Selasa, 28 Agustus 2012

Cerpen Remaja - A.U.D.R.E.Y

A.U.D.R.E.Y
Karya Annisa Vee Lestari

“Audrey, ada yang ingin Aku sampaikan. Aku ingin, hubungan kita sampai disini.”
“Apa? Kita putus?”
*****

Hoamm...mata masih setengah terpejam. Matahari sudah bersemangat menyinari bumi. Kulihat wajahku yang bengkak dan mataku yang sembab pasca tragedi semalam. Aku Audrey Dwita Anggrainy. Saat ini Aku duduk di bangku kuliah semester satu. Bicara tentang tragedi semalam, itu adalah hal terpahit yang pernah Aku alami. Karel Dinata, pacarku dua tahun lalu dan sekarang sudah menjadi mantanku. Ia memutuskanku secara sepihak tanpa alasan yang jelas. Jujur, Aku masih sangat mencintainya. Aku juga yakin kalau ia masih punya rasa yang sama sepertiku. Karena hubungan kita memang baik-baik saja. Ponselku berdering. Aku berharap itu sms dari Karel seperti biasanya, setiap pagi ia selalu membangunkanku lewat sms. Kubuka dan kubaca sms itu. *Au, bangun! Gue udah diluar nih – Kiran*. Huh, ternyata sms itu dari Kiran, teman SMA-ku yang saat ini kuliah di universitas yang sama denganku. Kubuka gorden jendela lalu melambaikan tangan ke Kiran mengisyaratkan padanya untuk menungguku.

Segera Aku bersiap, sarapan, lalu pergi. Terlihat Kiran mengerutkan dahi saking betenya. “Hehe, lama ya Ran? Sorry yaa...lo tau lah secara gue kan calon singer terkenal,” Aku masuk ke mobilnya tanpa memperdulikan keadaan Kiran. Tak berapa lama Kiran masuk ke mobil masih dengan muka bete. “Ihh Kiran mah ngambek loh! Ntar cantiknya hilang loh..” Ledekku. “Ihhh! Lo paling bisa yaa...” Kiran mencubit pipiku disusul tawanya. Mobil terus melaju menuju kampus. Dijalan, Kiran memberiku kabar buruk. “Au, lo nggak ke airport?” Tanya Kiran. “Airport? Memang ada apa?”. “Loh? Lo nggak tau? Karel Au! Dia kan mau pindah ke Jepang,” Kiran menatapku heran. “Apa??? Dia nggak bilang sama gue. Memang sih tadi malam kita habis putus, tapi dia nggak bilang apa-apa tuh,” Jelasku. Kiran menggeleng dan langsung putar arah. Aku terdiam. Tak habis pikir kenapa Karel begitu teganya tak memberitahuku atas keberangkatannya. Sampailah kami di suatu tempat yang bernama bandara. Kami turun dan bergegas mencari keberadaan Karel. Hampir seluruh tempat kami telusuri tapi hasilnya nihil. Aku terduduk lemas, air mata mengalir di pipiku. Kini Aku bukan hanya kehilangan perhatiannya, status, tapi juga kehilangan dirinya, my sunny, cinta pertamaku, Karel.

“Audrey,” Seseorang menepuk pundakku. Aku menoleh. “Ka..ka..karel...” Ucapku terbata. Air mata mengalir juga di wajah itu. Karel memelukku. “Karel, kenapa kamu pindah? Apa kamu benci sama Aku? Salah Aku dimana? Bilang Karel..” Ucapku dengan nafas tersengal-sengal. Karel mendaratkan jari telunjuknya di bibirku, “Sshhh..kamu nggak salah. Ini murni salah Aku. Aku akan pergi ke Jepang untuk kuliah. Mungkin Aku akan tinggal disana selama empat tahun,” Karel tersenyum. “Aku akan menunggu kamu sampai kamu kembali!” Tegasku. “Aku akan menunggu kamu sampai kamu kembali!” Tegasku. Karel menatapku dalam, “Hei, kamu jangan tunggu Aku! Carilah pengganti lain yang lebih baik dari Aku. Karena Aku belum pasti kembali...”. Lagi-lagi aku terdiam, stak di posisi ku sekarang. Sedangkan Karel semakin menjauh. Raga ini yakin tak bisa mencegahnya. hanya bisa berharap akan perasaannya padaku. “Karel...kalau kamu masih sayang sama Aku, plis lihat Aku!” Batinku. Karel terus berlari menuju tempat keberangkatannya. Aku masih menunggu, namun sepertinya penantianku ini akan berakhir sia-sia. Sudahlah sebaiknya Aku jangan terlalu berharap...

“Udah dong Au, jangan nangis terus...” Terlihat Kiran menghawatirkan keadaanku. Entah mengapa mata ini terus memaksaku untuk mengeluarkan air mata. Mobil terus melaju menuju kampus. Walau sudah telat, biarlah. Aku bisa masuk kelas sore. akhirnya mobil memasuki pelataran. Aku dan Kiran turun lalu bergegas ke kantin, tempat kita biasa nongkrong. “Gue yakin kok, Karel itu masih cinta sama lo..” Ucap Kiran berusaha menghiburku. “Udahlah Ran, gue nggak apa-apa kok. Mungkin semua ini udah takdir gue, harus kehilangan cinta pertama gue..” Ucapku sedih. “Woi! Pada kenapa kalian? Lo lagi, Au. Kenapee?” Tiba-tiba seseorang muncul dengan riang gembira. “Ihh, kepo amat sih lo Dion?! Huss huss sana minggir!” Usir Kiran. “Yee..kok lo yang sensi? Kan gue mau ketemu Audrey. Wekk,” Dion ( kakak tingkatku sekaligus sahabatku) memeletkan lidahnya ke arah Kiran. Aku hanya tertawa melihat tingkah kedua sahabatku ini. Kehadiran mereka sungguh berarti. “Audrey cantik, lo kenapa? Galau ya? Galau karena Karel lagi?!” Tanya Dion sedikit membentak. Aku mengangguk pelan. “Udah gue bilang lo itu nggak cucok sama Karel, masih aja dilanjutin. Sekarang apa nyatanya? Lo nangis lagi kan? Udah deh sekarang lo ikut gue yuk?!” Dion menarik lenganku. “Mau kemana? Gue ada kelas...” Teriakku. “Udah, titip absen aja sama Kiran.”

“Ini dimana, Yon?” Tanyaku bingung. “Tunggu sebentar ya, 1..2..3.. its show time!” Teriak Dion. Tiba-tiba seekor monyet menari di depanku. Sontak Tawaku meledak. Dion melirikku, tersenyum. Saat ini hanya Dion cowok satu-satunya yang bisa buatku bahagia. Dion selalu ada disaat Aku susah maupun senang. Jika Aku ada masalah dengan Karel, Dion lah sebagai tempat curhatku. Mungkin jika Dion menaruh hati padaku, akan kujadikan pertimbangan. Tapi tidak untuk saat ini. Karena nama Karel masih terukir jelas di hatiku. “Makasih ya Dion..” Bisikku. “Gue akan lakukan apapun untuk buat lo bahagia. Karena gue nggak mau melihat lo menangis,” Ucap Dion tanpa melihatku. Straodinario! Mungkin itu satu-satunya kata yang bisa mewakili pendangan gue terhadap Dion. Ia begitu tulus menyayangiku sebagai sahabatnya. Pertunjukkan selesai, kami pun pulang. Dion mengantarku pulang sampai depan rumah. “Thanks for today, Dion!” Ucapku. Dion membuka kaca helmnya, “Sama-sama, jangan nangis lagi ya! Yang udah berlalu biarkan berlalu. Tatap masa depan. Semangat!!” Dion mengangkat tangannya bak pejuang. Aku mengangguk cepat. Dion memakai helmnya dan berlalu.
*****

“Cieee yang mau manggung for first time..semangat ya,” Kiran memelukku. “Aaaa Kiran! Doakan Aku ya teman,” Ucapku. Kiran mengantarku ke tempat pentas. Ya, hari ini Aku akan tampil di sebuah acara. Sebelum manggung Aku mencoba sms Karel, minta doa restu. *Karel..Aku mau manggung, doakan semua lancar yaa-Audrey*. Tapi sms-ku tak kunjung dibalas. Positive thinking, mungkin Karel sedang sibuk. Aku yakin dia mendoakanku dari sana. “Dion mana ya?” Tanyaku. “Lagi di jalan, bentar lagi sampai kok,” Jawab Kiran. Hatiku deg-degan takut gagal. Tak berapa lama namaku dipanggil. Aku naik ke panggung dan mulai bernyanyi. Syukurlah, sampai di akhir lagu semua dalam keadaan good. Penonton sepertinya menikmati suaraku. Aku turun lalu menghampiri Kiran dan Dion yang sudah menunggu di pojok. “Congrats ya Au! Gue bangga punya sahabat kayak lo,” Ucap Dion. Aku hanya tersenyum. Tiba-tiba seseorang membawakan bunga yang di dalamnya terdapat secarik kertas. Saat kutanya siapa pengirimnya, orang tersebut menggeleng. Kubaca tulisan di kertas itu, *Aura suara dan senyumanmu buat bahagiaku*. Aku melihat sekeliling tapi tak ada tanda apapun. “Ciee baru sekali manggung aja udah dapat secret admirer..” Ledek Kiran. “Iya dong, siapa dulu? Audrey...” Pamerku.

Sepulang dari show, Dion mengajakku ke suatu tempat. Katanya ini sebagai hadiah karena Aku telah sukses manggung. Tempat yang tak asing bagiku, karena dulu Karel sering mengajakku kesini. Lagi-lagi Karel yang muncul di benakku. “Sunny, kenapa kamu tak kunjung beriku kabar?” Batinku lirih. Dion menarik lenganku mengajakku berlari ke tempat itu. Taman warna, dimana setiap malam ada pesta kembang api disini. Duar! Duar! Duar! Suara kembang api mulai bergeming. Aku tersenyum bahagia sembari melirik Dion. Dion menatapku, “Audrey, gue sayang sama lo!”. “Aku juga, Kar...” Kalimatku terputus. Aku tersadar kalau yang ada di hadapanku bukanlah Karel, melainkan Dion. Astaga! Mikir apa Aku ini? Mengapa hati ini terus berharap? Dion...maafkan Aku.
“Makasih ya Dion, lagi-lagi lo yang nganter gue pulang,” Ucapku. Dion mengangkat kedua bahunya, “Santai aja kali. Udah sana masuk! Have a nice dream,” Dion pun berlalu. Nyatanya ia memang begitu baik. Harusnya saat ini Aku mulai berfikir untuk belajar mencintainya. Aku yakin Dion ada rasa padaku. Lagi pula, kami sudah terbiasa bersama-sama sejak lama. Jadi nggak ada salahnya kalau Aku mencoba untuk move on. Saat Aku memasuki rumah, Aku mendapati mawar dan secarik kertas, lagi. “Apalagi ini?” Batinku. *Untuk bahagiamu, selamat atas kesuksesanmu*. Siapa sebenarnya secret admirer ini???
*****

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Sekarang kuliahku sudah memasuki semester enam. Hari ini adalah hari paling membahagiakan untuk Aku, Kiran dan khususnya Dion. Karena hari ini adalah hari wisuda Dion. Sejak saat itu, hubungan Aku dan Dion semakin dekat. Layaknya sepasang kekasih. Tapi, Aku belum memberikan status yang jelas untuknya. Karena jujur, hati ini masih berharap kalau Karel akan kembali tahun depan. Aku bersiap-siap untuk menghadiri wisuda Dion. Mandi, sarapan dan berangkat. Saat Aku hendak mengeluarkan mobil, lagi-lagi ada mawar dan secarik kertas di atas mobilku. Ini adalah mawar kelima yang kudapat dari secret admirer yang sampai saat ini tak kuketahui identitasnya. Kubuka tasku lalu kubaca kembali kertas-kertas yang lalu. *Derai penantian, gantilah dengan masa depan*, *Rasaku semakin kuat namun rasamu semakin pupus*. Dan ini kertas terakhir yang kuterima, *Entahlah, semuanya ada padamu*. “Dert..dert..” Ponselku berdering. Masih dalam lamunan, kuangkat telefon dari Kiran. “Iya Kiran?” Sapaku. “Woi! Buruan!!!” Teriaknya. Segera kututup ponsel lalu bergegas pergi.
“Dion Chandrawinata!” Panggil MC. Huh, walaupun telat, setidaknya Aku masih bisa mendengar nama Dion dipanggil sebagai lulusan terbaik tahun ini. Sembari membawa bunga, Dion menghampiriku yang duduk manis di kursi paling belakang. “Audrey, gue lulus!” Teriaknya lalu memelukku. “Selamat ya. Gue bangga sama lo,” Bisikku. Dion melepaskan pelukannya lalu mengajakku ke taman belakang kampus. Hatiku bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya ingin diakukan Dion. “Audrey, gue mau bicara sesuatu. Tolong dengarkan sampai selesai baru boleh komentar. Kalau lo berani potong pembicaraan gue, awas lo!” Ancamnya. Aku mengangguk cepat.
“Au, gue udah lulus dan gue juga udah dapat pekerjaan. Kita udah sama-sama dewasa. Nggak munafik selama tujuh tahun kita bersama-sama, dari mulai kita SMP, rasa sayang gue ke elo muncul walau hanya sebatas sahabat. Tapi setelah Karel putus sama lo dan kita semakin dekat, rasa cinta itu ada. Gue pikir, hari ini adalah saat yang tepat untuk meresmikan hubungan kita. Lo mau kan jadi calon istri gue?” Dion melamarku. Tuhan...apa yang harus Aku perbuat? Aku sayang Dion, tapi Aku masih penasaran dengan perasaan Karel. mengapa begitu sulit untukku menerimanya?. “Dion...” Ucapku merendah. “Gue sayang lo. Tapi untuk komitmen, gue belum bisa jawab sekarang. Tunggu jawaban gue tahun depan, gue janji!” Timpahku. Dion tertunduk. Tampak raut kecewa di wajahnya. Berapa saat kemudian Dion menatapku seraya berkata, “Baiklah, gue akan tagih janji lo tahun depan.”
*****

1 TAHUN KEMUDIAN...
“Mbak Audrey? Cantik banget...” Teriak Kiran. “Kiran..sebentar lagi gue udah nggak single,” Aku memeluknya. “Asik banget sih! lulus dengan nilai terbaik, dapet suami idaman lagi!” Gerutu Kiran. “Jangan iri gitu. Pasti lo juga akan merasakan hal yang sama suatu saat nanti,” Aku mengelus pundak Kiran. Seseorang mengetuk pintu, “Sayang, tamu udah pada menunggu di bawah. Eh, ada Kiran. Hai Kiran?!” Ucapnya, calon suamiku. “Hallo juga Dion! Akhirnya..kalian jadi juga,” Goda Kiran. Dion tersenyum sembari memberiku isyarat kalau ia menunggu kehadiranku di ruang bawah. Ya, sebentar lagi aku akan menikah dengan Dion, pria yang melamarku setahun yang lalu. Aku memutuskan untuk menerimanya karena sampai saat ini Karel tak kunjung datang. Aku menyadari kalau harapanku sudah pupus padanya. Harapanku saat ini ada pada Dion.

Wajahku kini sudah berlumur make up. Saat Aku sedang asik bercanda dengan Kiran, satpam rumahku masuk memberiku mawar dan secarik kertas, lagi. Aku dan Kiran saling memandang heran. Kubuka kertas itu lalu kubaca. *Yang terakhir dariku, selamat atas pernikahanmu*. Aku bertanya pada satpam itu tentang identitas si pengirim. “Orangnya baru saja keluar. Wanita, pakai baju ungu”. Segera Aku berlari mencari wanita yang dimaksudnya. Di taman dekat pintu keluar Aku menemukannya. Kutepuk pundaknya, “Hai..kamu yang selama ini mengirimkan Aku bunga?”. Wanita itu menoleh, tersenyum dan memberiku kertas lagi. Tapi kali ini agak lebih besar, seperti surat. Aku menatap wanita itu lalu beralih menatap Kiran. Mata Kiran menunjukkan isyarat kalau Aku harus membuka surat itu. Hatiku berdegup kencang saat membacanya. Lalu kututup surat itu dengan air mata. Wanita itu menjelaskan semuanya lalu pergi. Masih dalam suasana haru, Kiran memelukku erat sekali. Membuatku lebih tenang dari sebelumnya.
“Sayang, kamu nggak apa-apa?” Dion meraba wajahku. Aku mengangguk berat. Kiran menatapku tajam, “Ini hari pernikahan lo! Yang lalu biarkan berlalu. Sekarang masa depan lo ada pada orang ini,” Bisik Kiran. Tak mau membuat Dion kecewa, segera kuhapus air mata dan mencoba tersenyum demi Dion walau berat rasanya. “Kamu udah siap?” Tanya Dion. Kutatap Kiran dan Kiran membalas dengan angkat jempol. “Aku siap Dion, calon suamiku,” Ucapku lantang. Dion menarikku ke pelaminan.

Semua proses telah dilaksanakan. Aku bahagia, akhirnya Aku bisa menemukan pendamping yang tepat untukku. Walaupun orang itu bukan cinta pertamaku. Tapi Aku tak menyesal pernah mengenal Karel. Karena kalau Aku tak mengenalnya dan pernah menjadi orang yang berarti di hidupnya begitu juga ia di hidupku, mungkin endingnya nggak akan seperti ini. Karena pengalaman itulah yang membuatku belajar banyak. Masalah surat tadi, ternyata semua mawar dan kertas itu adalah dari Karel. Karel mempunyai orang suruhan untuk menjagaku disini. Satu yang kusesali, Aku tak tau kalau Karel ternyata sakit dan harus dibawa ke Jepang untuk berobat. Dan saat ini Karel sudah tiada. Ia meninggal dua hari yang lalu. Inilah mawar sekaligus surat terakhir darinya. Sekarang aku sudah resmi menjadi istri dari Dion Chandrawinata dan aku bahagia. “Aku mencintaimu istriku, Audrey Dwita Anggrainy,” Dion mencium keningku. “Aku juga mencintaimu suamiku, Dion Chandrawinata.”

Surat dari Karel -
“Aura suara dan senyumanmu buat bahagiaku. Untuk bahagiamu, selamat atas kesuksesanmu. Derai penantian, gantilah dengan masa depan. Rasaku semakin kuat namun rasamu semakin pupus. Entahlah, semuanya ada padamu. Yang terakhir dariku, selamat atas pernikahanmu.
Huruf dari namamu kuuntai menjadi kata-kata yang menggambarkan kisah hidupmu saat ku tak ada di sisimu. Aku bukan penyuka sastra, namun karena rasa ini, membuatku merasa layaknya sastrawan. Satu hal dalam hidupku yang paling membahagiakan. Yaitu mengenalmu sebagai cinta pertamaku, A.U.D.R.E.Y.”
KAREL DINATA

PROFIL PENULIS
Nama : Annisa Vee Lestari
Add fb : http://www.facebook.com/nissa.vibra /(nissa vibra)

Baca juga Cerpen Remaja yang lainnya.

Crazy Love - Cerpen Cinta

CRAZY LOVE
Karya Novitasari

Hari itu benar-benar melelahkan sekaligus menjadi hari yang sial buat gadis seumuranku,bagaimana tidak beberapa jam lalu aku sempat pingsang di lapangan saat mengikuti pengembangan diri karate. Ini gara-gara cowok yang aku naksir,mungkin saking bahagianya aku sampai lupa kalau tubuhku sudah tidak kuat lagi untuk berlari bebrapa puluh kali keliling lapangan basket.hufffttt agar tetap bisa melihat senyuman manis cowok itu akau terpaksa sok jadi cewek kuat,menahan sakit yang sebenarnya tak tertahankan lagi,tapi aku tetap semangat karena cowok itu berada di barisan belakangku,,waaahhh menurutku ini adalah kesmpatan yang tak boleh di sia-siakan,sehingga akau masih tetap bertahan meski penglihatanku semakin lama semakin tdk jelas. Dan tiba-tiba saat putaran terakhir aku merasa ada yag tidak beres dengan seluruh tubuhku,penglihatanku aneh,kepalaku sakit,pikiranku melayang dan sepertinya aku tak memiliki energi lagi tanpa disangka aku langsung jatuh pingsan. Aku masih sadar saat teman-temanku mengotong tubuhku ke ruangan kelas.

Memang hari itu adalah latihan paling kejam yang pernah aku rasakan,teman-teman yang lain juga merasakan hal yang sama dengan diriku dan banyak dari mereka juga ikut sakit,tak memandang apakah dia cowok atau cewek,mereka sama-sama tersiksa akibat latihan itu. Aku semakin gila karena cowok yang aku suka ternyata juga ikut sakit. Benar-benar lucu aku pingsan tapi aku malah senyum-senyum karena sekarang cowok itu ada di dekatku,ia juga istirahat. Aku memang pingsan tapi aku merasa aku adalah orang yang paling beruntung,bisa merasakan sakit yang ujungnya adalah senyuman yang tak bisa diungkapkan lagi.

Waktu menunjukkan pukul 18.00 bararti waktu latihan sudah selelsai,semua siswa mengganti pakaian latihan mreka dan bergegas untuk pulang. Saat aku berbalik dari arah pintu ruangan kelas itu aku melihat cowok idolaku melihat ke arahku dengan tatapan aneh dan tersenyum padaku.uhhhhhhh aku menarik nafas untuk menormalkan pernafasanku yang hampir saja membuat aku pingsan untuk kedua kalinya,tak beberapa lama kemudian Dina menarik tanganku dan mengajakku pulng. Lokasi sekolah yang kurang strategis mengharuskan aku dan Dina berjalan sampai terminal untuk menahan angkutan umum. Di tengah perjalanan cowok itu pun muncul. Dengan , motor ninja berwarnah hijau,gaya yang keren,di tambah dengan wajah tanpannya.kali ini dia mengulang hal yang sama dia memandangku dengan aneh dan tersenyum padaku.sungguh hal ini membuat semua peredaran darahku berhenti...uhhhhhhhh benar2 berlebihan kata Dina yang saat itu iri padaku. Aku pun pulang dengan wajah ceria,senyum dan tersenyum tak heran semua mengatakan aku gila. Aku menghabiskan malam untuk memikirkan dia seorang.

Malam pun berlalu,cahaya matahari pagi membangunkaku. “uhhhh sial” kataku sambil mengkerutkan dahiku. Aku merasa sangat lemas seakan tak berdaya lagi saat melihat darah di sekitar tempat tidur. “aduhhhhh datang bulan lagi dehhhh”..Tapi saat cowok idolaku kembali menghantui pikiranku,rasa lemasku pun hilang dengan sekejap digantikan dengan senyuman. aku bergegas dan bersiap-siap berangkat ke sekolah. Sesampainya di seolah aku pun menceritakan semuanya kepada sahabatku Ria tentang cowok itu. Dan ternyata cowok itu adalah tetangga Ria,dan sepertiya Ria akrab dengan cowk keren itu. Aku pun merasa sangat senang karena Ria berencana menjadi mak comblang bwt aku dan HISKIA cowok idolaku.

Sore telah tiba dan akhirnya latihan yang aku tunggu2 pun akan segera di mulai. Berdiri di lapangan dengan pakaian karate tidaklah muda bagiku, apalagi cowok itu belum muncul2 juga. “apakah dia terlambat?,,mmmmm rasanya aku tak punya energi lagi,aku kehabisan zat penyemangat”kataku dengan wajah yang kusut .beberapa menit telah berlalu tapi dia tak kunjung datang juga,aku pun merasa sakitq semakin parah,sakit hati yang semakin parah.,dan lebih parahnya aku bermaksud pura2 pingsan supaya bisa pulnang ke rumah daripada terus di lapangan dengan persaan yang ½ mati,benar2 menyiksa.

Tapi tak beberapa lama kemudian, Hizkia muncul dan berlari ke lapangan dengan sangat terburu-buru dan apa yang terjadi selanjutnya?. Suatu hal yang sngat cocok menjdi bahan tertawaan..sepertinya zat penyemagat mulai merasuki tubuhku,mengalir dan berakhir pada senyuman ekspresi wajahku,tapi bagiku itu normal2 sja buat orang yang sedang jatuh cinta.Memulai latihan dengan sapaan kepada simpai.Mempelajari gerakan baru. Di tengah laithan dia memandangku dengan tatapan yang aneh,aku rasa tatapan itu adalah tatapan cinta..tapi ehhhh ternyata posisi gerakanq salah itulah sebabnya dia memadangiku dengan aneh. Tapi semuanya tergantikan saat dia mengajarikan posisi gerakan yang benar. Dan itu membuatku semakin tak bisa bergerak.,mungkin karena terlalu grogi. Setelah latihan gerakan berlangsung,siswa pun disuruh duduk sambil mendengarka arahan
“uhhh...sakit ahhggg..rio knp sih lmpr2 pake batu sakitttt tahu”
“hmmm,,,bukan aku yang lempar tapi Si Hizkia,katanya dia suka sama kamu”

Mataku langsung terbelalak mendengar itu.aku melihat hiskia dan ia tersenyum anehhh.
“dia mungkin sja bohong,cwok seganteng hizkia bisa suka sama aku,sepertinya tdk mungkin dehhh”kataku merasa kebingungan.

Tak terasa arahan yang diberikan simpai sngat singkat.dan menyuruh kami kembali ke posisi awal. Aku pun berdiri dan lagi2 Rio mendorongku dari arah belakang..ia sepertinya mengatur tempatku.ia menarika aku dan menempatkan aku pada posisi paling belakang tapi simpai menyruh seluruh cewek berada di barisan paling depan dan untuk cowok dan anak SD berada di barisan belakang. Beberapa lama kemudian suara risih dari anak2 SD dari barisan belakngku mulai heboh.saat aku berbalik ke belakang semua cowok memandangiku dengan aneh,anak sd itu juga ikut berbisik-bisik entah apa yang terjadi, saat aku berbalik ke samping ke samping kanan ingin bertanya pada Ria,siska yang berada di samping kiriku menarikku dan langsung menyadarkan aku.”astaga ... Kamu lagi dapat yaaa,koq .kamu ngk pake pengaman ?”. mendengar itu aku gerak refleks pun melayang.aku langsung menutupi semuanya. Cowok yang ada di barisan belakangku juga mengatakan kalau akau lagi dapat n parahnya smua cowok di belkangku melihat hal itu. Aku sngat malu,anak sd itu malah menambah rasa maluq..barisan anak SD yang ada di belakangku berteriak.
“kag..kaggg ..kakak tembus”

Aku semakin malu dan bermaksud untuk berlari ke luar barisan tapi simpai melihatku dan memarahiku karena ad yang tidak beres dengan diriku.
“he,,,barisan depan ke lima dari samping kiri..kenapa dari tadi saya perhatikan kamu main2 saj saat saya mnjelaskan di depan,?”

Simpai sngat marah padaku keren dia tdk tahu apa yang sebenaranya terjadi. Dia terus saja memarahiku tanpa memberi kesempatan untuk berbicara. Aku ingin menjelaskanya tapi aku malu mengatakannya. Smua cwok yang ada d barisan belkangku mulai memaksaku mengatkan yang sebenarnya. Tapi simpai masih tetap memarahiku dan ia bermaksud menghukumku..ia menyuruh aku berdiri di depan barisan. Terdengar suara gertakan dari simpai “heii kamu apa kamu tidak punya mulut untuk berbicara”kata simpai dengan sangat marah.
“maaaaaffff simpai tapi akuu,,akuuu,,,akuuuu lagi “ kataku sambil tersendat-sendat
“lagi apa?haaaaaaa, cepat kamu katakan jangan buang2 waktu,,cepat..”teriak simpai.

Melihat hal itu semua kasihan melihat aku.
“dia lagi datang bulan simpai,”teriak hizkia dari belakang,,,
Semua orang memandang ke arah hiskia dan lanjaut memandangi aku. Aku sangat malu,seakan tak ingin menampakkan wajahku lagi. Hari itu aku bermaksud untuk berhenti dan keluar dari pengembnagan diri karate. Simpai meminta maaf kepadaku karena telah memarahi aku. Tapi aku sngat senang kerena Hizkia bisa menyelamatkanku.

Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.

Cerpen Islami - Doa Untuk Bidadari

DO’A UNTUK BIDADARI
Karya Abdurrahman Malik El Hady

Di sebuah auditorium kampus, berdiri seorang laki-laki berkemeja biru tua, tampak rapi dengan mengenakan peci hitam tertancap di kepala. Dengan wajah tampannya, Ia tebarkan senyuman pagi cerah, siap akan menyampaikan kuliah di hari pertamanya menjadi dosen. Kegagahan beliau memancarkan pesona kekaguman semua pelajar di dalam ruangan. Tak heran seorang mahasiswi berkerudung kuning penasaran bertanya kepadanya, “ Pak, kalau boleh tahu, apakah bapak sudah berkeluarga?”, perempuan itu agak malu rupanya bertanya demikian. Namun dengan bijaknya sang dosen tersenyum dan menjawab, “ hhhmmm,,, mungkin saya jawab dengan sebuah cerita…”. Semua orang terkesima penasaran ingin mendengarkan cerita pak dosen, suasanapun menjadi hening, semua telinga terpusat, pak dosen perlahan bercerita.

“ Dahulu, ada seorang pemuda yang telah lama belajar agama di sebuah pesantren di Jawa Tengah, Ia termasuk anak yang baik akhlak dan budi pekerti, pintar dan juga banyak prestasi yang pernah ia raih, baik di dalam pesantren maupun di luar pesantren. Orang-orang sering memanggilnya dengan nama Fawwaz, si peraih banyak prestasi. Alasan mengapa Fawwaz selalu mendapat juara dalam segala hal, karena ia terangkat dan termotivasi oleh seseorang. Dia bagi Fawwaz adalah perhiasan berharga yang selalu menghiasi hatinya, selalu membuat jiwanya membara untuk meraih apa yang Fawwaz cita-citakan. Iapun sebenarnya telah lama bersemayam dalam lubuk hati Fawwaz, namun Fawwaz belum berani mengatakan isi hatinya.

Setelah lulus dari Sekolah Aliyah dan pesantrennya, Fawwaz dipanggil oleh Kyai pesantrennya. Fawwaz merasa ada yang aneh dengan sikap yang dilakukan sang kyai pada hari itu sampai-sampai memanggilnya masuk ke dalam rumah. Tidak disangka pak Kyai ternyata telah mengetahui bahwa Fawwaz menyukai seorang santriwati Tahfidz al Qur’an, ia bernama Nurul Hidayah. Fawwaz tertunduk malu. Seketika itu Pak Kyai menghubungi orang tua Nurul dan meminta anaknya untuk bersedia dilamar oleh seorang santri yang akan melanjutkan kuliah di Mesir. Orang tuanya dengan ta’dzimnya menerima permohonan Pak Kyai itu. Tanpa basa basi, Pak Kyaipun menanyakan kesiapan Fawwaz langsung dan memohon orang tuanya untuk mempersiapkan lamaran. Fawwazpun mengiyakan dengan ekspresi kaku tidak menyangka.

Akhirnya digelarlah acara lamaran Fawwaz di kediaman Nurul yang dihadiri keluarga Fawwaz dan juga Pak Kyai dan istri. Resmilah kedua sejoli ini menjadi pasangan lamaran yang tinggal menunggu janur kuning ditancapkan. Semuanya sepakat pernikahannya agar diadakan setelah kepulangan Fawwaz dari Mesir. Senyum wajah Nurul memancar, dengan anggun Iapun menunduk sebagai isyarat mengiyakan.

Kemudian, Fawwazpun diberangkatkan dengan diantar oleh keluarganya dan Nurul yang ikut melepas kepergian menuju pengembaraannya ke Negri Pyramid. Sebelum berangkat, beberapa patah kata terlontar dari bibir dingin Fawwaz, “ wahai bidadariku, bersabarlah kau menanti, tetap tancapkan rasa cinta ini untuk obati, kerinduan kita yang kan mekar disaat ku pulang nanti, ku siap menjadikanmu satu-satunya bidadari, yang kan selalu menemani hidup kemana ku pergi, untuk mendapat ridho ilahi rabbi…”. Hati Nurul memerah merona mendengarnya, Iapun menjawab, “ baiklah wahai kekasihku, aku ikhlas dengan kepergianmu, akupun kan bersabar menantimu, tak lupa iringan do’aku kan selalu menyertaimu, sampai tiba waktunya kita kan bersatu, mengukir kasih cinta yang kian menggebu-gebu, dalam nahkoda bimbinganmu wahai kekasihkku…”

Sesampainya di Kairo, Fawwaz mulai disibukan dengan kegiatan kuliahnya, ia begitu semangat, serius dan bersungguh-sungguh. Cita-citanya ingin berhasil dengan predikat terbaik. Fawwaz masuk di Fakultas Ushuluddin, jurusan Tafsir Al Qur’an. Kesenangannya dengan tafsir membuat kesehariannya senantiasa digeluti dengan kitab-kitab tafsir. Fawwaz seolah orang yang kehausan akan ilmu, waktunya hampir habis dengan kegiatan keilmuannya, dari mulai kuliah, mengulang pelajaran, menghafal al qur’an, mengaji dan mengikuti dauroh-dauuroh yang diadakan oleh kalangan masisir (mahasiswa Indonesia di Mesir) dengan para masyayikh.

Di tengah kesibukannya, sebetulnya Fawwaz terkadang merasa rindu kepada pesona indah wajah Nurul. Ketika itu, Ia selalu pergi ke pinggiran sungai Niil, menikmati keindahan aura sungai terpanjang dan termakmur di dunia, sambil duduk menyendiri meresapi angin kota Kairo, membayangkan bidadari impian hatinya dengan ditemani burung-burung beterbangan, Iapun sering mengungkapan isi hatinya dengan menendangkan syi’ir cinta arab,
“ asirbal qithoo, hal man yu’iiru janaahahu # la’alli ila man qod hawaitu athiiruu “
“Wahai segerombolan merpati,,,apakah diantara kalian ada yang berkenan meminjamkan sayapnya # sehingga aku bisa terbang menuju orang yang sangat ku cinta” .

Nurul yang merupakan santriwati tahfidz terbaik, seringkali mengirim surat lewat pos untuk Fawwaz, dalam suratnya Nurul memberi tahu bahwa ia sudah menyelesaikan hafalan Al Qur’an lebih cepat, Ia juga memohon izin untuk mengabdi sambil mengikuti kuliah keguruan di Instutut yang ada di pesantrennya. Nurul memang perempuan yang sangat sholehah, Ia sering memberi nasihat dan motivasi agar Fawwaz senantiasa tekun ibadah, kuliah dengan rajin, sehingga mendapat ilmu yang berkah dan manfa’at. Setelah membacanya, Fawwaz seolah mendapat energi dan semangat baru. Kata-kata Nurul membuat gelora jiwanya meningkat. Ia bertekad harus menjadi yang terbaik, karena ia akan menjadi Imam dari bidadari jelitanya.

Akhirnya kurang dari empat tahun, Fawwaz mampu menyelesaikan kuliahnya dengan predikat syaraf ula / cumlaude, Ia berhasil menghafal al qur’an 30 juz dan nadzom-nadzom penting yang selalu dibutuhkan dikalangan masyarakat, seperti Alfiyyah, Zubad, dan ilmu penting lainnya. Fawwazpun pernah meraih dua kali kejuaraan pembacaan puisi arab dalam even yang di adakan Universitas Al Azhar. Semua itu berkat sosok seorang bidadari calon pendamping hidupnya, yang senantiasa menentramkan jiwa, membakar semangat dan cita-cita.

Setelah kepulangannya dari Mesir, Keluarga Fawwaz dan Nurul sepakat meresmikan pernikahan di pertengahan bulan syawwal, tepat setelah satu bulan Fawwaz di tanah air. Persiapan acara sudah meriah, siap untuk digelar. Keluarga, kerabat dan masyarakat berbondong-bondong menghadiri acara. Iqrar ijab qobul diucapkan dari lisan Fawwaz dengan bahasa arab fasih, semua hadirin mengesahkan, semarak suasana membahana bahagia, akhirnya kedua sojoli telah sah terikat dengan tali pernikahan, Fawwaz dan Nurul diarak dengan mobil sedan yang sudah dihias indah, saat itulah Nurul telah halal untuk Fawwaz, dengan hangat Nurul mencium tangan Fawwaz, dengan kasih dan sayang Fawwaz mencium kening wajah anggun Nurul dan membelainya dalam pelukan. Namun ketika berada di jalan raya, tiba-tiba sedan yang ditunggangi sepertinya oleng, terlihat si sopir sepertinya mengantuk karena semalaman begadang, sekilas dari arah yang berlawanan mobil truk yang melaju kencang menabrak sedannya hingga terguling, kecelakaanpun terjadi.”
Semua orang di auditorium kaget dan menjerit histeris, bahkan ada yang menangis. seorang bertanya keheranan, “ lalu bagaimana nasib Fawwaz dan Nurul, Pak? “

Sang dosen melanjutkan lagi ceritanya, “ Ya, Alhamdulillah Fawwaz masih bisa diselamatkan, Namun,,, Nurul,,,, Ia tewas di tempat kejadian“… ruang auditorium menangis, tetesan air mata tidak bisa dibendung. “ Fawwaz waktu itu sangat terpukul dan frustasi, namun Ia masih diberi ketabahan. Ia berdo’a, semoga istrinya dimasukan ke dalam surga, menjadi bidadari pendamping diakhiratnya kelak. Kemudian, untuk menghilangkan kesedihannya, Fawwaz bertekad kembali ke Mesir melanjutkan Master sampai doktoral, kemudian kembalilah Fawwaz ke Indonesia, dan saat ini dia berdiri di depan kalian semua”, DR. H. Muhammad Ulul Azmi el Fawwaz, MA.

Mukalla, Juni 2012, Abdul Rahman Malik El Hady…
*****

PROFIL PENULIS
Saya hanya seorang pelajar di negeri perantauan Yaman, tepatnya di Universitas Al Ahgaff- Hadramaut - Yaman. Berasal dari Majalengka, Jawa Barat dan pernah menyantri di Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Bumiayu-Jawa Tengah.
Semoga Cerpen ini bermanfaat dan mampu memotivasi menuju kebaikan...Amiin. Syukron.

Baca juga Cerpen Islami yang lainnya.

Cerpen Cinta - Takdir Didalam Takbir

TAKDIR DIDALAM TAKBIR
Karya Arif 'Ngky' Anwar

Don't ever want to be a demon
Which follows you around.
Don't ever want to be some evil thing
Leading you astray,
For you to know me, and so love me well,
There's something you must know
And that's to show me your love is real
And take me as I am, now-and forever more

I'm nothing like a raging fire,
Consuming your heart.
Never want to be like a bed of nails,
Piercing and wounding you.
But I want to be open with you
Not to hurt you...
And though the truth hurts
I must speak honestly
'Cause that's the way I am, now-and forever more.

Or I'll become like a virus
Which only brings you down

(Virus - SLANK, Anthem for the broken hearted).
 
Hidup bukan pilihan. Pilihan-pilihan hanyalah anak-anak tangga sebuah proses dalam hidup. Hidup yang memilih kita. Bukan sebaliknya. Dan setelah itu, perjuangkanlah apapun peranmu. Itu yang benar. Kita tak pernah bisa memilih hidup kita sendiri. Jangankan hidup, lahir di rahim wanita manapun saja kita tak pernah bisa memilih. Tak boleh. Kita ditentukan. Ditakdirkan Tuhan. Tapi kalau pun kita mengeluh dengan yang kita dapatkan, itu juga tak sepenuhnya salah. Tapi ingat, siapa yang akan membela kita kalau kita mengeluh dan mempertanyakan keadilan yang seperti itu? Tidak ada, bukan? Tak seorang pun, tentu. Karena memang tak perlu.

Terserah, kalian mau setuju aku atau tidak? Melihat atau menilainya dari sisi siapa, bagaimana, dimana atau apa? Tapi kalau nanti kalian berkesempatan terpilih mengalami yang seperti aku alami sekarang ini, ingatlah opini murahan aku itu.
Dan sekali lagi, saranku : jangan sampai pernah mengeluh. Apalagi berulah. Berontak berarti menambah masalah. Kalian pasti setuju-lah? Kalau pun tak mau atau tak kuat, hindari sajalah. Mengalah. Tak usah malu disebut pecundang. Akui saja kalau kalah berjuang. Kalau perlu, menghilang. Dan itulah yang aku lakukan sekarang. Mau ikut?

Seperti ajakan yang tolol, memang. Seperti tololnya aku sendiri yang tak mengerti, bagaimana bisa aku sampai di tempat ini. Tempat yang tak asing sebenarnya. Dulu waktu masih aktif nge-band, 'ngamen' cafe to cafe, sebenarnya aku cukup sering kesini. Apalagi kalau bulan Ramadhan, seperti yang baru lewat beberapa jam saja barusan. Sebulan kemarin saja, aku pun bisa dibilang cukup sering juga kesini. Bedanya, di waktu yang aku punya sekarang, kebanyakannya aku datang justru bukan di waktu berbuka puasa seperti biasanya, tapi menjelang sahur. Tapi juga jujur, kalau aku bisa menyambangi tempat ini bersamaan dengan suara takbir Idul Fitri seperti sekarang, aku bener-benar tak pernah menyangka. Terbayang saja, rasanya tidak. Apalagi berharap. Karena mind set-ku hanya satu, Idul Fitri adalah waktu berkumpul dengan keluarga. Titik !!!

Tapi juga sungguh, aku lupa. Tuhan memang selalu memberi yang kita butuhkan. Bukan selalu yang kita mau. Mauku jelas, seperti orang lain. Seperti tahun-tahun biasanya. Mudik. Berkumpul dengan seluruh keluarga di malam takbir. Apalagi masih banyak tradisi juga, yang masih dilestarikan di kampung halaman mama-papa yang memang satu desa di Purwakarta itu.
Oh, ini waktunya malam 'Adu Bedug' kalau di sana? Tadi sore, mama pasti sangat sibuk 'kirim-kiriman rantang'? Hmm...Mama pasti sibuk sendirian. Kehadiran wanita itu pun, aku yakin hanya bisa membuat mama lebih senang saja. Tak lebih. Kurangnya, malah membuat repot saja. Lidahnya tak akan pernah bersahabat dengan makanan-makanan kampung.

Dan tempat ini, untukku sekarang ini sudah berubah menjadi sebuah surga. The real heaven of world. Thank's God.
Ya, surga yang aku dapatkan tanpa harus meninggal dahulu. Tanpa harus mengumpulkan amalan-amalan. Surga yang hanya berbayar teranaktirikan kemarin dulu. Surga yang hanya bertiket maha sabar. Mengalah. Ikhlas. Surga yang berpenghuni puluhan anak-anak kecil yang biasa memanggilku kakak. Tulus. Sangat-sangat tulus, meski tanpa ada ikatan darah sekalipun...

...


***
Purwakarta, Juni 2011,
"Ya Alloh, kalau memang ini takdirku, aku ikhlas...!!!" do'aku di ba'da ashar, atau belum genap 24 jam dari sejak mama mewanti-wanti aku yang bisa saja terlangkahi adikku, katanya. Dan doaku hanya itu. Tak lebih. Di mesjid, diatas tanah wakaf almarhumah nenek buyutku yang tepat di belakang rumah nenek, dimana setahunan lebih ini mama-papa bersama adik bungsuku juga tinggal sekarang.

Tapi kenapa juga, mereka semua sampai harus memakai alasan kesehatan nenek untuk membuat aku datang dan di-'vonis' seperti ini? Kenapa tak jujur? Tak terbuka?


***
Purwakarta, Juli 2011,
"Ya Alloh, ada apa sebenarnya? Beri tahu aku apa-apa yang aku tak tahu. Beri tahu aku tentang maunya mereka? Tentang Widya yang kembali? Aku mohon ketenangan untuk menghadapinya. Amin !!!" do'aku, di magrib terakhir di Ramadhan 1432 Hijriyah, di tempat yang sama.


***
Bandung, Oktober 2011,
"Apa? Bener orang tuanya ngomong gitu?" tegasku ke mama.
Aku kaget. Pikiranku langsung melayang. Aku tak bisa membayangkan, bagaimana adikku yang belum pernah berpacaran sekalipun sebelumnya itu, dan harus dikagetkan dengan omongan yang bernada ancaman ?
"Sialan..." gerutuku, sangat pelan dan tanggung.
Dari kemarin, aku sudah bilang, malah berulang-ulang, kalau aku cukup mengerti perasaan mempunyai anak perempuan yang sedang dikejar-kejar usianya untuk menikah. Egois tentu, kalau aku tak memberi jalan ke adikku untuk lebih dulu menikahi wanita yang umurnya empat tahun lebih tua darinya itu. Apalagi, tiga bulan yang lalu, Widya telah kembali ke pelukan aku. Aku sudah cukup tenang-lah. Apa harus aku bilang terus-menerus?
Lagian, aku juga masih punya iman. Punya Tuhan. Aku sangat percaya takdir. Aku juga punya hati. Tak perlu mengancam adikku dengan batasan waktu. Kalau perlu, tak perlu pedulikan aku. Tapi juga jangan seenak-udelnya dengan uang kalian. Not for Sale untuk harga diri !!!
Mama masih belum bicara lagi.
"Ya udah lah, kita lihat aja sampe akhir taun...? Kita liat arahnya mereka kemana dulu? " ajakku ke mama. "Kalo bisa sih, mereka Arif undang kesini. Kita bareng-bareng omongin baik-baik..."


***
Bandung, Desember 2011,
"Hhehe...emang ngawinin kambing-apa?" sanggahku ke mama.
Aneh. Aku sangat tahu betul siapa mama. Aku sangat dekat dengan mama. Dari empat anak mama yang ada, yang semuanya laki-laki, aku berani disurvey kalau aku-lah yang paling dekat dengan mama. Saking dekatnya, aku akan sangat bisa protes hal-hal kecil ke mama. Baju undangan mama yang tak matching, misalnya. Atau kita akan berselisih kecil, hanya gara-gara mama yang ingin di cat rambutnya saja yang mulai ditumbuhi rambut-rambut senjanya itu. Begitu juga mama, yang dulu sempat terang-terangan mencibir hanya karena aku suka SLANK.
"Iya sih, Arif sama si neng udah sepakat gak usah dipestain. Tapi tetep kan harus di-planning. Masa ngelamar sekarang, nikahnya harus besok..."
Dan setahu aku, mama adalah orang yang super sangat hati-hati. Apalagi, untuk masalah besar seperti ini. Walaupun dengan niat bercanda, mama tak akan pernah tidak hati-hati.
"Ada apa sih, Ma?"
...


***
Bandung, Januari 2012,
"Kebijakan?..."
Ada harapan yang dinantinya di mata papa.
"Bukannya mereka yang maunya sampe akhir taun? Undangan Arif kan ikut batasan waktu mereka..." cerocosku. "Arif udah bilang, kalo mereka gak nyuruh mundur berarti mereka munafik. Kalo ngomongnya sama tingkahnya sejalan berarti ngajak ribut..."
Sepertinya, dari tadi, papa memang terlalu berhati-hati bicara karena terlalu banyak menyimpan sesuatu.
Aku hisap dalam-dalam rokokku.
"Jadi kalo misalnya mereka datang sekarang..."
"Gak !!! Telat !!!" sergapku.
Sebentar, situasi hening.
"Tapi adikmu kan laki-laki, di belakang dia bisa saja kan...?"
Sekilkas, aku seperti dapat sesuatu dari mata papa. Tapi entah itu apa?
Sebentar lagi, kembali hening.
"Kalo pun sampe nekat gitu, ya silakan..." akhirnya, kataku. "Berarti sekarang Arif tau-lah, kalo Arif ternyata punya adik banci...!!!" tambahku, meninggi. "Dan Arif minta, pa... Mama-papa jangan sampe kasih tau Arif hari 'H'-nya. Itu aja."
Aku langsung mencoba menghubung-hubungkan semuanya dengan cepat. Mama yang mendadak berubah? Adikku yang menghilang dua bulanan ini tanpa ada kabar? Kabar-kabar dari teman-teman aku di Purwakarta? Selentingan-selentingan teman-teman adikku disini? dan bla bla bla...


***
Bandung, Februari 2012,
Akhirnya, yang aku tidak maui itu terjadi juga. Adikku married di belakangku, kakaknya. Mama-papa bahkan kakakku satu-satunya yang sekarang serumah itu pun benar-benar tidak memberitahu aku, sesuai pintaku ke papa. Tak ada yang salah. Ini takdirku. Untuk tidak memberitahuku pun, itu mauku. Tapi apa sih yang ada di hati orang-orang terdekat aku itu? Aku benar-benar tak bisa membayangkan mereka yang akan sembunyi-sembunyi Purwakarta-Bandung menikahkan adikku dari aku? Apa juga yang ada di hati-hatinya keluarga si perawan tua itu??? Ah, dasar keluarga iblis !!!

"Ya Alloh, Demi nama-MU, dari kemarin hamba sudah menerima takdir-MU ini dan hamba akan terus menerimanya... tapi maafkan hamba, hamba benar-benar tak mampu menerima cara-cara dzalim mereka semua... Ya Alloh, tunjukkan dengan nyata kebesaran-MU... kemahaadilan-MU... Amin." aduku di sajadah tahajud biruku.


...

12 Pesan baru.
16 Panggilan tak terjawab.
Ya, dari beberapa nomor, memang. Hanya dari sejam-man terakhir. Dan pastinya, panggilan dan pesan dari nomor 'Rock N Roll Mom' dan 'Neng Wid'-lah yang paling banyak. Tapi untuk apa? Untuk menyuruh aku lebih bersabar lagi? Merayu untuk lebih mengalah lagi? Lebih ikhlas lagi? Atau mungkin hanya ingin berbasa-basi bertanya, "Kamu dimana?", "Kok gak ke Purwakarta?" atau bla bla bla. Basi !!! Atau malah mau menyalahkan aku lagi dengan alasan keluarga, keluarga dan keluarga?

"...Masa sih sama saudara mau musuhan?..." kalimat saktinya mama.
"...Masa sih sama saudara mau culas?..." punyanya aku.

Dan sungguh, untuk sekarang ini, aku harap jangan ganggu aku dulu. Aku seperti sedang disuruh Tuhan untuk berdzikir bersama mereka malam ini? Bersama Ahmad yang konon terlahir antah-berantah dan ditemukan si pejalan kaki di depan gerbang panti yang putih itu dalam kardus bekas mie instan. Bersama si jagoan kecilku Bayu, yang sempat semalaman bermalam di teras rumah penduduk sebelum ditemukan Ibu Mia, si pemilik panti yang mau ke pasar. Bersama adik-adik cantikku Mela, Medina dan Nurul yang dulu ditinggalkan di rumah sakit, ketika baru beberapa jam saja keluar dari vagina mahasiswi-mahasiswi bejat. Bersama si anak ajaib Heru yang ditemukan di pinggiran sungai yang dangkal di kaki bukit pinggir kanan panti asuhan ini tanpa menangis. Dan banyak-banyak lagi. Adikku ada puluhan jumlahnya di sini.

Aku tak bilang, aku senasib. Aku juga tak bilang, aku sama dengan mereka. Aku jelas beda. Aku jelas masih sangat-sangat beruntung. Dan aku percaya, kemarin mama-papaku hanya sedang khilaf saja. Walaupun sekarang, semuanya tak ada lagi yang tak mungkin terjadi ke aku. Bukan sebuah kemustahilan, kalau aku ke depan bisa saja terusir menjadi bagian dari keluarga aku sendiri. Bukan tak mungkin. Sekali lagi, bi-sa sa-ja ter-ja-di !!!

Ah, aku mungkin tak pintar mendramatisir cerita dengan tulisan. Tak pandai bermajas. Terlalu polos. Slenge'an. Begitu pun ketika aku akhirnya membalas juga SMS dari mama, menuruti saran adik cantikku, Lestari:
"Ma, Pa... Ini bukan satu-satunya masalah kan?
Bukan di masalah ini saja Arif sempet sangat-sangat sabar kan?
Ma, tau kan kenapa Arif gak mau lebaran di sana?
Masih inget sumpah Arif kan?
Kabari Arif, kalo si anjing Yanti itu udah pulang?
Baru Arif akan mudik ke Purwakarta.
Ini mengalah Arif yang terakhir, Ma.
Kalo taun depan mereka gak mau ngalah, Arif janjiin, kalo gak di sana berarti di bandung bakal ada kriminal dari Arif !!!
Maafin Arif, Ma, Pa.
Ini hanya protes Arif !!!
Wassalamu'alaikum"

"Alloh tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang di dzalimi.
Dan Alloh Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
(An-nisa : 148)

Dago, Bandung, 18 Agustus 2012

PROFIL PENULIS
Nama KTP : Arif Anwar
Call Name : Ngky (koq jauh banget? Hhehe)
Blog : arifngkyanwar.blogspot.com
Facebook : www.facebook.com/arif.ngky.anwar
Twitter : twitter.com/iamNGKY
"Let's to Friendship, guys !!!"

Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.

Cerpen Cinta - Satu Jam Saja

SATU JAM SAJA
Karya Amelya

Pagi ini adalah monday,seperti biasanya orang2 melakukan aktivitas seperti biasa. apa lagi dikota Semarang ini. begitu juga dg Vilia Gizelaniva, mahasiswi manis dr UNDIP.
"mw lewat aja susahnya kayak gini?" gerutu Vilia

Kurang lebih setengah jam Vilia berkutat dg macet hingga akhirnya dia sampai juga di kampus UNDIP.
"tumben jam segini baru dateng?" tanya seorang cewek yg memakai blezer hitam plus skiny jean itu
"macet abies...parah banget" kata Vilia lalu duduk di samping meja sahabatnya itu

Sambil terus mengoceh Vilia membuka laptonya n ngecek facebooknya.
"facebookan lagi?apa nggak bosan?" kata pitha
"nggak ada kata bosan buat fb,,,heheey,,maklum lah gue lagi deket sama seorang cowok nih"
"lewat fb?kenapa nggak kopidarat aja?" kata pitha yg hanya di jawab dg gelengan kepala Vilia
"nah lho kenapa non?bukanya asyik tuh?" sambung pitha
"nggak ach males lagi pula buat apa ketemuan2 kayak ababiL aja?" jawab Vilia jutek
"up to you" kata pitha.

Weekend pun tiba, rencananya Vilia akan ketemuan sama seorang cowok yg udah beberapa bulan yg lalu jd temen dia lewat fb.
"udah lama ya?" kata Vilia sama seorang cowok yg memakai sweeter hijau muda, rambut klemis n jam tangan klasik.
"nggak ko'" kata cowok itu lalu memalingkan wajahnya yg td membelakangi Vilia
'gila kerens banget nih cowok' batin Vilia
"loe lebih cantik aslinya" kata cowok itu "gue khalif" sambung cowok itu lalu mengulurkan tangannya yg dibalas Vilia

Mereka pun pergi ke pantai marina yg lokasinya nggak jauh dr taman tempat mereka bertemu. setelah 15 menit perjalanan mereka pun sampai, khalif mencari tempat duduk n mempersilahkan Vilia duduk di sampingnya.
"lihat itu deh!" kata khalif sambil menunjuk ke arah sunset yg indah banget
"apa?giLaaa indah banget?baru pertama kalee gue ngeliat ini" kata Vilia setelah menoleh ke arah sunset. mereka pun menghabiskan satu jam yg indah n yg tak terlupakan bagi vilia.

Lama-lama khalif n vilia sering jalan bareng, khalif pun nggak sungkan maen ke rumah vilia n jemput ke kampusnya vilia, hingga suatu ketika saat mereka sedang makan malam di sebuah cafe. "gue mw ngasih jam2 terindah buat loe bukan hanya satu jam" kata khalif sambil menggenggam tangan mungil vilia "maksud loe?" tanya vilia bingung "gue mulai suka sama loe vi" vilia hanya tersenyum menanggapi perkataan khalif
"gimana vi?" tanya khalif n terus menatap vilia "mw nggak loe jd someone special in my heart?" "I DO" kata vilia senang

Hari-hari yang vilia lewati begitu indah rasanya,hidup vilia pun mulai berubah dr dia yg cuek n jarang dandan sekarang menjadi lebih feminin, pitha senang melihat sahabat baiknya itu bahagia.
"bete mulu non?" tanya pitha bingung karna melihat sahabatnya dr td ngelamun terus
"udah seminggu khalif nggak ada kabar" jawab vilia lesu
"udah coba hubungi dia"
"always" jawab vilia singkat tiba2 hp vilia berbunyi 'KHALIF.. teriak vilia lalu cepat2 menjawabnya, "iya"...."bisa ko'"...."oke bye"......KLIK
"dr siapa?" tanya pitha penasaran
"gue cabut dulu ya khalif pengen ketemu" kata vilia lalu meninggalkan pitha sendiri

Tiba di sebuah taman tempat pertama kali mereka bertemu. "udah lama?" tanya vilia yg membuyarkan lamunan khalif "loe udah dateng?" kata khalif bosa basi 'ada apa ya?kenapa khalif terlihat berbeda?' pikir vilia "gue mw ngomong sama loe vi" "apa???" tanya vilia semangat "maaf seminggu ini gue nggak ngasih kabar,gue lagi sibuk mempersiapkan sesuatu" kata khalif yg kalimatnya terputus 'pasti dia mw ngelamar gue terus bilang would you merry me?' batin vilia senang namun seketika imajinasi vilia hilang begitu aja n berubah menjadi tangis saat khali bilang "gue akan menikan sama vera dia adalah cewek gue yg kuliah di jakarta,maaf karna gue nggak bilang sama loe sejak awal,gue cuma nggak mw nyakitin loe" jelas khalif "jadi loe cuma jadiin pelaria?" kata vilia tak kuasa menahan air matanya
"bukan kayak gitu vi, awalnya gue cuma mengira ini perasaan yg wajar namun setelah sering jalan sama loe gue jd ngerasain something yg aneh, gue nggak tw ternyata gue bener2 cinta sama loe" jelas khalif "gue bahagia buat loe, selamat ya" kata vilia lalu meninggalkan tempat itu n melaju ke arah pantai, khalif yg khawatir lalu mengikutinya dr belakang. tiba di pantai marina khalif melihat vilia duduk sendiri termenung, menangis n sesekali mengusap airmatanya. "vi..." panggil khalif tp vilia hanya diam n tak menoleh sedikitpun ke arah khalif "kalau gue bisa puter waktu pasti gue akan ngelakuin itu n milih buat ketemu sama loe lebih dulu,tp gue nggak bisa vi. gue sama vera udah tunangan.maafin gue karna udah nyakitin perasaan loe lebih dalam lagi" jelas khalif "gue ngerti kalau cinta nggak harus memiliki" kata vilia tabah . tiba2 khalif memeluk erat vilia, vilia pun tak kuasa menahan tangis n membuat khalif lebih erat lagi memeluk vilia "izinkan gue ngerasain cinta loe yg terakhir buat gue, nggak akan lama cuma 1 jam saja"pinta vilia "gue hanya ingin mengingat jika rasa ini pernah ada meskipun hanya satu jam saja"sambung vilia. khalif hanya memeluk erat vilia lalu berkata "butuh waktu lebih dr satu jam untuk mencintai n melupakanmu" "disini kita pernah ngelewatin satu jam terindah n satu jam terpahit buat kita" sambung khalif.

Beberapa bulan berlalu, khalif telah bahagia dg vera tunangannya selama 3th yg sekarang menjadi istrinya, begitu juga dg vilia yg telah menemukan pengganti khalif meskipun dia sadar jika posisi khalif nggak akan bisa di gantikan karna khalif cinta pertamanya.end.

PROFIL PENULIS
Nama Amelya
Setiap orang memiliki ke tidak sempurnaan begitu juga dg saya n karya saya ini . semoga kalian terhibur dan di tunggu kritikan yg membangun .
Add Fb leefiea gumiho amelya

Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.

Minggu, 26 Agustus 2012

Cerpen Sedih - Sayap Yang Patah

SAYAP YANG PATAH
Karya Fitriani Zulfikar

Siang kini berubah jadi malam ,, malam pun akan tetap jadi malam .. embun pagi tak lagi menetes setelah hujan tak lagi turun, angin pun tak lagi terasa berhembus bersahabat, sejak tornado menghantam dan meluluh lantakan segalanya yang ada.
Tak banyak yang lagi tersirat dari wajah ayunya yang selalu memancarkan sinar kilau yang menyejukkan, tak lagi ada yang keluar dari bibirnya selain tatapan matanya yang terlihat selalu kosong, entah apa yang ada di fikiran nya, entah apa yang ada di lamunan nya juga entah siapa yang ada di hatinya, hingga ia selalu menangis tersedu.

Aku memang tak terlalu mengerti jalan hidup yang dia lalui, seberapa sulit dia tersenyum, dan seberapa banyak ia terluka. Aku tak tahu seberapa besar penyesalan dalam hatinya. Hanya saja aku tahu bahwa ia tak sepenuhnya merelakan dia yang harus di relakan. Di tinggal pergi seseorang yang kita cintai secara tiba tiba itu bukan hal yang mudah.

Sebut saja namanya Rere, mahasisiwi fakultas Ilmu Tekhnologi itu harus berhenti di tengah perjalanan hidupnya karena 1 hal yang mungkin terdengar bodoh tapi nyata. Mahasisiwi dengan kulit putih dengan tinggi semampai itu akhirnya menyerah setelah ia jatuh dan tak mampu bangkit dari keterpurukanya. Wanita yang sempat di eluh eluhkan oleh banyak pria karena kecantikan nya dan kebaikan nya itu pada akhirnya tak bisa lagi melanjutkan pendidikan nya setelah ia di tinggal pergi oleh sang kekasih tercinta yang sudah hampir 5 tahun bersamanya, menjalani suka duka dan melalui hari yang yang bahagia bersamanya .

Pernikahan yang sempat terencana pun hancur berkeping keeping dan hanya menyisakan pilu yang tak bisa hilang bahkan sampai ia mati, sebuah pernikahan dengan konsep yang matang dan persembahan yang lengkap kini terhenti dan tak kembali, tak ada yang bisa mengulang hari itu, bila di beri 1 kesempatan untuknya, ia hanya ingin memutar kembali waktu yang telah lewat, waktu yang berharga namun terlewatkan tanpa sebuah kesadaran bahwa hidup takan selamanya berjalan sesuai keinginan.

Hari itu ,,, genap 1 tahun sudah proses lamaran berlangsung, entah percaya atau tidak, kata orang dulu bila pernikahan lewat dari dalam jangka waktu 1 tahun setelah proses lamaran maka segalanya tak kan pernah terjadi sesuai yang kita inginkan, atau bisa di bilang gagal. Hari itu dewa ( kekasihnya ) sempat meminta pernikahan itu terlaksana lebih cepat dari tanggal yang sudah di tetapkan namun rere menolak dan hanya bisa berlalu sambil menekuk wajahnya yang terlihat kesal. Saat itu, rere memang terlihat kurang stabil, sifat kekanak kanakannya datang lagi namun dewa hanya bisa sabar dan sabar menghadapi rere yang selalu menolak membicarakan tentang pernikahan mereka. Namun jelang hari ke 7 sebelum pernikahan , sesuatu terjadi dan menjadi akhir dari rencana indah mereka.

Hari itu,, langit terlihat mendung dan berawan, tak ada firasat apapun yang dirasakan oleh rere ataupun keluarga, hanya saja pagi sebelum kepergianya yang tak kembali , ia hanya meminta untuk mempertimbangkan kembali keputusan yang rere ambil untuk masa depan mereka, seperti biasa rere tak cukup peka akan perasaan yang dimiliki dewa, hingga pada akhirnya siang itu tepat pukul 14.14 ,, handphone nya berbunyi kencang, tak ada yang membuiat hatinya curiga, dengan santainya di angkat telfon itu dan mendapat kabar duka dari pihak rumah sakit yang menangani dewa.

Hujan pun tiba tiba turun dengan derasnya mengisyaratkan bahwa alam turut bersedih akan kepergian penghuni nya . sejak hari itu, rere tak lagi bisa berdiri tegak selayaknya hari hari biasanya. Rere telah kehilangan sayap indahnya, dia telah kehilangan separuh jiwanya. Rere tak lagi seindah dulu , kini semua takan bisa terulang, waktu pun tak bisa di putarnya walau dia menangis meminta. Segalanya yang berlalu akan tetap berlalu, dia masih seperti itu, dengan lamunan dan tatapan matanya yang kosong dan sedih, menyendiri dan terus menyendiri, sambil sesekali dadanya terlihat sesak, entah sampai kapan dia seperti itu, entah 1 tahun 2 tahun atau mungkin selamanya.

SELESAI THANKYU

PROFIL PENULIS
Nama : Nurfitriani. Aprian
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 3 April 1994
Alamat Facebook : apriliani.fitri@facebook.com

Baca juga Cerpen Sedih yang lainnya.

Cerpen Cinta - Aku Janji Akan Berusaha untuk Berubah

AKU JANJI AKAN BERUSAHA UNTUK BERUBAH
Karya Valiant Bimasena

Dia benar. Aku memang telah melakukan kesalahan yang fatal terhadapnya. Aku berharap aku bisa megubah semua dan membuka lembaran baru.tapi kini, Sekeras dan sekuat apapun aku mencoba bertahan. Sekeras dan sejauh apapun aku berlari mengejarnya. Sekeras dan selama apapun aku memohon maaf padanya. Semuanya tak kan kembali seperti sedia kala,karena dia sudah sangat kecewa terhadapku yang telah melakukan hal bodoh yang seharusnya tak kulakukan .

Esoknya,aku menunggu sms dan telefon darinya,setelah aku kirim beberapa pesan namu tak ada balasnya ,aku hanya bisa memandangi foto kami ber2 dan di iringi sebuah lagu "A Letter To You" aku bernyanyi sedikit lirik yang aku hapal , "Oh baby you gotta know, nothing it's , this world compares , the loving you give it's so true" dan lama-kelamaan suara ku mengecil dan ternyata aku menangis . Air mataku perlahan jatuh mengenai foto itu , dan aku tersenyum ketika melihat senyuman indah di fotonya itu ,membuat aku tersenyum dalam tangis .
Semenjak aku putus dengannya , aku tidak makan , aku tidak tidur dan aku hanya berbaring di dalam kamar hingga aku jatuh sakit .

Setelah beberapa hari aku dirumah dan melakukan hal yang sama, tidak makan ,tidak tidur,dan hanya berbaring dengan meneteskan airmata dan lagu yang sering kami dengarkan ber2, lalu aku pergi kerumah temanku , disitulah awal aku melakukan aksi bodoh yang hanya melukai diriku sendiri , aku melihat sebuah pisau kater dan aku mengambilnya dan perlahan aku lukai tanganku . Aku ukir nama perempuan itu , Dina namanya .

Awalnya temanku tidak tahu aku melakukan hal bodoh itu karena dia asik BMan sama gebetannya , tak lama dia melihat aku merintis kesakitan , dia melihat tanganku penuh darah , lalu dia marah padaku .
"Kamu ini apa-apaan sih ? mau-maunya ngelakuin hal sebodoh itu , kamu tuh cowo , kamu ga bole cengeng ataupun ngelakuin hal ini ! jangan mau di injak sama cewe bimo , kamu pasti bisa cari pengganti yang lain,faktor face kamu mendukung !!" kata Fidy teman akrabku dari dulu.
"Maaf , bukannya aku ga ngehargain perkataan kamu ataupun nentang perkataan kamu , tapi ini aku jujur , ratusan cewe udah pernah aku pacarin , tapi aku ga pernah ngerasain jatuh cinta ke semua cewe-cewe itu ! aku baru pertama kalinya jatuh cinta dan aku gatau gimana rasanya patah hati !" bentakku terhadapnya .

Lalu aku pergi meninggalkan kamar itu dan di suatu sore keesokan harinya aku meminta maaf kepada temanku .
"Maafin aku ya soal kejadian kemaren , aku emosi ,aku ga bisa kontrol diri , aku pengen dicintai setulus hati seperti aku cinta sama ntu cewe " kataku pelan
"iya bim ,woles lah .maaf juga aku marah-marah gitu kemaren." jawabnya sambil senyum
"iya" jawabku sambil menjabat tangannya .

Hari itu aku sakit , tapu aku harus latihan futsal karna 1 minggu lagi aku harus mengikuti tournamen .malam harinya aku latihan futsal. sebelum latihan aku sempatkan mampir kerumah wanita itu .
"kenapa kamu kesini?" lihatnya tajam kemataku
"gpp , ga boleh ya ? yauda de aku pulang" pergi meninggalkan rumah itu .
"bimo..?!!" teriaknya memanggilku .
"apa?tadi kamu ngusir aku kan?"
"engga , siapa yang usir , aku kan cuma tanya , sini masuk , mau hujan kaya nya." sahutnya khawatir aku kenapa² di jalan.
"maafin aku ya , udah ngecewain kamu" kataku sambil menggenggam tangannya .
"iya gpp kok" jawabnya sambil melepaskan genggaman itu .

Berbincanglah kami , hingga pada malam itu aku mencoba menjelaskannya dan aku memohon kepadanya , memohon dengan sangat supaya dia balik lagi ke sisi aku .
"sayang , mau ga jadi pacar aku lagi ? aku janji ga bakal buat kamu kecewa , ga bakal buat kamu sakit lagi , aku janji bakal ngejaga kamu , apapun yang terjadi."
"maaf , aku ga bisa"

tak sengaja air mataku jatuh , dan aku kembali melanjutkan bicara .
"kamu ga bisa? terus aku harus sama siapa ? aku ga bisa cari cewe lain , aku udah coba , tapi yang aku sebut selalu kamu . aku tuh cuma mau kamu , dan aku ga bisa sama cewe lain!"
"maafin aku , aku ga bisa" jawabnya sambil menatap mataku .

tak lama dia melihat tanganku , dia menangis , hingganya dia mengambil tisyu untuk membersihkan darah yang ada di lukaku itu .
"kamu ngelakuin apa ? ini yang kamu bilang pengorbanan cinta ? kamu lukain badan kamu apa keadaan akan membaik ? aku tuh sayang sama kamu , dan aku ga mau kehilangan kamu ! tapi kenapa kamu selalu buat aku marah , buat aku kecewa ?! aku tuh pengen ngeakhirin hidup aku cuma sama kamu ! maaf aku ga bisa nerima kamu lagi karena kelakuan kamu yang bodoh itu !" tangisnya sambil mengelap darah yang mengalir itu .

Lalu dia memelukku dan mencium pipi kiriku . dan dia berkata .
"I Love You So Much,maaf ga bisa balik ke kamu lagi" katanya sambil mengusap air mataku .

Aku hanya bisa menangis dan menatap dalam matanya
Hujan pun turun , mengingatkan kami ber2 dimana momen di saat kami berpelukan dalam hujan .

"inget waktu hujan-hujanan ga?" kataku
"inget dong, ga bakal pernah aku lupain,janji!" katanya sambil senyum .
"bagusdeh , kamu mau ga jadi pacar aku lagi ?" tanya ku lagi.
"maaf aku ga bisa ! Aku ga bisa !!!!" katanya emosi .

Dan aku pulang dalam keadaan hujan , aku menangis sangat dalam , di atas motor aku kedinginan sendiri di malam hari , aku putuskan untuk tidak latihan ,aku menuju rumah temanku dan berteriak untuk membukakan pintu , di situ ada 3 orang temanku yang sudah berada di rumah Fidy terlebih dahulu , mereka kaget , heran, kenapa bimo yang tegar , yang kuat dan ga pernah nangis jadi gini cuma gara-gara cinta? itu yang mereka bilang kepadaku .

Aku cerita , aku nangis , dan aku berkata "Aku nyesal,Aku Nyesal" sambil nangis terseduh-seduh .
lalu aku tidak tau kejadian selanjutnya karena aku heran kenapa aku tiba² ada di kamar Fidy ,aku bertanya dan kata mereka aku pingsan dan terus²an menyebut nama Dina .

Setiap hari aku menghabiskan waktuku ,menuruti apa yang dia katakan, aku ajak dia jalan , aku flashback cerita cinta kami ber2,aku nyanyikan lagu favorit kami ber2,dan ternyata dia senang,seakan-akan di menganggap aku ini pacarnya.aku berdoa agar usaha aku ini berjalan lancar .

Setelah di suatu hari sebelum turnamen itu tiba,aku memintanya datang ke turnamen itu
"besok kamu datang ya sayang"kataku
"iya,aku pasti liat kamu" jawabnya

Hingga tak tau tiba-tiba keadaan berubah. kami ber2 ribut lagi layaknya kami masih berpacaran .
"kamu apa-apaan sih ?" katanya
"apa-apaan gmn ?" tanyaku bingung .
"ini apa ? ada cewe bilang kalo kamu itu pacarnya , dan aku ga bole gangu kamu,katanya aku cuma ngerusak hubungan kalian ? jadi selama ini gini ? mana bimo yang bilang cuma cinta sama aku mana ?!! ahk ! aku gamau datang besok dan aku gamau liat kamu besok" emosinya
"ya Allah apa lagi ini?" tanyaku heran.

Aku hanya melamun hingga ke esokan harinya aku mengikuti turnamen futsal itu , hingga di lapangan aku melihat wanita itu bersama temannya menonton aku sedang bermain .
aku hanya menegur nya lalu dia pamit pulang .
"pulang dlu ya" pamitnya
"iya hati² " kataku

Lalu sesampai dirumah Fidy , aku bertemu lagi dengan teman Fidy yang sekaligus temanku . Nadya dan Ratna namanya .
"nah ada abang bimo,dari mana bim?" kata Nadya
"pulang turnamen futsal" jawabku
"menang?" sambung Ratna
"iya menang, menanggung malu" jawabku
"haha emang memalukan kok jadi ga usah malu-malu lagi haha" kata Ratna

Berbincanglah panjang lebar kami ber4 Ratna , Nadya , Fidy , dan aku .

Tak lama kemudian aku kembali tak sadarkan diri . aku pingsan lagi , dan di saat aku bangun , aku melihatnya sudah ada di sampingku , mengusap-usap kepalaku .
"Dina?" tanyaku heran mimpi atau nyata
"iya ini aku , kamu kenapa ? denger ya aku gamau kamu kenapa-kenapa !" halus jawabnya
"aku gpp kok"
"gpp apanya orang pingsan gini , nih makan , aku suapin"
"ga usah lah , ntar pacar kamu marah"
"pacar aku ? pacar aku lagi sakit , nih lagi mau aku suapin" katanya sambil senyum kepadaku .
"emang kita pacaran ? perasaan semalem kamu bentak-bentak terus nuduh aku yang aneh-aneh?" tanyaku kepadanya
"hahaha,kasian banget kamu sayang , itu kan becandaan doang , biar kamunya kaget gitu" jawabnya yang sambil tertawa .
"yaelah kamu mah gitu terus,oh iya , kamu maukan jadi pacar aku lagi ?" tanyaku memegang kedua tangannya
"ga ah !"
"yah" menundukan kepala.
"coba ganti kalimatnya , inget-inget dlu" katanya memancingku .
"nah , mommy, will you marry me ?" tanya ku memegang kedua tangannya dan sambil menatap matanya dalam .
"Yes, I Do !" jawabnya dalam menatap mataku dan tersenyum manis lalu di peluknya aku .

Semua Usaha itu akan berhasil jika kita niat dan kita berusaha untuk membuktikannya , jangan hanya berdoa dan menunggu keajaiban datang , karna tanpa usaha semua tidak akan berjalan dengan lancar , ingatlah untuk selalu berdoa,berusaha, dan tunggu keajaiban .
jangan hanya menunggu tapi teruslah berusaha , jangan menyerah , hadapi,jujur,dan bertanggung jawab !
jangan berjanji jika kalian tidak bisa tepat janji , jangan sia-siakan kesempatan jika masih ada kesempatan yang di berikan , hidup butuh cinta dan cinta butuh usaha , selalu jujur , saling percaya , dan jangan mengecewakan satu sama lain.

Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.

Cerpen Romantis Lucu - Cinta Cenat Cenut Cemunguth Celamanya

CINTA CENAT CENUT CEMUNGUTH CELAMANYA
Karya Listya Adinugroho

Pada suatu tanggal, tepatnya tanggal 40 Februari 2011 cot 45, terdapat sebuah hutan yang sangat lebat, bahkan lebih lebat dari hujan lebat. Tidak ada seorang pun yang berani masuk di hutan itu. Bahkan orang-orang tak berani menceritakan tentang hutan itu. Bahkan (lagi), saya juga gak berani menceritakan hutan itu. Maka dari itu, kita beralih 1 meter ke utara dari hutan tersebut. Di sana, terdapat sebuah kota yang sedang mengalami kemajuan ke belakang. Kota itu diberi nama Kota Untuk Slamanya. Cie….

Di Kota itu, terdapat salah satu sekolah yang sudah berdiri dari dahulu. Nama sekolah itu adalah SMA Satu Harapan biasanya disingkat SMASH. Sekolah itu berdiri sejak 5000 tahun sebelum tahun 7010. Slogan di sekolah tersebut adalah “Cintaku Cenat Cenut, Prestasiku Takkan Surut”. Sekolah itu sudah menjadi icon tersendiri bagi Kota Untuk Slamanya, bahkan icon itu melebihi 7 icons. Hah? Sekolah itu didirikan oleh seorang Antariksawan yang pernah pergi ke planet Bumi dan akhir2 ini ia dikabarkan akan mengunjungi Planet Hatimu. Cie…. Antariksawan tersebut bernama Pak Bagus,S.G (Sarjana Gombal), nama panjangnya bukanlah Kapur Bagus, Toko Bagus, maupun Bagus Setiawan. Tetapi namanya adalah Bagus Berkualitas, disingkat BB.

Pria berkelahiran tahun 1830 itu dulunya hanya sedang iseng bermain susun batu dengan teman-temannya. Tapi secara tidak sadar batu itu menjadi sebuah bangungan berlantai 10, sudah termasuk perabotan, kamar mandi, atap dan dapur dan perkakasnya. Pak Bagus kaget setengah hidup melihat bangunan megah itu. Karena di kampungnya dulu belum ada rumah, bangunan itu dijadikan sebagai hunian sementara 18 kampung. Akan tetapi karena adanya seleksi alam dan teori revolusi, bangunan tersebut dijadikan sekolah oleh Pak Bagus. Kebetulan siswa yang mendaftar hanya sedikit, sebanding dengan jumlah gurunya yang hanya berjumlah 2 orang. Jumlah siswa yang mendaftar hanya sekitar 4 sampai 5 ribu orang, belum termasuk orangtua yang mendampingi. Yah,,,karena bangunan sekolah hanya muat untuk 300,2 makhluk, terpaksa harus diadakan seleksi besar-besaran. Siapa yang jumlah huruf dalam namanya berjumlah ganjil atau prima langsung didiskualifikasi. Juga, yang mempunyai nama dengan huruf kurang dari 10 huruf juga langsung didiskualifikasi. Setelah 10 menit seleksi tersebut dilakukan, kini sekolah telah mendapat 300 siswa tetap.

Di sekolah itu ada sebuah murid yang terkenal gahol. Namanya adalah Seiza Emanuel Tristant Alexis Nockquart (disingkat SETAN). Ia adalah ketua geng “Tri Rejeki” bersama dua temannya, Zubi (A’uzubillahi Minasyaiton) dan Fay (Kamseu Fay). Status Seiza memang masih pelajar. Namun, ia sudah memiliki pekerjaan sampingan, yaitu menjadi Mahasiswa. Lhoh? Ia menjadi Mahasiswa di STTS (Sekolah Tinggi Tinggi Sekali) jurusan pergombalan. Di usianya yang 17 tahun, ia sudah menjadi mahasiswa selama 18 tahun. Hah? Bapaknya adalah seorang penjual obat panu. Namun ia langsung berhenti karena diprotes pelanggan. Obat itu memang dapat menyembuhkan panu, tapi efek samping dari obatnya adalah pusing, ngantuk, mata kunang-kunang, mata kupu-kupu, pilek, muntah darah, diare, kanker, amnesia, gagal ginjal, stroke, gangguan kehamilan dan janin, dan juga kematian.

Lanjut!! Hari-hari telah berlalu. Mentari dengan setia menyinari bumi seperti kesetiaanku mencintaimu. Cie….pagi itu, Seiza bangun pagi seperti hari-hari yang lalu-lalu. Alarm di HPnya berbunyi pukul 02.00 namun ia baru bisa menjalani aktivitas secara normal pada pukul 06.00 (maksudnya pukul 06.00 di hari selanjutnya) karena waktunya digunakan untuk mematikan 4356 HPnya yang berbunyi. Orang kaya…..

Setelah selesai mematikan alarm di 4356 HPnya, ia langsung menjalankan hobinya. Hobinya adalah memikirkan apa hobinya yang sebenarnya. Ia mengecek HPnya dan ternyata ada SMS!!!!!! Biasanya kan banyak SMS mama minta pulsa, tapi kali ini beda. Isi SMSnya adalah mama ngasih pulsa. Gini tulisannya, “Nak, Mama lagi di kantor polisi. Pulsa mama habis. Jadi gak bisa sms kamu. Rencananya mama mau beli pulsa. Kamu mau titip gak. Nanti pulsanya mama kirim ya?” dan beberapa menit kemudian ada kiriman pulsa 100 ribu. Lumayan lah.

Hari itu adalah tanggal 14 Februari 2012, kalian tahu hari apa ? yak!!! Betul!! Hari Selasa. Hari itu adalah hari Selasa. Namun hari itu bukan sekedar hari Selasa biasa, kalian tahu?? Yak!!! Benul (benar + betul) !!! hari itu adalah hari Selasa Pon. Lhoh? Hari itu adalah Valentino Day. Oh salah, yang bener Valentine Day. Seiza berniat membuka usia remajanya dengan menembak seorang wanita yang ia idam-idamkan. Dari 2.456.234 wanita yang diidamkan, ia telah membidik 1 wanita yang menurutnya sempurna. Wanita itu bernama Tomerina Caterine, biasanya disingkat TomCat. Seiza langsung menelfonnya dan mengajak ia janjian dengan janji-janji yang menjanjikan di suatu tempat. Rencananya ia akan mengajak Tomcat pergi ke tempat yang ramai dengan tujuan proses penembakannya bisa disaksikan langsung oleh banyak orang.

Beberapa jam kemudian (lebih tepatnya 0,0167 jam kemudian), kedua belah pihak sampai di tempat tujuan. Seiza bersiap-siap untuk melakukan aksinya. Jantung berdetak kencang, hati cenat-cenut, lidah ngilu, asam urat kambuh, halah. Dengan penuh deg-degan ia membaca sebuah puisi. Kira-kira seperti ini:
Gombal gambul gombal gembel
Gembal gembul gembal gembul
Gombal ini bukan sekedari gombal
Gombalku ini adalah gombal dari segala gombal
Aku tak peduli bapak kamu petani
Aku tak peduli bapak kamu pilot
Aku tak peduli bapak kamu maling
Karena apapun pekerjaan bapakmu
Cintaku Hanya untukmu
Dan bukan untuk bapakmu

Tahukah kamu siapa pencipta sepakbola?
Tahukah kamu siapa ayah Albert Einstein?
Tahukah kamu dimana alamat yang sebenarnya dicari Ayu Ting Ting?
Aku tak terlalu ingin kau tahu itu
Tapi aku hanya ingin kau tahu
Bahwa aku sayang padamu

Mendengar itu, Tomcat menjadi klepek-klepek. Seiza segera menggunakan momen itu untuk segera menembak Tomcat. “Ehm,,Cat…kamu mau gak jadi TKW di Arab Saudi?” tanya Seiza. “Enak aja,, gak lah!!”. “Hmmm…kalau jadi TKW di Malaysia?” Seiza tanya lagi. “ENGGAK!!!! AKU GAK MAU JADI TKW!!!” “Wohohoh….slow aja mbak. Kamu gak mau jadi TKW, its okay. Tapi kamu mau kan jadi pacar aku?”. Tomcat tiba-tiba shock…..ia mengalami pelelehan (melting maksudnya). Dan seperti yang kita duga, jawabannya adalah “YES!”. Orang-orang sekitar yang tadinya diam kini bersorak-sorak. Mereka berteriak dengan begitu semangatnya. Mayoritas yang berteriak memakai kaos Orange. Oh iya, saya lupa ngomong. Tempat untuk menembak Tomcat adalah di Stadion Ollimpiyskiy, tepatnya di tengah lapangan. Kala itu sedang ada partai final EURO antara Italia dan Spanyol. Dan Spanyol menjadi pemenangnya dengan skor 4-0. Keempat gol tersebut dihasilkan karena tendangan dari kiper Spanyol membentur Seiza dan mengecoh Buffon. Dan akhirnya mereka juara. Pantesan pada teriak-teriak. Seiza kemudian ikut merayakan kemenangan Spanyol itu. Karena terus meleleh, Tomcat akhirnya pingsan. Tapi Seiza masih ikut merayakan kemenangan spanyol dan sempat foto bareng bersama supporter Spanyol, bukan pemainnya lho.

Seiza segera memanggil Ambulance dengan kentongan. Tomcat langsung dibawa ke Rumah Sakit setempat, namanya Rumah Sakit Tak Ingin Tersakiti. Ia dimasukkan ke ruang UGD (Uninstalasi Gawat Darurat). Seiza pun panic (harusnya tulisannya “panik” tapi karena ada auto correct jadi “panic”). Badannya gemetaran. Bahkan rumah sakitnya pun ikut bergetar dan pengunjung sempat panik sesaat. Ia menelfon orang tua Tomcat. Selang beberapa detik kemudian, orang tuanya datang. Suasana pun semakin tegang karena Tomcat belum keluar2 juga.

Seiza sempat menggombali ibunya Tomcat tapi karena ada suaminya, Seiza memilih menggombali bapaknya saja. 3 tahun pun telah berlalu. Dokter keluar dan mengizinkan Seiza dan orang tuanya Tomcat untuk masuk. Di sana terbaring Tomcat. Seiza mendekat. Tomcat bilang, “Seiz, kamu bener cinta sama aku?” Seiza menjawab dengan muka unyu, “Iya, Cat, aku mencintaimu dengan sepenuh sepertiga hatiku.” Tomcat bingung “Maksud kamu?” “aku kan sudah punya 2 cewek, karena aku adil, jadi hatiku kubagi sama rata, sepertiga sepertiga.” Tomcat kaget. “APHAA!!!!” orang tuanya juga kaget “APHAA!!!” dokternya juga kaget “APHA!!!!!” pengujung rumah sakit pun juga kaget “APHHA!!!!” Bahkan lalu lintas di luar sempat berhenti sejenak karena pengendaranya juga kaget “APHHAA!!!” saya juga ikut kaget “APHA!!!!” pembaca mau ikut kaget nggak? Hayooo…..Tomcat serasa tercabik cabik, tersayat-sayat dan terpukul-pukul serasa terkena racun tomcat. “Kamu jahad (pakai qolqolah)!! Kamu busuk! Kamu Banci!! Kamu keji!!!” “Tapi setidaknya aku ganteng kan? Hehe”. “EH!!! POKOKNYA HARI INI LO! GUE! PREND!” Seiza kaget “loh, kok prend? Harusnya kan end?” “Oh iya, ralat, LO!! GUE!! END!!!” Tomcat pun langsung pergi entah kemana. Ibunya berkata pada Seiza “Kalau boleh kecewa, saya jujur sama kamu.” Bapaknya juga ngomong “Salah bu! Yang bener, kalau boleh jujur, saya kecewa sama kamu” “oh ya maaf. Hehe” mereka pun langsung pergi. Seiza sangat sedih karena disuruh mbayar biaya Rumah Sakit. Biayanya Cuma sekitar 50.000 sampai 100.000 pundsterling. Itu baru biaya tempat tidur saja dan belum termasuk fasilitas tambahan seperti Televisi, Kursi, AC, Kipas angin, Kamar mandi, Studio Musik, Lemari Es, Mobil mewah, dan juga kolam renang.

Seiza sejenak merenungi apa yang terjadi, dan akhirnya tidur. Esok harinya Seiza berencana menemui Tomcat di suatu tempat. Kali ini ia mengajak janjian di tempat sepi. Saya juga gak tahu kenapa Tomcat mau saja. Mereka pergi ke kuburan. Karena terlalu sepi, mereka pindah ke puncak. Weisyeh…..Seiza pun memulai percakapan, “Cat, aku mau ngomong. Aku sudah mutusin 2 cewek aku yang lain. Sebenarnya mereka sih yang mutusin aku. Sekarang kamu mau gak maafin aku?” “Enggak!!” jawab Tomcat. “Tapi Cat, menurut buku Tatang Sutarma…” Tomcat langsung menyela “HEH! Itu bukunya Sule!” “Aku pinjem dulu,,nanti aku balikin. Menurut buku Tatang Sutarma kita harus memaafkan jika seseorang minta maaf dengan ikhlas.” “Aku dah gak percaya lagi sama kata-katamu yang penuh dusta itu. Aku perlu bukti”.

Seiza pun langsung mengajak Tomcat ke Toko Perhiasan yang letaknya tidak terlalu jauh dari posisi mereka sekarang, kira-kira setengah meter lah. Seiza langsung membeli perhiasan yang paling mahal yaitu 2MM (Milyar Milyar) rupiah. Namun ia berhasil menawar menjadi 2000 rupiah karena ia ikut gerakan XJuta Nawar. Perhiasan itu langsung ia tunjukan kepada Tomcat, dan langsung membuangnya jauh-jauh. “Cat, itu bukti bahwa aku tak terlalu memikirkan tentang uang, tapi aku lebih memikirkan hubungan kita. Sekarang aku mohon. Maafin Marwan ya…” tiba-tiba ada seorang laki-laki berambut agak panjang dan berkata, “Eh, itu nama gue.” “oh ya maaf mas.” Ia langsung melanjutkan, “ Cat!! Kamu mau gak maafin aku?” Tomcat pun agak bingung karena di lubuk hatinya ia masih cinta dengan Seiza. Tiba tiba Ahmad Dhani datang dan berkata, “Kalau aku, Yes!” lalu Anang Hermansyah juga datang, “Aku juga, Yes!” Tomcat pun langsung menegapkan badannya dan berkata, “OK. Mas Dhani yes. Mas Anang yes. Aku juga yes. Selamat kamu mendapat tiket emas ke hatiku.” Seiza pun menjadi berbunga-bunga. Bunganya langsung dijual oleh Mas Dhani dan sebagian diambil Mas Anang untuk diberikan kepada Ashanti. Sesuatu. Eh itu Syahrini ya. Maaf salah. Seiza langsung menggandeng Tomcat dan duduk bersama untuk memandangi Bulan yang indah. Mereka lalu pulang ke rumah masing-masing dan langsung menyalakan laptop dan mengubah status di facebooknya dari lajang menjadi jalang. Eh salah, dari lajang menjadi berpacaran. Mereka pun langsung tidur dan siap menyambut hari yang cerah untuk masa depan yang cerah. Selesai

Dari cerita di atas (jangan nengok ke atas ya!), kita bisa mengambil pesan moralnya tanpa harus saya pandu. Cinta itu bukan sekedar gombal atau kata-kata rayuan yang hanya mempengaruhi pikiran dan apapun yang terkandung di dalamnya. Namun cinta itu sebuah perbuatan atau pengorbanan yang kita lakukan kepada orang yang kita cintai dimana orang yang kita cintai itu menjadi cinta kepada kita sehingga orang yang bersangkutan menjadi tersentuh hatinya. Halah.

Satu kata dari saya : Cintailah orang-orang yang benar-benar mencintai anda. Cintailah orang-orang yang berjasa dalam hidup anda. Dan cintailah orang-orang yang membenci anda. Karena sebenarnya, jika kita mencintai semua orang, maka semua orang akan mencintai kita. Dan jangan sekali-kali anda membenci orang yang membenci anda, karena orang yang membenci anda adalah orang yang ingin mendapatkan cinta anda. Loh? Ini bukan satu kata ya. Hehe. Maaf.

Baca juga Cerpen Romantis dan Cerpen Lucu lainnya.

Sabtu, 25 Agustus 2012

Cerpen Cinta Romantis - Bintang Terindah Buat Lisa

BINTANG TERINDAH BUAT LISA
Karya Apriadi
 
Ku istirahatkan sejenak badanku setelah lelah bermain sepak bola di kursi dekat taman sekolah yang sangat sejuk, karena dinaungi oleh sebuah pohon besar. Dari sini aku dapat melihat keseluruhan SMA ku yang begitu indah dengan tanaman-tanaman yang hijau dan sejuk.

Namaku Rama, aku bersekolah di salah satu SMA di kotaku yang cukup terkenal. Hoby ku adalah melihat bintang-bintang ketika malam sehabis shalat Isa, dan itu sudah kulakukan semenjak tiga tahun yang silam. Entah apa penyebabnya, aku hanya merasa, apabila aku melihat bintang-bintang itu. Rasanya aku begitu tenang dan damai. Aku memang suka sendirian, tetapi terkadang aku juga selalu terpikirkan untuk memiliki seorang teman dekat ataupun sahabat yang berarti dalam hidup ku yang kosong ini.
Dalam lamunan ku, aku dikejutkan oleh suara seorang perempuan yang memanggil ku dengan panggilan “Kaka”
 

Perlahan kubuka mataku dan langsung melihat kearah nya. Dia adalah adik kelas ku yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu.
“ya ada perlu apa?” tanya ku singkat
Sepertinya dia sangat pemalu, dia hanya menundukan kepala sambil menyatukan kedua jari telunjuk kanan dan kirinya.
Akhirnya dia bicara juga. Dia ingin mengucapkan terima kasih kepadaku, karena aku telah menolong nya tadi pagi ketika motornya terserempet. padahal aku sudah lupa dengan kejadian itu. Setelah ku ucapkan “sama-sama” dia kemudian langsung pergi dengan cepat bersama teman nya. Aku tidak sempat menanyakan namanya.

Beberapa bulan setelah kejadian itu, dia tidak pernah lagi menemui ku. Terkadang aku masih suka duduk di tempat itu, dan bermaksut bertemu lagi dengan nya. Tetapi ternyata dia tidak pernah muncul lagi. Lambat laun, aku sudah lupa seperti apa wajah nya. Yang aku ingat dia memiliki senyum yang sangat indah.
Aku merasa aneh dengan diriku, tidak biasanya aku seperti ini. Mungkin karena dia adalah adik kelas pertama yang menemuiku. Semoga suatu ketika aku bertemu lagi dengan nya.

Hari ini adalah acara ulang tahun sekolah, aku sebagai ketua dewan redaksi sekaligus wakil dari ketua osis, harus bekerja ekstra keras untuk hari ini. Pagi hari sebelum acara mulai kami harus menyapu lapangan yang akan dipakai untuk pertandingan futsal antar sekolah. Ketika acara dimulai, aku harus keliling untuk mengontrol kinerja para anggota redaksi.
“hei kamu, anggota redaksi” panggil ku pada seorang anggota redaksi pria yang hanya duduk-duduk sambil menggoda seorang wanita.
“iya kak, ada apa ya?”
“kau itu mau dikeluarkan dari anggota ya?” ancam ku padanya, dia sepontan meminta maaf, dan langsung bekerja. Rupanya masih ada satu orang anggota lagi yang enak-enakan minum.
“hei kamu anggota redaksi,kesini!” panggil ku pada salah seorang wanita yang menurutku wajah nya tidak asing. “iya kamu kesini!”

Dia sepertinya agak terkejut setelah ku panggil, setelah menghampiriku dia menundukan kepalanya.
“a,a, ada apa ka?” tanya nya. Sejenak aku teringat sesuatu,
“wah,,,,,,,, kamu wanita yang waktu itu ya? Hahahaha sudah lama aku mencari kamu” ups, sepertinya aku keceplosan. Waduh gawat ini.
“hah?” dia terlihat terkejut sekali “kenapa kaka mau mencari saya?”
“anu, itu,” aduh, aku bingung harus jawab apa, “itu, oh iya, aku mau menanyakan nama kamu, hahahaha, aku penasaran, makanya aku mau mencari kamu” yes aku dapat alasan
“oh itu, maaf ya ka, saya lupa bilang nama saya ke kaka” ucap nya sambil menundukan kepalanya.
Lisa, itu lah namanya. Seorang yang aku nantikan selama hampir beberapa bulan ini. Dan yang aneh nya, aku tidak tahu kenapa aku jadi ingin berkenalan dengan nya. Lagi pula ternyata dia juga anggota redaksi, kenapa aku tidak tahu itu ya? Ah biar saja, toh aku sudah bertemu dengan nya.

Lama setelah kami berkenalan, aku semakin sering menemui nya. Dan entah mulai kapan dia sudah tidak malu-malu lagi ketika berbicara kepadaku. Malah sebaliknya, dia suka sekali membuat suasana menjadi lebih menyenangkan. Beberapa minggu kemudian, aku merasa ada sesuatu yang aneh. Aku sering merasa bosan apabila melihat bintang, aku juga sering merasa jenuh apabila dirumah. Yang terpikir oleh ku adalah saat-saat bersama dengan Lisa.
“Itulah Cinta boy. Kamu harus sadar itu” kata Jefry memberitahu ku.
“ah masa?”
“Bah kamu ini boy, macam tidak kenal Cinta saja”
Kata-kata Jefry terus saja bernyanyi-nyanyi di kepalaku. Dan aku terus saja bertanya pada diriku sendiri di hadapan bayangan tubuh ku sendiri didepan cermin. “masa cinta?”
Lagi pula kalau menurut cerita Jefry, Lisa suka padaku. Biarlah ku serahkan kepada Allah apa yang akan terjadi setelah aku nyatakan perasaan ku ini.
Keesokan harinya. Aku ajak Lisa ke lapangan rumput hijau yang luas, sepanjang perjalanan aku sangat deg-degan rasanya. Lisa juga bertanya-tanya kepadaku, untuk apa dia dibawa kesini.
Perlahan ku pegang kedua tangan nya, dan kutarik nafas panjang.

Bismillahirrahmaanirrahiim.
“Lisa, Aku sayang sama kamu, aku sayang kamu karena Allah, maukah kamu menjadi bintang yang paling terang untuk ku? Untuk selama lamanya”
Sejenak keadaan menjadi sunyi, hanya deruh angin yang ku dengar. Aku begitu gugub dengan apa yang akan dia jawab. Rasanya kemarin malam aku sudah shalat tahajud dengan rakaat yang banyak, dan berdoa dengan rasa harap dan cemas. Kira kira doa ku apa dikabulkan tidak ya?

Lisa sejenak menatap mataku dengan dalam, aku kurang mengerti apa maksutnya. Aku masih menunggu. tiba-tiba dia tersenyum, dan mengangguk tanda setuju.
“TERIMA KASIH JEFRY........ eh salah ALHAMDULILLAH....” teriaku kegirangan.
“kaka, jangan teriak! Nanti kedengeran orang”
“nggak mau, kecuali kamu mau bilang sayang sama aku” pinta ku dengan manja padanya.
“Iya, iya kaka sayang, aku sayang kaka sampai terus terus terus terus terus terus terus terus terus terus, untuk selamnya” ucap nya kemudian tersenyum.
“apa? aku tidak mendengar, coba ulangi sekali lagi” teriaku dari jauh
“aduh, aku sayang kaka sampai terus terus terus terus terus terus terus terus terus terus dan terus, untuk selamnya”

"Terkadang bintang itu terang, dan terkadang bintang itu penuh dengan kabut awan.

Sekarang terang sudah bintang ku dalam hatinya. Bersemayam dengan singgasana cinta yang terindah. Cinta untuk selamnya, Bintang Terindah Buat Lisa"
“oh iya lisa, aku cinta kamu”
“iya iya, aku juga cinta kaka”
“apa? Aku tidak mendengar”
“budek...”
 
PROFIL PENULIS
Nama "Apriadi"
Cerpen ini kupersembahkan untuk Peni ku tercinta, kekasih ku.
Ini adalah cerpen pertama ku disini, semoga kalian suka

Baca juga Cerpen Cinta dan Cerpen Romantis yang lainnya.

Cerpen Motivasi Pendidikan - Ana Ingin Jadi Wartawan

ANA INGIN JADI WARTAWAN
Karya Dwiana

Takdir telah tercatat 50.000 tahun sebelum manusia dilahirkan, segala kejadian sudah tertuang dalam kitab terbentang (Lauh Mahfudz). Ketentuan pasti terjadi, tinggal jalan mana yang manusia pilih untuk menjemput ketentuan itu. Sepenggal untaian itu Aku ciptakan sendiri untuk menemani semangatku dalam meraih ambisi, menjadi orang sukses dalam perantauan.

Aku memang sedikit berbeda dengan saudaraku yang lebih qona’ah, menjalani kehidupan dengan slow dan nrimo, mungkin karena basic agama kakakku yang lebih kental sehingga menganggap dunia itu bukan ambisi utama yang dikejar. Sementara Aku selalu menganggap semua orang punya hak dan kesempatan yang sama untuk menjadi sesuatu tanpa terpacu pada materi.
“Keputusanmu sudah bulat Ndok?,” tanya Bapak yang sebenarnya berharap Aku melanjutkan usahanya jualan di Warung dekat SMP Negeri di Kampungku. “Sudah Pak, keputusanku sudah bulat ingin kerja di Bandung dan melanjutkan kuliah disana,” jawabku dengan tegas.


Kehidupan keluargaku memang sederhana, Bapak jualan di warung ditemani ibu tiriku. Sejak SMP kelas 1 ibu kandungku sudah dipanggil Allah lewat perantara penyakit komplikasi yang beliau derita. Aku sebenarnya setuju saja tetep tinggal di kota Reog asal Bapak mendukungku melanjutkan bangku pendidikan di Universitas, tapi sayang alasan ekonomi selalu menjadi dalil Bapak untuk menolak proposalku itu. Alhasil dengan tekad sekeras baja saat temen-temen seangkatanku asyik liburan sambil menunggu kelulusan, Aku memilih mencari kerja dengan satu alasan, cari uang untuk beli tiket pergi ke perantauan.

Alhamdulillah dapat, walau kerjaan itu membuat satu hariku seperti sebulan lamanya, pagi jadi pembokat siang jadi pramuniaga di toko kue. Dengan penghasilan Rp 250.000/bulan Aku pertahankan sampai malam takbiran keluar dari ruko itu, “Mas lebih setuju kamu nemenin Bapak jualan saja Na,” sela kakak melihat Aku tampak sibuk membereskan sisa packing karena sebentar lagi Aku segera meninggalkan kota tercintaku ini, “Mas sudah tahu sendiri bagaimana kharakterku, Aku tidak bisa dipaksa Mas,” ungkapku protes.
“Ya sudah terserah Kamu, Saran Mas jangan lupa khodratmu sebagai wanita. Jaga dirimu apalagi disana Kamu sendiri. Dekatkanlah diri pada Allah, insya Allah sesulit apapun akan ada jalan jika Kita berserah diri pada-Nya,” tutur kakakku. “Nggih Mas matur nuwon, Ana berangkat dulu Mas, Pak, Mbok’e,” pamitku sembari mencium tangan mereka satu per satu.

Seiring bus Pahala Kencana meninggalkan bumi Reog, semakin meninggikan ambisiku untuk berhasil di kota lautan api itu,” Aku datang ke Bandung untuk sukses, dalam profesi Aku nanti ingin jadi reporter atau wartawan, yang terpenting tidak terikat ruang waktu karena Aku orangnya cepat bosan…,” gumamku menerjemahkan asaku.

Pagi itu, di akhir September 2009 Aku sudah menginjak tanah Leuwi Panjang, kucari kontrakan saudaraku yang sejak 6 tahun lalu kerja disini. Tidak terlalu sulit, karena angkot berlalu lalang ke segala penjuru, “Kalau mau ke Sukamenak Kopo naik yang mana ya Mang,” tanyaku pada salah seorang sopir angkot sembari membaca nama alamat di secarik kertas, “Naik Soreang saja Neng, nanti bilang ke sopirnya turun di Kopo. Patokannya dekat Indomart, nanti tanya lagi dimana Sukamenak, tidak jauh dari situ,” papar Amang itu menjelaskan.
“Assalamualaikum..” salamku sembari mengetuk pintu nomor 52 blok E Sukamenak, “Walaikumsalam….,” jawab pemilik rumah membukakan pintu, “Anaa…..Ya Ampun kamu sudah nyampe sini, gak sms biar dijemput saja di Leuwi Panjang, untung kamu gak nyasar,” celoteh keponakanku Santi. Aku hanya senyum-senyum saja sambil memeluk kangen keponakanku yang udah setahun tidak bertemu.
Kuceritakan ihwal dan niatku merantau disini, saudaraku yang baik hati dengan tulus membantu mencarikan kerjaan, “Apa ajalah yang penting Aku bisa ngumpulin uang biar nanti bisa ngelanjutin kuliah, kuliah kelas karyawan juga ndak apa-apa,” paparku saat ditanya mau kerja apa.
Beberapa lamaran kerja Aku masukkan ke sejumlah pabrik di kabupaten Bandung, hampir sebulan Aku belum mendapat panggilan untuk tes kerja, pikiranku mulai suram, ditambah bekal sakuku semakin menipis… “An coba kamu besok ke pabrik yang ada di daerah Caringin kota Bandung, denger-denger disana ada lowongan,” kata Santi memberiku semangat.

Selesai Subuh, kuisi perut ini dengan sarapan lauk bala-bala dan sambal, kunikmati saja apa adanya karena inilah sari pati hidup, orang harus merasakan perih dulu jika ingin senang. Lalu kucari alamat pabrik X seorang diri karena Santi ada kerja lembur tak bisa menemani.
No. 18 N, ini dia pabriknya, “Permisii…” kataku setengah teriak, “Yaa ada apa” jawab security dari dalam, “Maaf pak saya mau memasukkan lamaran kerja,” terangku. Pak Satpam itu kemudian membukakan pintu gerbang dan Aku dipersilahkan untuk masuk dulu ke post security, “Komandan ini ada wanita mau memasukkan lamaran kerja,” kata satpam itu pada komandannya.
Kemudian Aku diinterview seputar keahlianku, “Kamu bisa jahit” tanya komandan, “Tidak bisa Ndan,” “Wah repot kalau gitu. Disini syaratnya harus bisa jahit,” papar komandan, “Gini aja coba kamu berdiri,” Aku turuti sambil komandan itu memperhatikan postur tubuhku, “Tinggi cukup, badan cukup, wajah juga cukup,” gumam komandan mengomentariku. “Kamu jadi security girl aja mau, nanti biar Saya yang ngurus ini itunya,” kata komandan menawarkan.

Pulang dari Pabrik Aku memikirkan tawaran komandan, “Security girl,” Aku bayangkan diriku memakai seragam biru, memberi hormat jika owner perusahaan lewat, lalu harus terlihat galak pada karyawan,” huuffft Aku sulit memutuskan. Disatu sisi Aku harus segera kerja, di sisi lain bukan bidang ini yang Aku inginkan. Dengan segala pertimbangan akhirnya ku ambil tawaran itu.
Seminggu Aku menjalani diklat lapangan dan test klasikal, lari 5 putaran, PBB, dan latian fisik lainnya. Untung di SMA dulu Aku aktif di Pramuka dan PALA jadi ini tidak terlalu berat bagiku. Tugas pertamaku di sebuah Pabrik Tekstil di Daerah Cimahi. Aku berkenalan dan berteman dengan security yang lebih senior di area sini. Ada 15 security pria dan 1 security wanita, mereka cukup ramah dan baik padaku.

Menjalani pertemanan dengan seniorku dari berbagai daerah, diantaranya Bandung, Cirebon, Garut, Tasikmalaya, Subang, Purwokerto, Timur Leste, dan daerah sebrang, Aku cukup nyaman dengan suasana ini. Dari cerita mereka, profesi security kebanyakan dipilih karena pelarian Tentara dan Polisi yang gagal atau tidak lulus tes.
Berteman dengan mayoritas pria dan profesi yang lazim disandang pria membuat kharakterku semakin tomboy, “Ana, dilihat kau tidak pantas jadi satpam. Pantasnya nerusin sekolah saja. Sayang masih muda sudah jadi satpam. Ini pekerjaan keras,” ujar seniorku bang Heri.

Kata-kata dari Bang Heri mengusik pikiranku, seakan Aku diingatkan kembali terhadap mimpi dan asaku untuk apa Aku datang ke Bandung. Sedih kurasakan, “Bapak ternyata hidup di kota itu tak semudah yang Aku bayangkan,” lirihku menatap cermin di kamar sambil berlinang air mata.
“Aku harus bangkit lagi, Aku harus mengejar cita-citaku jadi wartawan atau reporter,” tekatku menutupi rasa sedih.

Besoknya kuceritakan mimpi-mimpiku pada teman-teman satpam dan karyawan di pabrik itu, “Ahh mimpi di siang bolong kamu mah. Mau jadi wartawan kesiangan..hahaha,” mereka mengejekku. Aku tersentak dengan respon mereka..memang harapanku terlalu tinggi mengingat asal-usul, kemampuan dan pendidikanku, “Bang Wandy, apa Ana terlalu bermimpi ya untuk jadi kuli tinta,” tanyaku pada Wandy, satpam yang paling dekat denganku, “Jangan nyerah Na sebelum kamu memulai dan mencoba..tidak ada yang tidak mungkin kok..tidak apa-apa bermimpi..tidak salah bermimpi setinggi-tingginya, masalah jatuhnya di kubangan mana itu haq Allah,” tutur Wandy memberiku semangat, “Kalau Ana memang serius ingin jadi wartawan, Ana pindah di area tugas yang ada ladang ilmunya. Saya dapat informasi dari kawan, 2 mingguan lagi di Area Skol Kristen daerah Pasteur membutuhkan 07 (satpam perempuan), karena 07 yang sekarang mau cuty hamil. Paling tidak itu lebih baik dari tempat kerja sekarang,” Informasi dari bang Wandy itu segera ku chek croscek. Tak berfikir lama segera Aku mengajukan diri pindah tugas.

Seminggu sebelum aq over tugas ke Skol Kristiani itu, pagi hari ketika Aku hendak berangkat tugas terdengar teriakan orang, teriakan bukan hanya dari satu orang, melainkan ramai banyak orang, “Kami menagih haq Kami yang kalian rampas..Kembalikan uang Kami..” terdengar keras teriakan itu semakin Aku mendekati area kerja. Rupanya suara itu berasal dari puluhan orang yang demo di area kerjaku. Dari cerita bang Wandy, para pendemo itu Eks karyawan yang sudah pensiun namun hingga 1 Tahun sejak mereka resigh uang pensiun belum dibayarkan oleh Pabrik.

Sebagai keamanan Aku turut mengawasi jalannya demo agar tidak rusuh… Uppzz, mataku tertuju pada sosok pria disela kerumpulan orang demo itu, tapi dia tidak ikut berteriak lantang maupun membawa poster-poster yang berisi kecaman, pria yang kira-kira berumuran ¼ abad dengan jaket hitam itu tampak sibuk mengambil gambar melalui kamera Canon yang ia tendeng, setelah itu dia mewancarai seorang pendemo menggunakan recorder kecil, tampak sangat gagah, tanpa sadar Aku tersenyum simpul sendiri… “Heiii…tunggu,” teriakku nyamperin Dia setengah berlari, karena tampaknya Dia sudah selesai dengan kepentingannya…”Kamu memanggil Saya?” jawabnya menoleh padaku, “Iya..Kamu, Kamu wartawan? Boleh Aku kenal Kamu, Aku ingin jadi wartawan,” ucapku cepat karena Dia terlihat tergesa..”Ini kartu namaku, maaf Aku duluan ada liputan lain..,” kata dia sembari pergi meninggalkan gerbang pabrik…

Kubaca lekat setiap kata dan nomor telpon yang tertera di kartu nama itu. Nama laki-laki gagah itu Dany, seorang wartawan Mingguan yang bertugas lintas daerah. Hatiku bergemuruh, jantungku berdetak lebih cepat, bukan karena pria itu tapi karena Aku akan menemukan jalan menuju puzzle mimpiku.
“Assalamualaikum maaf ini dengan Kak Dany, Wartawan Koran X?” kataku setelah Ia mengangkat teleponku, “Walaikumsalam ya benar Saya sendiri, Anda siapa” jawabnya… dialog itu berujung kita janjian di suatu tempat, tepatnya hari Sabtu, karena Aku sekarang sudah pindah tugas di Skol Kristiani dan mendapat libur hari Sabtu Minggu.
“Kenapa Kamu ingin jadi wartawan An,? tanya Dany, “Karena Wartawan itu tugasnya mulia, menyampaikan dan mendidik masyarakat dengan berita yang ia bawakan, trus wartawan itu tempatnya kaum inteleq, dan kerjanya tidak terikat ruang waktu jadi tidak monoton,” jawabku dengan lancar. Jawaban itu kulontarkan berdasarkan pengalaman pribadi sewaktu SMA dulu masih aktif di Ekskul Journalist dan Announcer, walau lingkupnya hanya kecamatan setidaknya ada basic di bidang itu, “Iya betul memang seperti itu, tapi Kamu siap dengan resiko seorang wartawan,” tanyanya lagi kali ini dengan nada lebih ditekan, “Apa memang resikonya Kak,” tanyaku balik karena belum tahu konsekwensi yang ia maksud, “Penjara atau Kuburan” jawabnya dengan mata tajam. Aku agak tersentak dengan pernyataan Dany, namun ambisi dan mimpi menaklukan ketakutanku, “Aku siap kak,”.

Setelah kesiapanku, Dany mengajariku tentang Journalist dari ilmu yang Ia dapat sewaktu di Universitas dan ilmu dia praktek di lapangan. Setiap Sabtu Minggu kuhabiskan waktu dengannya, dengan pelajaran tertulis tentang dasar-dasar journalis, cara membuat berita, kode etik wartawan dan bahkan di bulan ke-4 sejak kita mulai belajar, Dany mengajakku langsung terjun ke lapangan. Aku mengamati bagaimana cara dan alur Dany ketika mewawancarai narasumber. Aku begitu bahagia bisa bertemu dan kenal dengan Dany. Pria gagah yang baik hati itu menemaniku menjemput mimpi. Aku sangat berharap persahabatan dan agenda rutinitas Kita setiap Sabtu Minggu bisa bertahan lama, paling tidak sampai Aku mandiri dan tidak jadi wartawan amatiran lagi. Tapi rupanya takdir berkata lain, bulan ke-7 sejak kita belajar bersama, Dany dipindah tugaskan di Bogor, “Jujur Aku sedih harus jauh dari kakak. Kak Dany adalah semangatku dalam mengejar asa ini. Aku tidak tahu gimana ngelanjutin pembelajaran ini tanpa kakak,” tuturku diiringi tangis melepas kepergian Dany, “Ana, Saya hanya perantara dari Allah untuk menjemput cita-cita Kamu. Kalau kamu yakin bahwa Allah Maha adil jangan pernah putus asa,” itu nasihat terakhir yang Dany sampaikan sebelum Ia menuju kota hujan.

Hari berganti hari kujalani dengan semangat yang menurun drastis. Sebagai tentara langit biru di area skol, tugasku menerima tamu sebelum menghantarkan tamu itu ke recepsionist di sekolah kristiani tempat Aku mengais rejeki, “Siang mbak, Saya ada janji dengan Pak Marlon guru fisika mengajar kelas 12,” kata seorang tamu menghampiriku, Aku belum pernah melihat tamu ini sebelumnya. Sekilas dia seperti keturunan Chinese, tapi masih ada darah Indonesia dilihat dari warna kulitnya sawo matang typical khas kulit orang Indonesia, “Siang Pak, tapi jam istirahat teacher masih 2 jam lagi,” tuturku pada tamu itu, “Iya tidak apa-apa memang janji kita jam 12 nanti, cuma tadi ada keperluan yang terpending jadi saya putuskan kesini saja sambil menunggu Pak Marlon,” ujarnya.

Sambil menanti jam istirahat, tamu yang memperkenalkan diri dengan nama Robert itu mengajakku berbincang. Dia seorang dosen di Universitas Teologi, “Mbak gerejanya dimana,” tanya Robert, Aku kaget dengan pertanyaan itu, “Maaf Pak saya muslim,” jawabku, “Okh anda islam, Saya tadi tidak menyangka lho kalau mbak islam. By the way mbak masih muda kenapa mau jadi security,?” pertanyaan Robert kembali membuatku gugup. Kuceritakan saja perjalanan hidupku selama di rantauan ini karena Pak Robert orangnya cukup care sehingga Aku tidak canggung, “Wahh sayang ya mbak, orang dengan ambisi dan semangat yang kuat seperti mbak tidak terakomodasi. Kalau di Kita orang-orang seperti mbak pasti akan diperhatikan,” terangnya, “Maksud Bapak gimana?” tanyaku tak mengerti terhadap statement pak Robert, “Maksudnya kalau mbak ikut keyakinan Kami mbak akan sukses. Kebetulan saya dosen dan banyak jaringan, kalau mbak mau ikut keyakinan Kami saya bisa usahakan beasiswa journalist SI di UN yang mbak bisa pilih sendiri dan beasiswa S2 di Amerika. Tapi dengan membawa visi dari keyakinan Kami,” papar Pak Robert. Aku hanya melongo dan terdiam mencerna setiap kata yang Pak Robert lontarkan.
Aku akui, walaupun KTP islam tapi Aku belum mengenal Allah, kewajibanku 5 waktu saja masih banyak bolongnya. Tawaran itu mengikis imanku, bayangan kuliah, journalist, keliling dunia terbayang di kelopak mataku.

Aku diberi waktu sebulan untuk mengambil atau menolak tawaran itu. Saat ada tawaran besar seperti ini Aku sangat membutuhkan teman untuk share, bukan keluarga karena keluargaku tidak mengerti ambisiku. Aku teringat Kak Dany, kuhubungi nomornya, “Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan” suara operator seluler yang selalu Aku dengarkan setiap menghubungi nomor kak Dany telah memutus persahabatan Kami. Aku benar-benar kehilangan sosok teman yang sangat baik dan Aku butuhkan sarannya.
Mendekati hari pertemuan dengan Pak Robert Aku putuskan untuk mengambil tawaran itu, “Yach hanya dengan cara itu mimpi-mimpiku bisa jadi nyata. Hidupku hanya sekali dan akan Aku manfaatkan hidup ini sesuai keinginanku,” ucapku membakar semangat diri.

Hari H bertemu dengan Pak Robert, kita janjian di Universitas tempat beliau mengajar. Perjalanan ke Universitas Aku naik angkot, disamping tempat dudukku, ada seorang wanita berjilbab seusiaku tampak serius membaca sebuah buku, Aku perhatikan raut wajah wanita itu tampak bercahaya, tidak terlalu rupawan tapi sangat sejuk dipandang, “Afwan, Ukhti dari tadi mengamati Saya, ada yang bisa saya bantu,?” tutur wanita itu menyadarkanku bahwa dari tadi Aku telah terpana dengan cahaya di wajahnya, “Oh maaf, itu bukunya bagus,” kataku salah tingkah, “Ini buku tentang dasar-dasar islam, kalau mau Ukhti bisa membacanya,” kata wanita itu dengan santun, “Oya Ukhti hendak kemana,?” tanyanya, “Astagfirullah hal adzim” ucapku dengan tangis terisak sambil memeluk wanita itu…….

Baca juga Cerpen Islam, Cerpen Pendidikan dan Juga Cerpen Motivasi yang lainnya.