JEBAKAN CINTA
Cerpen Erna Gusnita
Ngomongin cinta memang tidak akan pernah habisnya. Cuma mungkin ada yang membedakan sebarapa besar cinta itu kepada seseorang. Cinta membuat orang-orang lebih nekat, lebih gila, bahkan ada juga lebih baik. Ada yang terpuruk karna ditinggal cinta. Ada juga yang biasa-biasa aja bahkan mempermainkan cinta. Semua bisa aja terjadi karna cinta. Cinta memang membuat kita seperti orang gila. Tapi sebenarnya itu normal sebab jika tidak pernah jatuh cinta berarti orang itu tidak normal. Cinta sudah mengalir didalam diri kita saat kita terlahir kedunia ini.Cinta tidak bisa dipaksakan dan tidak bisa direkayasa oleh seseorang. Siapapun orangnya, mau pejabat, tukang kebun dan sebagainya. Dizaman sekarang ini jarang wanita atau lelaki yang memperjuangkan cinta mereka. Cinta bisa saja dibeli dengan uang. Mereka berpikir dengan uang cinta akan tumbuh sendirinya. Hidup membutuhkan uang bukan cinta. Tapi ada pendapat lain, mungkin ini sepuluh dari seribu wanita atau lelaki yang berpendapat seperti ini. Mereka bisa menerima pasangannya apa adanya tanpa memikirkan harta, jabatan. Mereka menjalani semua ini dengan cinta. Dengan cinta mereka bisa membangun rumah tangga yang utuh dan karna cinta mereka lakukan apapun untuk pasangan mereka masing-masing. Dengan cinta mereka bisa mencari uang. Senang-susah mereka lewatkan bersama. Sungguh luar biasa, ntah mana yang benar kita tidak bisa memberi jawaban. Mungkin hanya hati nurani kita yang bisa menjawab semua ini.Dan tergantung kepada masing-masing kepribadian orang itu sendiri.
Ditaman kampus ada seorang cewek yang sedang nungguin seseorang, ntah siapa orang yang ditunggu. Cewek ini biasa saja, tidak cantik. Tak lama menunggu akhirnya seorang cowok datang. Cowok ini lumayan keren, sepertinya tidak kuper. Cowok itu namanya Dean. Sesampai disana ia lansung membuka suara
“ Maaf telat, tadi lagi belajar baru aja keluar”
“ gak pa-pa, ada apa sih?
“ Sebenarnya kamu tinggal sama siapa sih??
“ Mang kenapa? Ada yang aneh”
“ Nggak ada, pengen dekat aja, tuh mamamu apa nggak sih?
“ Sebenarnya itu mama angkatku, aku diambil dipanti asuhan”
“ Jadi apa yang dibilang anak-anak tu benar., jadi selama ini loe bohong ma gue”
“ Gue nggak pernah niat untuk bohong, dia memang mama angkatku pi ku udah menganggapnya seperti mamaku sendiri, dari kecil beliau menyengolahkan aku sampai aku kuliah begini”
“ Tapi setidaknya kamu jujur dong dari dulu”
“ Apa perlu gue jujur tentang itu, apa salah ku menganggap mama adalah mamaku”
“ Nggak taulah, susah ngomong sama kamu, lebih baik kita putus aja ya”
“ Ya udah low memang itu yang lebih baik untuk kita”
Cewek yang bernama Vita lansung pergi dari tempat duduknya. Ia lansung pulang kerumahnya. Antara kampus dan rumahnya berjarak 5 km. Karna jalan macet, jadi 45 menit kemudian baru sampai dirumah. Sesampai dirumah ia lansung masuk kekamar, ia banting pintu kamar. Mamanya yang melihat kejadian itu lansung menghampiri anaknya. Ia mendapati anaknya sedang menangis dikasur. Ia mendekati anaknya dengan perlahan, dan bertanya:
“ Ada apa nak?”
“ Ma apakah salah low aku tu anak angkat mama”
“ Nggak ada yang salah, memangnya ada apa?”
“ Dean tau low aku bukan anak mama, dia marah-marah dan minta putus”
“ Emang tau darimana dia?”
“ Nggak tau darimana ia tau, pi apakah aku salah low nggak bilang masalah itu, aku dah menganggap mama sebagai mama kandungku sendiri”
“ Kamu nggak salah, mama juga nggak pernah bilang keteman-teman mama kamu anak angkat mama, mungkin dia tidak tulus mencintaimu”
Tiba-tiba
“ Dia kenapa ma? Tanya Rendy kakaknya datang
“ Ini masa gara-gara tau Vita anak angkat lansung diputusin sama Dean” Jawab mamanya
“ Berarti dia tidak tulus mencintaimu, selama pacaran ma kamu dia pernah minta- minta bantu berupa uang”
“ Ada, mang kenapa?”
“ Berarti dia cuma mengharapkan hartamu aja, low besok dia baikan ma kamu coba kamu uji dia”
“ Kakakmu benar tu”
Tak lama kemudian Reni anak kedua dari Subroto masuk kekamarnya. Reni tua tiga tahun dari Rendy. Rendy tua satu tahun dari Vita. Anak pertama dari pasangan Subroto dengan Pratiwi subroto bernama Rendra. Sekarang sudah menjadi guru disalah satu sekolah di Batam. Dulu ia kuliah di UNP jurusan Matematika pendidikan. Ia baru berumur 27 Tahun. Anak kedua yang bernama Reni menjadi dokter di Rumah Sakit Embung Fatimah. Sudah 2 Tahun ia dinas.Kuliah di UNIBA. Sedangkan anak ketiga pasangan ini masih kuliah semester akhir Jurusan kedokteran di UI. Anak terakhir mereka angkat waktu berumur 4 Tahun. Dia adalah Vita. Sekarang masih kuliah semester enam di UNRIKA. Subroto dan istrinya tak pernah pilh kasih pada anak-anaknya. Begitu juga anak-anak Subroto. Vita mereka sayangi seperti adik kandungnya sendiri. Apapun keinginan Vita pasti mereka kabulin. Waktu kecil dulu Rendy rela ngasih sandalnya karna sandal Vita putus waktu main-main dikampung mamanya. Padahal aspal sangat panas sekali. Reni juga begitu, ia selalu membawakan makanan kesukaan adeknya kalau dia lagi pergi kemana-mana. Rendra juga begitu, kalau main sama dia, pasti Vita selalu dia gendong. Ia rela kena hujan asalkan adeknya Vita tidak kena air hujan. Begitu sayangnya mereka pada Vita. Begitu juga Vita, Jika kakak-kakaknya lagi pada keluar kota pasti ia kebingungan mau ngapain. Begitu dekatnya mereka.
Diruang tamu Alfi sedang duduk sambil menonton TV. Alfi anak bungsu dari keluarga Siswanto. Siswanto seorang pengusaha. Dimana-mana ada hotelnya dan 10 restauran. Baik diluar dan di dalam Batam. Siswanto punya 2 anak. Dua-duanya laki-laki. Anak pertama mengurus hotelnya di Jogja. Jadi sekarang tinggal Alfi dan pembantunya dirumah.Papa dan mamanya sedang keluar kota. Alfi benar-benar sedang prustasi tampaknya. Gimana tidak, pacar yang ia sayangi, yang ia rawat meninggalkannya. Dari kuliah sampai bekerja dibiayain sama Alfi. Tapi ceweknya rela meninggalkannya demi cowok lain. Memang cowok itu sekarang pekerjaannya sudah mantap dari Alfi. Alfi waktu itu masih guru honor. Baru setahun ia jadi PNS. Ia belom tertarik untuk menjalani bisnis papanya. Hari-hari setelah ditinggal mantannya yang ada keterpurukan. Sedang asik melamun tiba-tiba Rendra datang.
“ Loe bengong kenapa lagi??”
“ Nggak kenapa-napa, bingung aja”
“ Bingung kenapa? Jangan bilang loe teringat mantan loe”
“ Ya gue nggak habis pikir aja Ndra, bunga yang guue rawat, eh diambil orang”
“ Ya namanya aja nggak jodoh, udahlah lupain dia, kerumah ku yok”
“ Yoklah, ku juga bt dirumah terus”
Jarak rumah Alfi kerumah Rendra menempuh waktu 30 menit. Sesampai dirumah Rendra tak ada satu orangpun yang ada dirumah. Rendra menghampiri pembantunya yang sedang nonton TV diruang tengah. Pembantunya seusia dengan Vita. Keluarga mereka juga menguliahkan dia. Karna dulu ibunya pembantu setia mereka. Namun antara Vita dengan Ica tidak begitu akrab dikampus. Paling cuma tegur sapa pi low dirumah mereka tampak akrab juga.
“ Ca, mama mana?”
“ Dikamar den”
“ Yok lansung kekamarku aja ya Fi”
“ OK”
Mereka berjalan menuju kamar Rendra yang terletak di lantai dua. Kamar Rendra dan Reni bersebelahan. Kamar Rendy juga masih dilantai dua tapi agak terpisah dari kamar mereka berdua. Sedangkan kamar Vita berada dibawa yang tidak jauh dari tangga. Setelah sampai dikamar Rendra turun lagi tapi sendirian tanpa Alfi. Ia menuju kamar Vita. Ia dapati mamanya, dan adik-adiknya berkumpul disana.
“ Ada perkumpulan apa ni ma?”
“ Nggak ada apa-apa, adekmu lagi sedih aja”
“ Biasalah kak low remaja key gini” Reni membuka suara
“ Udahlah adekku sayang, nggak baik berlarut dalam kesedihan ntar tambah jelek, tengok tu tambah jelek aja kan”
“ Kakak” teriak Vita lansung duduk dan mengejar Rendra yang lari kekamarnya
“ Mulai deh” Kata Rendy keluar dari kamar Vita
Vita mengejar Rendra kekamarnya, sampai dikamar Rendra lansung Rendra dipukul dan dicubitnya. Rendra berusaha menahan kesakitan demi adeknya.
“ Udah donk, sakit tau”
“ Biarin nggak peduli”
“ Akrab kali dirimu ma pembantumu Ndra” Alfi membuka suara
Mereka berdua terhenti sambil menatap Alfi.Alfi pun melihat dengan heran.
“ Memang kak Rendra pernah cerita ya, and mang mirip pembantu?”
“ Makanya jangan larut dalm masalah terus, kan jadi jelek jadi dianggap pembantu deh” Rendra ketawa
“ Makasih atas pujiannya”
Vita lansung lari dari kamar Rendra, Rendra lansung mengejarnya. Vita lansung masuk kekamar dan mengunci pintunya. Ia menangis kembali.Rendra kembali kekamarnya dan menemukan Alfi yang sedang menonton film horor.
“ Fi, kamu nggak tau dia ya, lom kenal ya?”
“ Mang kenapa?”
“ Dia bukan pembantu aku, dia adekku yang paling bungsu, yang kami jaga selama ini, dari kecil dia paling istemewah sekali bagi kami.”
“ Adekmu yang mana lagi? Setauku adekmu dari sejak awal kenal Reni dan Rendy, dia nggak ada kemiripan denganmu.”
“ Kamu nggak pernah ketemu dia, memang low adek kakak harus mirip, banyak diluar sana orang adek kakak yang nggak mirip kok”
“ Dia ngambek ya, maafin aku ya.”
“ Dia bentar aja ngambeknya, ntar juga baikan”
Memang begitu dengan Vita, dia terlalu sensitif akhir-akhir ini. Tapi low ngambek dengan kakaknya paling nggak akan lama. Karna dia nggak kan tahan jika hari-harinya tidak dilalui dengan kakak-kakaknya. Vita juga orangnya gampang kasihan, ia paling nggak tegaan. Keadaan ini sering dimanfaatin oleh mama dan kakak-kakaknya. Kalau kakaknya sedang bermasalah maka ia adalah orang yang paling pertama yang membantunya karna kasihan sama kakaknya.Malam ini Alfi menginap dirumahnya Rendra. Ia benar-benar suntuk low dirumah sendirian. Malam ini semua orang sudah ngumpul diruang makan tapi Vita tidak muncul-muncul. Kemana ya?. Ternyata dia masih dalam kamar. Inilah kebiasaan buruk Vita. Orang sibuk mau makan malam dia sibuk mau tidur. Tambah lapar tambah enak tidurnya. Jauh berbedakan jika biasanya orang-orang low udah kenyang baru bisa tidur. Terpaksa mamanya membangunkannya. Tapi kali ini yang membangunkannya Rendy sama Rendra. Mereka masuk kekamar Vita dan mengangkatnya lalu memasukkannya kedalam bak mandi. Vita kaget lansung berteriak.
“ Aahhhhhhhhhhhhhhhhhh”
Semua yang mendengar teriakan itu lansung menuju ke kamar Vita yang nggak terlalu jauh dari ruang makan.
“ Ada apa? Tanya mamanya
“ Kak Rendy jahat baget ma, kan dingin”
“ Siapa suruh tidur jam segini, enak nggak”
“ Ih menyebalkanlah, suka-sukalah mau tidur ato nggak, low lapar makan aja dulu, dah keluar semua ntar lagi ku keluar”
Semua keluar dengan ketawa, tak lama kemudian Vita pun keluar dari kamarnya. Ia menghenyakkan pantatnya dikursi disampingnya Reni dan mamanya. Sedangkan diseberangnya ada Alfi, Rendy dan Rendra. Mereka semua makan tanpa adanya suara yang keluar dari mulut satupun. Selesai makan semua ngumpul didepan TV seperti biasa. Mama dan Papanya duduk diatas sama Vita dan Reni. Sedangkan yang lain duduk dibawah. Seperti biasa semua nonton opera van java. Ini siaran kesukaan semua anggota keluarga ini. Pas lagi iklan, mamanya bertanya pada Rendy;
“ Ndy, kamu kapan ke Jakarta?
“ Mungkin hari Sabtu aja ma, biar minggu bisa istirahat”
“ Ma, Vita ikutlah ma kak Rendy.”
“ Ngapain?? Key nggak ada kerjaan aja” Rendra membantahnya
“ Emang nggak ada kerjaan, bis malas nengok muka orang jelek dirumah ni,low kak Rendy kan lumayanlah”
“ Trus yang paling cakep siapa dong?” Tanya Rendra
“ Yang paling cakep anak mama dan papa adalah Vita, yang kedua Reni, and yang ketiga kak Rendy and yang paling jelek adalah kak Rendra”
“ Yeee keGR-an loe, sejelek apa sih kakakmu ini, padahal banyak yang naksir loh.” Bantah Rendra
“ Kak Ndy antarin ku ke DC mall, ada yang mau dibeli.”
“ Antar sama Kak Rendra ato ma kak Reni aja, kakak mau beres-beres”
“ Duh kakak capek banget sayang” Reni membuka suara
“ Kakak banyak yang mau disiapkan ni, Fi loe sibuk nggak antarin adekku lah.”
“Boleh, kebetulan ku juga ada yang mau dicari.”
“ Makanya belajar bawa mobil, ni penakut banget, masa kemana-mana harus diantar.” Bantah Reni
Vita diam aja sambil berjalan ke kamarnya. Tak lama kemudian dia keluar dari kamarnya membawa sebuah tas kecil. Mereka pergi menggunakan mobilnya Renda. Jarak rumah Vita dengan DC mall tidak terlalu jauh. Diperjalanan mereka hanya diam saja tanpa ada sepatah katapun. Sesampai disana, Vita masuk saja tanpa basa-basi sama Alfi. Alfi mengikuti Vita dari belakang.Ternyata Vita kesana cuma mau beli cosmetik dan farfum ditempat ia biasa beli.Setelah siap membeli farfum,ia mulai membuka suaranya
“ Kak lama dikit nggak apa-apakan?”
“ Nggak masalah, masih jam 9 pun, masih ada yang mau dibeli?
“ Mau liat-liat aja dulu.”
“ Ya udah”
Mereka hanya melihat-lihat saja. Dari tadi tidak ada yang dibelinya. Tanpa disadari Vita ketabrak Dean. Vita tampak kaget, begitu juga dengan Dean.Ketika Dean melihat Alfi, Dean tampak gembira sekali. Ternyata mereka juga kenal satu sama lainnya.
“ Masih langgeng aja ya ma Tita. Kata Alfi membuka suaranya
“ Iya, kemana aja selama ini?” Dean berusaha mengalihkan pembicaraan
“ Kak Vita pergi dulu ya kemobil.” Vita pamitan sama Alfi
“ OK.”
Vita berjalan kearah parkiran dengan kesal. Tak ada sedikitpun senyum diwajahnya. Dimobil ia terpaksa menunggu Alfi dengan sabar. Soalnya sudah 15 menit tapi Alfi lom juga dtang-datang. Tak lama kemudian Alfi muncul berbarengan dengan Dean dan seorang cewek. Wah ternyata mereka berdiri pula didepan mobil untuk ngobrol. Nggak habis-habisnya obrolannya. Tak lama akhirnya Dean menjauh juga dari mobilnya dan Alfi juga masuk ke mobil. Melihat mukanya Vita manyun aja, akhirnya Dean membuka suara;
“ Maaf ya, Kamu kesal ya nunggu kelamaan?”
“ Nggak lah, ku nggak kesal menunggunya pi kesal sama temannya tadi.”
“ Mang kenapa dengan dia? Oya dia kan satu kampus ma loe, nggak kenal ya?
“ Kenal kok, udah lama ya mereka pacaran?”
“ Kenapa mang nya?”
“ Tanya aja sih.”
“ Mereka jadian udah setahun yang lalu.”
“ Tahun lalu?”
“ Iya, kenapa?”
“ Brengsek juga dia ya, padahal dalam waktu itu dia jadian ma gue.”
“ Benaran Loe?”
“ Benar, enam bulan yang lalu gue jadian ma dia, and baru tadi pagi putusnya”
“ Gila juga ya, Rendra tau”
“ Tau, biasa aja dia, udah lupain aja dia, malas bahas dia, makasih ya udah ngantarin gue, met malam.”
Vita pun turun dari mobil dan lansung masuk kedalam kamar.Sesampai dikamar iapun lansung untuk tidur. Lama-kelamaan akhirnya Vita and Alfi mulai dekat. Rendy sudah balik ke Jakarta sedangkan Reni ada urusan ke Surabaya. Papanya sedang pergi ke Padang. Jadi dirumahnya agak sepi. Alfi sering main kerumah Vita. Setiap malam minggu pasti datang kerumahnya untuk menemui Rendra. Kadang mereka berdua pergi and kadang Vita suka ikut karna bingung mau kemana. Jadi dia lebih memilih untuk pergi bersama kakaknya dan Alfi. Dia sama Alfi sudah tidak asing lagi. Mereka sudah seperti adik-kakak. Mereka sudah sering jalan berdua kemana-mana.Tapi Sekarang tampaknya Alfi menghindar dari Vita. Nggak tau apa permasalahannya. Dia nggak pernah lagi muncul dirumahnya Vita. Ditelponpun pasti selalu nggak diangkat. Semenjak Rendra sudah punya pacar malam minggu mereka juga nggak ngumpul lagi. Hari-hari dilewati Vita dengan kesepian, akhirnya bawaannya selalu BT trus.
****
Malam ini Vita dirumah sendirian, tampangnya tampak suntuk banget. Acara di TV nggak ada yang bagus. Diraih HP nya tapi juga nggak ada sms dari siapapun. Dia pun bingung mau sms siapa karna low dia sms sembarang orang ntarnya malah tambah kesal sendiri. Akhirnya ia memutuskan untuk sms Alfi. Tapi sudah 30 menit smsnya juga lom dibalasnya.
“ Sepertinya dia tidak menginginkan kehadiran gue, Ya udahlah lupain aja dia.” Gumamnya dalam hati
“ Tapi kok gue bawaannya kesal aja low dia nggak sms gue, pa gue suka dia, ah nggak lah ngapain juga mikiran orang yang nggak mikiran gue, ngapain gue berharap ma orang yang nggak mengharapkan kehadiran gue, capek berharap terus, mending jalani aja seperti air mengalir.” Gumamnya lagi.
Dia baringkan badannya, dan tak lama kemudian ia ketiduran. Hari ini hari Sabtu, dirumah tak ada satupun orang. Kecuali kakaknya yang sedang tidur. Vita lagi duduk dengan kesal karena tadi tidak sengaja ia melihat pacar kakaknya jalan bermesraan dengan cowok lain. Ia tidurkan badannya disebuah sofa diruang tamu. Tak lama kemudian ada tamu yang datang. Dengan malas Vita membuka pintunya. Betapa kagetnya dia, ternyata yang datang Mey-Mey ceweknya Rendra. Dengan nada tidak suka Mey-Mey bertanya kepada Vita;
“ Mana Rendra?”
“ Tidur, ada perlu apa?” Jawabnya dengan jutek
“ Bukan urusanmu.” Mey-Mey lansung menerobos Vita yang berdiri didepan pintu
Dengan kesal Vita menarik tangan Mey-mey dan Mey-mey mendorongnya kebelakang. Dengan kesal Vita membuka suaranya;
“ Tau sopan santun nggak sih, mau kemana loe?”
“ Eh loe tu disini Cuma anak angkat jadi nggak usah sok deh, kapan aja loe bisa diusir dari sini.”
Vita lansung terhenyak mendengar kata-kata cewek itu.
“ Tega kali kakak ceritain ke dia” gumamnya dalam hati
Vita menarik kembali tangannya dan berkata;
“ Sampai kapanpun aku tak akan pernah meninggalkan rumah ini, karna disini keluargaku, sedangkan kau cewek murahan yang mengincar harta oarang saja, ku tau kamu tidak mencintai kakak saya, pi mencintai propesinya dan hartanya, kalau kamu nekat masuk kekamar kakakku maka ku kan ceritakan kejadian kamu jalan mesra sama cowok tadi.”
“ Jangan coba mengancam gue, low berani loe ngomong key gitu maka nggak segan-segan ku robek-robek mulutmu” ancam Mey-mey
“ Sayang aku tidak takut cewek matre and murahan”
Mey-mey lansung menampar pipi Vita. Vita yang juga emosi tidak terima begitu saja tamparan itu. Iapun membalasnya, pas sedang menampar Mey-mey
“ Vita apa-apaan kamu ni?” bentak Rendra
“ Dia duluan kak” Vita membela diri
“ Bohong yank, dia yang duluan, masa dia bilang aku cewek murahan yang nggak cocok buat kamu, katanya kakaknya hanya untuk dirinya, aku sudah mengingatkan low kalian adik-kakak jadi tidak akan mungkin itu terjadi, dia marah dan menampar aku.” Mey-mey mendekati Rendra
“ Dirumah ini tidak ada kekerasan, jika kamu mau ada kekerasan silakan tinggalkan rumah ini.”
“ Tapi kak dia duluan yang mulai, dia juga udah selingkuhin kakak.”
“ Tega kali dirimu memfitnah aku hanya karna kamu pengen dapatkan cinta kakakmu.”
“ Kamu memang murahan kok”
Dengan amarah Rendra menampar Vita. Vita benar-benar kaget menerima tamparan itu. Baru pertama ini Rendra menamparnya karna ceweknya.
“ Tampar lagi kak, tampar................”
“ Pergi kamu dari rumah ini.”
Dengan kesal Vita lari keluar rumah. Ia tak ada bawa apa-apa, sopirpun tak ada nampak. Terpaksa ia jalan kaki. Tak tau mau kemana yang ia tuju. Air matanya meleleh saja. Benar-benar sudah tak tahan lagi ia menahan air matanya. Ia benar-benar tak menyangka kakaknya berubah dan mengusir dia. Hari sudah larut malam, ia masih duduk dihalte. Tak tau mau kemana ia pergi.Ia duduk aja disana sendirian sambil menangis. Hujan pun turun deras, ada tiga orang cowok berhenti di halte. Ternyata cowok itu Alfi dan teman-temannya.
“ Fi tu kan adeknya Rendra.” Bisik seoarang temannya
“ Iya Fi, dia menangis, apa mungkin mau pulang nggak ada taksi”
Alfipun mendekatinya karna sudah tidak tega melihat mata Vita yang suda bengkak karna menangis.
“ Kamu ngapain disini Vit?” mau diantar pulang?”
Vita hanya diam saja. Melihat Vita diam Alfipun mengeluarkan Hpnya. Ia hendak menelpon Rendra.
“ Nggak usah nelpon Rendra kak, Kak Rendra tlah mengusir aku”
Alfi dan kawan-kawan kaget mendengar hal itu. Hujan telah reda, Alfi tidak mungkin meninggalkan adik temannya disana dalam bahaya. Ditaro tempat teman yang lain tidak memungkinkan karna rata-rata mereka ngekos. Awalnya Vita nggak mau di ajak Alfi. Tapi karna ia takut dihalte sendirian malam-malam terpaksa ia ikut Alfi kerumahnya. Alfipun mengerti makanya ia tak mengantarkan Vita kerumahnya. Sesampai dirumah Alfi Vita nggak bisa tidur. Ia duduk melamun ditaman rumah Alfi padahal diluar sangat dingin karna tadi. Alfi kaget melihat dia masih duduk diluar. Alfipun menghampiri Vita yang duduk ditaman.
“ Kok lom tidur Vit? Kamu tu ada masalah apa sih ma kakak kamu?”
“ Kak Rendra marah karna aku dianggap merusak hubungan dia dengan pacarnya, padahal pacarnya yang cari gara-gara ma aku, pacarnya marah karna saya tau low pacarnya itu jalan ma cowok bermesraan lagi.”
“ Mey-mey selingkuh?”
“ Iya begitu penglihatan aku, dasar cewek murahan .”
“ Lom tentu apa yang kamu lihat itu sama seperti yang kamu pikirkan.”
“ Oh jadi kakak juga nyalain saya juga, ya udah saya pergi aja dari sini” Vita berdiri dari tempat duduknya.
Alfi menahannya
“ Bukan begitu maksud kakak, jangan pergi ntar low kamu kenapa-napa kakak dimarahin kakak kamu.”
“ Dia udah nggak peduli lagi ma aku kok, buktinya aja nyari ku aja nggak.”
“ Sabar ya, Oya maafin kakak soal yang kemaren ya, kakak lagi banyak masalah.”
“ Semua orang terlahir didunia ini pasti mempunyai masalah, terpuruk dalam masalah tidak akan menyelesaikan permasalahan,pi ku rasa orang punya masalah nggak segitunya,masa balas sms satu aja susah, pi tu haknya kakak.”
“ Kamu marah ma aku ya? Maaf deh Vit,maukan maafin kakak?”
“ Aku dah maafin kok, udah lupain aja kak, tidur yok udah jam 3 pagi nih”
“ Yok,”
Merekapun beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju kamar masing-masing untuk tidur. Biasanya Alfi low tidur jam segini, bangunnya pasti jam 12 siang. Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti demi jam akhirnya matahari muncul di ufuk timur.Belom ada yang bangun dirumah itu kecuali pembantunya. Vita masih tertidur lelap, begitu juga Alfi. Jam sudah menunjuk angka 12 siang. Alfi sudah bangun tapi si Vita belum bangun. Nggak ada tanda-tanda Vita sudah bangun. Alfi terpaksa membangunkan Vita karna ditunggu-tunggu belum juga bangun. Alfi membuka pintu kamar Vita. Vita tidak ada ditempat tidurnya, Alfi mencarinya kekamar mandi.Vita tergeletak dilantai kamar mandi.Alfi benar-benar bingung banget melihat keadaan Vita yang pucat. Ia bawa Vita kerumah sakit terdekat.
Rendra sedang dirumah bersama sang pacar. Tak lama kemudian bel rumah berbunyi. Ternyata papa, mama dan Rendy pulang ke Batam. Sesampai dirumah,
“ Dalam rangka apa kamu pulang Ndy?”
“ Perasaan ku nggak enak, kangen Vita, Vita mana? Rendy lansung kekamar Vita.
“ Eh ada nak Mey-mey, dah lama disini? Tanya mamanya
“ Nggak juga tante.”
Tiba-tiba Rendy keluar lagi
“ Vita nggak ada, mana Vita Kak?”
“ Vita pergi dari rumah.” Rendra menjawabnya sambil menunduk
“ Ada apa ini? Tanya mamanya
“ Kak low sampai Vita kenapa-napa, kakak orang yang pertama saya tuntut.” Rendy dengan emosi
Rendra menceritakan apa yang terjadi kepada papa, mama dan Rendy. Mey-mey juga ikut-ikutan menceritakan. Tak lama kemudian telpon rumahnya berdering, karna semua lagi sibuk akhirnya Mey-mey yang agkat.
“ Halo, ini siapa?”
“ Mey-mey ya, ini Alfi.”
“ ya ada apa?”
“ Bilang ke Rendra, Vita dirumah sakit”
“ Maaf salah sambung” Mey-mey menutup teleponnya
“ Siapa yang nelpon Mey? Tanya Rendra
“ Salah sambung” jawab Mey-mey
Tak lama kemudian Hp Rendy berdering, setelah diangkat ternyata Alfi. Rendy kaget banget mendengar Vita dirawat dirumah sakit.Rendy ngasih tau semuanya apa yang ia dengar dari Alfi. Semua keluarga panik termasuk Rendra. Bagaimanapun Vita adek kesayangannya dari Vita kecil. Setelah sampai dirumah sakit ternyata Vita sudah sadarkan diri. Kata dokter Vita hanya kedinginan saja karna badannya diguyur air kelamaan. Vita juga sudah boleh dibawa pulang. Dari tadi ketemu Rendra Vita hanya diam saja. Begitu juga dengan Rendra. Hari- hari dilewati hanya diam saja, tak ada lagi kemana-mana berdua. Biasa seperti orang pacaran saja mereka berdua. Selain dekat sama Rendra sama Rendy Vita juga akrab, tapi karna Rendy jarang dirumah makanya Vita lebih sering dilihat berduaan dengan Rendra. Akhir-akhir ini Vita lebih sering mengurung diri dikamar jika tidak kuliah. Apalagi kalau ada Mey-mey dia paling malas. Kadang low Mey-mey dirumah itu berisik dia pasti hidupin musik keras-keras. Kadang ia pindah kekamar Rendy biar nggak kedengar suara Mey-Mey. Hari ini Vita sedang dikamar Rendy, mereka berdua sedang nonton film taiwan. Keduanya suka nonton film-film taiwan. Sambil nonton Vita juga menceritakan kejadian yang sebenarnya ke Rendy. Tak lama kemudian Rendra masuk;
“ Nggak berhenti-hentinya ya kamu jelekin pacarku” bentak Rendra
“ Kak jangan kakak coba untuk bentak adik saya”
“ Ya adik kamu, tolong di ajarin, saya tidak pernah mengajari adek-adek saya seperti itu”
“ Terserahlah, capek berantem” lanjutnya Rendra
Rendra pergi keluar dari kamar Rendy, tak lama kemudian
“ Boleh gabung nonton nggak?” terdengar suara Alfi dipintu
“ Boleh aja, kok nggak bareng kak Rendra kak?”
“ Malas liat muka ceweknya”
Mereka berdua ketawa mendengar jawaban Alfi. Lama sudah Rendra dan Vita tak bersapaan. Rendy sudah balik ke Jakarta tiga bulan yang lalu. Alfi dan Vita semakin dekat saja. Mereka sering bepergian berdua apalagi kalau malam minggu. Belakangan ini Alfi sepertinya tidak mau jauh-jauh dari Vita. Lama akhirnya dekat akhirnya mereka berdua jadian. Yang duluan nembak adalah Alfi. Memang sebelumnya yang dulu menampakkan sayangnya Vita dengan cara-caranya, tapi Alfi saja yang tak merespon. Malam itu bagitu cerah, banyak bintang yang menghiasi langit.Alfi dan Vita sedang jalan kesebuah pantai yang nggak jauh dari rumah Alfi. Mereka pergi pakai motor mio. Sesampai dipinggir pantai mereka duduk ditempat yang berhadapan lansung dengan laut. Vita tampak senang banget, tapi ia coba untuk biasa-biasa saja biar tidak terlalu kenampakan sama Alfi.Alfi senyum-senyum saja melihat Vita yang selalu salting. Lama sudah saling diam akhirnya Alfi membuka suara; “ Indahkan tempatnya? Aku suka kesini Vit low ada masalah.”
“ Ya, indah.”
“ Vit, ntah kenapa aku selalu kepikiran kamu belakangan ini, dekat kamu bikin nyaman. Jika nggak ketemu kamu sehari rasanya ku merana kali.”
“ Masa sih begitu??”
“ Ya begitulah yang terjadi, kakak sayang sama kamu, kamu mau nggak jadi pacar kakak.”
“ Gimana ya? Sukanya dari segi apa sih, akukan jelek.”
“ Dari sifatmu, bagi kakak cantik itu nggak penting yang penting cantik hatinya.”
“ Ntar kakak berubah pikiran.”
“ Gimana low sambil jadian kita kan bisa masa penjajakan, ntar low jodoh pasti kita ketemu lagi.”
Vita hanya menunduk sambil senyum-senyum malu, Alfi melihat tingkah Vita yang malu-malu gitu.
“ Gimana Vit?”
“ Menurut kakak gimana?”
“ Low senyum malu-malu begitu berarti mau, iya kan?”
“ Gitu ya? Ya sebenarnya Vita juga udah suka kakak sejak lama.”
“ Yang benar ni dek?”
“ Benar kak, pi waktu itu kakak cuekin Vita begitu saja, seperti nggak mau kenal sama Vita.”
“ Bukan begitu sayank, maaf ya waktu itu, berati ma Rendra panggil kakak ipar dong sekarang.”
Vita hanya tertawa-tawa mendengar apa yang diucapkan Alfi. Sudah 1 jam disana akhirnya mereka pulang. Sesampai dirumah Vita ternyata ada Mey-mey duduk diteras. Sebelum melangkahkan kakinya Alfi meraih tangannya Vita. Lalu mendekati Vita sambil berbisik ;
“ Ntar low Mey-mey cari masalah jangan dilayani ya yank.”
“ Nggak boleh gitu jugalah, ntar dia merasa menang sendiri.”
“ Nntuk nggak usah dilayani, nggak ada untungnya bahkan rugi untuk hubungan kamu dengan kakakmu.”
“ Ya dehc kak.”
“ Ya udah masuk sana.”
Vita pun masuk, sedangkan Alfi masih diam ditempat. Setelah Vita masuk kedalam rumah barulah Alfi pulang kerumahnya. Sesampai drumahnya, ia kaget ternyata dirumah ada mantan pacarnya Tiwi. Dia sedang menangis diteras rumahnya Alfi. Ntah apa yang terjadi dengan dirinya sampai ia menangis seperti itu. Alfipun mendekatinya dengan perlahan,
“ Kamu kenapa Wi?”
Tiwi lansung memeluk tubuh Alfi,Alfi tambah kaget,
“ Kamu kenapa?”
“ Suamiku selingkuh dengan perempuan lain, trus setelah itu dia sering pukul aku low ku bilang low dia selingkuh.”
“ Trus sekarang suamimu tau kamu kesini?”
“ Nggak, dia mana peduli sama aku, aku takut pulang Fi.”
“ Ya aku harus key mana, ntar oarng bilang aku pengganggu pula.”
“ Nggak lah, aku mohon tolong izinkan aku nginap disini.”
“Oklah, pi tunggu dulu ya, aku minta izin ma ortu dulu soalnya ortu sudah dirumah.”
Alfipun masuk kerumahnya dan lansung menuju kamar ortunya karna jam 10 malam biasanya ortunya udah tidur karna besok ada aktifitas lain. Diketoknya pintu kamar ortunya. Tak lama kemudian keluar mamanya dan disusul papanya.
“ Ada apa lagi Fi?” tanya mamanya
“ Gini ma, pa, didepan ada Tiwi disini, dia ada masalah dengan suaminya,boleh nggak dia nginap disini ma, pa?
“ Gila kamu, dia itu udah menghianati kamu” jawab papanya
“ Bunga yang kamu tanam, yang kamu rawat diambil orang, sudah susah-susah kamu rawat pi dia berpaling dari kamu, sekarang dia datang lagi, nggak boleh.”
“ Ma, pa, untuk sementara aja, kasihan dia ma.”
“ Dia aja nggak kasihan sama kamu.” Bantah mamanya
“ Ma nggak baik dendam, yang lau biarlah berlalu.”
“ Terserah kamu ajalah, toh ntar low kamu sakit hati jangan terpuruk lagi.” Kata papanya
Alfi pun menemui Tiwi dan mengajaknya masuk. Tiwi diantar kekamar tamu. Tiwi belom berhenti menangis dari tadi. Alfi jadi nggak tega ninggalinnya sendiri. Apalagi Alfi masih lom bisa melupakan Tiwi sepenuhnya. Dihatinya masih ada cinta untuk Tiwi meskipun dia sudah jadian sama Vita. Setelah Tiwi udah mendingan Alfi meninggalkannya. Jarum jam selalu berputar, Tiwi sudah sebulan tinggal dirumah Alfi. Kesmpatan berdua sering mereka lewati seperti dulu lagi. Siang yang cerah banget Alfi sudah pulang dari sekolah, ia tidak kemana-mana karna dirumah masih mau nemani Tiwi. Tak disangka-sangka ternyata Vita datang kerumahnya. Ntah dalam rangka apa, Vita datang kerumahnya.
“ Vit ada apa ya?”
“ Emang nggak boleh datang kesini ya?”
“ Boleh donk yank, masa nggak ada tujuan lain kesini sih?”
“ Kangen aja.”
“ Kan baru semalam ketemu.”
Tiba-tiba Tiwi keluar,
“ Saudaranya ya?”
“ Iya, kita pergi yok jalan-jalan kemana gitu.”
“ Nggak bisa kak, ada tugas banyak dari kampus, kesini mampir bentar aja karna dekat dari kampus, ni juga mau pulang.”
“ Ohw gitu, hati-hati aja ya,”
Vita lansung meninggalkan rumahnya Alfi, ia tampaknya buru-buru banget.
Alfi pun duduk di ruang tamu sambil nonton. Tak lama kemudian Tiwi pun menghampinya dan duduk disebelahnya.
“ Fi sepertinya aku lom bisa pulang hari ini, aku masih takut.”
“ Nggak apa-apa, sampai kapanpun nggak apa-apa.”
“ Makasih banget ya, keynya ku mau cerai aja sama suamiku Fi.”
“ Kamu serius, apa nggak ada penyelesaian dengan cara lain.”
“ Aku sudah nggak tahan ma dia, makasih ya kamu masih baik ma aku.”
“ Ya sama-sama, udah makan lom?”
“ Kamu masih perhatian sama aku ya, maafin aku ya.”
“ Ya aku dah maafin kok, ku mang nggak bisa nggak peduli ma kamu.”
“ Makasih ya kamu masih sayang ma aku, trus yang tadi siapa?”
“ Dia pacarku Wi, ku jadian ma dia untuk melupakan kamu.”
“ Setelah ku cerai kamu mau kan kita balikan lagi?”
“ Ku akui mang ku masih sayang sama kamu...................” kata-katanya terputus karna ada suara benda jatuh.
Alfi menengoknya keluar ternyata ada kucing yang tak jauh dari vas bunga. Setelah itu dia masuk lagi kedalam. Pembicaraan mereka Cuma sampai disitu karna mama Alfi minta diantar Alfi ke mall.
Malam yang begitu dingin, diruang tamu ada Rendra and mamanya sedang nonton. Papanya masih lom pulang.Vita masih dikamar nggak keluar-keluar dari tadi siang.”
“ Ndra kamu masih berantem ma adek kamu?”
“ Biarin aja ma, biar dia bisa lebih dewasa.”
“ Sepertinya adikmu lagi ada yang nggak bisa ia selesaikan low ia sudah nggak keluar kamar.”
“ Iya ma, ntar aku samperin.”
Rendrapun melangkah kekamarnya, tiba ada bel yang bunyi. Ia tidak jadi kekamar Vita. Ternyata tamunya Alfi.
“ Hey sob, pa kabarnya?” tanya Rendra
“ Baik aja, kabarmu gimana?”
“ Baik juga, yok masuk.”
Alfipun masuk, diruang TV biasanya ia melihat Vita tapi malam ini ia tak menemukan Vita.
“ Mungkin ia ngerjain tugas “ pikirnya
Alfi dan Rendra memang lom bisa terpisahkan. Mereka berteman dari awal kuliah. Awalnya mereka berteman hanya karna merasa berasal dari Batam. Tapi tambah lama mereka tambah akrab saja karna adanya kecocokan antara mereka. Sampai sekarangpun mereka masih bersama-sama. Sudah lama Alfi tidak jumpa dengan Vita, dia kerumahnya juga nggak ada. Mampir kerumah Alfi juga nggak ada.Hujan deras sekali siang ini, Alfi dan Tiwi jalan bareng ke mall. Sebenarnya bukan jalan tapi ada keperluan disana. Tak sengaja ketemu Vita disana yang juga sama kakaknya Reni. Alfi pun senyum ke Vita, tapi Vita cuek aja. Malahan dia lanjut aja jalan tanpa menghiraukan Alfi. Alfi mengejarnya dan meraih tangannya,
“ Kamu kenapa sih?”
“ Nggak ada apa-apa, ku lom siap aja mendengar semuanya,ntar aja pas pesta kakakku.”
Vita pergi begitu saja meninggalkan Alfi. Alfi tambah kebingungan melihat perubahan sikap Vita. Esok malamnya ada pesta pernikahan dirumahnya Vita. Pesta pernikahan Reni menikah dengan seorang dokter juga.Sebenarnya akad nikahnya kemaren dan pestanya dari pagi sampai malam. Karna juga bertepatan dengan ulta Rendra yang ke 28. Vita Cuma tampak sebantar-bentar aja. Dia lebih lama dikamar daripada diluar. Rendra diluar sedang bersama teman-temannya. Mey-mey datang menghampirinya;
“ Kita kapan menyusul yank”
“ Ntar dulu pikirin tu ya, Vita ma kamu aja lom baikan.”
“ Kok key gitu, apa hubungannya?”
“ Kamu tanya hubungannya, kamu tau nggak dia tu adek bungsuku, adek kesanganku, adek kesayangan semuanya.”
“ Low adek kesayangan kenapa dia nggak bantuin, ni capek tau jadi pagar ayunya”
“ Mang dia kemana?”
“ Dikamar aja dari tadi”
Rendrapun menghampiri kamarnya Vita. Ia melihat Vita tidur dikasurnya masih pake kebaya. Rendra lansung menariknya,
“ Kamu jangan kelewatan ya, ini masih pesta kakakmu, kamu masih enak-enak tidur disini, nggak bantuin sama sekali.”
“ Ya, maaf.” Vita pun keluar
Rendra menahannya
“ Kamu tuh sekarang makin lama makin menjadi-jadi ya, nggak ada sopannya.”
Vita diam aja sambil menunduk, tiba-tiba ia ambruk di lantai. Rendra panik seketika tapi Rendy datang membawa Reni dan mamanya. Karna Reni seorang dokter terpaksa Reni yang menanganinya secara lansung. Rendy dengan emosi berkata;
“ Kakak ni apa-apaan sih, ngomong key gitu ma Vita”
“ Nggak usah kamu belain dia, bukan bantu pi malah tidur.”
“ Aku yang nyuruh dia tidur, low terjadi apa-apa kakak harus tanggung jawab”
“ Apa-apaan kamu nih, udah merasa kegedean”
“ Udah-udah, ngpain kalian bertengkar karna anak angkat itu sih, toh juga bukan adek kandung kalian.” Mey-mey berusaha menenangkan mereka berdua
“ Dengar ya kamu, dia itu adek ku, nggak ada yang bisa menggantikan posisi dia, kakak yang cerita ma dia ya, brengsek juga kakak ya” Rendy dengan emosi.
“ Aku nggak pernah bilang kamu ya, jadi selama ini Vita benar, kamu yang cari gara-gara sama dia, sekarang juga kita putus.”
“ Kakak aja yang begok masa lebih milih dia daripada adiknya sendiri .”
“ Pergi sekarang kamu Mey-mey.”
Rendrapun masuk kedalam kamar Vita, ia mendekati Vita dan memegang tangannya. Tak lama kemudian Alfipun datang kekamarny a berdua dengan Tiwi. Rendra nggak ada menaroh rasa curiga apa-apa. Ia tau low Alfi sudah menjadi pacar adiknya dan ia juga tau low Tiwi mantan pacar Alfi.
“ Vit bangun, ni kakak sayang.”
Vita pun membuka matanya. Dengan senang hati Rendra lansung berkata;
“ Sayang maafin kakak ya.”
“ Ya kakak, jangan tinggalin Vita lagi ya kakak.”
“ Kakak tidak akan pernah meninggalkan kamu lagi sayang.”
Vita memeluk Rendra, lalu tiba-tiba Rendy berkata;
“ Masa Cuma kak Rendra yang dipeluk, kakak juga mau donk.”
Vita dan Rendra senyum lalu mereka memeluk Rendy. Pesta masih berlanjut, diluar masih banyak tamu. Vita hanya dikamar saja karna ia malas bertemu dengan Alfi.Pestapun selesai, semua pada pulang dan tidur karna sudah malam. Hari demi hari dilewati Vita bersama kakak-kakaknya. Meskipun Rendy sudah balik ke Jakarta. Tapi sekarang ia sudah nggak sepi lagi karna Rendra sudah seperti dulu sama dia. Sabtu siang yang cerah, Vita dan Rendra mau jalan berdua kesebuah mall. Sebelumnya Rendra jemput Vita kekampusnya keberulan Vita ada kuliah. Sesampai di depan gerbang kampus Rendra kaget melihat Vita didorong-dorong sama Mey-mey dan temannya. Dengan cepat Rendra menghampiri mereka.
“ Apa-apaan nih, kamu nggak apa-apa sayang?” tanya Rendra pada Vita
“ Sekali lagi kalian ganggu adik saya, saya akan hajar kalian berdua.”
“ Adik loe? Bukannya adik angkat.”
“ Siapa bilang adik angkat, dia adik kandung saya, jadi nggak usah sok tau deh.”
“ Meskipun dia adek kandungmu, masa loe lebih milih adik loe daripada pacarmu.”
“ Ya saya lebih milih adik saya, kenapa?”
“ Ya udah nikahi aja adekmu.” Kata teman Mey-mey sambil ketawa.
“ Nggak ada yang lucu ya, saya memilih adik saya karna cewek yang ku belain tu nggak ada baiknya.”
“ Nggak ada baiknya, maksudnya?”
“ Masa baru jadi pacar aja dia udah berani memecah belahkan keluarga saya, masa dia berani mengadu domba saya sama adik saya, gimana saya memilih dia.”
“ Masa iya?”
“ Ya begitulah.”
Rendra dan Vita meninggalkan mereka dengan senyum-senyum. Mereka melanjutkan perjalanan ke DC mall. Rendra mau beliin Vita baju dan apapun yang Vita mau untuk menebus kesalahannya pada adiknya. Vita kalau bersama Rendra manjanya makin menjadi-jadi karna Rendra adalah orang yang paling memanjakannya bahkan melebihi papa dan mamanya. Papa dan mamanya tidak terlalu memanjakan anak-anaknya. Kalau bersama Rendy, Vita juga akrab karna umurnya tidak jauh beda. Kadang mereka sering juga berantam, tapi paling cuma sebentar karna mereka tidak bisa berantam lama-lama. Meskipun sering berantem Rendy sangat menyayangi Vita melebihi apapun. Intinya semua menyayangi Vita. Reni juga begitu, dia rela memberikan barang ia sayangi ke Vita. Vita sedang menikmati belanjanya bersama Rendra.
“ Kak ini bagus loh buat kakak.” Vita menunjuk sebuah baju cewek yang seksi banget.
“ Eh kurang ajar ya.” Rendra mengejar Vita yang berusaha lari dari Rendra.
Tak disengaja Vita menabrak seseorang, orang itu tak lain adalah Dean.
“ Maaf nggak sengaja.”
“ Ya nggak apa-apa, kamu dah putus ma kak Alfi ya? Cari yang baru dong, masa kalah trus.”
Rendra pun sampai ditempat Vita,
“ Ni pacar baruku.” Vita memeluk Rendra.
Dean dan Rendra ketawa cekikian.
“ Jangan-jangan Dean kenal kak Rendra.” Pikir Vita
“ Kenapa ketawa?” tanya Vita
“ Dia tu udah kenal kakak dari sebelum kamu pacaran ma dia.’ jawab kakaknya tambah ketawa.
“ Kamu tuh gengsinya lom hilang-hilangnya ya.” Dean mengusap kepalanya sambil senyum-senyum.
“ Ya udah bareng kami aja belanjanya Yan” ajak Rendra.
Deanpun setuju dengan ajakan Rendra. Dilantai dua mereka bertemu dengan Alfi dan Tiwi. Sepertinya mereka juga belanja banyak. Rendrapun menegurnya;
“ Disini juga bro?”
“ Iya,” jawab Alfi sambil senyum
“ Yan temani ku kesana donk, kakak ngobrol aja dulu ya.”
Vita pun menarik tangannya Dean. Alfi hanya bisa melihat kejadian itu. Karna ia tau pasti Vita menjauhinya. Setelah 15 menit jalan berdua dengan Dean akhirnya Vita mendekati Kakaknya karna ia melihat Alfi sudah pergi dari kakaknya.
“ Kak pulang yok.”
“ Ye setelah misinya selesai ku ditinggal nih.”
Vita hanya diam dan menarik tangan kakaknya.
“ Sory ya Yan,” Rendra melambaikan tangan kirinya
Mereka berdua pulang kerumahnya. Vita tampak kesal sekali hari ini. Ntah kesal sama Dean ntah sama Alfi. Dimobil mukanya manyun aja. Tak ada satupun senyum yang menghiasi wajahnya. Rendrapun bertanya;
“ Kamu ada masalah apa dengan Alfi?”
“ Nggak ada apa-apa kak.”
“ Kok gitu mukanya? Ato masih kesal ma Dean?”
“ Dean sudah ku maafkan, kami sudah biasa-biasa aja, masa kakak nggak tau sih?”
“ Tau apanya sayang?”
“ Jadi Alfi nggak cerita ma kakak ya, mantannya minta balikan ma dia, dia tu macari Vita karna pengen lupain mantannya, mantannya minta balikan ma dia, dan Alfi bilang dia memang masih mencintai mantannya, otomatis dia ketemu aku pengen minta putus, ku lom siap diputusin dia kak.”
“ Kok Alfi nggak cerita ya, dia memang mencintai mantannya melebihi apapun.”
“ Jadi Vita harus key mana kak?”
“ Ya terima aja semua dengan lapang dada.”
“ Kenapa Vita terjebak cinta key gini kak?”
“ Udah mendingan kamu temuin dia, nggak baik menggantung hubungan orang lain.”
“ Kak, kak Rendy minggu depan wisudah kan? Vita mau ke Jakarta aja ah.”
“ Kak Rendy kan nggak jadi pulang, mama ma papa kan dari Surabaya lansung aja ke Jakarta, jadi pergi ma siapa?”
“ Sendirian aja, suntuk banget disini.”
“ Mang berani? Jangan menghindar dari masalah ya, low Kakak nggak sibuk kakak akan antar kamu ke Jakarta.”
Pembicaraan mereka terpotong sampai disitu karna keduanya sudah sampai dirumah. Rumah tidak sesepi seperti biasa, ternyata Rendy pulang kerumah bawa teman-teman kuliahnya. Lumayan menghibur Vita, dan Vita tampak senang karna ia nggak kuatir lagi mau ke Jakarta sendirian. Malam ini Rendy main dalam kamar Vita. Ia menyuruh Vita untuk temui Alfi kerumahnya.
“ Vit kakak dirumah Cuma 2 hari, besok kita sibuk semua, jadi sekarang aja, low kamu pulang dari Jakarta sakit hati kan nggak seru banget.
“ OK, antar kesana kak.”
Merekapun keluar rumah, tapi niat mereka batal ke rumah Alfi karna Alfi sudah nyampai disana bareng Rendra. Vita pun mendekati Alfi. Sedangkan Rendra dan Rendy masuk kedalam rumah.
“ Aku dah siap sekarang, silakan.”
“ Siap ngapain Vit?”
“ Aku tau kakak macari aku karna Cuma sebagai pelampiasan” air matanya Vita mulai meleleh.
“ Kamu tau dari siapa?”
“ Aku dah dengar semuanya waktu aku terakhir kerumah kakak, cewek itu mantan kakak, and kakak pengen balikan sama dia kan? Silakan aja putusin aku.”
“ Jadi kamu dah tau soal itu?”
“ Ya, maaf udah jadi penghalang cinta kakak, sekarang saya siap kakak putuskan.”
“ Emang kamu iklas melakukan semua ini?”
“ Aku udah iklas meskipun perih, mungkin udah suratan aku key gini trus.”
“ Tapi jangan tinggalkan aku Vit, aku nggak mau kamu kemana-mana.”
“ Udahlah kak.”
“ Aku mencintai kamu, kamu nggak dengar semua kejadian itu sampai habis, kami nggak balikan kok karna aku sayang sama kamu Vit, jangan pergi Vit, aku nggak akan bisa jarak jauh sama kamu.”
“ Aku nggak ngerti ucapan kakak.”
“ Kakak tu sayang kamu, kamu orang yang terakhir kakak sayang, Kamu nggak usah pindah kuliah ke Jakarta ya Vit.”
Vita ketawa cekikian
“ Kamu kenapa ketawa?’
“ Siapa yang mau pindah, aku tu ke Jakarta Cuma menyaksikan wisuda kak Rendy.”
“ Jadi kakak dibohongi kakakmu dong”
“ Iya, berarti kita nggak putus kan kak?”
“ Nggak lah, kan Rendra tau semuanya.”
“ Apa?”
Vita lansung masuk kedalam mencari Rendra.
“ Jadi kalian berdua nipu aku ya kak, kakak tau low Alfi tu nggak balikan ma mantannya, ihhhh nyebelin banget sih.” Sambil mencubit kakaknya Rendra
Rendra menahan sakit, karna cubitan Vita sangat sakit sekali.
“ Kakak nggak ikutan ya?” Rendy lari menjauh
“ Nggak ikut apanya” mengejar Rendy
“ Eh ada pa ni? Tanya mamanya yang keluar dari kamar
“ Jadi mama dirumah?” Tanya Vita.
“ Iya, dari tadi mama dirumah, mama disuruh dikamar sama kakak-kakak kamu, katanya biar dapat menantu baru.”
“ Lamar sekarang aja Kak Alfi” Rendy sambi ketawa
“ Tante saya sayang sama anak tante, mau nggak tante ambil saya sebagai menantu tante.”
Semua pada nyorakin Alfi
“ Setuju saja, kan kami dah lama kenal nak Alfi, berpulang sama yang mau dilamar aja, mau apa nggak?”
“ Mau” jawab Vita menunduk malu
Suasana semakin heboh mendengar jawaban Vita
“ Tapi ada syaratnya, Vita mau nikahnya setelah kak Rendra nikah.”
Semua makin heboh kecuali Rendra dan Alfi. Rendra garuk-garuk kepala.
“ Jangan bawa-bawa kakak dong, low mau duluan nggak apa-apa.” Jawab Rendra.
“ Nggak mau,ditunggu pokoknya”
“ Penuhi aja kak” Rendy dengan ketawa
“ Loe pikir gampang syaratnya” Rendra mengusap kepala Rendy
“ Jadi aku harus menungu Rendra dulu donk” Alfi dengan manyun
“ Kan sahabat sejati” jawab Vita sambil ketawa
“ Ternyata kita benar-benar sohib sejati Ndra, masalah nikah aja harus saling menunggu.”
“ Iya, sorry ya, ni karna syarat adikku yang tolol ini.”
Semua yang ada dirumah ketawa senang mendengar semua itu. Bahkan teman-teman Rendy juga nggak tahan menahan tawa. Hubungan mereka semua membaik malam itu juga.Rendra pun berjanji akan cari jodoh secepatnya supaya Alfi tidak kelamaan menunggunya.
TAMAT
Karya : Erna Gusnita
FKIP MATEMATIKA
NB : Low ada kesamaan nama, cerita dan tempat kejadian tolong dimaafkan. Cerita ini hanya fiktif belaka.
Ditaman kampus ada seorang cewek yang sedang nungguin seseorang, ntah siapa orang yang ditunggu. Cewek ini biasa saja, tidak cantik. Tak lama menunggu akhirnya seorang cowok datang. Cowok ini lumayan keren, sepertinya tidak kuper. Cowok itu namanya Dean. Sesampai disana ia lansung membuka suara
“ Maaf telat, tadi lagi belajar baru aja keluar”
“ gak pa-pa, ada apa sih?
“ Sebenarnya kamu tinggal sama siapa sih??
“ Mang kenapa? Ada yang aneh”
“ Nggak ada, pengen dekat aja, tuh mamamu apa nggak sih?
“ Sebenarnya itu mama angkatku, aku diambil dipanti asuhan”
“ Jadi apa yang dibilang anak-anak tu benar., jadi selama ini loe bohong ma gue”
“ Gue nggak pernah niat untuk bohong, dia memang mama angkatku pi ku udah menganggapnya seperti mamaku sendiri, dari kecil beliau menyengolahkan aku sampai aku kuliah begini”
“ Tapi setidaknya kamu jujur dong dari dulu”
“ Apa perlu gue jujur tentang itu, apa salah ku menganggap mama adalah mamaku”
“ Nggak taulah, susah ngomong sama kamu, lebih baik kita putus aja ya”
“ Ya udah low memang itu yang lebih baik untuk kita”
Cewek yang bernama Vita lansung pergi dari tempat duduknya. Ia lansung pulang kerumahnya. Antara kampus dan rumahnya berjarak 5 km. Karna jalan macet, jadi 45 menit kemudian baru sampai dirumah. Sesampai dirumah ia lansung masuk kekamar, ia banting pintu kamar. Mamanya yang melihat kejadian itu lansung menghampiri anaknya. Ia mendapati anaknya sedang menangis dikasur. Ia mendekati anaknya dengan perlahan, dan bertanya:
“ Ada apa nak?”
“ Ma apakah salah low aku tu anak angkat mama”
“ Nggak ada yang salah, memangnya ada apa?”
“ Dean tau low aku bukan anak mama, dia marah-marah dan minta putus”
“ Emang tau darimana dia?”
“ Nggak tau darimana ia tau, pi apakah aku salah low nggak bilang masalah itu, aku dah menganggap mama sebagai mama kandungku sendiri”
“ Kamu nggak salah, mama juga nggak pernah bilang keteman-teman mama kamu anak angkat mama, mungkin dia tidak tulus mencintaimu”
Tiba-tiba
“ Dia kenapa ma? Tanya Rendy kakaknya datang
“ Ini masa gara-gara tau Vita anak angkat lansung diputusin sama Dean” Jawab mamanya
“ Berarti dia tidak tulus mencintaimu, selama pacaran ma kamu dia pernah minta- minta bantu berupa uang”
“ Ada, mang kenapa?”
“ Berarti dia cuma mengharapkan hartamu aja, low besok dia baikan ma kamu coba kamu uji dia”
“ Kakakmu benar tu”
Tak lama kemudian Reni anak kedua dari Subroto masuk kekamarnya. Reni tua tiga tahun dari Rendy. Rendy tua satu tahun dari Vita. Anak pertama dari pasangan Subroto dengan Pratiwi subroto bernama Rendra. Sekarang sudah menjadi guru disalah satu sekolah di Batam. Dulu ia kuliah di UNP jurusan Matematika pendidikan. Ia baru berumur 27 Tahun. Anak kedua yang bernama Reni menjadi dokter di Rumah Sakit Embung Fatimah. Sudah 2 Tahun ia dinas.Kuliah di UNIBA. Sedangkan anak ketiga pasangan ini masih kuliah semester akhir Jurusan kedokteran di UI. Anak terakhir mereka angkat waktu berumur 4 Tahun. Dia adalah Vita. Sekarang masih kuliah semester enam di UNRIKA. Subroto dan istrinya tak pernah pilh kasih pada anak-anaknya. Begitu juga anak-anak Subroto. Vita mereka sayangi seperti adik kandungnya sendiri. Apapun keinginan Vita pasti mereka kabulin. Waktu kecil dulu Rendy rela ngasih sandalnya karna sandal Vita putus waktu main-main dikampung mamanya. Padahal aspal sangat panas sekali. Reni juga begitu, ia selalu membawakan makanan kesukaan adeknya kalau dia lagi pergi kemana-mana. Rendra juga begitu, kalau main sama dia, pasti Vita selalu dia gendong. Ia rela kena hujan asalkan adeknya Vita tidak kena air hujan. Begitu sayangnya mereka pada Vita. Begitu juga Vita, Jika kakak-kakaknya lagi pada keluar kota pasti ia kebingungan mau ngapain. Begitu dekatnya mereka.
Diruang tamu Alfi sedang duduk sambil menonton TV. Alfi anak bungsu dari keluarga Siswanto. Siswanto seorang pengusaha. Dimana-mana ada hotelnya dan 10 restauran. Baik diluar dan di dalam Batam. Siswanto punya 2 anak. Dua-duanya laki-laki. Anak pertama mengurus hotelnya di Jogja. Jadi sekarang tinggal Alfi dan pembantunya dirumah.Papa dan mamanya sedang keluar kota. Alfi benar-benar sedang prustasi tampaknya. Gimana tidak, pacar yang ia sayangi, yang ia rawat meninggalkannya. Dari kuliah sampai bekerja dibiayain sama Alfi. Tapi ceweknya rela meninggalkannya demi cowok lain. Memang cowok itu sekarang pekerjaannya sudah mantap dari Alfi. Alfi waktu itu masih guru honor. Baru setahun ia jadi PNS. Ia belom tertarik untuk menjalani bisnis papanya. Hari-hari setelah ditinggal mantannya yang ada keterpurukan. Sedang asik melamun tiba-tiba Rendra datang.
“ Loe bengong kenapa lagi??”
“ Nggak kenapa-napa, bingung aja”
“ Bingung kenapa? Jangan bilang loe teringat mantan loe”
“ Ya gue nggak habis pikir aja Ndra, bunga yang guue rawat, eh diambil orang”
“ Ya namanya aja nggak jodoh, udahlah lupain dia, kerumah ku yok”
“ Yoklah, ku juga bt dirumah terus”
Jarak rumah Alfi kerumah Rendra menempuh waktu 30 menit. Sesampai dirumah Rendra tak ada satu orangpun yang ada dirumah. Rendra menghampiri pembantunya yang sedang nonton TV diruang tengah. Pembantunya seusia dengan Vita. Keluarga mereka juga menguliahkan dia. Karna dulu ibunya pembantu setia mereka. Namun antara Vita dengan Ica tidak begitu akrab dikampus. Paling cuma tegur sapa pi low dirumah mereka tampak akrab juga.
“ Ca, mama mana?”
“ Dikamar den”
“ Yok lansung kekamarku aja ya Fi”
“ OK”
Mereka berjalan menuju kamar Rendra yang terletak di lantai dua. Kamar Rendra dan Reni bersebelahan. Kamar Rendy juga masih dilantai dua tapi agak terpisah dari kamar mereka berdua. Sedangkan kamar Vita berada dibawa yang tidak jauh dari tangga. Setelah sampai dikamar Rendra turun lagi tapi sendirian tanpa Alfi. Ia menuju kamar Vita. Ia dapati mamanya, dan adik-adiknya berkumpul disana.
“ Ada perkumpulan apa ni ma?”
“ Nggak ada apa-apa, adekmu lagi sedih aja”
“ Biasalah kak low remaja key gini” Reni membuka suara
“ Udahlah adekku sayang, nggak baik berlarut dalam kesedihan ntar tambah jelek, tengok tu tambah jelek aja kan”
“ Kakak” teriak Vita lansung duduk dan mengejar Rendra yang lari kekamarnya
“ Mulai deh” Kata Rendy keluar dari kamar Vita
Vita mengejar Rendra kekamarnya, sampai dikamar Rendra lansung Rendra dipukul dan dicubitnya. Rendra berusaha menahan kesakitan demi adeknya.
“ Udah donk, sakit tau”
“ Biarin nggak peduli”
“ Akrab kali dirimu ma pembantumu Ndra” Alfi membuka suara
Mereka berdua terhenti sambil menatap Alfi.Alfi pun melihat dengan heran.
“ Memang kak Rendra pernah cerita ya, and mang mirip pembantu?”
“ Makanya jangan larut dalm masalah terus, kan jadi jelek jadi dianggap pembantu deh” Rendra ketawa
“ Makasih atas pujiannya”
Vita lansung lari dari kamar Rendra, Rendra lansung mengejarnya. Vita lansung masuk kekamar dan mengunci pintunya. Ia menangis kembali.Rendra kembali kekamarnya dan menemukan Alfi yang sedang menonton film horor.
“ Fi, kamu nggak tau dia ya, lom kenal ya?”
“ Mang kenapa?”
“ Dia bukan pembantu aku, dia adekku yang paling bungsu, yang kami jaga selama ini, dari kecil dia paling istemewah sekali bagi kami.”
“ Adekmu yang mana lagi? Setauku adekmu dari sejak awal kenal Reni dan Rendy, dia nggak ada kemiripan denganmu.”
“ Kamu nggak pernah ketemu dia, memang low adek kakak harus mirip, banyak diluar sana orang adek kakak yang nggak mirip kok”
“ Dia ngambek ya, maafin aku ya.”
“ Dia bentar aja ngambeknya, ntar juga baikan”
Memang begitu dengan Vita, dia terlalu sensitif akhir-akhir ini. Tapi low ngambek dengan kakaknya paling nggak akan lama. Karna dia nggak kan tahan jika hari-harinya tidak dilalui dengan kakak-kakaknya. Vita juga orangnya gampang kasihan, ia paling nggak tegaan. Keadaan ini sering dimanfaatin oleh mama dan kakak-kakaknya. Kalau kakaknya sedang bermasalah maka ia adalah orang yang paling pertama yang membantunya karna kasihan sama kakaknya.Malam ini Alfi menginap dirumahnya Rendra. Ia benar-benar suntuk low dirumah sendirian. Malam ini semua orang sudah ngumpul diruang makan tapi Vita tidak muncul-muncul. Kemana ya?. Ternyata dia masih dalam kamar. Inilah kebiasaan buruk Vita. Orang sibuk mau makan malam dia sibuk mau tidur. Tambah lapar tambah enak tidurnya. Jauh berbedakan jika biasanya orang-orang low udah kenyang baru bisa tidur. Terpaksa mamanya membangunkannya. Tapi kali ini yang membangunkannya Rendy sama Rendra. Mereka masuk kekamar Vita dan mengangkatnya lalu memasukkannya kedalam bak mandi. Vita kaget lansung berteriak.
“ Aahhhhhhhhhhhhhhhhhh”
Semua yang mendengar teriakan itu lansung menuju ke kamar Vita yang nggak terlalu jauh dari ruang makan.
“ Ada apa? Tanya mamanya
“ Kak Rendy jahat baget ma, kan dingin”
“ Siapa suruh tidur jam segini, enak nggak”
“ Ih menyebalkanlah, suka-sukalah mau tidur ato nggak, low lapar makan aja dulu, dah keluar semua ntar lagi ku keluar”
Semua keluar dengan ketawa, tak lama kemudian Vita pun keluar dari kamarnya. Ia menghenyakkan pantatnya dikursi disampingnya Reni dan mamanya. Sedangkan diseberangnya ada Alfi, Rendy dan Rendra. Mereka semua makan tanpa adanya suara yang keluar dari mulut satupun. Selesai makan semua ngumpul didepan TV seperti biasa. Mama dan Papanya duduk diatas sama Vita dan Reni. Sedangkan yang lain duduk dibawah. Seperti biasa semua nonton opera van java. Ini siaran kesukaan semua anggota keluarga ini. Pas lagi iklan, mamanya bertanya pada Rendy;
“ Ndy, kamu kapan ke Jakarta?
“ Mungkin hari Sabtu aja ma, biar minggu bisa istirahat”
“ Ma, Vita ikutlah ma kak Rendy.”
“ Ngapain?? Key nggak ada kerjaan aja” Rendra membantahnya
“ Emang nggak ada kerjaan, bis malas nengok muka orang jelek dirumah ni,low kak Rendy kan lumayanlah”
“ Trus yang paling cakep siapa dong?” Tanya Rendra
“ Yang paling cakep anak mama dan papa adalah Vita, yang kedua Reni, and yang ketiga kak Rendy and yang paling jelek adalah kak Rendra”
“ Yeee keGR-an loe, sejelek apa sih kakakmu ini, padahal banyak yang naksir loh.” Bantah Rendra
“ Kak Ndy antarin ku ke DC mall, ada yang mau dibeli.”
“ Antar sama Kak Rendra ato ma kak Reni aja, kakak mau beres-beres”
“ Duh kakak capek banget sayang” Reni membuka suara
“ Kakak banyak yang mau disiapkan ni, Fi loe sibuk nggak antarin adekku lah.”
“Boleh, kebetulan ku juga ada yang mau dicari.”
“ Makanya belajar bawa mobil, ni penakut banget, masa kemana-mana harus diantar.” Bantah Reni
Vita diam aja sambil berjalan ke kamarnya. Tak lama kemudian dia keluar dari kamarnya membawa sebuah tas kecil. Mereka pergi menggunakan mobilnya Renda. Jarak rumah Vita dengan DC mall tidak terlalu jauh. Diperjalanan mereka hanya diam saja tanpa ada sepatah katapun. Sesampai disana, Vita masuk saja tanpa basa-basi sama Alfi. Alfi mengikuti Vita dari belakang.Ternyata Vita kesana cuma mau beli cosmetik dan farfum ditempat ia biasa beli.Setelah siap membeli farfum,ia mulai membuka suaranya
“ Kak lama dikit nggak apa-apakan?”
“ Nggak masalah, masih jam 9 pun, masih ada yang mau dibeli?
“ Mau liat-liat aja dulu.”
“ Ya udah”
Mereka hanya melihat-lihat saja. Dari tadi tidak ada yang dibelinya. Tanpa disadari Vita ketabrak Dean. Vita tampak kaget, begitu juga dengan Dean.Ketika Dean melihat Alfi, Dean tampak gembira sekali. Ternyata mereka juga kenal satu sama lainnya.
“ Masih langgeng aja ya ma Tita. Kata Alfi membuka suaranya
“ Iya, kemana aja selama ini?” Dean berusaha mengalihkan pembicaraan
“ Kak Vita pergi dulu ya kemobil.” Vita pamitan sama Alfi
“ OK.”
Vita berjalan kearah parkiran dengan kesal. Tak ada sedikitpun senyum diwajahnya. Dimobil ia terpaksa menunggu Alfi dengan sabar. Soalnya sudah 15 menit tapi Alfi lom juga dtang-datang. Tak lama kemudian Alfi muncul berbarengan dengan Dean dan seorang cewek. Wah ternyata mereka berdiri pula didepan mobil untuk ngobrol. Nggak habis-habisnya obrolannya. Tak lama akhirnya Dean menjauh juga dari mobilnya dan Alfi juga masuk ke mobil. Melihat mukanya Vita manyun aja, akhirnya Dean membuka suara;
“ Maaf ya, Kamu kesal ya nunggu kelamaan?”
“ Nggak lah, ku nggak kesal menunggunya pi kesal sama temannya tadi.”
“ Mang kenapa dengan dia? Oya dia kan satu kampus ma loe, nggak kenal ya?
“ Kenal kok, udah lama ya mereka pacaran?”
“ Kenapa mang nya?”
“ Tanya aja sih.”
“ Mereka jadian udah setahun yang lalu.”
“ Tahun lalu?”
“ Iya, kenapa?”
“ Brengsek juga dia ya, padahal dalam waktu itu dia jadian ma gue.”
“ Benaran Loe?”
“ Benar, enam bulan yang lalu gue jadian ma dia, and baru tadi pagi putusnya”
“ Gila juga ya, Rendra tau”
“ Tau, biasa aja dia, udah lupain aja dia, malas bahas dia, makasih ya udah ngantarin gue, met malam.”
Vita pun turun dari mobil dan lansung masuk kedalam kamar.Sesampai dikamar iapun lansung untuk tidur. Lama-kelamaan akhirnya Vita and Alfi mulai dekat. Rendy sudah balik ke Jakarta sedangkan Reni ada urusan ke Surabaya. Papanya sedang pergi ke Padang. Jadi dirumahnya agak sepi. Alfi sering main kerumah Vita. Setiap malam minggu pasti datang kerumahnya untuk menemui Rendra. Kadang mereka berdua pergi and kadang Vita suka ikut karna bingung mau kemana. Jadi dia lebih memilih untuk pergi bersama kakaknya dan Alfi. Dia sama Alfi sudah tidak asing lagi. Mereka sudah seperti adik-kakak. Mereka sudah sering jalan berdua kemana-mana.Tapi Sekarang tampaknya Alfi menghindar dari Vita. Nggak tau apa permasalahannya. Dia nggak pernah lagi muncul dirumahnya Vita. Ditelponpun pasti selalu nggak diangkat. Semenjak Rendra sudah punya pacar malam minggu mereka juga nggak ngumpul lagi. Hari-hari dilewati Vita dengan kesepian, akhirnya bawaannya selalu BT trus.
****
Malam ini Vita dirumah sendirian, tampangnya tampak suntuk banget. Acara di TV nggak ada yang bagus. Diraih HP nya tapi juga nggak ada sms dari siapapun. Dia pun bingung mau sms siapa karna low dia sms sembarang orang ntarnya malah tambah kesal sendiri. Akhirnya ia memutuskan untuk sms Alfi. Tapi sudah 30 menit smsnya juga lom dibalasnya.
“ Sepertinya dia tidak menginginkan kehadiran gue, Ya udahlah lupain aja dia.” Gumamnya dalam hati
“ Tapi kok gue bawaannya kesal aja low dia nggak sms gue, pa gue suka dia, ah nggak lah ngapain juga mikiran orang yang nggak mikiran gue, ngapain gue berharap ma orang yang nggak mengharapkan kehadiran gue, capek berharap terus, mending jalani aja seperti air mengalir.” Gumamnya lagi.
Dia baringkan badannya, dan tak lama kemudian ia ketiduran. Hari ini hari Sabtu, dirumah tak ada satupun orang. Kecuali kakaknya yang sedang tidur. Vita lagi duduk dengan kesal karena tadi tidak sengaja ia melihat pacar kakaknya jalan bermesraan dengan cowok lain. Ia tidurkan badannya disebuah sofa diruang tamu. Tak lama kemudian ada tamu yang datang. Dengan malas Vita membuka pintunya. Betapa kagetnya dia, ternyata yang datang Mey-Mey ceweknya Rendra. Dengan nada tidak suka Mey-Mey bertanya kepada Vita;
“ Mana Rendra?”
“ Tidur, ada perlu apa?” Jawabnya dengan jutek
“ Bukan urusanmu.” Mey-Mey lansung menerobos Vita yang berdiri didepan pintu
Dengan kesal Vita menarik tangan Mey-mey dan Mey-mey mendorongnya kebelakang. Dengan kesal Vita membuka suaranya;
“ Tau sopan santun nggak sih, mau kemana loe?”
“ Eh loe tu disini Cuma anak angkat jadi nggak usah sok deh, kapan aja loe bisa diusir dari sini.”
Vita lansung terhenyak mendengar kata-kata cewek itu.
“ Tega kali kakak ceritain ke dia” gumamnya dalam hati
Vita menarik kembali tangannya dan berkata;
“ Sampai kapanpun aku tak akan pernah meninggalkan rumah ini, karna disini keluargaku, sedangkan kau cewek murahan yang mengincar harta oarang saja, ku tau kamu tidak mencintai kakak saya, pi mencintai propesinya dan hartanya, kalau kamu nekat masuk kekamar kakakku maka ku kan ceritakan kejadian kamu jalan mesra sama cowok tadi.”
“ Jangan coba mengancam gue, low berani loe ngomong key gitu maka nggak segan-segan ku robek-robek mulutmu” ancam Mey-mey
“ Sayang aku tidak takut cewek matre and murahan”
Mey-mey lansung menampar pipi Vita. Vita yang juga emosi tidak terima begitu saja tamparan itu. Iapun membalasnya, pas sedang menampar Mey-mey
“ Vita apa-apaan kamu ni?” bentak Rendra
“ Dia duluan kak” Vita membela diri
“ Bohong yank, dia yang duluan, masa dia bilang aku cewek murahan yang nggak cocok buat kamu, katanya kakaknya hanya untuk dirinya, aku sudah mengingatkan low kalian adik-kakak jadi tidak akan mungkin itu terjadi, dia marah dan menampar aku.” Mey-mey mendekati Rendra
“ Dirumah ini tidak ada kekerasan, jika kamu mau ada kekerasan silakan tinggalkan rumah ini.”
“ Tapi kak dia duluan yang mulai, dia juga udah selingkuhin kakak.”
“ Tega kali dirimu memfitnah aku hanya karna kamu pengen dapatkan cinta kakakmu.”
“ Kamu memang murahan kok”
Dengan amarah Rendra menampar Vita. Vita benar-benar kaget menerima tamparan itu. Baru pertama ini Rendra menamparnya karna ceweknya.
“ Tampar lagi kak, tampar................”
“ Pergi kamu dari rumah ini.”
Dengan kesal Vita lari keluar rumah. Ia tak ada bawa apa-apa, sopirpun tak ada nampak. Terpaksa ia jalan kaki. Tak tau mau kemana yang ia tuju. Air matanya meleleh saja. Benar-benar sudah tak tahan lagi ia menahan air matanya. Ia benar-benar tak menyangka kakaknya berubah dan mengusir dia. Hari sudah larut malam, ia masih duduk dihalte. Tak tau mau kemana ia pergi.Ia duduk aja disana sendirian sambil menangis. Hujan pun turun deras, ada tiga orang cowok berhenti di halte. Ternyata cowok itu Alfi dan teman-temannya.
“ Fi tu kan adeknya Rendra.” Bisik seoarang temannya
“ Iya Fi, dia menangis, apa mungkin mau pulang nggak ada taksi”
Alfipun mendekatinya karna sudah tidak tega melihat mata Vita yang suda bengkak karna menangis.
“ Kamu ngapain disini Vit?” mau diantar pulang?”
Vita hanya diam saja. Melihat Vita diam Alfipun mengeluarkan Hpnya. Ia hendak menelpon Rendra.
“ Nggak usah nelpon Rendra kak, Kak Rendra tlah mengusir aku”
Alfi dan kawan-kawan kaget mendengar hal itu. Hujan telah reda, Alfi tidak mungkin meninggalkan adik temannya disana dalam bahaya. Ditaro tempat teman yang lain tidak memungkinkan karna rata-rata mereka ngekos. Awalnya Vita nggak mau di ajak Alfi. Tapi karna ia takut dihalte sendirian malam-malam terpaksa ia ikut Alfi kerumahnya. Alfipun mengerti makanya ia tak mengantarkan Vita kerumahnya. Sesampai dirumah Alfi Vita nggak bisa tidur. Ia duduk melamun ditaman rumah Alfi padahal diluar sangat dingin karna tadi. Alfi kaget melihat dia masih duduk diluar. Alfipun menghampiri Vita yang duduk ditaman.
“ Kok lom tidur Vit? Kamu tu ada masalah apa sih ma kakak kamu?”
“ Kak Rendra marah karna aku dianggap merusak hubungan dia dengan pacarnya, padahal pacarnya yang cari gara-gara ma aku, pacarnya marah karna saya tau low pacarnya itu jalan ma cowok bermesraan lagi.”
“ Mey-mey selingkuh?”
“ Iya begitu penglihatan aku, dasar cewek murahan .”
“ Lom tentu apa yang kamu lihat itu sama seperti yang kamu pikirkan.”
“ Oh jadi kakak juga nyalain saya juga, ya udah saya pergi aja dari sini” Vita berdiri dari tempat duduknya.
Alfi menahannya
“ Bukan begitu maksud kakak, jangan pergi ntar low kamu kenapa-napa kakak dimarahin kakak kamu.”
“ Dia udah nggak peduli lagi ma aku kok, buktinya aja nyari ku aja nggak.”
“ Sabar ya, Oya maafin kakak soal yang kemaren ya, kakak lagi banyak masalah.”
“ Semua orang terlahir didunia ini pasti mempunyai masalah, terpuruk dalam masalah tidak akan menyelesaikan permasalahan,pi ku rasa orang punya masalah nggak segitunya,masa balas sms satu aja susah, pi tu haknya kakak.”
“ Kamu marah ma aku ya? Maaf deh Vit,maukan maafin kakak?”
“ Aku dah maafin kok, udah lupain aja kak, tidur yok udah jam 3 pagi nih”
“ Yok,”
Merekapun beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju kamar masing-masing untuk tidur. Biasanya Alfi low tidur jam segini, bangunnya pasti jam 12 siang. Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti demi jam akhirnya matahari muncul di ufuk timur.Belom ada yang bangun dirumah itu kecuali pembantunya. Vita masih tertidur lelap, begitu juga Alfi. Jam sudah menunjuk angka 12 siang. Alfi sudah bangun tapi si Vita belum bangun. Nggak ada tanda-tanda Vita sudah bangun. Alfi terpaksa membangunkan Vita karna ditunggu-tunggu belum juga bangun. Alfi membuka pintu kamar Vita. Vita tidak ada ditempat tidurnya, Alfi mencarinya kekamar mandi.Vita tergeletak dilantai kamar mandi.Alfi benar-benar bingung banget melihat keadaan Vita yang pucat. Ia bawa Vita kerumah sakit terdekat.
Rendra sedang dirumah bersama sang pacar. Tak lama kemudian bel rumah berbunyi. Ternyata papa, mama dan Rendy pulang ke Batam. Sesampai dirumah,
“ Dalam rangka apa kamu pulang Ndy?”
“ Perasaan ku nggak enak, kangen Vita, Vita mana? Rendy lansung kekamar Vita.
“ Eh ada nak Mey-mey, dah lama disini? Tanya mamanya
“ Nggak juga tante.”
Tiba-tiba Rendy keluar lagi
“ Vita nggak ada, mana Vita Kak?”
“ Vita pergi dari rumah.” Rendra menjawabnya sambil menunduk
“ Ada apa ini? Tanya mamanya
“ Kak low sampai Vita kenapa-napa, kakak orang yang pertama saya tuntut.” Rendy dengan emosi
Rendra menceritakan apa yang terjadi kepada papa, mama dan Rendy. Mey-mey juga ikut-ikutan menceritakan. Tak lama kemudian telpon rumahnya berdering, karna semua lagi sibuk akhirnya Mey-mey yang agkat.
“ Halo, ini siapa?”
“ Mey-mey ya, ini Alfi.”
“ ya ada apa?”
“ Bilang ke Rendra, Vita dirumah sakit”
“ Maaf salah sambung” Mey-mey menutup teleponnya
“ Siapa yang nelpon Mey? Tanya Rendra
“ Salah sambung” jawab Mey-mey
Tak lama kemudian Hp Rendy berdering, setelah diangkat ternyata Alfi. Rendy kaget banget mendengar Vita dirawat dirumah sakit.Rendy ngasih tau semuanya apa yang ia dengar dari Alfi. Semua keluarga panik termasuk Rendra. Bagaimanapun Vita adek kesayangannya dari Vita kecil. Setelah sampai dirumah sakit ternyata Vita sudah sadarkan diri. Kata dokter Vita hanya kedinginan saja karna badannya diguyur air kelamaan. Vita juga sudah boleh dibawa pulang. Dari tadi ketemu Rendra Vita hanya diam saja. Begitu juga dengan Rendra. Hari- hari dilewati hanya diam saja, tak ada lagi kemana-mana berdua. Biasa seperti orang pacaran saja mereka berdua. Selain dekat sama Rendra sama Rendy Vita juga akrab, tapi karna Rendy jarang dirumah makanya Vita lebih sering dilihat berduaan dengan Rendra. Akhir-akhir ini Vita lebih sering mengurung diri dikamar jika tidak kuliah. Apalagi kalau ada Mey-mey dia paling malas. Kadang low Mey-mey dirumah itu berisik dia pasti hidupin musik keras-keras. Kadang ia pindah kekamar Rendy biar nggak kedengar suara Mey-Mey. Hari ini Vita sedang dikamar Rendy, mereka berdua sedang nonton film taiwan. Keduanya suka nonton film-film taiwan. Sambil nonton Vita juga menceritakan kejadian yang sebenarnya ke Rendy. Tak lama kemudian Rendra masuk;
“ Nggak berhenti-hentinya ya kamu jelekin pacarku” bentak Rendra
“ Kak jangan kakak coba untuk bentak adik saya”
“ Ya adik kamu, tolong di ajarin, saya tidak pernah mengajari adek-adek saya seperti itu”
“ Terserahlah, capek berantem” lanjutnya Rendra
Rendra pergi keluar dari kamar Rendy, tak lama kemudian
“ Boleh gabung nonton nggak?” terdengar suara Alfi dipintu
“ Boleh aja, kok nggak bareng kak Rendra kak?”
“ Malas liat muka ceweknya”
Mereka berdua ketawa mendengar jawaban Alfi. Lama sudah Rendra dan Vita tak bersapaan. Rendy sudah balik ke Jakarta tiga bulan yang lalu. Alfi dan Vita semakin dekat saja. Mereka sering bepergian berdua apalagi kalau malam minggu. Belakangan ini Alfi sepertinya tidak mau jauh-jauh dari Vita. Lama akhirnya dekat akhirnya mereka berdua jadian. Yang duluan nembak adalah Alfi. Memang sebelumnya yang dulu menampakkan sayangnya Vita dengan cara-caranya, tapi Alfi saja yang tak merespon. Malam itu bagitu cerah, banyak bintang yang menghiasi langit.Alfi dan Vita sedang jalan kesebuah pantai yang nggak jauh dari rumah Alfi. Mereka pergi pakai motor mio. Sesampai dipinggir pantai mereka duduk ditempat yang berhadapan lansung dengan laut. Vita tampak senang banget, tapi ia coba untuk biasa-biasa saja biar tidak terlalu kenampakan sama Alfi.Alfi senyum-senyum saja melihat Vita yang selalu salting. Lama sudah saling diam akhirnya Alfi membuka suara; “ Indahkan tempatnya? Aku suka kesini Vit low ada masalah.”
“ Ya, indah.”
“ Vit, ntah kenapa aku selalu kepikiran kamu belakangan ini, dekat kamu bikin nyaman. Jika nggak ketemu kamu sehari rasanya ku merana kali.”
“ Masa sih begitu??”
“ Ya begitulah yang terjadi, kakak sayang sama kamu, kamu mau nggak jadi pacar kakak.”
“ Gimana ya? Sukanya dari segi apa sih, akukan jelek.”
“ Dari sifatmu, bagi kakak cantik itu nggak penting yang penting cantik hatinya.”
“ Ntar kakak berubah pikiran.”
“ Gimana low sambil jadian kita kan bisa masa penjajakan, ntar low jodoh pasti kita ketemu lagi.”
Vita hanya menunduk sambil senyum-senyum malu, Alfi melihat tingkah Vita yang malu-malu gitu.
“ Gimana Vit?”
“ Menurut kakak gimana?”
“ Low senyum malu-malu begitu berarti mau, iya kan?”
“ Gitu ya? Ya sebenarnya Vita juga udah suka kakak sejak lama.”
“ Yang benar ni dek?”
“ Benar kak, pi waktu itu kakak cuekin Vita begitu saja, seperti nggak mau kenal sama Vita.”
“ Bukan begitu sayank, maaf ya waktu itu, berati ma Rendra panggil kakak ipar dong sekarang.”
Vita hanya tertawa-tawa mendengar apa yang diucapkan Alfi. Sudah 1 jam disana akhirnya mereka pulang. Sesampai dirumah Vita ternyata ada Mey-mey duduk diteras. Sebelum melangkahkan kakinya Alfi meraih tangannya Vita. Lalu mendekati Vita sambil berbisik ;
“ Ntar low Mey-mey cari masalah jangan dilayani ya yank.”
“ Nggak boleh gitu jugalah, ntar dia merasa menang sendiri.”
“ Nntuk nggak usah dilayani, nggak ada untungnya bahkan rugi untuk hubungan kamu dengan kakakmu.”
“ Ya dehc kak.”
“ Ya udah masuk sana.”
Vita pun masuk, sedangkan Alfi masih diam ditempat. Setelah Vita masuk kedalam rumah barulah Alfi pulang kerumahnya. Sesampai drumahnya, ia kaget ternyata dirumah ada mantan pacarnya Tiwi. Dia sedang menangis diteras rumahnya Alfi. Ntah apa yang terjadi dengan dirinya sampai ia menangis seperti itu. Alfipun mendekatinya dengan perlahan,
“ Kamu kenapa Wi?”
Tiwi lansung memeluk tubuh Alfi,Alfi tambah kaget,
“ Kamu kenapa?”
“ Suamiku selingkuh dengan perempuan lain, trus setelah itu dia sering pukul aku low ku bilang low dia selingkuh.”
“ Trus sekarang suamimu tau kamu kesini?”
“ Nggak, dia mana peduli sama aku, aku takut pulang Fi.”
“ Ya aku harus key mana, ntar oarng bilang aku pengganggu pula.”
“ Nggak lah, aku mohon tolong izinkan aku nginap disini.”
“Oklah, pi tunggu dulu ya, aku minta izin ma ortu dulu soalnya ortu sudah dirumah.”
Alfipun masuk kerumahnya dan lansung menuju kamar ortunya karna jam 10 malam biasanya ortunya udah tidur karna besok ada aktifitas lain. Diketoknya pintu kamar ortunya. Tak lama kemudian keluar mamanya dan disusul papanya.
“ Ada apa lagi Fi?” tanya mamanya
“ Gini ma, pa, didepan ada Tiwi disini, dia ada masalah dengan suaminya,boleh nggak dia nginap disini ma, pa?
“ Gila kamu, dia itu udah menghianati kamu” jawab papanya
“ Bunga yang kamu tanam, yang kamu rawat diambil orang, sudah susah-susah kamu rawat pi dia berpaling dari kamu, sekarang dia datang lagi, nggak boleh.”
“ Ma, pa, untuk sementara aja, kasihan dia ma.”
“ Dia aja nggak kasihan sama kamu.” Bantah mamanya
“ Ma nggak baik dendam, yang lau biarlah berlalu.”
“ Terserah kamu ajalah, toh ntar low kamu sakit hati jangan terpuruk lagi.” Kata papanya
Alfi pun menemui Tiwi dan mengajaknya masuk. Tiwi diantar kekamar tamu. Tiwi belom berhenti menangis dari tadi. Alfi jadi nggak tega ninggalinnya sendiri. Apalagi Alfi masih lom bisa melupakan Tiwi sepenuhnya. Dihatinya masih ada cinta untuk Tiwi meskipun dia sudah jadian sama Vita. Setelah Tiwi udah mendingan Alfi meninggalkannya. Jarum jam selalu berputar, Tiwi sudah sebulan tinggal dirumah Alfi. Kesmpatan berdua sering mereka lewati seperti dulu lagi. Siang yang cerah banget Alfi sudah pulang dari sekolah, ia tidak kemana-mana karna dirumah masih mau nemani Tiwi. Tak disangka-sangka ternyata Vita datang kerumahnya. Ntah dalam rangka apa, Vita datang kerumahnya.
“ Vit ada apa ya?”
“ Emang nggak boleh datang kesini ya?”
“ Boleh donk yank, masa nggak ada tujuan lain kesini sih?”
“ Kangen aja.”
“ Kan baru semalam ketemu.”
Tiba-tiba Tiwi keluar,
“ Saudaranya ya?”
“ Iya, kita pergi yok jalan-jalan kemana gitu.”
“ Nggak bisa kak, ada tugas banyak dari kampus, kesini mampir bentar aja karna dekat dari kampus, ni juga mau pulang.”
“ Ohw gitu, hati-hati aja ya,”
Vita lansung meninggalkan rumahnya Alfi, ia tampaknya buru-buru banget.
Alfi pun duduk di ruang tamu sambil nonton. Tak lama kemudian Tiwi pun menghampinya dan duduk disebelahnya.
“ Fi sepertinya aku lom bisa pulang hari ini, aku masih takut.”
“ Nggak apa-apa, sampai kapanpun nggak apa-apa.”
“ Makasih banget ya, keynya ku mau cerai aja sama suamiku Fi.”
“ Kamu serius, apa nggak ada penyelesaian dengan cara lain.”
“ Aku sudah nggak tahan ma dia, makasih ya kamu masih baik ma aku.”
“ Ya sama-sama, udah makan lom?”
“ Kamu masih perhatian sama aku ya, maafin aku ya.”
“ Ya aku dah maafin kok, ku mang nggak bisa nggak peduli ma kamu.”
“ Makasih ya kamu masih sayang ma aku, trus yang tadi siapa?”
“ Dia pacarku Wi, ku jadian ma dia untuk melupakan kamu.”
“ Setelah ku cerai kamu mau kan kita balikan lagi?”
“ Ku akui mang ku masih sayang sama kamu...................” kata-katanya terputus karna ada suara benda jatuh.
Alfi menengoknya keluar ternyata ada kucing yang tak jauh dari vas bunga. Setelah itu dia masuk lagi kedalam. Pembicaraan mereka Cuma sampai disitu karna mama Alfi minta diantar Alfi ke mall.
Malam yang begitu dingin, diruang tamu ada Rendra and mamanya sedang nonton. Papanya masih lom pulang.Vita masih dikamar nggak keluar-keluar dari tadi siang.”
“ Ndra kamu masih berantem ma adek kamu?”
“ Biarin aja ma, biar dia bisa lebih dewasa.”
“ Sepertinya adikmu lagi ada yang nggak bisa ia selesaikan low ia sudah nggak keluar kamar.”
“ Iya ma, ntar aku samperin.”
Rendrapun melangkah kekamarnya, tiba ada bel yang bunyi. Ia tidak jadi kekamar Vita. Ternyata tamunya Alfi.
“ Hey sob, pa kabarnya?” tanya Rendra
“ Baik aja, kabarmu gimana?”
“ Baik juga, yok masuk.”
Alfipun masuk, diruang TV biasanya ia melihat Vita tapi malam ini ia tak menemukan Vita.
“ Mungkin ia ngerjain tugas “ pikirnya
Alfi dan Rendra memang lom bisa terpisahkan. Mereka berteman dari awal kuliah. Awalnya mereka berteman hanya karna merasa berasal dari Batam. Tapi tambah lama mereka tambah akrab saja karna adanya kecocokan antara mereka. Sampai sekarangpun mereka masih bersama-sama. Sudah lama Alfi tidak jumpa dengan Vita, dia kerumahnya juga nggak ada. Mampir kerumah Alfi juga nggak ada.Hujan deras sekali siang ini, Alfi dan Tiwi jalan bareng ke mall. Sebenarnya bukan jalan tapi ada keperluan disana. Tak sengaja ketemu Vita disana yang juga sama kakaknya Reni. Alfi pun senyum ke Vita, tapi Vita cuek aja. Malahan dia lanjut aja jalan tanpa menghiraukan Alfi. Alfi mengejarnya dan meraih tangannya,
“ Kamu kenapa sih?”
“ Nggak ada apa-apa, ku lom siap aja mendengar semuanya,ntar aja pas pesta kakakku.”
Vita pergi begitu saja meninggalkan Alfi. Alfi tambah kebingungan melihat perubahan sikap Vita. Esok malamnya ada pesta pernikahan dirumahnya Vita. Pesta pernikahan Reni menikah dengan seorang dokter juga.Sebenarnya akad nikahnya kemaren dan pestanya dari pagi sampai malam. Karna juga bertepatan dengan ulta Rendra yang ke 28. Vita Cuma tampak sebantar-bentar aja. Dia lebih lama dikamar daripada diluar. Rendra diluar sedang bersama teman-temannya. Mey-mey datang menghampirinya;
“ Kita kapan menyusul yank”
“ Ntar dulu pikirin tu ya, Vita ma kamu aja lom baikan.”
“ Kok key gitu, apa hubungannya?”
“ Kamu tanya hubungannya, kamu tau nggak dia tu adek bungsuku, adek kesanganku, adek kesayangan semuanya.”
“ Low adek kesayangan kenapa dia nggak bantuin, ni capek tau jadi pagar ayunya”
“ Mang dia kemana?”
“ Dikamar aja dari tadi”
Rendrapun menghampiri kamarnya Vita. Ia melihat Vita tidur dikasurnya masih pake kebaya. Rendra lansung menariknya,
“ Kamu jangan kelewatan ya, ini masih pesta kakakmu, kamu masih enak-enak tidur disini, nggak bantuin sama sekali.”
“ Ya, maaf.” Vita pun keluar
Rendra menahannya
“ Kamu tuh sekarang makin lama makin menjadi-jadi ya, nggak ada sopannya.”
Vita diam aja sambil menunduk, tiba-tiba ia ambruk di lantai. Rendra panik seketika tapi Rendy datang membawa Reni dan mamanya. Karna Reni seorang dokter terpaksa Reni yang menanganinya secara lansung. Rendy dengan emosi berkata;
“ Kakak ni apa-apaan sih, ngomong key gitu ma Vita”
“ Nggak usah kamu belain dia, bukan bantu pi malah tidur.”
“ Aku yang nyuruh dia tidur, low terjadi apa-apa kakak harus tanggung jawab”
“ Apa-apaan kamu nih, udah merasa kegedean”
“ Udah-udah, ngpain kalian bertengkar karna anak angkat itu sih, toh juga bukan adek kandung kalian.” Mey-mey berusaha menenangkan mereka berdua
“ Dengar ya kamu, dia itu adek ku, nggak ada yang bisa menggantikan posisi dia, kakak yang cerita ma dia ya, brengsek juga kakak ya” Rendy dengan emosi.
“ Aku nggak pernah bilang kamu ya, jadi selama ini Vita benar, kamu yang cari gara-gara sama dia, sekarang juga kita putus.”
“ Kakak aja yang begok masa lebih milih dia daripada adiknya sendiri .”
“ Pergi sekarang kamu Mey-mey.”
Rendrapun masuk kedalam kamar Vita, ia mendekati Vita dan memegang tangannya. Tak lama kemudian Alfipun datang kekamarny a berdua dengan Tiwi. Rendra nggak ada menaroh rasa curiga apa-apa. Ia tau low Alfi sudah menjadi pacar adiknya dan ia juga tau low Tiwi mantan pacar Alfi.
“ Vit bangun, ni kakak sayang.”
Vita pun membuka matanya. Dengan senang hati Rendra lansung berkata;
“ Sayang maafin kakak ya.”
“ Ya kakak, jangan tinggalin Vita lagi ya kakak.”
“ Kakak tidak akan pernah meninggalkan kamu lagi sayang.”
Vita memeluk Rendra, lalu tiba-tiba Rendy berkata;
“ Masa Cuma kak Rendra yang dipeluk, kakak juga mau donk.”
Vita dan Rendra senyum lalu mereka memeluk Rendy. Pesta masih berlanjut, diluar masih banyak tamu. Vita hanya dikamar saja karna ia malas bertemu dengan Alfi.Pestapun selesai, semua pada pulang dan tidur karna sudah malam. Hari demi hari dilewati Vita bersama kakak-kakaknya. Meskipun Rendy sudah balik ke Jakarta. Tapi sekarang ia sudah nggak sepi lagi karna Rendra sudah seperti dulu sama dia. Sabtu siang yang cerah, Vita dan Rendra mau jalan berdua kesebuah mall. Sebelumnya Rendra jemput Vita kekampusnya keberulan Vita ada kuliah. Sesampai di depan gerbang kampus Rendra kaget melihat Vita didorong-dorong sama Mey-mey dan temannya. Dengan cepat Rendra menghampiri mereka.
“ Apa-apaan nih, kamu nggak apa-apa sayang?” tanya Rendra pada Vita
“ Sekali lagi kalian ganggu adik saya, saya akan hajar kalian berdua.”
“ Adik loe? Bukannya adik angkat.”
“ Siapa bilang adik angkat, dia adik kandung saya, jadi nggak usah sok tau deh.”
“ Meskipun dia adek kandungmu, masa loe lebih milih adik loe daripada pacarmu.”
“ Ya saya lebih milih adik saya, kenapa?”
“ Ya udah nikahi aja adekmu.” Kata teman Mey-mey sambil ketawa.
“ Nggak ada yang lucu ya, saya memilih adik saya karna cewek yang ku belain tu nggak ada baiknya.”
“ Nggak ada baiknya, maksudnya?”
“ Masa baru jadi pacar aja dia udah berani memecah belahkan keluarga saya, masa dia berani mengadu domba saya sama adik saya, gimana saya memilih dia.”
“ Masa iya?”
“ Ya begitulah.”
Rendra dan Vita meninggalkan mereka dengan senyum-senyum. Mereka melanjutkan perjalanan ke DC mall. Rendra mau beliin Vita baju dan apapun yang Vita mau untuk menebus kesalahannya pada adiknya. Vita kalau bersama Rendra manjanya makin menjadi-jadi karna Rendra adalah orang yang paling memanjakannya bahkan melebihi papa dan mamanya. Papa dan mamanya tidak terlalu memanjakan anak-anaknya. Kalau bersama Rendy, Vita juga akrab karna umurnya tidak jauh beda. Kadang mereka sering juga berantam, tapi paling cuma sebentar karna mereka tidak bisa berantam lama-lama. Meskipun sering berantem Rendy sangat menyayangi Vita melebihi apapun. Intinya semua menyayangi Vita. Reni juga begitu, dia rela memberikan barang ia sayangi ke Vita. Vita sedang menikmati belanjanya bersama Rendra.
“ Kak ini bagus loh buat kakak.” Vita menunjuk sebuah baju cewek yang seksi banget.
“ Eh kurang ajar ya.” Rendra mengejar Vita yang berusaha lari dari Rendra.
Tak disengaja Vita menabrak seseorang, orang itu tak lain adalah Dean.
“ Maaf nggak sengaja.”
“ Ya nggak apa-apa, kamu dah putus ma kak Alfi ya? Cari yang baru dong, masa kalah trus.”
Rendra pun sampai ditempat Vita,
“ Ni pacar baruku.” Vita memeluk Rendra.
Dean dan Rendra ketawa cekikian.
“ Jangan-jangan Dean kenal kak Rendra.” Pikir Vita
“ Kenapa ketawa?” tanya Vita
“ Dia tu udah kenal kakak dari sebelum kamu pacaran ma dia.’ jawab kakaknya tambah ketawa.
“ Kamu tuh gengsinya lom hilang-hilangnya ya.” Dean mengusap kepalanya sambil senyum-senyum.
“ Ya udah bareng kami aja belanjanya Yan” ajak Rendra.
Deanpun setuju dengan ajakan Rendra. Dilantai dua mereka bertemu dengan Alfi dan Tiwi. Sepertinya mereka juga belanja banyak. Rendrapun menegurnya;
“ Disini juga bro?”
“ Iya,” jawab Alfi sambil senyum
“ Yan temani ku kesana donk, kakak ngobrol aja dulu ya.”
Vita pun menarik tangannya Dean. Alfi hanya bisa melihat kejadian itu. Karna ia tau pasti Vita menjauhinya. Setelah 15 menit jalan berdua dengan Dean akhirnya Vita mendekati Kakaknya karna ia melihat Alfi sudah pergi dari kakaknya.
“ Kak pulang yok.”
“ Ye setelah misinya selesai ku ditinggal nih.”
Vita hanya diam dan menarik tangan kakaknya.
“ Sory ya Yan,” Rendra melambaikan tangan kirinya
Mereka berdua pulang kerumahnya. Vita tampak kesal sekali hari ini. Ntah kesal sama Dean ntah sama Alfi. Dimobil mukanya manyun aja. Tak ada satupun senyum yang menghiasi wajahnya. Rendrapun bertanya;
“ Kamu ada masalah apa dengan Alfi?”
“ Nggak ada apa-apa kak.”
“ Kok gitu mukanya? Ato masih kesal ma Dean?”
“ Dean sudah ku maafkan, kami sudah biasa-biasa aja, masa kakak nggak tau sih?”
“ Tau apanya sayang?”
“ Jadi Alfi nggak cerita ma kakak ya, mantannya minta balikan ma dia, dia tu macari Vita karna pengen lupain mantannya, mantannya minta balikan ma dia, dan Alfi bilang dia memang masih mencintai mantannya, otomatis dia ketemu aku pengen minta putus, ku lom siap diputusin dia kak.”
“ Kok Alfi nggak cerita ya, dia memang mencintai mantannya melebihi apapun.”
“ Jadi Vita harus key mana kak?”
“ Ya terima aja semua dengan lapang dada.”
“ Kenapa Vita terjebak cinta key gini kak?”
“ Udah mendingan kamu temuin dia, nggak baik menggantung hubungan orang lain.”
“ Kak, kak Rendy minggu depan wisudah kan? Vita mau ke Jakarta aja ah.”
“ Kak Rendy kan nggak jadi pulang, mama ma papa kan dari Surabaya lansung aja ke Jakarta, jadi pergi ma siapa?”
“ Sendirian aja, suntuk banget disini.”
“ Mang berani? Jangan menghindar dari masalah ya, low Kakak nggak sibuk kakak akan antar kamu ke Jakarta.”
Pembicaraan mereka terpotong sampai disitu karna keduanya sudah sampai dirumah. Rumah tidak sesepi seperti biasa, ternyata Rendy pulang kerumah bawa teman-teman kuliahnya. Lumayan menghibur Vita, dan Vita tampak senang karna ia nggak kuatir lagi mau ke Jakarta sendirian. Malam ini Rendy main dalam kamar Vita. Ia menyuruh Vita untuk temui Alfi kerumahnya.
“ Vit kakak dirumah Cuma 2 hari, besok kita sibuk semua, jadi sekarang aja, low kamu pulang dari Jakarta sakit hati kan nggak seru banget.
“ OK, antar kesana kak.”
Merekapun keluar rumah, tapi niat mereka batal ke rumah Alfi karna Alfi sudah nyampai disana bareng Rendra. Vita pun mendekati Alfi. Sedangkan Rendra dan Rendy masuk kedalam rumah.
“ Aku dah siap sekarang, silakan.”
“ Siap ngapain Vit?”
“ Aku tau kakak macari aku karna Cuma sebagai pelampiasan” air matanya Vita mulai meleleh.
“ Kamu tau dari siapa?”
“ Aku dah dengar semuanya waktu aku terakhir kerumah kakak, cewek itu mantan kakak, and kakak pengen balikan sama dia kan? Silakan aja putusin aku.”
“ Jadi kamu dah tau soal itu?”
“ Ya, maaf udah jadi penghalang cinta kakak, sekarang saya siap kakak putuskan.”
“ Emang kamu iklas melakukan semua ini?”
“ Aku udah iklas meskipun perih, mungkin udah suratan aku key gini trus.”
“ Tapi jangan tinggalkan aku Vit, aku nggak mau kamu kemana-mana.”
“ Udahlah kak.”
“ Aku mencintai kamu, kamu nggak dengar semua kejadian itu sampai habis, kami nggak balikan kok karna aku sayang sama kamu Vit, jangan pergi Vit, aku nggak akan bisa jarak jauh sama kamu.”
“ Aku nggak ngerti ucapan kakak.”
“ Kakak tu sayang kamu, kamu orang yang terakhir kakak sayang, Kamu nggak usah pindah kuliah ke Jakarta ya Vit.”
Vita ketawa cekikian
“ Kamu kenapa ketawa?’
“ Siapa yang mau pindah, aku tu ke Jakarta Cuma menyaksikan wisuda kak Rendy.”
“ Jadi kakak dibohongi kakakmu dong”
“ Iya, berarti kita nggak putus kan kak?”
“ Nggak lah, kan Rendra tau semuanya.”
“ Apa?”
Vita lansung masuk kedalam mencari Rendra.
“ Jadi kalian berdua nipu aku ya kak, kakak tau low Alfi tu nggak balikan ma mantannya, ihhhh nyebelin banget sih.” Sambil mencubit kakaknya Rendra
Rendra menahan sakit, karna cubitan Vita sangat sakit sekali.
“ Kakak nggak ikutan ya?” Rendy lari menjauh
“ Nggak ikut apanya” mengejar Rendy
“ Eh ada pa ni? Tanya mamanya yang keluar dari kamar
“ Jadi mama dirumah?” Tanya Vita.
“ Iya, dari tadi mama dirumah, mama disuruh dikamar sama kakak-kakak kamu, katanya biar dapat menantu baru.”
“ Lamar sekarang aja Kak Alfi” Rendy sambi ketawa
“ Tante saya sayang sama anak tante, mau nggak tante ambil saya sebagai menantu tante.”
Semua pada nyorakin Alfi
“ Setuju saja, kan kami dah lama kenal nak Alfi, berpulang sama yang mau dilamar aja, mau apa nggak?”
“ Mau” jawab Vita menunduk malu
Suasana semakin heboh mendengar jawaban Vita
“ Tapi ada syaratnya, Vita mau nikahnya setelah kak Rendra nikah.”
Semua makin heboh kecuali Rendra dan Alfi. Rendra garuk-garuk kepala.
“ Jangan bawa-bawa kakak dong, low mau duluan nggak apa-apa.” Jawab Rendra.
“ Nggak mau,ditunggu pokoknya”
“ Penuhi aja kak” Rendy dengan ketawa
“ Loe pikir gampang syaratnya” Rendra mengusap kepala Rendy
“ Jadi aku harus menungu Rendra dulu donk” Alfi dengan manyun
“ Kan sahabat sejati” jawab Vita sambil ketawa
“ Ternyata kita benar-benar sohib sejati Ndra, masalah nikah aja harus saling menunggu.”
“ Iya, sorry ya, ni karna syarat adikku yang tolol ini.”
Semua yang ada dirumah ketawa senang mendengar semua itu. Bahkan teman-teman Rendy juga nggak tahan menahan tawa. Hubungan mereka semua membaik malam itu juga.Rendra pun berjanji akan cari jodoh secepatnya supaya Alfi tidak kelamaan menunggunya.
TAMAT
Karya : Erna Gusnita
FKIP MATEMATIKA
NB : Low ada kesamaan nama, cerita dan tempat kejadian tolong dimaafkan. Cerita ini hanya fiktif belaka.
Baca Juga Cerpen Cinta atau Cerpen tentang Cinta yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar