Sabtu, 10 Maret 2012

Cerpen Remaja - My Boyfriend is

MY BOYFRIEND IS
Cerpen Erlinda Wijayanti

Kring..Kring..Kring. “ Aduh, jam berapa nih berisik banget, gak tau masih ngantuk apa!”, bentakku. Pagi itu rasanya gak bangun mataku ini rasanya inginnya merem terus, badanku ini rasanya berat banget untuk bangun. Tapi tak lama kemudian ibuku membangunkanku, dengan terpaksa aku pun bangun dan bergegas menuju kamar mandi. “Lin, cepetan udah jam 5, sebelum mandi pergi solat dulu nanti ndak lupa”, teriak ibuku. Aku pun cepet cepet ambil air wudhu dan solat. Dalam waktu itu tempatku menumpahkan segala masalahku dan aku selalu percaya Allah selalu memberiku rahmat-Nya. Selesai solat, ya biasa lah anak SMA siap-siap goes to school. Ya itulah yang namanya masih pelajar apasih rutinitasnya  “Hari pertama ini semoga dialah pertama yang aku temui,”pikirku. Semenjak kelas sebelas aku ngefans sama dia. Dia tu selain fisiknya oke akhlaqnya amazing.Tapi tetep sahabat nomer satu. Aku punya tiga orang sahabat yang selalu ada buatku, saat ulangan saat sidak saat makan saat sedih dan saat saat yang lain. Berawal dari sinilah karena terlalu dekat aku pun kadang sebel sama mereka.
Tet..Tet..Tet..

Pelajaran pun dimulai.” Uhh, pelajaran pertama sejarah, gurunya kalau ngajar letoy banget”,keluhku.
“Sssstttt…diamlah dia tahu kalo kamu lagi ngomong, kalau di beri pertanyaan mampus kamu,” kata teman sebangkuku Intan.
“Iya, iya,..”,jawabku.

Beberapa jam pun terlewati waktu istirahat pun akhirnya datang.
“ Tan, di luar itu siapa sih kok kayaknya lagi carper sama kamu, cie cie,”ejekku.
“ Apa sih itu anak kelas sebelah, dia tu cari kamu tau malah ngatain aku huuu..,”jawab Intan.
”Apasih kenal aja enggak, bisa suka darimana?”jawabku.
“ Iya iya aku cuma bercanda kok tenang aja santaii..,” jawab intan.
” Teman – teman ayo ke kantin yuk!,Ajak Fika dan Arum.
“ Kalian pergi aja aku pesen aja nanti aku bawain air putih ama roti aja ya!,jawabku.
“ Enak aja emang kita pelayanmu , ayo bareng-bareng aja biar asik,” jawab Arum. “ Yo wis ding ayo”, jawab Intan.

Kami pun ke kantin, tak lama kemudian bel masuk berbunyi, kami pun bergegas masuk kelas. Tet..tet..tet . “Alhamdulillah pelajaran hari ini selesai,” batinku. Saatku melihat keluar terlihat sosok yang aku kenal seorang laki-laki berjaket coklat. Kemudian aku mengambil tasku dan segera keluar, ternyata itu kakakku. Aku berfikir jarang jarang kakak menemuiku di sekolah apalagi di depan kelas moment yang langka. “
“ Ada apa kak Gilang, kok kesini”,sapaku.

Tanpa menjawab sapaku dan dengan erat kakakku langsung memegang tanganku dan menarikku ke tempat parkiran. Saat itu aku sangat terkejut plus seneng akhirnya kakakku mengakui aku ini adiknya. Sesampai di parkiran aku langsung di ajaknya naik montornya.  “ Ada pa kak, kita mau kemana, aku udah janji sama ibu mau buat kue kak, pulang saja ya!”,rayuku.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, kak Gilang terus saja menjalankan montornya. Tak lama kemudian aku tiba di sebuah studio music. Aku pun semakin heran, dan sikap kakakku semakin aneh sesampai di studio music itu kakaku tetap saja menarikku dengan kasar. Sesampai di dalam studio kakakku tiba- tiba duduk dihadapanku dan memegang tanganku. Aku pun semakin heran dan deg-degan tentunya.
“Dik, aku mau bilang padamu…Enggaak kak enggakk, aku pun langsung memotong perkataan kakak karena aku berpikir dia mau menembakku.
“ihhhhh”, pikirku.
“Ada apa sih kok bilang enggak aku itu mau bilang sama kamu mau nggak jadi vokalis di band kakak please,”kata Gilang.
” Gimana ya kak, aku kan gak bisa nyanyi,”jawabku.
”Bohong kamu! aku sering dengerin kamu nyanyi nyanyi ra ceto di dalam kamarmu, please dik nanti aku akan lebih peduli padamu deh..suwer deh,”rayu Gilang. “Okkkk…kkkeee deh..”,jawabku.

Belum selesai jawab temen temen nge-band kakak pada datang, kakak pun langsung berdiri dan melepaskan genggamannya dari tanganku. Pipi kakakku pun menjadi merah.
“ Sedang apa kau ini, kalo pacaran jangan disini dong buat pengin aja…,” bentak Roni temennya kak Gilang.
“ Apa kamu ini, ini adikku tau dia disini mau jadi vokalis baru kita, kenalin namanya Linda, Linda ini kenalin Roni, Wahyu, dan yang paling lebay ini namanya Akoi,” jawab Gilang.
“ Halo, apa kabar namaku Linda semoga kalian bisa menerimaku disini, maaf sebelumnnya kalo suaraku jelek ya..,”jawabku.
“Ok coba kamu nyanyi, nyanyi apa ajalah,”perintah Akoi.

Kemudian aku pun bernyanyi, sebelumnya aku sangat nervous soalnya ini pertama kalinya aku memperlihatkan suaraku kepada orang lain, uh rasanya dingin semua badanku. Uhff.. Lega juga aku akhirnya selesai.
“ Bagus juga suaramu gimana temen temen kita ambil dia”, kata Roni.
“Okelah buat pemula tak terlalu jelek nanti bisa asah suaranya pasti lebih bagus,”komen Wahyu.

Mendengar suara dan komentarnya seperti bertemu seorang pangeran,,uhhh luluhlah hati ini jika aku dinyanyikan olehnya. Lalu semua personil latihan sendiri-sendiri dengan alat music yang di pegangnya. Saat itu aku hanya duduk melihat tapi tak lama Wahyu menghampiriku, dia membawa gitar dan selembar kertas.
“Hai, aku Wahyu aku yang akan mengajarimu dan ini lagu yang harus kamu nyanyikan,”kata Wahyu.

Sambil menyetel gitarnya aku membaca selembar kertas lagu yang diberikan oleh Wahyu. “Sudah kamu baca, lagu ini tidak sulit kok lagunya cuma mellow nada tingginya pun sedikit coba dengarkan ini”,kata Wahyu.

Dia pun mulai memetik dawai dawai gitarnya dengan lembut. Uhhh nada yang keluar pun luar biasa. Sambil bernyanyi dan melihatku mengajak bernyanyi , aku pun mengikutinya bernyanyi.Belum selesai bernyanyi hpku berbunyi, tertulis kata “mama” ternyata  mama menelponku disuruh pulang.
“Kak maaf ya aku sudah di suruh pulang bolehkah aku pulang?”,tanyaku.
”Pulanglah gak papa ini juga udah jam 4”,jawab Wahyu.
“Iya kak, makasih,”jawabku.

Kemudian aku mengajak kakakku pulang setelah berpamitan pada semuanya kami pun meninggalkan studio itu. Diperjalanan aku dan kakak pun semakin akrab dan banyak bercerita ria.
“Dik, kamu suka gak sama yang ngajari kamu tadi, kalo kamu gak suka berarti kamu bodoh!”,Tanya Gilang.
“Kenapa kak?”,jawabku.
” Dia udah nolak dua belas cewek dalam waktu tiga bulan semenjak dia tinggal di kota ini,”jawab Gilang.
“Haa’..banyak banget,”dengan kagetku menjawab . Bayangin nolak dua belas cewek dalam waktu tiga bulan,..hebat banget .
“Iya, padahal dia anak Kalimantan lho, aku juga heran kok kulitnya bisa begitu, katanya sih dia asli  Sumatra-Kalimatan, dia disini karena bapaknya dinas disini..heran benar aku”,jawab Gilang.
“Ohh..,”Jawabku.

Rasanya mulut ini udah bukam setelah mendengar begitu banyak cewek yang dia tolak dalam waktu tiga bulan.Setelah mendengar itu aku sudah bicara cuma mendengar kakakku yang menceritakan bandnya itu.  Hatiku sedikit minder dengan Wahyu. “Apakah bisa?”pikirku.

Lima belas menit sudah aku pun akhirnya sampai rumah. Segeralah aku menemui ibu dan membersihkan diri dan tak lupa solat tentunya. Setelah makan malam aku pun masuk ke kamar dan memulai membuka harta tak terhapus alias belajar. Dalam belajar pun aku belum bisa nglupain senyuman dan sapaan hangat Wahyu, oh manis banget kaya Dimas Anggara. Tapi yang lebih anehnya kenapa dia menolak kedua belas cewek itu padahal cewek cewek yang ditolaknya itu semua cewek ngetren disekolahannya.
“Hmm…sombong sekali dia itu, mau bikin rekor apa, gak kasihan banget sama cewek masa cewek di tolak begitu aja , emang cewek itu apaan!!,dari pada mikirin yang belum pasti-pasti mending aku tidur aja”,batinku.

Lalu aku pun mengambil selimut dan mencoba menutup mataku. Suara jam beker yang begitu cerewet pun membangunkanku dari tidurku.  “Udah pagi lagi, emang waktu itu cepat berlalu”,keluhku.Akupun bergegas bangun dan melanjutkan rutinitasku. Dipagi yang cerah ini terjadi perubahan besar pada kakakku, kakak yang super super cuek itu tiba-tiba berubah menjadi super perhatian and peduli padaku. Dulunya kalau pergi ke sekolah aku hanya naik bis, atau nebeng, tapi sekarang kakakku menawariku untuk berangkat bersamanya.
“Jarang-jarang kakak begini, ada apa ya? Apa dia sedang merayuku saja agar jadi vokalis di band, tapi yang pasti ini anugrah”,batinku.

Diperjalanan ke sekolah banyak cerita yang kami bicarakan. Tapi disela-sela obrolan aku sempat membahas tentang kak Wahyu.
“Kak menurutmu kak Wahyu itu orangnya gimana sih? “,tanyaku penuh harap.
“Kenapa tanya-tanya, kamu suka ya?”,canda gilang.
“Kenapa? Gak boleh, bukan urusanmu juga kali, cepet kak jawab! Please biar nanti aku berhati-hati kepadanya”,jawabku dengan malu.
“Iya aku tahu, gak pa pa dia itu orangnya baik kok, dulu sebenarnya dia pernah punya cewek tapi tak ada alasan ceweknya tiba-tiba hilang tak tahu pergi kemana tanpa memutuskan  hubungan, sungguh kasihan sekali dia itu, and semenjak peristiwa itu mamsih trauma berhubungan dekat dengan cewek”, jawab Gilang.
“O..gitu dia sekarang sekolah dimana kak?”,tanyaku.
“Dia dulu sekolah di SMA Nusa Bangsa tapi mulai besok pagi dia akan bersekolah di sekolah kita, bareng sama kakak di XI IPA 2, Cie cie  tambah deket nih ye...,”jawab Gilang.
“Apa sih kak,!”, jawabku.

Tak lama aku pun sampai di sekolahan. Baru menginjakan kaki di parkiran, sosok Wahyu terlihat di pojok tempat parkiran, awalnya aku mengira aku sedang berhalusinasi tapi ternyata dia nyata.
“Astagfirullah, Laila hailallah, Allahu akbar,”kataku.
“Sedang apa kamu ini?”, Tanya Gilang.
“Kak, katanya mulai besok pagi kenapa dia sudah disini, berseragam lengkap lagi?”,tanyaku keheranan.
“Aku bohong, ini buat surprise kamu..karena aku tahu dari awal kamu bertemu dia matamu seperti tidak berkedip melihatnya , hahaha!!’” jawab Gilang.
“Ihh, bisa saja kakak ini!”keluhku.

Jantung berdetak kencang tak terkendali. Mulutku seperti terkunci dan tanganku menjadi dingin. Kemudian aku memegang tangan kakakku, tapi setelah melihat Wahyu menuju kea rah kami aku langsung melepaskan tanganku dan berlari menuju kelas.
“Ada apa dengan adikmu itu, seperti baru melihat setan aja kok lari?”tanya Wahyu.
“Gak tahu, lihat kamu yang kaya monyet kali!” jawab Gilang.
“Enak aja, yuk ke kelas!”jawab Wahyu.
“Yuk..!”jawab Gilang.

Kemudian mereka pun pergi ke kelas bersama, sedangkan aku sibuk lari dan mengurusi jantungku yang berdetak kencang. Sebenarnya aku punya cowok yang aku sukai, tapi kalau ketemu Wahyu rasanya beda.
“Akhirnya sampai di kelas juga, Hai Arum!”, sapaku dengan terengah-engah.
“Hai ada apa denganmu kok lari baru di kejar orang gila ya...?”Tanya Arum.
“Enggak baru lihat pangeran kesasar.!!”jawabku.
“Bisa saja kau ini, ayo duduk sini!” ajak Arum.

Aku pun duduk dan segera menaruh tasku. Keadaan seperti ini emang nyusahin. Kemudian tak begitu lama bel masuk pun berbunyi.Kami pun bergegas menuju ketempat kami masing – masing. Empat jam pun berlalu,akhirnya bel istirahat pun berbunyi.
“Allhamdulillah, istirahat pelajaran tadi menbuatku sedikit stress matematika dan fisika di taruh jam pagi emang menguras tenaga,” keluhku

Kemudian sahabat-sahabatku pun menghampiriku dan mengajakku pergi ke kantin tetapi aku menolaknya, soalnya hari ini aku pengin ke perpus untuk meminjam novel. Lalu aku pergi ke perpus bersama Arum. Ditengah perjalanan aku bertemu kak Gilang dan kak Wahyu. Kami pun saling menyapa, sedangkan kakakku hanya cuek bebek kepadaku, tapi beda dengan kak Wahyu dia tersenyum kepadaku,emang berbeda sekali dengan kakakku.
“Ada apa Lin, kok kamu senyum-senyum sendiri? Cie cie… baru ketemu kedua pangeran wajah kamu jadi berubah”,Tanya Arum.
“Enggak, itu tadi kakakku sama…….”,jawabku malu-malu.
“Sama siapa? Hayo sama pangeranmu ya…hahahaha”,ejek Arum.
“Nama Wahyu, dia anak baru disini,”jawabku.
“O..gitu..oke oke..!”jawab Arum.

Terbawa obrolan itu tak terasa aku sampai di perpus, kemudian aku pun mencari novel yang aku cari. Tak lama bel masuk pun berbunyi, kami pun segera kembali ke kelas.
“Hai, dari mana kalian?”,Tanya Fika.
“Dari perpus!” jawab Arum.
“Ehh..gurunya udah datang, gurunya udah datang tuh.!”, kataku.

Lalu pelajaran pun dimulai kembali, enam jam pun berlalu.Bel pulang pun berbunyi, para siswa pun bersorak riang dan diam untuk berdoa. Selesai berdoa seperti anak lainnya aku mengemas tasku. Di luar kelas aku melihat sosok kakakku yang sedang menungguku didepan kelas. “Alhamdulillah, kakakku masih peduli”, batunku. Setelah aku dekati ternyata bukan kakakku ternyata kak Wahyu yang berdiri di hadapanku. “Ngimpi apa aku tadi pagi, kak Wahyu menemuiku sekarang”,pikirku.
“Hai, Ngapain kakak kesini”,sapaku.
“Njemput kamu, kakakmu gak bisa kesini soalnya tadi dia mau langsung ke studio, terus aku disuruh njemput kamu.Ayolah…!”jawab Wahyu.
“Gitu ya, baiklah ayo..!” ajakku.   

Kami pun beranjak dari kelas dan menuju parkiran. “Wah, jalan sama Wahyu bisa bikin sebel banyak cewek nih, hahahha!”, batinku. Selama 15 menit berkendara akhirnya kami pun sampai distudio. Ehh…baru masuk belum duduk kakakku menyuruh pulang saja. Kemudian aku diantarkan pulang oleh kak Wahyu lagi. “Uhff ….sungguh merepotkan sekali kakak itu,”keluhku.Tak lama aku pun sampai di rumahku.
“Mari kak, mampir dulu, makasih udah ngantarin aku and maaf jika ngrepotin,”kataku.
“Gak papa kok, aku pergi dulu ya.”jawab Wahyu.
“Oke..!!jawabku.

Terdengar suara ibuku dari dalam memanggilku, aku pun segera masuk kerumah.Selanjutnya aku menjalankan rutinitasku. Pagi pun datang menggantikan malam, hari ini Wahyu gak berangkat , tak tahu kenapa alasan pastinya, tapi di surat ijinnya tertuliskan sakit. Akhirnya bel pulang berbunyi, aku dan kakakku pun pulang berdua.

Sore harinya  aku berniat membuat kue buat Wahyu, aku pun keluar membeli bahan-bahannya. Dengan menggayuh sepeda aku pergi ke sebuah minimarket dekat perumahan. Setelah mendapatkan bahannya aku bergegas pulang dan sudah tak sabar untuk membuatnya. Sesampai dirumah aku segera mengambil wadah untuk menaruh tepung dan bahan lainnya. Disaat aku mencampurakan telur dengan tepung tiba-tiba kakakku datang dan menggangguku. Dengan tepung itu kakakku mengoleskannya ke mukakku. Aku pun langsung mengejarnya untuk membalas perbuatannya itu. Larinya cukup cepat tapi dia terjebak di lantai atas.
“Yes, rasain kamu terjebak dan rasakan ini pembalasanku,” balasku sambil mengoleskan tepung ke mukanya.
“Ampun, nyerah gue.!”melas Gilang.

Di kejauhan terlihat keluarga tetangga dekat rumahku sedang kumpul kumpul di lantai atas. Ada seorang ibu yang menyapa kami berdua , aku pun hanya membalasnya dengan senyuman. Disudut lain terlihat Wahyu yang tertawa melihat kami berdua, sungguh malu aku saat itu. Setelah melihatnya aku pun terus lari menuju kamar.
“Kenapa dia disana?,”pikirku,kemudian kakakku datang.
“Kenapa tadi kamu lari, kaget ya..Wahyu disana , jujur!” ejek Gilang.
“Pergi kamu!”jawabku kesal. Aku pun langsung menutup pintu kamrku lalu aku pun tidur.

Tiga minggu pun berlalu, di sabtu sore aku hendak pergi ke bioskop bersama teman-temanku tetapi ibuku tak mengijinkan, oleh karena itu aku pergi lewat jalan atas alias lewat lantai atas, tak ku duga di sana aku bertemu dengan Wahyu yang sedang asik minum kopi.
“Hai, mau kemana kamu sore-sore begini, mau kabur ya..aku bilangin ibu kamu lho!” kata Wahyu.
“Ssssttttt….jangan keras-keras nanti kedengaran, Awas kamu bilangin ibuku!” jawabku.
“Oke, tapi ada satu syarat?” jawab Wahyu.
“Apa??”,tanyaku kesal.
“Kamu besok dari jam 8 pagi harus menemani aku! “ jawab Wahyu.
“Kemana, jangan macam macam kamu ini!”jawabku.
“Besok saja sekarang pergilah sana! Jawab Wahyu.

Lalu aku pun pergi ke bioskop. Hari ini ada film Harry Potter yang seru banget. Pukul 9 malam aku pun akhirnya sampai di rumah. Dengan diam diam aku pun menaiki tangga yg menuju ke lantai atas. Sesampai di atas terdengar suara batuk.
“Ehm..baru pulang ya, gimana filmnya seru gak?”, Tanya Wahyu.
“Sejak kapan kamu disitu, kamu gak bilang sama ibuku kan?”, tanyaku.
“Sejak tadi kamu pergi, tenang aja aku itu dapat di percaya, tapi besok jangan lupa ya, daaa..!” jawabnya sambil pergi meninggalkan aku.
“Cerewet banget, sebel..!”keluhku.

Sinar matahari yang menembus sela-sela jendela mulai membangunkanku. Aku pun segera beranjak dan bersiap-siap.”Kenapa ya aku sekarang sebel sama Wahyu,”pikirku.

Tiba-tiba Hpku berdering, terlihat 5 pesan dari Wahyu yang isinya sama suruh datang ke rumahnya.Aku pun bergegas pergi kerumahnya.
“Assalamualaikum, !” kataku.
“Walaikumsalam, ayo cepat naik montor! Jawab Wahyu.

Aku pun segera naik montor, di perjalanan aku tidak berani berkata-kata aku pun hanya diam.Aku sangat terkejut ketika sampai di tempat itu. “Ohh, dia ngajak aku ketaman bermain, mau ngapain kita kesini, kaya anak SD saja?”pikirku.
“Oke, kita sudah sampai turunlah aku mau beli karcis dulu!”perintah Wahyu.
“Ngapain kita disini?”tanyaku.
“Diamlah, ayo ikuti aku!”,ajak Wahyu.

Aku pun mengikuti Wahyu, ditaman bermain itu kami memainkan beberapa permainan seperti kemidi putar,roller coster, bebek-bebekan, ang banyak lainnya. Setelah puas bermain kami pun beristirahat disebuah taman bunga dekat danau. Ditempat itulah dia mengungkapkan perasaannya kepadaku.
“Lin, dengarkan aku..emang ini mendadak bagimu, tapi aku hanya ingin mengungkapkan rasaku kepadamu, entah terserah apa jawabmu aku terima’,kata Wahyu.
“Apa?”, jawabku tenang.
“Sejak pertama kali aku bertemu denganmu ada sesuatu yang beda yang membuatku berpikir beda tentangmu, aku suka padamu..maukah kamu jadi temen lebih untukku!”kata Wahyu.
“Gimana ya kak, tapi aku tak bisa jawab sekarang, ini terlalu mendadak bagiku!”jawabku.
“Kalo begitu, ayo kita pulang ini juga udah sore!”ajak Wahyu.
“Kamu marah ya? “, tanyaku.
“Enggak!”jawab Wahyu.

Kermudian kami pun pulang. Sampai dirumah sudah ada kak Gilang yang menungguku di depan pagar . Aku pun turun dan masuk rumah tanpa memperhatikan kakakku. Selagi kakakku yang sedang asyik mengobrol dengan Wahyu, aku sibuk memikirkan pertanyaan Wahyu yang begitu tak ku sangka itu sampai sampai ketiduran.

Pagi pun datang, seperti biasa aku pergi ke sekolah dengan kakakku.Pelajaran hari ini pun selesai dengan cepat. Aku pun segera pulang, tapi hari ini aku tidak pulang dengan kakakku. Ditengah- tengah aku berjalan menuju halte, ada 8 anak kelas XII yang tiba-tiba memanggilku, dan aku pun berhenti.
“Iya, kakak memanggilku, ada apa ya?” tanyaku.
“Hey cewek centil jangan lagi kamu dekat-dekat dengan Wahyu, Wahyu itu sekarang pacarku tahu!!”jawab Ina salah satu anak XII itu..
“Jangan begitu, aku itu bukan cewek centil, kamu aja yang cewek centil ngaku-ngaku! Huuuu..”jawabku .

Setelah aku menjawab begitu ke delapan anak XII itu lalu mengerumuniku dan menonjok-nonjokku. Tiba-tiba Wahyu pun datang.Lepaskan cewekku,katanya.Aku pun hanya terengah lemas mendengar itu. Aku pun pingsan setelah di tonjok perutku. Wahyu pun menenangkan suasana dan menggendongku pulang. Aku pun sadar, aku kaget sekali karena saat terbangun aku sedang di gendong wahyu pulang.
“Dimana aku?,” kataku bingung.
“Kamu tidak papa, bentar lagi kita sampai dirumah, itu rumahmu tinggal 3 rumah lagi,?”kata Wahyu.
“Enggak..!”kataku. Aku pun hanya terdiam lemas. Didepan rumah terlihat kak Gilang yang menungguku, aku pun di gendong kak Gilang, dan Wahyu pun pulang kerumahnya.Ketika badanku agak enak aku pun pergi kelantai atas. Kemudia aku sms sama Wahyu agar naik ke lantai atas. Dia pun menerima permohonanku.
“Hai kamu nggak papa?”Tanya Wahyu.
“Gak papa, Oh ya makasih ya tadi udah nolongin aku!”,kataku.
“Sama-sama!”, jawab Wahyu
“Begini aku mau menjawab pertanyaanmu tadi, jadi setelah aku berpikir-pikir aku mau jadi t’l mu”,jawabku malu.
“Benarkah!! Yes…yes..yes!! makasih,makasih…”jawabnya riang.
“Tapi aku PP(Punya Peraturan) dan kamu juga haru punya PP, agar kita saling mengetahui gimana?”,kataku.
“PP? Oke itu gampang..!”jawab Wahyu.
“Baiklah aku masuk dulu ya, bye!”,kataku.
“Ya..bye.”jawab Wahyu.

Wahyu pun sangat senang mendengar jawabku tadi. Setiap berangkat dan pulang sekolah aku selalu di jemput olehnya, pergi latihan ngeband pun aku juga diantarnya. Hubungan kami makin hari makin dekat. Band kami yang kami namai Auryn pun makin lama makin bagus kualitasnya. Kami juga sering manggung, walaupun itu hanya di tempat tempat kecil seperti di mall, kafe, ataupun hanya di keluarga kami sendiri. Kami juga sempat mengunggah video manggung kami di you tube, tapi hasilnya belum terlihat baru sekitar 1500 orang yang mengunjungi video kami, tapi kami tetap percaya bahwa suatu hari nanti band kami akan menjadi sukses dan dikenal banyak orang seperti Wali,Ungu,Vierra, dan yang lainnya. Dan berawal dari band inilah juga aku menemukan dia untuk melengkapi hariku. Sungguh bahagia sekali, selain menjadi vokalis di band ini, aku juga menjadi vokalis dihati Wahyu. Wahyu sosok gitaris yang keren, meskipun banyak cewek memperebutkannya , tapi aku yakin kepadanya, dia pasti setia padaku. Dan aku bersyukur dengan My Boyfriend is … ya dialah.
^ End ^

Baca juga Cerpen Remaja yang lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar