CIWIDEY - BANDUNG
Cerpen Dewi Kartika
aku masih tiduran mengamati malam yang sebentar lagi hilang, dari balik jendela ku amati matahari yang beralih tempat menyambutku dalam wajah siang yang benderang. Kau menelponku, menyuruhku packing dan segera bersiap. kau mau mengajakku kesuatu tempat katamu, singkat, lalu mematikan teleponmu. aku menuruti saja maumu, semua sudah ku masukkan ke dalam ransel, tinggal aku menunggumu. tak lama setelah itu kau datang...raut ceriamu begitu jelas, kau memamerkan senyum mematikanmu.
"kita mau kemana?", tanyaku sambil lalu menutup gerbang rumahku.
"kita mau ke bandung"
"apa???Bandung????kenapa ga bilang sebelumnya?ak belum mempersiapkan segala sesuatunya..aku hanya membawa 2 kaos dan 1 celana pendek, dan baju yang aku kenakan sekarang! mana kuat aku bertahan di sana kalau aku kedinginan dan membeku gara-gara ga bawa baju hangat?!", ucapku protes. kau hanya tersenyum dan menyibak poniku yang sudah agak kepanjangan dan menutupi mataku.
@stasiun Tawang
udara hari ini panas!!apa lagi begitu kita turun dari angkot, waa.....panas itu menjadi-jadi! Aku hanya diam saja menahan pansa yang sudah mulai membakar kulitku, melenyapkan lotion dan sun blok yang ku usap tadi pagi. anehnya...kau tenang saja, dan seolah merasa sejuk, kau malah melambai sambil mengumbar senyum dan gigi kelincimu!!!kau mempercepat langkahmu. 'ada siapa sih?', ucapku pelan.
astaga!!! bukankah itu anak Kapas? iya...benar! tapi kenapa kau mengajakku? bukankah selama ini kita menyembunyikan hubungan kita? bodo!!!
"hei...kurang lama dandannya!keretanya dah mau berangkat tuh!", protes Ririn bergurau. (Ririn: sahabatmu dari TK)
"ini dia Ratu lemot!!tau kalao dia lemot mending ga usah ngajak dia aja", katamu menggenggam jemariku
semua tertawa. 'aneh...kenapa dia berani menggenggamku di depan anak2?'
***
"kita mau kemana?", tanyaku sambil lalu menutup gerbang rumahku.
"kita mau ke bandung"
"apa???Bandung????kenapa ga bilang sebelumnya?ak belum mempersiapkan segala sesuatunya..aku hanya membawa 2 kaos dan 1 celana pendek, dan baju yang aku kenakan sekarang! mana kuat aku bertahan di sana kalau aku kedinginan dan membeku gara-gara ga bawa baju hangat?!", ucapku protes. kau hanya tersenyum dan menyibak poniku yang sudah agak kepanjangan dan menutupi mataku.
@stasiun Tawang
udara hari ini panas!!apa lagi begitu kita turun dari angkot, waa.....panas itu menjadi-jadi! Aku hanya diam saja menahan pansa yang sudah mulai membakar kulitku, melenyapkan lotion dan sun blok yang ku usap tadi pagi. anehnya...kau tenang saja, dan seolah merasa sejuk, kau malah melambai sambil mengumbar senyum dan gigi kelincimu!!!kau mempercepat langkahmu. 'ada siapa sih?', ucapku pelan.
astaga!!! bukankah itu anak Kapas? iya...benar! tapi kenapa kau mengajakku? bukankah selama ini kita menyembunyikan hubungan kita? bodo!!!
"hei...kurang lama dandannya!keretanya dah mau berangkat tuh!", protes Ririn bergurau. (Ririn: sahabatmu dari TK)
"ini dia Ratu lemot!!tau kalao dia lemot mending ga usah ngajak dia aja", katamu menggenggam jemariku
semua tertawa. 'aneh...kenapa dia berani menggenggamku di depan anak2?'
***
sepanjang perjalanan aku banyak tidur, aku ga tau apa yang tengah di obrolkan oleh yang lain! masa bodoh!
dan....sebuah tangan menggoyang-goyangkan bahuku.ak membuka mataku. udaranya ga terlalu panas, malah dingin. wah...anginnya sepoi..membuatku ingin menari saja. lalu ak tersadar...bukannya aku tadi masih tidur di dalam kereta?!kok aku udah di luar?
"makanya jangan jadi kebo!emang dikira ga berat gendong kebo mati kaya gitu", bentakmu.
ak hanya meringis, "maaf"
kau mulai berjalan menyusul yang lain...
ini dimana???
jalanan nampaknya tak berpolusi....ku lihat sawah menghampar luas, menguning...dan sesekali bapak-bapak mengumbar senyum kepada kami,
melewati rel kereta tua yang nampak angker, bangunannya masih bagus tapi hawa mencekam itu terasa over kepadaku sehingga ak menutup mataku. kau tersenyum melihatku..
kebun teh juga ga mau ketinggalan memamerkan pesonanya. sungguh indah...aku sudah menduga sebelumnya pasti ini Kawah Putih.
di kendaraan umum yang biasa disebut "ontang-anting" ini kau duduk di sampingku. sebenarnya boleh dikatakan duduk kita sangat dekat, maklumlah ini kendaraan kecil apalagi rombongan kita yang terlalu banyak.
disepanjang perjalanan kita tak banyak bicara, aku merasa canggung dekat denganmu di depan anak-anak. untung yang lain suka ngomong, jadi canggungku tak begitu kentara. hee :D . kita di sambut pepohonan dengan daun beraneka warna dan tak kalah juga rasa dingin yang menusuk tulang (aku hanya memakai kaos bola lengan panjang).Sayangnya jalanan tak begitu mulus dan berkelok-kelok, beberapa kali aku hampir terjungkal dari kursiku, untung kau menahan lenganku. mata kita sempat bertemu. (aku deg2an. sumpah!!).biarpun jalannya kaya wajah jerawat di iklan Tje-fuk,tapi ak masih tetap bisa menikmati keindahan alam hutan hujan tropis dan Eucalyptus di Hutan Lindung Gunung Patuha ini. Memasuki kawasan ini aku akan mencium bau belerang yang menyengat,waw....sangat menyengat!!!! aku menutup hidungku dengan handuk kecil , padahal yang lainnya telah memakai masker dari rumah. uhhhfff
angkutan Ontang-anting berhenti. kita sudah sampai...kau membantuku membawa ranselku (yang ga berat sama sekali :/ ). aku tercengang bukan kepalang...Subhanalloh....alam ini memang indah. sungguh mempesona..nuansa mistik yang merasuk...juga nuansa romantis yang tak kalah menakjubkannya....
cuaca cerah agak berkabut, kita duduk-duduk sebentar di tepian danau.
kau mengambil sesuatu dari ranselmu,dan...kau menjepret wajahku!
"satu poto tersimpan", kau tertawa.lanjutmu, " pakai ini. ga baru, tapi bisa ngangetin tubuhmu ko', biar ga kering membeku". kau memakaikan jaket hangat warna abu-abu ke tubuhku.
"thanks".
aku sedikit hangat.....termasuk hatiku, tak lagi dingin oleh acuhanmu ...
semua senang, semua gembira...kita berpoto-poto agak mesra, kau tak lagi menyembunyikan hubungan kita di depan anak-anak Kapas.
senangnya hatiku tak bisa diucapkan oleh deretan kata apa pun, tak bisa di nyatakan dalam semua bahasa mana pun,,,aku suka ini!!!!
matahari sudah kian beralih ke barat.....kabut makin tebal. aku masih memainkan kakiku di tepian danau yang saat ini berwarna hijau apel....ku rasakan tiap butiran pasir putih di telapak kakiku...
kau mendatangiku, " Selamat ulang taun", kau merapatkan wajahmu dan mencium keningku. kemudian beranjak, tapi bukan tanpa meninggalkan apa pun, kau menyisakan slembar kertas di samping ranselku.
ku baca,
"Maap
mesti kau bosan dengan kata maaf dariku. hanya itu yang mampu aku gemborkan padamu!!Hhh...bisa juga kau menyesali semuanya yang tlah terjadi. mungkin saja...dengan sikapku yang tak kunjung berubah!!mmm..tapi aku benar-benar minta maap untuk kesekian kalinya yang tak dapat dihitung dengan alat hitung apa pun.
PELUK dan SAYANG dariku...(mudah-mudahan kau mau mnerima)"
agaknya aku sedikit terharu, mataku agak berlinang. ini adalah kado terindah....
hari ini kau tak lagi mengacuhkanku, aku suka itu! aku selalu bisa memaafkanmu...! rasanya tak ada alasan untuk tak memaafkanmu..
Terima kasih hari ini.
"Hei...yuuk ikut!", Ririn membuyarkan lamunku.
**
terinspirasi pengin kesono ini ceritane aku.... :D
Baca Juga Cerpen Romantis dan Cerpen Cinta yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar