Selasa, 13 Maret 2012

Cerpen Cinta Remaja - Tanda Cinta

TANDA CINTA
Cerpen Widayanti Yusuf

“JELEKKKK……” suara itu membuatku kaget. Tanpa melihat wajah sang pemilik suara pun aku sudah tahu siapa dia. Dia Ciko, sahabatku sejak kecil. Yah kalau dia menganggapku sahabat karena sifatnya menandakan dia itu musuh. Buktinya mana ada seorang sahabat memanggil sahabatnya dengan sebutan ‘jelek’ ? Ciko adalah cowok populer di sekolahku. Berkulit coklat mulus, hidung mancung serta bibir yang seksi menambah nilai plus pada diri cowok itu.
“bias engga lo engga manggil gue ‘jelek’ ? gue kan manis. Itu sudah menjadi takdir Tuhan buatku” jawabku. Aku engga populer seperti Ciko. Aku hanyalah cewek bertubuh pendek, berkulit pucat, dan hanya cewek biasa. Hanya satu keunngulan yang ku miliki aku jago mate-matika. Itupun kalau hal itu masuk kategori ‘hal yang dapat membuatmu populer.
“lo ngapain sih ? kayak kurang kerjaan ajah ngerajut sweter kayak gini ?”
“ini termasuk kerjaan gue lagi” ucapku. Sembari melanjutkan merajut sweter merah yang ada dipangkuanku.

“emang nih sweter mau lo apain ? kalau lo mau kasi ke orang emang ada yang mau nerima sweter jelek kayak gini ? udah gitu warnanya merah, norak banget”
“terserah gue, mau gue apain nih sweeter. Asal lo tau yah nih sweter buat someone special. Pokoknya nih orang sangat berarti bagi gue”

Aku sangat kecewa mendengarnya mengatakan bahwa sweter ini jelek. Sweter inikan aku rajut buat dia sebagai tanda cinta ku padanya. aku sudah masuk kursus merajut demi membuatkan-nya sweter ini. Setelah mendengar perkataannya aku jadi mulai ragu apakah ia akan menerima sweter ini ? sweter yang aku rajut dengan penuh cinta disetiap jahitannya (lebayyyy ). Padahal menurut majalah yang aku baca merajutkan sweter buat orang yang kita sayang adalah hal yang sangat romantis.
“siapa orang special buat lo ? hati-hati aja jangan sampai cinta lo bertepuk sebelah tangan. Karena gue ragu emang ada yang mau jadi pacar seorang cewek jelek yang judesnya minta ampun” ucap Ciko.
“lu mau tau ? tuh orang sering kok jalan bareng gue disekolahan. Huruf awalan namanya’C’ tapi bukan berarti Ciko yah…”

Saat itu kulirik Ciko, wajahnya begitu santai. Mungkin baginya kata-kata yang kulontarkan tak berarti apa-apa baginya padahal aku mengharapkan reaksi yang lebih dari ini. Misalkan : CEMBURU.
“lo banyak beruabah Tia, Lo jarang lagi tertawa lepas seperti dulu, belakangan ini lo selalu jaim didepan gue, senyum ajah jarang. Apa mesti gue beli senyum lo dulu ? atau ini semua karena Candra yah ? atau jangan-jangan someone special yang lo maksud Candra ?”

Ada nada sedih disuaranya. Aku jadi merasa bersalah. Ku taruh sweter itu dimeja kemudian duduk disampingnya dan memberikan Ciko senyuman termanisku.
“hahahaha lu senyum, marah tetap jelek yah ?” ucap Ciko.

Dengan penuh dendam aku mencubitnya hingga ia terguling-guling dihalaman belakang rumahku. Kemudian kami berbaring diatas rerumputan yang menusuk-nusuk punggung kami. Mentap langit yang kini memancarkan sinar jingganya.

***

Aku termenung dikamarku yang bernuansa merah-biru, aku memikirkan apakah tindakanku benar kalau aku jujur pada Ciko tentang perasaanku. Apa itu tidak merusak hubungan persahabatan kami yang sudah terjalin cukup lama.

Aku sadar cinta itu tidak harus memiliki. Semua orang bebas merasakan cinta, bebas menyimpannya. Tapi apabila kita terlalu takut ubtuk mengatakannya selamanya kita akan terperangkap didalamnya. Oleh karena itu, aku bertekad memberitahu Ciko akan perasaanku. Peduli amat gue yang nembak duluan.

Saat aku terus memikirkan hal itu aku pun ketiduran diatas bantal pemberian Ciko saat ultah ku yang ke-16. Sedang asik-asiknya memimpikan Ciko. Terdengar suara yang mengusikku.
“TIAAAAAAAAAA………………  buruan mandi teman lo udah nunggu dari tadii”
Dengan kecepatan pembalap nasional aku mandi seadanya. Dan turun segera mungkin menghampiri Candra yang sudah duduk ditemani kak Tiwi, kakakku. Candra adalah sahabaku sejak masuk SMA. Dia sangat menyukai kakakku, bias dikatakan maniak malah. Candra juga tau perasaan ku terhadap Ciko. Aku memberitahunya karena dia sahabatku. Sahabat tidak saling menutupi sesuatu bukan ??
***
-WELCOME TO HARAPAN HIGH SCHOOL-

Setelah Candra memarkir motornya. Kami jalan berbarewngan karena kebetulan kami sekelas. Ku lihat dilapangan basket ada Ciko dan genknya. Ciko menatap kami dengan tatapan yang tak dapat ku artikan. Melihat itu candra langsung merangkul pundakku.
“terkadang mesti memakai cara ini agar ia sadar akan perasaannya” bisik Candra.

Ciko berjalan kearah kami dengan tatapan tak suka. Setidaknya itu yang kulihat dari matanya. Tanpa mengeluarkan sepata katapun ia menonjok Candra yang mengakibatkan hidung cowok itu mengeluarkan banyak darah. Dengan sisa kekuatan aku mengantar Candra k UKS. Melihat Candra sudah diatasi oleh anak PMR. Aku pergi menemui Ciko.
“apa sih masala loh ? pake nonjok Candra segala” Tanya aku pada Ciko.
“salah dia pake ngerangkul lo segala”
“HEI. Gue aja yang dirangkul engga marah. Kok malah elo yang ribet ?”
“karena lo sahabat gue, gue engga bakalan biarin orang kayak candra gangguin lo”
“Candra juga sahabat gue”
“dia engga pantes jadi sahabat lo”
“persahabatan itu tidak memilih, persahabatan bukan didasari gender, usia motif, sifat atau apapun. Karena persahabatan yang tulus engga butuh alasan”

Setelah mengucapkan itu aku kembali ke UKS menemui Candra
***

Pada saat aku dan Candra duduk dikelas bercerita serta mewanti-wanti agar candra tidak mengulangi kejadian ini. Tanpa sengaja aku melihat Ciko dilapangan basket dikerumuni cewek-cewek cantik dan seksi. Saat itu hati ku bagai dipatok ayam beribu-ribu. Dalam hati aku mengutuk diri sendiri andai aku dapat dengan gambling menunjukan perasaan ku pada Ciko seperti mereka.
“Cand pulang yuk” ajakku.
“hahaha jealous nih.. sang dambaan hati dikerumuni bidadari cantik”
Aku pun beranjak dari kelas menuju parkiran motor.saat itu kulihat Ciko menghampiri kami.
“Tia, gue mau ngomong” ucap Ciko.
“ngomong aja”
“berdua…”

Ciko menarik tangan ku ke belakang sekolah yang sunyi. Awalnya aku terbiasa pada saat ia memegang tangan ku tapi semenjak aku jatuh cinta padanya setiap kali Ciko memegang tanganku dadaku serasa mengeluarkan bunyi tak karuan.
“mau ngomong apa ?” tanyaku dengan nada judes.
“gue minta maaf, gue ngaku salah. Gue emang engga berhak larang lo sahabatan dengan siapa aja, mungkin gue hanya engga suka ma Candra. Soalnya tiap lo bareng dia lo selalu dapat tertawa lepas sedangkan kalau lo dekat gue lo bawaannya judes mulu. Atau mungkin gue juga engga rela berbagi sahabat dengan orang lain mungkin memang aku egois tapi itu yang gue rasain. Tersera lo mau nonjok gue sampai bonyok juga engga pa pa asal lo maafin gue. Gue Cuma pengen jadi seseorang y7ang dapat membuat lo bernafas lega karena keberadaan gue”
“serius amat… hehehe gue udah maafin lo lagi. Asal lo engga ngulangin hal itu lagi”
“sumpah !! gue engga bakalan lagi ngulangin. Kalau gue engga tepati janji gue rela deh disambar… disambar..”
“disambar apaan ?”
“gue rela deh disambar ma Paris Hilton”
***

ULTAH CIKO
Akhirnya kemarin malam sweter rajutan gue udah selesai. Aku dengan semangat 45 masuk sekolah. Aku tak sabar member ucapan ‘haapy birthday’ untuk Ciko. Tapi sejak tadi aku mengelilingi sekolah aku tak melihat batang hidung cowok itu. Yang membuatku semakin heran semua angkatanku sudah mendapatkan undangan ulang tahunnya Ciko, sedangkan aku sahabatnya malah belum dapet. Dalam hati sempat aku berfikir apa Ciko tak mau mengundangku karena dia masi benci pada ku ?

Eh orang yang dari tadi aku cari nongol dengan sendirinya didepanku. Mungkin dia ingin memberikan undangan ultahnya. Tapi tunggu dulu, Ciko tak membawa undangan. Atau mungkin dia telah menganggapku sebagai keluarga sendiri sehingga tak perlu memakai undangan. Aku harap yang terakhir ini yang benar.
“Tia lo punya acara engga jam 4 sore nanti ?” Tanya Ciko.
“kayaknya engga ada. Kenapa ?”
“kalau gitu, lo datang yah ke acara ulang tahun gue. Di Prosferity Café jam 4 teng. Engga boleh telat”
Setelah mengatakan itu Ciko pergi meninggalkanku yang telah dibuatnya terheran-heran. Seingat ku pesta perayaan sweet seventeen nya Ciko dirayain di Awesome Hotel pukul 19:00. Itu ku lihat diundangan yang telah diberikan kepada teman-teman angkatanku.
***

Setelah merasa mantap dengan pakaian yang saat ini kugunakan. Sehelai minidress merah selutut. Rambut sebahuku ku biarkan tergerai begitu saja membingkai wajah ovalku. Aku menuju tempat yang telah Ciko tentukan.

@prosferity café…
Aku heran menatap café itu yang sunyi senyap, tidak ada tanda-tanda adanya perayaan pesta disini. Aku pun mencari sosok Ciko, tidak terlalu sulit mencarinya dikarenakan café ini tak ada kurang pengunjung. Ciko duduk dimeja dengan angka favorite ku, meja nomor 12.
“nih buat lo” ucapku sembari memberikan sweter yang sudah terbungkus rapa.
“apaan nih ? bukan Granat dan keluarganya kan ?” Tanya Ciko dengan nada salting. Aku jadi heran seharusnya yang saltingkan aku bukannya dia.
“buka ajah kalau mau, eh btw yang lain mana ?  bukannya yang lo undang satu angkatan”
“acara khusus buat orang jelek kayak lo”
“kurang ajar lo”
“btw lo mau cheese cake ?” Tanya Ciko
“hmmm boleh”

Ciko pun member aba-aba pada pelayan. Beberapa saat kemudian pelayan dating membawa cheese cake pesanan kami. Tapi aku dibuatnya terkejut biasanya cheese cake kalau dihidangkan tidak pernah memakai penutup. Kok sekarang cheese cakenya pakai penutup?
“lo makan dong cheese cakenya”
Aku pun membuka peutup cheese cake nya bersamaan dengan itu alunan music di café itu mengalun lembut. Aku terkaget-kaget mendapati sebuah tulisan di atas cheese cake itu tulisan yang diukir menggunakan slei strowbery. Tulisannya’GIRLFRIEND ?’
“maksudnya ?” Tanya ku belagak sok bego. Jelas-jelas ini penembakan.
“dari dulu gue sanyang dan suka ma lo, tapi gue takut nyatainnya, apalagi setelah gue tau lo punya someone special. Tapi gue engga tahan, hati gue sakit kalau gue pendam terus nih perasaan. Gue sempat niat membunuh candra karena dia ngerebut lo dari gue. Gue engga tau sejak kapan perasaan gue berubah ke lo. Lo mungkin akan benci gue setelah ini. Gue sadar. Tapi setidaknya gue udah jujur”
“lo buka ajah hadiah dari gue. Jawaban gue ada di situ. Tapi gue minta maaf kalau jawaban gue engga sesuai harapanlo”
Ciko pun membuka kado pemberianku. Ciko sempat kaget mendapati sweter rajutanku ada dalam kotak itu. Dengan antusias ia membaca surat yang ada dalam kotak itu.

Ini tanda cinta ku
My lovely
Cakra Hirata
Happy birthday yah… gue sanyang ma lo. Sory waktu itu candra buat lo jealous. Candra sengaja. Aku dan Candra hanya sahabat. Candra itukan pacarnya kak Tiwi. Dan someonespecial itu lo.. gue harap setelah lo tau perasaan gue, lo engga marah.
Love
TIA

Ciko memeluk ku dengan erat aku pun membalas pelukannya tanpa mau melepaskannya.
“gue sayang amalo, sayang banget” bisik Ciko

TAMAT

Baca juga Cerpen Cinta dan Cerpen Remaja yang Laiannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar