DIBAWAH SENYUMAN HUJAN
Oleh NN
Waahh...ternyata aku terlalu asyik mengerjakan beberapa kerjaan kantorku, sampai-sampai aku tidak sadar kalau diluar sana telah turun hujan deras. Ups!! spontan aku melongo kearah luar , ku hentikan jari-jariku yang dari tadi sibuk memencet-mencet tombol komputerku. Dan mulailah kedua tanganku menopang daguku. Ku lihatin air hujan yang terus menerus turun dari langit itu...dan ku resapi setiap detakan suara yang keluar dari hujan itu. Subhanallah.... suara hujan itu menenangkan fikiranku. Dan masih dalam tatapan kagumku.... aku tersenyum tersipu malu, tiba -tiba saja hatiku berujar...aahhh....hujan itu telah mengingatkanku tentang perjalanan kasih aku dan dia. Waktu itu.... tepatnya hari weekend, kami berdua menyempatkan diri untuk berjalan-jalan walau hanya sekedar reflesing alias cuci mata. Tanpa terasa waktu terus berlalu dan mengharuskan kami untuk segera pulang. Taaapiii.... setibanya kami didepan pintu keluar, eehh...ternyata diluar hujan deras.
Kami pun saling berpandangan seolah-olah mata kami saling memberikan isyarat,
"o..o..hujan...kayak mana kita mau pulang yach..??".
Dengan sabar kami pun menunggu hujan itu reda sambil bercerita hal-hal yang lucu. Akhirnya hujan pun reda juga, dan kami segera beranjak dari tempat itu dan kembali pulang. Selang beberapa hari kemudian setiap kali kami jalan berdua..selalu saja hujan turun, bahkan saat kami berada tepat ditengah jalan yang kami lalui. Mau tidak mau akhirnya kami pun kebasahan. Ternyata aku maupun dia, kami sama-sama menyimpan pertanyaan yang sama pula,
"kenapa yach...setiap kita jalan berdua... pasti selalu saja turun hujan".
Sampailah pada suatu hari, dimana dia akan melaksanakan sidang skripsinya, dia memintaku datang untuk melihat dan memberi semangat padanya. Waktu itu hari begitu terik, seakan-akan matahari tepat berada diatas kepalaku. Dengan langkah cepat aku pergi kekampusnya berharap aku tidak ketinggalan melihatnya mepresentasikan skripsinya. Sampailah aku disana, dengan tersenyum kecil aku menoleh kearahnya berisyarat....
"ayo cynk..semangat...kamu pasti bisa".
Tak terasa hari semakin sore, namun kegiatan itu belum juga berakhir bahkan akan disambung lagi setelah magrib. Entah kenapa... mataku ingin menatap langit sore itu. Waaahh...ternyata langit sudah mendung, hhhmm...sepertinya akan turun hujan lagi, fikirku". Bergegas ku menghampirinya dan berkata,
"masih lama lagi yach cynk???sepertinya bakalan hujan lagi hari ini, dan bisa-bisa kita kehujanan lagi pulangnya".
Dia justru membalas dengan senyuman genit, dan malah menggoda ku dengan kata-kat,
"tenang cyg..kan ada payung cinta kita, hhmm..tapi suka kan kalau hujan-hujan..biar bisa sekalian mandi hujan, iya kan???".
Spontan saja wajahku memerah kayak tomat. Magrib pun selesai dan kegiatan dilanjutkan kembali. Satu persatu pesertanya maju dan akhirnya selesai juga. Taaapii...tiba-tiba terdengar suara gemuruh, tak lama kemudian suara hujan menyusul. Semua orang yang ada disana pada mengomel-ngomel sendiri karena hujan turun disaat semuanya hendak pulang kerumah masing-masing. Tuh kan...beneran turun lagi hujannya, gumamku. Yaahh...sekali lagi mau tak mau kami pun menunggu hujan itu reda. Satu jam, dua jam, dan tiga jam berlalu, hujan itu belum juga reda, sementara malam semakin larut. Akhirnya kami sepakat untuk tetap pulang dengan menerobos hujan itu. kami berlari meninggalkan kampus itu menuju persimpangan untuk menunggu angkot yang akan kami naiki (maklum..saat itu kami belum punya kereta...hihihi).
Kami pun saling berpandangan seolah-olah mata kami saling memberikan isyarat,
"o..o..hujan...kayak mana kita mau pulang yach..??".
Dengan sabar kami pun menunggu hujan itu reda sambil bercerita hal-hal yang lucu. Akhirnya hujan pun reda juga, dan kami segera beranjak dari tempat itu dan kembali pulang. Selang beberapa hari kemudian setiap kali kami jalan berdua..selalu saja hujan turun, bahkan saat kami berada tepat ditengah jalan yang kami lalui. Mau tidak mau akhirnya kami pun kebasahan. Ternyata aku maupun dia, kami sama-sama menyimpan pertanyaan yang sama pula,
"kenapa yach...setiap kita jalan berdua... pasti selalu saja turun hujan".
Sampailah pada suatu hari, dimana dia akan melaksanakan sidang skripsinya, dia memintaku datang untuk melihat dan memberi semangat padanya. Waktu itu hari begitu terik, seakan-akan matahari tepat berada diatas kepalaku. Dengan langkah cepat aku pergi kekampusnya berharap aku tidak ketinggalan melihatnya mepresentasikan skripsinya. Sampailah aku disana, dengan tersenyum kecil aku menoleh kearahnya berisyarat....
"ayo cynk..semangat...kamu pasti bisa".
Tak terasa hari semakin sore, namun kegiatan itu belum juga berakhir bahkan akan disambung lagi setelah magrib. Entah kenapa... mataku ingin menatap langit sore itu. Waaahh...ternyata langit sudah mendung, hhhmm...sepertinya akan turun hujan lagi, fikirku". Bergegas ku menghampirinya dan berkata,
"masih lama lagi yach cynk???sepertinya bakalan hujan lagi hari ini, dan bisa-bisa kita kehujanan lagi pulangnya".
Dia justru membalas dengan senyuman genit, dan malah menggoda ku dengan kata-kat,
"tenang cyg..kan ada payung cinta kita, hhmm..tapi suka kan kalau hujan-hujan..biar bisa sekalian mandi hujan, iya kan???".
Spontan saja wajahku memerah kayak tomat. Magrib pun selesai dan kegiatan dilanjutkan kembali. Satu persatu pesertanya maju dan akhirnya selesai juga. Taaapii...tiba-tiba terdengar suara gemuruh, tak lama kemudian suara hujan menyusul. Semua orang yang ada disana pada mengomel-ngomel sendiri karena hujan turun disaat semuanya hendak pulang kerumah masing-masing. Tuh kan...beneran turun lagi hujannya, gumamku. Yaahh...sekali lagi mau tak mau kami pun menunggu hujan itu reda. Satu jam, dua jam, dan tiga jam berlalu, hujan itu belum juga reda, sementara malam semakin larut. Akhirnya kami sepakat untuk tetap pulang dengan menerobos hujan itu. kami berlari meninggalkan kampus itu menuju persimpangan untuk menunggu angkot yang akan kami naiki (maklum..saat itu kami belum punya kereta...hihihi).
Baju kami basah, badanku mulai menggigil, dan dingin semakin mencekam. Lama kami menunggu, belum juga ada angkot yang lewat. Hujan pun semakin deras, kami berdiri merapat, dengan jaket yang basah dia tetap memberi alas kepalaku, dan dia merangkulku hangat. Saat itu yang bisa kami lakukan hanya senyum-senyum, tertawa-tawa, dan sesekali saling mengejek. Sesaat kami terdiam dibawah senyuman hujan, menghitung berapa kali kami sering kehujanan. Tiba-tiba saja dia tertawa kecil, samar-samar ku dengar dia berucap "UTJAN".
Aku memandanginya lalu bertanya apa artinya. Kemudian dia menjelaskan, UTJAN itu adalah HUJAN. Karena kita berdua sering kehujanan, jadi nama itu saya hadiahkan untuk cyg. Berharap saat memanggil nama itu, semua kenangan harini tidak pernah terlupakan, saat kita berdiri kedinginan dibawah senyuman hujan serta terciptanya nama UTJAN. Angkot yang kami tunggu pun akhirnya datang, dan kami segera pulang.
Baca Juga Cerpen Romantis yang lainnya dan saya Ucapkn Banyak Terimakasih
Aku memandanginya lalu bertanya apa artinya. Kemudian dia menjelaskan, UTJAN itu adalah HUJAN. Karena kita berdua sering kehujanan, jadi nama itu saya hadiahkan untuk cyg. Berharap saat memanggil nama itu, semua kenangan harini tidak pernah terlupakan, saat kita berdiri kedinginan dibawah senyuman hujan serta terciptanya nama UTJAN. Angkot yang kami tunggu pun akhirnya datang, dan kami segera pulang.
Baca Juga Cerpen Romantis yang lainnya dan saya Ucapkn Banyak Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar