Selasa, 26 April 2011

Naskah Monolog Demokrasi Karya Putu Wijaya

Berikut ini adalah Naskah Monolog Demokrasi Karya. Putu Wijaya :

Cuplikan Naskah Monolog Demokrasi.
MENIRUKAN SALAH SEORANG WARGANYA.
“Pokoknya demokrasi itu bagus. Sesuatu yang layak diperjuangkan sampai titik darah penghabisan. Sesuatu yang memerlukan pengorbanan besar. Sesuatu yang menunjang suksesnya pembagunan menuju kemasyarakat yang adil dan makmur. “Kata mereka. Saya kira itu sudah cukup. Saya sendiri tidak mampu menerangkan apa arti demokrasi. Saya tidak terlatih untuk menjadi juru penerang. Saya khawatir kalau batasan-batasan saya tentang demokrasi akan disalahgunakan. Apalagi kalau sampai terjadi perbedaan tafsir yang dapat menjadikannya kemudian bertolak belakang. Atau mungkin, karena saya sendiri tidak benar-benar tahu apa arti kata demokrasi.
Pada suatu kali, Rt kami yang membentang sepanjang gang Gugus Depan dapat kunjungan petugas yang mengaku dating dari kelurahan. Pasalnya akan diadakan pelebaran jalan, sehingga setiap rumah akan dicabik dua meter. Petugas itu menghimbau, agar kami, seperti juga warga lain, merelakan kehilangan itu, demi kepentingan bersama.

MENIRUKAN PETUGAS
“Walaupun hanya dua meter, tapi sumbangan saudara-saudara sangat penting artinya bagi pembangunan dan kepentingan kita bersama di masa yang akan datang. Atas nama kemanusiaan kami harap saudara-saudara mengerti.”

NAMPAK BINGUNG
Warga kami tercengang. Hanya dua meter? Kok enak saja mengambil dua meter, demi pembangunan siapa? Bagaimana kalau rumah kami hanya enam meter kali empat. Kalau diambil dua meter kali enam, rumah hanya akan cukup untuk gang. Kontan kami tolak. Bagaimana bisa hidup dalam gang dengan rata-rata 5 orang anak?
Download Naskahnya : Disini

1 komentar:

  1. apakah cerpen demokrasi nnya ga ada? kalo ada, bagi-bagi ya gan

    BalasHapus