Sabtu, 17 Maret 2012

Cerpen Persahabatan - Sahabatku, Pacarku

SAHABATKU PACARKU
Cerpen Annisa Ananda

Pagi yang cerah dan sayang untuk di lewatkan. Mentari pagi bersinar dengan terangnya. Udara segar pun berhembus. Hari ini hari pertama masuk sekolah semester kedua. Seteleh dua minggu libur puas. Ya, aku rindu sahabatku tercinta. Nazly, Vines, Nadya, dan semuanya. Mereka menungguku di sekolah. Mereka pasti marah-marah karena aku datang telat. 
"Pak, ayo dong!! Aku terlambat nih??" teriakku dari dalam mobil. Sempatnya Pak Agung masih berbicara dengan Papa. 
"Sebentar sayang, papa sedang bicara dengan Pak Agung!??" sambung Papa yang masih serius berbicara dengan Pak Agung. 
"Udah deh, aku naik sepeda aja?" jawabku segera turun dan langsung pergi mendayung. 
"Taura tunggu!!" aku mengacuhkan Papa. Kalau aku menunggu, bisa-bisa aku telat di hari pertama masuk sekolah.

Sampainya di sekolah, segera aku memarkin sepeda. Tepat sekali, saat masuk kedalam gerbang, bel telah berbunyi. Benar dugaanku, mereka menunggu di depan kelas dengan melipat kedua tangan mereka. Mereka pasti marah!! 
"Maaf sobat, aku terlambat?" ucapku menyesal. Namun secara tiba-tiba mereka tersenyum lalu memelukku bersamaan. 
"Aku merindukanmuuu,," mereka berteriak sekeras mungkin sampai kami menjadi bahan perhatian oleh semua siswa. Kami tertawa bersama. Di kelas kami masih saja membuat keributan, sampai akhirnya David si cowok termanis di persahabatan kami. 
"Hai David,," sapa kami bersamaan dan melambai tangan padanya. "Oh yaya,, kalian terlalu menyukaiku."
"Benarkah?"
"Ya, kalian terlalu mencintaiku! Kalian tidak rindu padaku?"
"Rindu nggak yaaa???" kami kompak untuk membuatnya bingung. Tertawa melihat ekspresi wajahnya yang menggemaskan. "Aku rindu kok sama kamu!!" sambungku. Mereka tertawa, David cengar-cengir tertawa karena malu. "Eh eh, sstttss,, ada Ratu sejagat lewat!" kata Nadya melihat Angela. Ini cewek paling narsis di sekolah. Kami tau dia paling kaya di sekolahan dan apalagi dia itu saudara sepupunya anak kepala sekolah. Untung saja anak kepala sekolah tidak bersekolah di sini. Jadi kenarsisan dia itu bisa sedikit agak terkontrol. Sebenarnya Angela ini dulunya termasuk dalam bagian persahabatan kami. Tapi karena sifatnya yang buat kami menjadi jengkel dan sama sekali tidak menyukainya, kami tidak berteman lagi dengannya. Kami menjauhinya dan jadilah seperti ini. Ku pikir, kalau tidak ada dia di persahabatan kami, kami menjadi tenang. Dan itu benar. "Hai David, apa kabarmu?" kami kaget melihat Angela menyentuh pundak David lalu merangkulnya. Perasaanku sangat tidak enak melihat pemandangan ini. "Oh, aku baik Angela. Kamu apa kabar?"
"Baik sayang! Aku ingin mengajakmu ke kantin. Ayo,," sayang?? Dan David mau saja di ajak oleh nenek sihir itu? Oh tidak? Tidak mungkin! "David, kamu mau kemana?" Tanya Vines. "Kamu nggak dengar, dia ingin mengajakku ke kantin?" jawabnya enjoy dan sama sekali nggak merasa kalau kami nggak suka dia dekat dengan Angela. "Ya sudah, pergi sana! Dan jangan harap satu hari ini kamu bisa gabung sama kita!!??" ujar Nazly. Mereka langsung pergi. Ini membuatku sakit.
****      

Istirahat pertama aku tidak bergabung pada Nadya dan Vines. Mereka masih asyik makan di kelas. Aku dan Nazly duduk di koridor sekolah. Aku hanya melamun dan tak bisa berkata apa-apa. "Kamu kenapa Ra?"
"Kamu nggak liat tadi dia deket sama Angela?"
"Iya! Aku liat. Jangan sedih Taura. Si nenek sihir itu memang sangat gatal sekali?" ucap Nazly.
"Tapi??"

Tanpa kami ketahui, David datang dan berdiri di depan kami. Nazly meninggalkanku bersama David. Dia duduk di sebelahku dan memandangiku. "Jangan memandangiku??"
"Memang kenapa? Tidak boleh kalau memandangi wajah sahabatku?" ya, dia masih menganggapku sebagai sahabat. "Oh ya Taura, kamu tau nggak, sebenarnya Angela itu baik loh! Ternyata dia itu orangnya asik banget!!" ucapnya dengan mantap. "Oh, kamu suka sama dia? Kenapa nggak menyatakan cinta padanya?" tanyaku ketus dan melihatnya sembari menaikkan alisku. "Niatnya sih begitu. Maunya sih ntar malam aku mau nembak dia?"  rasanya seperti di tusuk. Cowok ini sama sekali tidak merasakan. Sudah enam tahun kita bersahabat David, tapi kenapa kamu nggak ada rasa sama aku?
"Kamu kenapa? Kok hidungmu merah? Kamu menangis?" dia menggenggam tanganku. Aku langsung menepisnya. "Mau tau saja?" jawabku menghusap air mataku yang belum sempat jatuh ke pipi. "Siapa yang menyakitimu?"
"Seseorang??"
"Siapa?"
"Cowok yang nggak tau apa isi perasaanku. Dan seenaknya saja dia lebih memilih cewek lain daripada aku." David terdiam melihatku. "Siapa dia?"
"Dia cowok yang nggak bisa ngerti perasaanku. Cowok bodoh yang enaknya aja deket ama cewek. Cowok playboy yang nggak tau malu??"
"Kamu bilangin siapa?"
"Tetangga aku yang nyebelin!" jawabku lalu pergi meninggalkannya. Air mataku akhirnya menetes. Sahabatku kaget karena aku datang-datang menangis terisak. Mereka memelukku lalu memberikanku segelas air. "Kamu kenapa?" Vines bertanya dengan penuh heran. "Dia menyukai Angela?"
"Apa? Nggak mungkin? Dia nggak mungkin menyukai Angela?" Nadya marah.
"Ya. Dia sendiri yang bilang padaku. Dan nanti malam dia akan menyatakannya pada Angela." Air mataku semakin menetes. Nazly berusaha untuk menghusapnya dan mengelus pundakku. "Nggak bisa di bairkan. Mana si nenek sihir itu?" Nazly berdiri dan ingin mencari Angela. Namun cewek itu muncul dari depan pintu. Nadya langsung menariknya. "He, apa yang kalian lakukan?"
"Dengar ya Angel, kamu nggak bakal bisa ngerebut David dari kita ataupun Taura. Dia itu sahabat kita dan jangan sekali-kali kau meracuni pikirannya." kata Nazly membentak. "Kalian sudah gila? Siapa yang meracuni otak David? Lagipula kenapa kalian melarangku untuk menyukainya? Dia menyukaiku? Kami sama-sama menyukai? Jadi apa salah. Kalian saja yang terlalu heboh dengan masalah ini."
"Oh, kamu pikir David suka denganmu?"
"Jelas dong! Dia lebih memilih aku dari pada teman kalian si Taura itu. Mana mau dia sama Taura? Dia lebih memilih aku daripada Taura?" air mataku seketika berhenti. Berhentilah menangis Taura, ini tidak menyelesaikan masalah. Lebih baik bicaralah dengan Angela dengan baik pula. "Maksudmu apa? Dia menyukaimu, Angel?" tanyaku. "Ya, jelas! Dia menyukaiku. Jadi jangan harap kamu bisa dapatkan David. Dia bilang padaku, kalau dia sudah bosan bersahabat dengan kalian, karena kalian terlalu cerewet!!" ujarnya. Spontan saja Nazly menamparnya. Aku tau kriteria sahabatku ini kalau dia sudah tidak mood dengan orang di depannya, dia langsung saja memukulnya. Di waktu bersamaan David datang dan marah-marah pada kami. "Apa yang kalian lakukan? Seenaknya saja kalian menampar Angela? Nazly kamu keterlaluan. Dan kalian semua tidak sopan pada Angela. Kalian kira tidak sakit di tampar?" tidak biasanya David marah-marah begini. Aku kaget dan tak berkedip melihatnya. "Lain kali kalau aku melihat kalian melukainya, kita bicara serius!!" ujar David lalu pergi sembari merangkul Angela. Makan hati. Aku tidak terima dengan semua ini. Ini tidak adil.
"Kalian dengar apa yang di katakannya barusan? Ini tidak bisa di biarkan? Otaknya sudah di cuci oleh nenek sihir itu. Nggak bisa di biarkan??" Vines marah-marah sendiri. Aku hanya bisa diam dan bertekad untuk tidak berbicara dengan David di beberapa hari kedepan. Jujur ini sangat sakit. Dia lebih memilih cewek nggak jelas dari pada kami sahabatnya yang sudah enam tahun selalu bersama. Ini sangat menyedihkan.

Malam ini aku hanya sendiri di rumah. Semuanya pergi dan belum pulang sampai jam delapan malam. Karena bete, aku pergi dengan mobil pribadi. Lebih baik ke toko buku, mencari buku pendidikan, novel ataupun komik. Kegiatan ini lebih baik kan daripada nggak tau mau lakuin apa di rumah sendirian.

Sampainya di toko buku, aku langsung mencari buku yang ku perlukan. Sebagian buku pendidikan dan novel. Selesai berbelanja buku, aku pergi ke toko roti dekat dengan toko buku. Memesan makanan dan duduk santai sambil membaca novel. Tidak lama aku membaca novel, mataku tertuju pada sesuatu yang membuat pemandangan sangat tidak menarik. David dan Angela datang bergandeng tangan dan duduk bersama. Angela sepertinya tau keberadaanku di sini, sebab itu dia terus tertawa dengan David. Oh, sangat menyebalkan. Secepat mungkin aku menyusun buku lalu pergi dari sini. Ini membuatku kesal dan tak bisa menyetir dengan baik. Namun sekuat tenaga menyetir dan akhirnya sampai kerumah. Ku rebahkan tubuhku dan berharap hari esok menyenangkan di sekolah. Dan semoga saja aku tidak bertemu dengan dua makhluk yang sekarang membuatku sangat kesal pada mereka.
****

Pagi ini di sekolah kami tidak lagi bergabung dengan David. Dia lebih asyik bersama dengan Angela. Beberapa hari ini batang hidung David tidak lagi nampak di depan ku ataupun sahabatku yang lain. Dia benar-benar menghilang? Aku takut kalau David rusak deket sama nenek sihir itu. Seharusnya dia tidak boleh menyukai Angela. Biarpun dia tidak menyukaiku, tapi dia harus menyukai gadis lain selain Angela. Aku akan sedikit memberika persetujuan padanya. Tapi kalau sama Angela, setengah saja pun aku tidak memberikan persetujuan.

Di koridor sekolah aku dan sahabatku berkumpul. Kami bersama-sama membaca komik milik kami masing-masing. Tapi sayangnya aku lagi nggak mood baca komik. Jujur, aku masih terus khawatir dengan keadaan David. Apa dia baik-baik saja? "Ra, kamu kenapa? Mikirin apa sih?" tanya Nadya. "Mikirin David pastinya," sambung Vines tanpa memalingkan wajahnya. "Kan udah aku bilang, jangan pikirin cowok kayak dia. Dia itu khianatin persahabatan kita. Dia lebih memilih nenek sihir itu daripada kita sahabatnya. Dan kamu jangan lagi deh punya rasa sama dia. Seumur hidup, dia cowok yang udah khianatin persahabatan kita." tutur Nazly dengan wajahnya yang kesal. "Ya, aku tau kalian membenci David sekarang ini? Tapi aku yakin dia pasti ada maksud tertentu."
"Tidak! Intinya dia itu udah jahat ke kita. Buktinya dia lebih memilih nenek sihir itu dari pada kita, sahabatnya sendiri??" Nazly sudah sangat kesal. "Iya, aku tau sobat! Tapi yakin deh, dia pasti ada maksud tertentu giniin kita semua??"

Kami semua terdiam. Tiba-tiba David datang dengan wajahnya yang masih imut-imut. "Ngapain kamu ke sini? Ada perlu ke kita?" tanya Nazly ketus. "Kamu kok gitu sih Naz? Aku nemuin kalian karena aku mau minta maaf. Selama ini aku salah udah ninggalin kalian! Maaf ya sobat, aku memang jahat." ucap David dengan wajahnya yang membuatku geli. "Oh, baru sadar! Baguslah!"
"Aku tau kalian marah padaku? Kalian boleh kok menghukumku? Aku akan ngelakuin apapun yang kalian minta, pasti aku turuti?"
"Nggak perlu David! Kita udah maafin kamu kok."
"Benarkah?"
"Iya! Lagian kenapa sih kamu deketin si nenek sihir itu?" tanya Vines penuh heran. "Aku deketin dia karena aku mau tau kenapa kalian para gadis jauhi dia. Sekarang aku tau, ternyata dia memang nggak baik. Dia itu playgirl ternyata. Malu-maluin banget, saat kami lagi makan sama, masa cowok-cowok datang rame-rame minta tanggungjawab dia? Wah, aku kaget dong? Untung aja bisa di selesaikan dengan kepala dingin? Kalau nggak??"
"Iya! Aku cuman nyumbang seribu buat kamu, nggak lebih!" sambung Nazly. Kami tertawa, Nazly pun tertawa mendengar kata-kata yang di ucapkannya barusan. "Jahat banget sih Nazly. Ya udah deh, kalian maafin aku kan?" kami mengangguk mantap. Tiba-tiba saja David memelukku. Aku kaget menerima respon darinya. Dan dia menggenggam kedua tanganku lalu menatapku penuh arti.
"Maaf, aku sudah menyakitimu. Selama ini aku berbohong. Aku mengujimu dengan berbicara kalau aku menyukai Angela. Ternyata respon mu kemarin cukup yakin membuktikan kalau kamu memang nggak suka aku menyukai Angela? Iya kan?" aku hanya mengangguk. "Dan sekarang aku sadar dan aku yakin, kalau aku suka sama kamu. Sebenarnya sih udah lama, tapi hari ini diriku punya nyali buat nyatainnya." aku tertawa mendengarnya. "Bagaimana?" sesaat aku terdiam. Melihatnya sembari tersenyum. Melirik sahabatku yang ikut cengar-cengir melihat kami. "Baiklah. Aku menerimamu." spontan dia langsung memelukku. Kami mulai beraksi. Membawanya pergi ke taman dan membasahinya. Ini kegiatan kami tiap kali kalau kami selalu berbuat kebohongan ataupun ada yang berbahagia. Sekarang aku senang, akhirnya David kembali padaku. Dugaanku salah kalau dia menyukai Angela. Sekarang kami tau, kalau Angela memang tidak cocok dengan persahabatan kami. Persahabatan kami lancar tanpa ada gangguan dari seorang pun.
HIDUP PERSAHABATAN.

Baca juga Cerpen Persahabatan dan Cerpen Cinta yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar