SEBUAH LONCENG UNTUK SAHABAT
Cerpen Putri Tania Silvia
Cerpen Putri Tania Silvia
Sudah dua bulan keluarga Fitri tidak berkomunikasi dengan keluarga Dewi sahabat Fitri dari SD, sejak tragedi itu keluarga Fitri dan keluarga Dewi jarang bertemu . Dewi menjadi pendiam dan sangat takut jika pergi naik bus, sementara Fitri masih koma di rumah sakit sejak kejadian itu Fitri belum siuman sampai sekarang.
Liburan yang lalu Fitri mengajak Dewi pergi ke puncak, “ Dewi ayo kita pergi ke puncak kan mumpung liburan nya selama seminggu, gimana mau nggak?” ajak Fitri dengan nada suara agak manja. “ya aq sich mau aja tapi, orang tua q gimana apakah mereka mau ngijinnin aq?” jawa Dewi denganagak ragu-ragu. Lalu Fitri dan Dewi pulang, saat malam Dewi mengirim kan pesan singkat di telefon gengam Fitriyang isinya “ Fit,kayak nya aq gak bisa ikut dech soalnya orang tua q nggak ngebolehin”. Akhirnya Fitri datang ke rumah Dewi sambil meminta ijin langsung ke orang tua nya,
Setelah lama Fitri berdebat dengan orang tua Dewi akhirnya Dewi di ijinkan asal mereka bisa menjaga diri mereka dan selalu berdo’a. Hari yang di nantikan pun tiba, Fitri dan Dewi sudah bersiap-siap di terminal bus entah kenapa hati Fitri merasa gelisah, Fitri mersa ada yang aneh pada saat perjalanan mereka nanti, dia langsung teringat dengan lonceng kecil yang Fitri beli dari pasar kemarin, “Dewi,ini lonceng kecil yang aq punya, tolong kamu bawa ya, aq takut kalau nanti lonceng kecil itu hilang, karna benda itu sangat berharga bagi q” kata Fitri sambil memeberikan lonceng kecil itu kepada Dewi.
Dewi pun mau menerima benda itu, bus pun telah datang Fitri dan Dewi segera mencari tempat duduk, awal nya Dewi memilih untuk duduk di depan dengan Fitri tapi Fitri memilih untuk duduk di urutan empat ke belakang dengan Dewi. Selama perjalan ke puncak Dewi tertidur dengan pulas, sebalik nya FItri tidak dapat tidur dengan tenang, entah berapa kali Fitri terbangun dari tidur nya sambil merasa gelisah lalu Fitri memberi kan jaket yang ia kenakan kepada Dewi yang sedang tertidur dengan pulas. Setelah tiga jam akhirnya mereka sampai ke puncak, Dewi dan Fitri langsung turun dari bus kemudian mereka berdua berfoto-foto di semua tempat yang mereka temui.
Setelah mereka puas melihat-lihat mereka akhirnya kembali ke bus, saat di bus, hati Fitri selalu gelisah, Dewi yang melihat Fitri mondar-mandir “Fit, kamu kenapa kugk aq liat dari tadi kamu selalu gelisah kan sebebtar lagi kita pulang kita hanya tinggal menunggu penumpang yang lain kembali” kata Dewi yang sedari tadi agak cemas dengan Fitri yang diam saja, saat semua penumpang yang lain sudah kembali ke bus, Dewi dan Fitri masuk kedalam bus. Dalam perjalanan hujan turun dengan lebat Dewi selalu menggandeng tangan Fitri karna dia takut, “ Dewi tenang aja kita akan baik-baik aja kugk aq akan selalu jagain kamu tenang aja”kata Fitri sedikit menghibur Dewi.
Tiba-tiba aja bus yang mereka tumpangi sedikit agak kurang seimbang sehingga jalan nya menjadi oleng ke kanan dan ke kiri. Semua penumpang menjadi panik, Dewi juga ikut menjadi panik namun Fitri berusaha untuk menenangkan sahabat nya itu, Fitri teringat pada boneka yang di bawa nya lalu diberikan nya boneka itu kepada Dewi “ Dewi kamu dekatkan boneka ini ke kepala kamu ya supaya kepala kamu tidak terbentut jendela nanti” , “tapi kamu gimana boneka ini kan cuman ada satu terus kamu pakai apa?” , “sudah tenang aja yang penting kamu selamat kan aq udah janji ma orang tua mu kalau aq akan menjaga kamu dan membawa kamu pulang dengan selamat”. Dewi dan Fitri akhirnya menyadari bahwa bus itu akan terjungkil karna menghantam trotoar dan menabrak sebuah pertokoan yang sedang agak ramai. Bus itu berguling cukup jauh membuat Dewi , Fitri dan para penumpang nya tidak bisa keluar dari bus, bus itu pun berhenti berguling
Setelah berhenti Dewi merasa bahwa dia sama sekali tidak terluka parah , hanya mengalami patah lengan ajha “Fit,Fitri kamu di mana kamu nggak apa-apa kan?” Dewi sangat terkejut saat melihat Fitri terjepit di antara kursi dan dia hanya bisa merintih kesakitan. Dewi berusaha menghampiri sahabat nya itu “Fit, kamu nggak apa-apakan kamu jangan tinggalin aq sendirian donk aq takut nich” kata Dewi sambil mengenggam tangan Fitri, Fitri hanya tersenyum lalu berkata, “tenang aja aq akan selalu ada di sini, di samping mu, di hati mu”. Saat itu Dewi menangis karna melihat sahabat nya berjuang untuk bisa bertahan sampai ada pertolongan yang datang mencari mereka. Lalu Fitri seperti merintih kesakitan “Dewi, aq udah nggak kuat lagi. Sakit rasanya semua badan q ini, aq sama sekali tidak bisa menggerakkan kaki q ini” kata Fitri sambil menahan rasa sakit karna terjepit di antara kursi.
Dewi berusaha menyingkirkan kursi yang menjepit Fitri. Namun usaha Dewi sia-sia secara tiba-tiba Fitri tak sadarkan diri, Dewi lantas panik dan terkejut. “Fit, kamu bangun donk kamu jangan tinggalin aq sendirian di sini aq takut banget, ayo kamu bangun donk Fit,”. Lalu Dewi teringat dengan lonceng kecil yang diberikan Fitri kepada nya, lalu Dewi mencobe untuk menggoyangkan lonceng agar ada seseorang yang menolong mereka berdua. Saat itu ada suara sirine ambulan dan beberapa suara orang mengangkut reruntuhan, setelah lama menunggu akhirnya Dewi dan Fitri pun di temukan dan langsung di bawa ke rumah sakit.
Setelah kejadian itu Dewi merasa bersalah dan truma jika naik bus, keluarga Dewi juga merasa bersalah karna kecelakaan itu Fitri jadi koma. Akhirnya keluarga Dewi memutuskan untuk menjenguk Fitri yang sedang di rumah sakit, setelah satu jam mereka pun sampai. Mereka langsung menuju ke kamar Fitri “om,tante gimana keadaan Fitri” keluarga Fitri hanya terdiam, lalu mama Fitri memberikan sebuah surat kapada Dewi. Dewi penasaran isi dari surat itu, namun mama Fitri menyuruh nya untuk membaca nya saat pulang nanti. Akhirnya keluarga Dewi pulang, Dewi langsung berlari ke kamar nya dan membaca surat yang di berikan mama nya Fitri.
“Dewi saat kamu membaca surat ini kamu pasti ada di kamar dan kamu tau nggak dulu aq sudah bersumpah bahwa aq akan selalu menjaga kamu walau pun aq harus mempertaruhkan, sebenarnya saat kita liburan ke puncak waktu itu aq sudah mempunyai firasat saat kita dlm perjalanan. Mungkin kamu merasa aneh aq memberikan lonceng kecil dan boneka itu kepada kamu, itu q lakukan supaya kepala kamu tidak terbentur keras ke jendela saat kecelakaan itu dan kamu bisa meminta pertolongan dengan membunyikan lonceng itu, sebelum kecelakaan itu aq menulis surat ini saat kamu tidur dengan sangat nyenyak, aq sangat menyayangi mu Dewi, aq sudah menganggap kamu sebagai saudara q sendiri jadi jika kamu sampai teluka aq akan menyalahkan diri q sendiri. Karna aq sudah berjanji kepada orang tua mu kalau aq akan terus menjaga kamu. Aq minta maaf kalau aq tidak bisa menjaga kamu dengan baik. Jadi kamu nggak usah sedih karna aq akan selalu ada di sampingmu, di hati mu dan aq akan menjadi teman dalam mimpi mu”.
Salam dari sahabat yang selalu menyayangi mu
Fitri
Setelah membaca surat itu Dewi menangis, “Fit, kenapa kamu tinggalin aq kamu kan janji nggak akan pernah ninggalin aq, kenapa kamu bohong sama aq” Dewi terus menangis sambil memandangi foto Fitri dengan Dewi, Dewi pun teringat masa-masa indah saat bersama Fitri, Entah secara tak sengaja foto itu terjatuh dan pecah, Perasaan Dewi jadi tak enak . Tiba-tiba telfon Dewi berdering Dewi segera mengangkat telfon itu “ halo… ini siapa ya? Owh ya saya Dewi ada apa?,tidak mungkin anda pasti bohong kan?” mendengar itu Dewi langsung pergi ke rumah sakit. Di sana sudah ada teman-teman dekat Dewi dan Fitri, “om,tante kabar itu bohong kan tante,Fitri nggak mungkin sudah tiada kan, itu semua bohong kan?” Dewi terus menanyakan hal itu. lalu ayah Fiti memeluk Dewi. Dewi tak bisa menahan tangis nya lagi.
Esok pagi nya jasad Fitri di makamkan dekat makam nenek Fitri. Dewi pun ikut mengantar kan Fitri ke tempat peristirahatan nya yang terakhir, Dewi tak kuasa menahan tangis nya lagi. Dewi sangat kehilangan Fitri, Dewi pun mengembalikan lonceng kecil yang diberikan Fitri pada nya, “Fit,ini lonceng yang kamu kasih kea q, kamu bilang ini sangat berarti banget buat kamu jadi aq mau kembalikan lagi ke kamu”. Setelah itu kelurga Fitri dan keluarga Dewi pulang. “Fitri aq akan selalu mengingat kamu,karna kamu aq masih bisa melihat dunia ini aq sangat berterima kasih dan berutang nyawa pada mu, karna aq, kamu telah pergi secepat itu.
Dewi pun mau menerima benda itu, bus pun telah datang Fitri dan Dewi segera mencari tempat duduk, awal nya Dewi memilih untuk duduk di depan dengan Fitri tapi Fitri memilih untuk duduk di urutan empat ke belakang dengan Dewi. Selama perjalan ke puncak Dewi tertidur dengan pulas, sebalik nya FItri tidak dapat tidur dengan tenang, entah berapa kali Fitri terbangun dari tidur nya sambil merasa gelisah lalu Fitri memberi kan jaket yang ia kenakan kepada Dewi yang sedang tertidur dengan pulas. Setelah tiga jam akhirnya mereka sampai ke puncak, Dewi dan Fitri langsung turun dari bus kemudian mereka berdua berfoto-foto di semua tempat yang mereka temui.
Setelah mereka puas melihat-lihat mereka akhirnya kembali ke bus, saat di bus, hati Fitri selalu gelisah, Dewi yang melihat Fitri mondar-mandir “Fit, kamu kenapa kugk aq liat dari tadi kamu selalu gelisah kan sebebtar lagi kita pulang kita hanya tinggal menunggu penumpang yang lain kembali” kata Dewi yang sedari tadi agak cemas dengan Fitri yang diam saja, saat semua penumpang yang lain sudah kembali ke bus, Dewi dan Fitri masuk kedalam bus. Dalam perjalanan hujan turun dengan lebat Dewi selalu menggandeng tangan Fitri karna dia takut, “ Dewi tenang aja kita akan baik-baik aja kugk aq akan selalu jagain kamu tenang aja”kata Fitri sedikit menghibur Dewi.
Tiba-tiba aja bus yang mereka tumpangi sedikit agak kurang seimbang sehingga jalan nya menjadi oleng ke kanan dan ke kiri. Semua penumpang menjadi panik, Dewi juga ikut menjadi panik namun Fitri berusaha untuk menenangkan sahabat nya itu, Fitri teringat pada boneka yang di bawa nya lalu diberikan nya boneka itu kepada Dewi “ Dewi kamu dekatkan boneka ini ke kepala kamu ya supaya kepala kamu tidak terbentut jendela nanti” , “tapi kamu gimana boneka ini kan cuman ada satu terus kamu pakai apa?” , “sudah tenang aja yang penting kamu selamat kan aq udah janji ma orang tua mu kalau aq akan menjaga kamu dan membawa kamu pulang dengan selamat”. Dewi dan Fitri akhirnya menyadari bahwa bus itu akan terjungkil karna menghantam trotoar dan menabrak sebuah pertokoan yang sedang agak ramai. Bus itu berguling cukup jauh membuat Dewi , Fitri dan para penumpang nya tidak bisa keluar dari bus, bus itu pun berhenti berguling
Setelah berhenti Dewi merasa bahwa dia sama sekali tidak terluka parah , hanya mengalami patah lengan ajha “Fit,Fitri kamu di mana kamu nggak apa-apa kan?” Dewi sangat terkejut saat melihat Fitri terjepit di antara kursi dan dia hanya bisa merintih kesakitan. Dewi berusaha menghampiri sahabat nya itu “Fit, kamu nggak apa-apakan kamu jangan tinggalin aq sendirian donk aq takut nich” kata Dewi sambil mengenggam tangan Fitri, Fitri hanya tersenyum lalu berkata, “tenang aja aq akan selalu ada di sini, di samping mu, di hati mu”. Saat itu Dewi menangis karna melihat sahabat nya berjuang untuk bisa bertahan sampai ada pertolongan yang datang mencari mereka. Lalu Fitri seperti merintih kesakitan “Dewi, aq udah nggak kuat lagi. Sakit rasanya semua badan q ini, aq sama sekali tidak bisa menggerakkan kaki q ini” kata Fitri sambil menahan rasa sakit karna terjepit di antara kursi.
Dewi berusaha menyingkirkan kursi yang menjepit Fitri. Namun usaha Dewi sia-sia secara tiba-tiba Fitri tak sadarkan diri, Dewi lantas panik dan terkejut. “Fit, kamu bangun donk kamu jangan tinggalin aq sendirian di sini aq takut banget, ayo kamu bangun donk Fit,”. Lalu Dewi teringat dengan lonceng kecil yang diberikan Fitri kepada nya, lalu Dewi mencobe untuk menggoyangkan lonceng agar ada seseorang yang menolong mereka berdua. Saat itu ada suara sirine ambulan dan beberapa suara orang mengangkut reruntuhan, setelah lama menunggu akhirnya Dewi dan Fitri pun di temukan dan langsung di bawa ke rumah sakit.
Setelah kejadian itu Dewi merasa bersalah dan truma jika naik bus, keluarga Dewi juga merasa bersalah karna kecelakaan itu Fitri jadi koma. Akhirnya keluarga Dewi memutuskan untuk menjenguk Fitri yang sedang di rumah sakit, setelah satu jam mereka pun sampai. Mereka langsung menuju ke kamar Fitri “om,tante gimana keadaan Fitri” keluarga Fitri hanya terdiam, lalu mama Fitri memberikan sebuah surat kapada Dewi. Dewi penasaran isi dari surat itu, namun mama Fitri menyuruh nya untuk membaca nya saat pulang nanti. Akhirnya keluarga Dewi pulang, Dewi langsung berlari ke kamar nya dan membaca surat yang di berikan mama nya Fitri.
“Dewi saat kamu membaca surat ini kamu pasti ada di kamar dan kamu tau nggak dulu aq sudah bersumpah bahwa aq akan selalu menjaga kamu walau pun aq harus mempertaruhkan, sebenarnya saat kita liburan ke puncak waktu itu aq sudah mempunyai firasat saat kita dlm perjalanan. Mungkin kamu merasa aneh aq memberikan lonceng kecil dan boneka itu kepada kamu, itu q lakukan supaya kepala kamu tidak terbentur keras ke jendela saat kecelakaan itu dan kamu bisa meminta pertolongan dengan membunyikan lonceng itu, sebelum kecelakaan itu aq menulis surat ini saat kamu tidur dengan sangat nyenyak, aq sangat menyayangi mu Dewi, aq sudah menganggap kamu sebagai saudara q sendiri jadi jika kamu sampai teluka aq akan menyalahkan diri q sendiri. Karna aq sudah berjanji kepada orang tua mu kalau aq akan terus menjaga kamu. Aq minta maaf kalau aq tidak bisa menjaga kamu dengan baik. Jadi kamu nggak usah sedih karna aq akan selalu ada di sampingmu, di hati mu dan aq akan menjadi teman dalam mimpi mu”.
Salam dari sahabat yang selalu menyayangi mu
Fitri
Setelah membaca surat itu Dewi menangis, “Fit, kenapa kamu tinggalin aq kamu kan janji nggak akan pernah ninggalin aq, kenapa kamu bohong sama aq” Dewi terus menangis sambil memandangi foto Fitri dengan Dewi, Dewi pun teringat masa-masa indah saat bersama Fitri, Entah secara tak sengaja foto itu terjatuh dan pecah, Perasaan Dewi jadi tak enak . Tiba-tiba telfon Dewi berdering Dewi segera mengangkat telfon itu “ halo… ini siapa ya? Owh ya saya Dewi ada apa?,tidak mungkin anda pasti bohong kan?” mendengar itu Dewi langsung pergi ke rumah sakit. Di sana sudah ada teman-teman dekat Dewi dan Fitri, “om,tante kabar itu bohong kan tante,Fitri nggak mungkin sudah tiada kan, itu semua bohong kan?” Dewi terus menanyakan hal itu. lalu ayah Fiti memeluk Dewi. Dewi tak bisa menahan tangis nya lagi.
Esok pagi nya jasad Fitri di makamkan dekat makam nenek Fitri. Dewi pun ikut mengantar kan Fitri ke tempat peristirahatan nya yang terakhir, Dewi tak kuasa menahan tangis nya lagi. Dewi sangat kehilangan Fitri, Dewi pun mengembalikan lonceng kecil yang diberikan Fitri pada nya, “Fit,ini lonceng yang kamu kasih kea q, kamu bilang ini sangat berarti banget buat kamu jadi aq mau kembalikan lagi ke kamu”. Setelah itu kelurga Fitri dan keluarga Dewi pulang. “Fitri aq akan selalu mengingat kamu,karna kamu aq masih bisa melihat dunia ini aq sangat berterima kasih dan berutang nyawa pada mu, karna aq, kamu telah pergi secepat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar