Ana mulai bermain LS dan main ke JB.

Pernah suatu ketika Doni, sahabat Aldo bertanya kepada Ana apakah Ana cinta sama Aldo.
"Ada deh Don. Pokoknya Rahasia." Jawab Ana.
"Kasih tahu dong." Bujuk Doni.
"Terus apa balasannya hah?."
"Kana kuberi tahu makanan kesukaan Aldo."
"Ah gitu aja aku sudaah tahu pasti Tempoyak kan?."

Doni tampaknya sudah menyerah,dia pun nerpikir dan menemukan ide. "Bagaimana kalau ku berti tahu olahraga favoritnya?." Bujuk Aldo lagi.
"Pasti Futsal kan." Tebak Ana.
Aldo langsung lemas tampaknya usahanya sia-sia. Padahal Ana tadi hanya main tebak aja. Namun ia tidak menyerah dan mengeluarkan tawaran terakhirnya. "Kasih tahu dong na. Nanti ku comblangin deh."

Ana langsung gembira setelah mendengar tawaran dari Aldo dan tanpa basa-basi lagi langsung menjawab pertanyaan Aldo. " Oke aku beritahu kalau aku suka sama Aldo. Sudah dulu ya aku mau ngerjain PR Kimia dulu soalnya aku belum ngerjain nih PR."
"Gitu dong entar ku usahakan deh."

Semakin lama Ana dekat dengan Aldo. Dimana ada Aldo disitu pasti ada Ana. Soalnya Ana selalu mengikuti segala aktifitasnya mulai dari main futsal,main game online samoai main ke JB.

Suatu hari Ana merasa perlu untuk menyatakan cintanya pada Aldo. Diapun membuat rencana bersama Doni dan untuk melakukannya besok, soal tempatnya Ana berencana disekolah saja tetapi diam-diam Doni dan Puja merencanakan sesuatu yang lain.

Keesokan harinya Ana pergi kesekolah dan sudah siap untuk menembak Aldo. Namun tanpa diketahui Ana, ternyata Doni sudah memberitahu Aldo kalu Ana mencintai Aldo. Hari ini mereka akan mengerjai Ana.

Sewaktu istirahat seperti biasa Ana langsung mendekati Aldo. Namun kali ini Aldo bersikap dingin padanya. Setiap ditanya malah nggak dijawab sama Aldo. Seolah Ana bukan siapa-siapa Aldo. Ana yang kesal langsung meneriaki Aldo sementara yang kena teriakin langsung kaget seperti orang digonggong anjing galak.
"Wah apaan tuh. oh Ana. Nanti aku tidak jadi main futsal lantaranh temanku banyak yang sibuk."
"Ya sudahlah. Aku pergi dulu."

Ana jadi kesal dengan sikap Aldo,dengan langkah gontai ia pulang ke kelasnya dan ia menjadi kaget karena Puja malah dekat dengan Aldo. Ia tidak tahu kalu sebenarnya Aldo sedang memberitahu rencananya untuk mengerjai Ana hari ini. Setelah Puja mengerti, Ia kembali ke tempat duduknya.

Ketika Puja duduk dibangkunya, ia langsung di introgasi sama Ana, layaknya polisi yang sedang menginterogasi pelaku kejahatan kelas kakap.
"Eh kau tadi kenapa dekat-dekat dengan Aldo?." Tanya Ana untuk mengawali Introgasinya.
"Tidak ada pa-apa kok."
"Jangan bohong!."
"Beneran tidak apa-apa."
"Kamu suka ya sama Aldo?."
"Ehmmm. Maaf ya Ana aku sebenarnya suka sama Aldo. Tadi kami janjian mau makan malam."
"Heh kau ini keterlaluan." Gerutu Ana dengan kecewa .
"Kenapa na?." Tanya Puja dengan cueknya.
"Kau ini seperti pagar makan tanaman. Inceran teman kau sikat juga."
"Dengar ya ini na. dia itu lebih suka sama aku daripada sama kamu."
Ana yang kesal kini bertambah kesal. Dia langsung menendang kursi Puja hingga Puja jatuh ke lantai. Ana meninggalkan sahabatnya sendirian tanpa menghiraukannya sedikitpun.

Pada malam harinya Ana pergi ke warnet untuk melepas lelahsetelah pusing mengerjakan PR Kimia. Ketika main facebook, tiba-tiba Aldo mengirim pesan dan menyuruhnya untuk bermain Counter Strike Extrime online. Anapun menyetujui hal itu.

Seperti biasa Ana selalu kalah melawan Anto malah dia sekarang diejek Aldo tidak bisa main CS Extrime lewat sms yang dia kirim. Dia pun juga membalas sms itu dengan ejekan. Aldo mengirim sms lagi tetapi tidak ditanggapi oleh Ana.

Keesokan harinya pas ulang tahun Ana, Ana bertemu lagi dengan Aldo disekolah yang sedang bersama-sama dengan teman-temannya. Tubuh Ana yang pendek menjadi bahan ejekan Aldo,Doni dan Toni.
"Dek-dek ini SMA dek buykan SD." Ejek Aldo smabil menunjuk Ana yangs edang jalan.
"Sewembarangan kau ini. Aku ini sudah kelas tiga SMA bukan anak SD." Bantah Ana.
"Tidak mungkin. Jangan-jangan adek nyasar ya?." Ejek Doni.
"Dek ini SMA dek bukan SD." Kata Toni ikut menambahi.
"Gak lihat apa ini seragam SMA. Berarti aku sudah SMA." Bantah Ana
"Itu pasti punya kakakmu." Bantah Aldo.

Ana jelas langsung kesal setelah diejek-ejek mereka. Sekarang Ana mengejar Aldo dan teman-temannya sayangnya tidak terkejar karena mereka sudah dulu sampai di kelas mereka.
"Ayo sini kalau berani." Tantang Puja.
"Huuuu anak SD." Teriak Aldo dan teman-temannya dari kejauhan.

Ketika belajar Ana masih sangat kesal dengan Aldo. Ia tidak menyangka, Aldo yang ia kira baik ternyata telah berbuat jahat kepadanya. Padahal Ana tidak sadar kalu Aldo sudah merencanakan hal ini untuk mengerjai Ana dihari ulang tahun Ana.
"Ana-Ana." Kata Lia.
"Eiiits. Kenapa nih." Tanya Ana yang kaget lalu seperti bersiap untuk menghajar Lia.
"Ampuuun na aku tidak mau menjahili kamu kok. Jangan hajar aku."
"Siapa yang mau menghajar kau. Aku ini tadi kaget."
"Begini na. nanti kalau bel pulang jangan pulang dulu ya."
"Kenapa memangnya?."
"Kata anak-anak ada yang seru."
"Apanya yang seru?."
"Dengar-dengar Puja mau nembak Aldo."
"Cuma begitu. Oke nanti ku liat mereka." Kata Ana dengan wajah yang normal walaupun dia sebenarnya sangat sakit hati,

Bel pulang berbunyi, sebagian anak-anak pulang ke rumah masing-masing, sebagian lagi mau melihat Puja menyatakan cintanya kepada Aldo.
"Aldo kamu hobi main PB ya." Kata puja memulai gombalannya
"Kok tau."
"Soalnya kamu sudah menembak hatiku."
"Sudah itu setiap belajar aku jadi susah konsentrasi. Padahal kan belajar harus tenang."
"Kenapa?."
"Karena wajah tampanmu selalu teringat dikepalaku." Kata Puja walaupun sebenarnya dalam hatinya mau muntah-muntah.
"Tahu gak bedanya sampah sama kamu." Gombal Aldo
"Nggak." Jawab Puja
"Kalau sampah itu bau dan dibenci. Kalau kamu itu cantik dan selalu di hatiku."
"Ah bisa aja." Kata Puja

Tepat tdak jauh dari mereka terlihat Ana yang sudah sangat kesal. Saking kesalnya Ana nendang-nendang Tiang bendera.
"Aaaa ada bunyi bel biasanya kan kalau bunyi bel itu kita harus masuk." Kata Ana puara-pura dengar bunyi bel. Gak taunya suara kaki Ana yang nendang tiang bendera berulang-ulang.
"Terus kalau sekarang pertanda apa?." Tanya Aldo
"Kalau sekarang itu pertanda kalu aku mau menyatakan cintaku padamu."

Aldo pura-pura tersipu sementara Ana menjadi semakin kesal,buktinya kini ia malah berbalik menendang pagar sekolah.
"Aldo aku mau bilang sesuatu sama kamu. Aku suka sama kamu. maukah kau terima aku sebagai pacarmu?."
"Terima... Terrima... Terima." Sorak anak-anak yang lain.
"Ya sekarang kita jadian." Jawab Aldo
Ana langsung shock ketika mendengar hal itu. Iapun pulang kerumahnya sambil menangis. Sementara itu, Puja dan Aldo yang sedang pura-pura pelukan merasa bahwa rencana mereka berhasil.
Ketika sampai dirumah, Ana mendapatkan telepon dari Puja yang telah mendapatkan aldo. Anapun menghentikan tangisnya lalu pura-pura tenang.
"Eh tau gak na aku senang sekali sudah jadi pacar Aldo." Kata Puja membuka percakapan.
"Taulah yang baru jadian."
"Kau mau ikut nggak nanti temani aku makan malam. Soalnya aku takut pergi sendirian." Tawar Puja.
"Kenapa takut kan ada si Aldo?."
"Tapi aku maunya bareng sama kamu." Rengek Puja.
"Nggak ah nanti ganggu lagi." Tolak Ana.
"Ya sudahlah daaa."
"Da da."

Rencana mereka berhasil kembali kini Ana semakin menjadi tidak bersemangat.

Ketika sore hari, Ana pergi ke warnet untuk mencar tugas kimia. Karena warnet dirumahnya tutup jadi dia terpaksa pergi ke warnet Panorama untuk mencari tugas.

Ketika Ana bermain facebook,Aldo mengobrol dengan Ana lewat Chat di Facebok.
"Ana kau mau tahu tidak?." Tulis Aldo di chatnya.
"Ada apa memangnya?." Balas Ana.
"Kalu kami tidak jadi makan malam."
"Oh kasiaaan."
"tapi mau tau nggak kalu kami sebenarnya tidak jadian."
"Kenapa?."
"Karena aku suka sama kamu." Tulis Aldo. Lalu Aldo melanjutkan "Coba lihat dibelakangmu."

Ana melihat kebelakang ternyata sudah ada bunga untuk Ana bahkan ada pesanya yang bertulis: Aku suka sama kamu from Aldo. Hal ini sebenarnya sudah dipersiapkan oleh Aldo dan teman-temannya.
"Ana sebenarnya aku sudah tahu dari Puja dan Doni kalu kau cinta sama aku."
"Beneran."
"Ya sebenarnya akunjuga mencintaimu. Maukah kau menjadi pacarku."
Ana awalnya ragu namun ia memberanikan diri dan melanjutkan " Ya aku mau jadi pacar kamu."

Aldo dan Ana lalu berpelukan. Tanpa memikirkan tugas kimianya.
"Aldo kamu memang cowok yang romantis." Puji Ana.
"Ini semua kan demi kamu na."
"Makasih ya do."
"Sama-sama."

Pengunjung warnet yang kebetulan melihat mereka lanngsung bertepuk tangan dan memberikan ucapan selamat kepada Ana dan Aldo.

PROFIL PENULIS
Nama: Febrianiko Satria
TTL: Jambi,11 Februari 1995
Sekolah: SMA NUSANTARA JAMBI Angkatan 2010
Alamat: Perumahan Bogenville Lestari, Kota Jambi, Provinsi Jambi,Indonesia
Facebook: http://facebook.com/febrianiko.satria
Twitter: @FebrianikoS
Blog: http://nikox7.blogspot.com/

Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.

Akhirnya - Cerpen Remaja

AKHIRNYA 
Karya Nirmala

“yah lupa nggak ada yang jemput”
“kenapa, Ra? Nggak ada yang jemput? Yaudah pulang bareng aja”
“hah? Yaudah dehh”

Haloo, kawan. Kenalin namaku Yassora.Teman-temanku biasa memanggilku Sora. Aku anak kelas XI IPA di sekolah Shinvill. Salah satu sekolah elit di kotaku. O iya, kenalin juga temanku yang ngajak aku pulang tadi. Namanya Glenn. Dia satu kelas sama aku. Kami juga saingan di kelas.Tapi kami tetap berteman baik dan nggak kebawa suasana persaingan.

Kami dan teman-teman abis main basket di lapangan yang cukup jauh dari komplek perumahan. O iya aku juga lupa kasih tau ya. Kami ini teman dari kecil. Rumah kami juga berdekatan. Dari TK sampe sekarang kami terus satu sekolah. O iya, dia ketua OSIS loh, dan aku wakilnya. Hehehe..

Aku lupa kalo hari ini nggak ada yang jemput aku main. Mana udah gelap lagi. Nggak tau jalan. Untung ada Glenn. Seneng banget ditemenin sama dia. Bukan karena takut nggak ada temen sih. Tapi karena emang dari dulu aku suka sama dia. Siapa sih yang nggak seneng ditemenin cowok yang disuka? Cuma aku nggak pernah ada keberanian buat deketin dia. Wajahku nggak cantik-cantik amat sih wajar kalo Glenn ngga suka sama aku.
“eh, Ra! Ngelamun aja. Kesurupan loh entar” ucapan Glenn sambil menepok pundakku
“hah? Nggak kok. Siapa yang ngelamun coba.. ih sok tauu” jawabku
“haha.. tuh buktinya kaget. Kenapa? Capek? Nih naik sepeda aku aja kalo capek”
“hah? Nggak, nggak usah. Masa yang punya sepeda jalan”

Rumah Glenn sudah mulai terlihat. Namun, Glenn yang harusnya belok malah meneruskan berjalan.
“loh, Glenn? Bukannya rumah mu belok ya? Kok kamu nggak belok?”
“nggak, aku nemenin kamu aja. Kan ini udah malem. Kamu cewe, sendirian lagi”
“hah?? Yaudah deh terserah kamu aja deh”

Senangnya aku waktu dia mengkhawatirkan aku.Hal langka yang jarang terjadi. Akhirnya aku sampai di rumah. Dan Glenn pun pulangg.
**

“Glennnn!!!! Aku menaaaannngggggg!!!!!” teriakku sambil berlari menyusuri koridor sekolah
“apaan? Apanya yang menang?” jawab Glenn kaget
“nilai fisika, Glenn! Aku menang dari nilaimu. Liat nih” ucapku terengah-engah mengatur nafas sambil menyerahkan selembar kertas
“ah, cuma hoki. Pak Leo salah nilai tuh. Harusnya aku yang menang” ujarnya sambil menempelkan kertas itu di mukaku
“ihh.. orang kerja keras malah dibilang hoki” jawabku kesal

Tiba-tiba Glenn berbalik dan tersenyum padaku. Lalu kembali berjalan.Whatss?? Dia tersenyum padaku??? Benar-benar mengejutkan. Sesuatu yang luar biasa dia mau
tersenyum padaku.
**

Di kantin aku memikirkan kejadian akhir-akhir ini. Dia mengkhawatirkanku. Dan dia tersenyum padaku. Aku mulai berfikir dia menyukaiku. Tapi , apa mungkin dia menyukai cewe seperti aku?? Trus apa arti kelakuannya selama ini?? Aku harus gimanaa?? Ah semua ini membuatku pusingg.
“dorrr!! Ra! Ngapain ngelamun? Mikirin Gelen yaa??” ujar Fefe mengagetkanku
“apa sih, Fe? Orang nggak mikirin apa-apa. Lagian namanya Glenn bukan Gelenn” ucapku
“yaya terserah. Tapi nggak mungkin kalo nggak ada apa-apa kamu diem di sini. Biasanya juga ngejamur di perpus” jawab Fefe seolah-olah aku habis mencuri uangnya
“yayaaa aku critain dehh” ujarku lalu mulai bercerita pada Fefe

Seusaiku cerita. Fefe malah tertawa terbahak-bahak
“Wah, Osra seneng nih!" ujar Fefe
“apasih , Fe! Udah ah masuk kelas yukk” jawabku mengakhiri pembicaraan
**

Setibanya di kelas aku dan Fefe duduk di tempat masing-masing. Aku pun melanjutkan membaca novel yang belum selesai ku baca. Tiba-tiba seseorang menyapaku.
“rajin banget baca novel” ucapnya
“eh , Glenn. Biarin dongg. Masalah buat kau?” balasku
“iya deh ngalah. Eh besok ada acara nggak?” Tanya nya
“mmm.. nggak, napa?” jawabku
“temenin ke perpus kota yaa. Mo cari bahan buat lomba Fisika hari rabu. Mau?” jelasnya
“ohh.. bolehh. Tapi jemputnya sekitar jam 11 yaa” ujarku
“okedeh. Makasih yahh” jawabnya

Ketika ia pergi. Aku menoleh ke arah Fefe. Rupanya Fefe sudah memperhatikanku daritadi. Ia pun tersenyum dan mengacungkan jempolnya untukku. Ku balas dengan
senyuman dan acungan jempol juga.

**

Sekitar pukul 10 aku sudah bersiap-siap untuk pergi. Yahh nggak kebayang pergi sama Glenn. Kesempatan yang sangat teramat langkaa. Dan pukul 11 pun Glenn menjuemputku
**

“Ra, bantuin cari soal fisika yaa” ujar Glenn begitu memasuki perpus kota yang agak sepi itu
“oke” jawabku

Kami duduk di salah satu meja kecil di perpus. Setumpuk buku berada di hadapan Glenn. Ia menarik nafas dalam-dalam. Dan memulai membaca buku-buku yang amat sangat tebal. Sementara Glenn membaca dan mengerjakan soal. Aku menemaninya dengan membaca novel yang ada di perpus.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Saatnya makan siang. Aku pun pamit pada Glenn untuk membeli makanan kecil diluar, karena di sini nggak ada restoran atau warung. Namun Glenn tidak memindahkan matanya dari buku sama sekali dan hanya menganggukkan kepala.

Aku pun membeli 2 buah hamburger untuk mengganjal rasa lapar. Dan dua cangkir kopi hangat untuk membantu mata tetap terbuka dan menghangatkan badan di perpus yang adem itu.

Kami pun makan dengan lahap. Namun tetap saja, Glenn tak sedikitpun memindahkan matanya dari buku yang ada dihadapannya. Setelah habis pun ia hanya meletakkan bungkus hamburger dan minum kopi. Lalu melanjutkan membaca. Begitulah Glenn, jika ia sudahh serius tak ada yang dapat mengganggunya. Kubuang bungkus makanan kami dan melanjutkan menemani Glenn.

Tubuhku serasa lelah. Mataku juga sudah berkunang-kunang.Tak lama kemudian aku pun tertidur di atas buku yang sedang kubaca. Dengan wajah tertutupi oleh tanganku yang terlipat.

**

Tiba-tiba kurasakan guncangan kecil di tubuhku. Aku pun terbangun. Ku kedipkan mata beberapa kali untuk menormalkan penglihatan. Betapa kagetnya aku ketika melihat wajah Glenn berada tepat di hadapanku.
“Ra, ya ampun ampe ketiduran .Maaf ya lama ampe kamu ketiduran. Ayo pulang perpus udah mau tutup” ujar Glenn
“yaudah ayo” jawabku

Di mobil aku sedikit memejamkan mataku. Karena aku sangat mengantuk. Glenn membangunkanku. Tangannya memegang tanganku yang berada di pangkuanku. Dengan segera aku bangun kembali.
“Ra, ngantuk ya? Maaf ya Ra. Gara-gara aku, kamu kecapean. Sabar ya bentar lagi
nyampe rumah kok” ujar Glenn menghiburku agar aku tetap terjaga
“oh iya nggak apa-apa kok” jawab kulemah
“Ra, aku mau ngomong sesuatu. Tapi aku nggakyakin. Sebenernya udah lama aku mau ngomong ini. Ra, aku suka kamu. Would you be my girl friend?” jelas Glenn panjang lebarr

Aku sangat terkejut dengan perkataan Glenn itu. Senang tapi shock juga.
“gimana?” Tanya Glenn membuyarkan lamunanku

Sebentar aku menoleh ke arahnya, tersenyum dan .... mengangguk

Glenn tertawa. Dia sangat senang. Aku tak kalah senang. Ternyata nggak bertepuk sebelah tangan. Akhirnya kali ini perasaanku terwujud. Masih tak menyangka namun senang. Yah, hidup memang tak bisa ditebak

~

PROFIL PENULIS
Shallom, namaku Nirmala. Aku lahir di Jombang, 28 Februari 1997. Ini pertama kalinya aku posting karyaku, lho! Jadi kalo ada kesalahan mohon bantuannya ya. Oh iya, jangan lupa add facebookku ya --> Nirmala F-GaLz. Follow juga twitterku --> @nirmalafgc. Feel fee for contact me. Mohon bantuannya ya. Trimakasih. Tuhan Yesus memberkati :)

Baca juga Cerpen Remaja yang lainnya.