Jumat, 22 April 2011

Naskah Monolog AH Karya Putu Wijaya

Berikut ini adalah Naskah Monolog AH karya : Putu Wijaya

Sebuah kursi dan  sebuah meja panjang yang ditutup oleh kain putih yang menyembunyikan tubuh orang sakit yang terbujur. (bisa boneka bisa manusia) tas dokter. Sebuah amplop uang dokter baru selesai menulis  surat kepada ibunya. Ia sedang memasukkan ke dalam amplop.

Ibu, saya tulis surat ini tengah malam. Saya baru saya pulang dari puskesmas. Tidak ada kendaraan, terpaksa jalan kaki. Capek juga, tapi saya senang. Tadi pagi uang gaji selama 3 bulan baru turun, ini saya kirim semua buat Ibu. 

Mengeluarkan Uang Dari Tas Dan Menghitungnya

Saya tidak perlu uang di sini. Tidak ada yang harus dibeli. Maaf saja  sudah menyusahkan Ibu, ini memang resiko kerja di pedalaman. Masih mendingan saya,  ada teman yang 6 bulan baru gajinya turun. Nantilah, tahun depan saya akan praktek di kota saja supaya selalu dekat dengan  ibu. Kasihan juga Ibu terus-terusan sendirian. 

Memasukkan Uang Ke Dalam Amplop.

Tapi alhamdulillah saya tidak pernah sakit lagi. Mungkin nyamuk-nyamuk di sini kasihan melihatku. Setelah tahun lalu hampir mati kena malaria, sekarang saya selalu ingat pesan ibu. Jangan lupa istirahat, istirahat itu bukan kemewahan tapi sebagian dari tugas. Bagaimana bisa menolong orang lain kalau kita sendiri tidak tertolong.  Kalau tentang soal yang satu itu, sudah beres. Aku sudah bisa melupakan. Kalau bukan jodo mau apa lagi. Lebih baik ketahuan sekarang daripada nanti setelah menikah berantem melulu. Kita lihat segi baiknya saja. Kan kata ibu, di balik setiap kegagalan selalu ada janji bagi yang tidak mau cepat-cepat mati. Saya akan selalu ingat itu.

Download Naskahnya Disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar