Jumat, 14 September 2012

Cerpen Cinta - Indah Pada Waktunya

INDAH PADA WAKTUNYA
Karya Devi Khairun Nisa

Ada sejuta cerita tentang cinta. Kisah itu tak kan pernah habis, tak kan pernah bosan di dengar jaman. Tidak. Tidak akan pernah. Sesakit apapun cerita itu, kisahnya kan tetap dikenang. Seperih apapun luka yang di lukisnya, tetap ada secercah bahagia yang membingkai.

Jangan. Jangan menghakimi cinta itu atas pedih yang ia timbulkan. Karna ia tidak akan pernah sanggup untuk melukai tuannya. Ia tidak akan pernah tega. Tapi lihatlah apa yang ia bawa di baliknya. Karna itulah yang akan membuatmu sadar bahwa kamu telah belajar banyak dari anugerah yang diciptakan –NYA.


Sempat tak ada lagi kesempatan untuk bisa bersamamu
Kini ku tau bagaimana cara untuk dapat terus denganmu
“ ENGGAAAAAAKKKK!!!!! ITU GAK MUNGKIN..!!” gadis itu histeris setelah sadar dari pingsannya. “Bunda, Tara mau ketemu Titan. Titan gak mungkin meninggal Bunda. Titan masih hidup. Tolong antarkan Tara ke kamar Titan. Tara mohon Bunda… Tara mohon…”
“ Sayang.. kamu harus terima apa yg dikatakan dokter kalau Titan udah meninggal. Kecelakaan yg kalian alami membuat Titan kehilangan banyak darah dan dia terlambat mendapatkan stok darah yg di butuhkannya. Kamu harus ikhlas Tara..”. wanita tengah baya itu memeluk putrinya yang menangis histeris mendengar kekasihnya tak akan pernah lagi ada disisinya.
“ Demi Tuhan Bunda, jangan pernah bilang kalau Titan uda meninggal. Titan gak mungkin ninggalin Tara. Dokter pasti salah, Titan pasti baik-baik aja Bunda. Dia pasti masih hidup…”. Namun, Tara yang masih belum bias menerima kenyataan terus meronta ronta di pelukan bundanya hingga seorang suster dating dan menyuntikkan obat penenang ke infusnya.
“ Istighfar Tara. Kamu gak boleh seperti ini. Kamu harus tegar sayang..”
“Bunda… tara gak mau kehilangan titan..”. suaranya melemah. Perlahan ia mulai tidak sadarkan diri dan terlelap tenang dalam mayanya.

Bahkan takdir pun tidak berhak dipersalahkan. Tidak. Takdir memang tidak bersalah. Menerima dan menyadari inilah Skenario kehidupan memanglah sulit. Tapi percayalah, Tuhan tidak pernah meninggalkan umatnya sendirian.

Bawalah pergi Cintaku, ajak kemana pun kau mau.
Jadikan temanmu, temanmu yang paling kau cinta
*****

Prahara. Kata itu tidak akan pernah alfa ditengah tengah kebahagian cinta. Ditengah tengah cerita indah cinta. Tidak akan pernah. Ia bagaikan permata hitam di tengah tengah mutiara yang putih. Namun percayalah, kehadirannya justru menjadikan kisah cinta ini menjadi semakin sempurna. Menjadikan cerita cinta ini jauh lebih layak untuk dikenang. Menjadikan kita belajar mana yang layak dipertahankan dan mana yang lebih baik dilepas. Menjadikan kita belajar makna kasih sayang yang sebenarnya. Menjadikan kita lebih meghargai arti dia disisi kita. Prahara.. tidaklah sekejam apa yang selama ini kita bayangkan. Selalu terselip keindahan dibalik perih Cinta..
Demi cinta ku pergi, tinggalkanmu, relakanmu
Untuk cinta tak pernah ku sesali saat ini
Ku alami, ku lewati

“ Mas, maafin aku..” ucap Nana disela sela tangisnya.
“ Na, ini bukan salah mu. Mungkin memang lebih baik aku melepasmu” tutur laki laki itu dengan tatapan getir dari matanya.
“ Tapi aku masih mencintaimu, Mas..”
“ dan kamu juga mencintainya kan? “

Pertanyaan itu terdengar seperti pernyataan di telinga Nana. Sungguh.. ia tidak pernah menyangka kehadiran Raihan selama ini mengundang cerita cinta yang lain di hidupnya. Ia memang masih mencintai Adit, namun ia juga terlanjur mencintai Raihan.
“Nana..” panggil Adit sambil menggenggam tangan Gadisnya yang menangis tertunduk.
“mas.. aku benar benar minta maaf. Tidak seharusnya aku menghianati kepercayaanmu. Seharusnya aku memberikan pengertian pada...”
penjelasan Nana dipotong oleh Adit “Sudahlah. Aku mengerti. Aku cukup mengerti posisimu saat itu. Salah ku juga karna tidak pernah memberi kepastian padamu”
“ aku masih mencintaimu mas.. aku.. aku..”
“Nana, percayalah aku pun begitu. Tapi aku tidak akan pernah membuatmu memilih antara aku dan orang tua mu. Itu tidak mungkin.”
“kita bias bicara dengan orang tua ku mas. Belum terlambat. Aku juga pasti bias melupakan Raihan dan mencintaimu seutuhnya seperti dulu. Kita mulai semuanya dari awal mas..” pinta Nana sembari menggenggam tangan Adit.
“Tidak Na. kalau kita melakukan hal itu, kamu tidak hanya melukai perasaan laki laki itu dan keluarganya, tapi juga melukai perasaan orang tuamu. Sudahlah. Biarkan aku yang mengalah.” Jelas Adit
“…” Nana hanya diam mendengar penjelasan Adit. Ia benar. Adit benar. Akan banyak orang yang tersakiti jika perjodohan ini dibatalkan. Terlebih lagi kedua orang tua Nana. Ia tidak akan pernah sanggup menanggung rasa bersalah ini.
“Nana..” adit menyentuh dagu Gadisnya yang tertunduk dengan air mata yang menganak sungai. “ Percayalah, aku melakukan semua ini karna aku sangat menyayangimu. Aku tidak akan berbohong bahwa aku tidak tersakiti melihat gadis yang ku cintai menikah dengan orang lain, tapi, jika aku menemukan Gadis yang ku cintai ini tersakiti bila disisiku, itu akan jauh menyakitiku. Jadi ku mohon, lepaskanlah cintamu untukku dan berbahagialah dengannya. Aku akan selalu berdoa agar kamu bahagia selamanya.”
Tangis nana semakin pecah dalam pelukan sesorang yang sudah 3 tahun ini menguasai hatinya. Gemuruh penyesalan, kerinduan dan besarnya rasa cinta di dadanya membuncah mencapai titik tertinggi. Tak satu katapun yang mampu ia ucapkan. Namun yang ia yakini bahwa saat ini ia hanya ingin menangis sepuasnya untuk yang terakhir kalinya dalam pelukan Adit.
Karena cinta ku ikhlaskan segalanya kepadaNya
Untuk cinta tak pernah kusesali saat ini
Ku alami, ku lewati
*****

Terkadang mata yang begitu jelas membedakan sejuta warna di dunia ini masih buta akan hadirnya cinta yang sesungguhnya dalam hidup. Terabaikan atau malah mengabaikannya yang dengan begitu jelas menyapa dengan lembut hanya demi obsesi lain dari cita cinta dalam diri.
Angkuh. Terkadang diri ini begitu angkuh hingga menyakiti indahnya cinta yang tak terucap hanya demi cinta impian dalam angan. Mengabaikan kebenaran dibalik cinta yang berusaha kita genggam namun tanpa sadar justru cinta itu hilang secepat kita berusaha untuk menggenggamnya lebih erat.
Tapi mata masih juga tak mampu melihatnya dengan jelas. Tak lagi mampu membedakan mana fatamorgana dan mana kenyataan. Bahkan diri ini belum juga sadar dari keangkuhannya. Padahal cinta itu dengan jelas memberikanmu udara untukmu bertahan hidup, sedangkan obsesi cinta dalam genggamanmu memberi racun untuk kau minum.

tak pernah aku membayangkannya
bila insan sedang patah hati
namun kini ku rasakan sesungguhnya..

“Mario mutusin aku, Rav..”ucap Sarah lirih

Rava yang mendengar pengakuan Sarah hanya bias berpaling menatap wajah sahabat sekaligus gadisnya. Ia bias menebak hal ini akan terjadi. Dan sekarang ia tidak tega melihat sarah terpuruk seperti ini. Tertunduk dengan mata yang mulai berkaca kaca.
“kamu.. gak pa-pa kan, Sar..?” itulah yang mampu Rava ucapkan
Sarah mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Rava dan tersenyum getir. “ kamu bener Rav. Mario itu bajingan. Dia gak pantas mendapatkan saying dan perhatianku. Kamu tau gak, apa yang dia katakana padaku saat itu?”
“sudahlah Sarah. Gak usah diceritakan..” ucap rava yang tidak sanggup melihat wajah gadisnya yang tersakiti oleh cinta.
“ Tapi aku ingin menceritakannya Rav. Ku mohon, dengarlah..” pinta sarah
Rava hanya menghembuskan nafas panjang mendengar permintaan Sarah.
“Dia bilang. Dia udah bosan pacaran dengan aku. Katanya pacaran sama aku kayak pacaran sama anak kecil. Harus pulang kerumah sebelum jam 5 sore. Gak bisa diajak jalan malam. Ngebosenin. Semuanya serba di atur. Dan dia bilang..” suaranya terhenti karena air mata yang sedari tadi ia tahan mulai turun.
“Sarah..”
Sarah tersenyum getir sembari melanjutkan ucapannya yang terhenti. “ dia bilang selama ini dia pacaran sama aku hanya sekedar membayar rasa penasarannya berpacaran dengan anak rumahan..” akhirnya tangis sarah pun pecah. Akhirnya gadis itu menunjukkan sekeping hatinya yang telah hancur dibalik senyum tegarnya tadi.

Rava menarik lembut sarah dalam pelukannya dan membiarkan gadis itu menangis di pundaknya. Gadis yang dengan sepenuh hatinya ia sayangi. Gadis yang selalu ia jaga dan demi melihatnya bahagia ia merelakan sekeping hati yang ia punya remuk menjadi serpihan. Namun kini, gadis itu justru menangis menangisi seseorang yang tidak pantas untuk ditangisi.
“Mario..!! aku akan memberikan pelajaran untuk dia..!!” ucap Rava dengan penuh amarah.
“enggak.. kamu gak boleh melukainya Rav.. aku gak akan mengijinkanmu untuk melukainya..” sela Sarah sambil melepaskan pelukannya.
“kenapa?!! Sarah, dia udah nyakitin kamu. Tapi kamu masih juga membelanya??!!

Dia gak pantas buat kamu bela..!!”
“tapi aku mencintainya Rav. Dia cinta pertamaku.. aku gak mau kamu menyakitinya” ucap sarah lagi
“Omong kosong dengan cinta pertama. Dia udah buat kamu nangis kayak gini dan aku gak akan tinggal diam..!!” Rava berdiri. emosi rava semakin meledak mendengar pembelaan sarah terhdap Mario.
“Rava ku mohon..” pinta sarah sambil berdiri dan memeluk Rava. “ tinggallah. Aku lebih membutuhkanmu disini bersamaku sekarang dari pada kamu pergi untuk memberi pelajaran pada Mario. Mengertilah Rava. Ku mohon. Demi aku..”

Hati rava luluh mendengar permintaan gadisnya. Ia membalas pelukan itu dan membelai lembut rambut hitam sarah yang tergerai sebahu.
“ aku selalu disini Sar. Aku akan tetap disisimu. Aku gak akan pergi kemanapun. Aku akan selalu menjagamu. Menangislah sepuasnya. Menangislah jika itu bisa membuatmu labih baik.” Ucap rava lirih ditelinga sarah.
Tak ingin ku jalan cinta yang begini
Yang ku tau cinta itu indah
Tak ingin ku rasakan jiwa yang tak tenang
Ku mau kau tetap disisiku
*****

1 tahun kemudian..
Kali ini kusadari, aku telah jatuh cinta
Dari hatiku terdalam, sungguh aku cinta padamu

Kita tidak pernah tau apa yang sedang menanti kita di depan sana. Semuanya akan berubah. Seiring dengan berlalunya waktu. Seperti cerita cinta itu. Tuhan telah merencanakan semuanya dengan sedemikian rupa.
Tuhan telah menciptakan makhluk berpasang pasangan. Menciptakan suka dan duka. Tangis dan tawa. Cinta dan benci. Pahit dan manis. Yang harus kita nikmati. Jangan menyesalinya. Karena hadirnya justru menjadikan kita satu langkah lebih baik.
“ gimana kak persiapan pernikahannya??” Tanya sarah pada Nana, sepupunya yang sekolah dijakarta.
“ udah 90 persen..” sarah menghela nafas “ semoga saja berjalan dengan lancar” tambahnya lirih.

Sarah menghampiri dan duduk disamping sepupunya yang terlihat lelah karena sibuk menyiapkan pernikahannya. “ kak Nana tenang aja. Semuanya pasti berjalan lancar dan baik baik aja. Kakak dan Mas Raihan kan uda kerja keras untuk mempersiapkannya.” Katanya memberi semangat.
“ amiin.. makasih ya, Sar. Kamu juga uda banyak lho bantu kakak untuk nyiapin semuanya..”
“ iya sama-sama. Oh iya kak.. kakak jadi ngundang Mas Adit ke pernikahan kakak??”
“ Jadi. Kenapa emang??” Tanya nana balik
“ehm.. gak pa-pa sieh. Cuma kakak yakin mau ngundang dia? Apa itu gak.. ehm.. maksud aku.. apa itu hal yang baik..?” Tanya Sarah gugup. Sarah mengenal Adit dan tau betul apa yang terjadi setahun lalu pada sepupunya itu. Nana dan Sarah sudah seperti saudara kandung, tidak ada masalah yang tidak mereka bagi. Baik Nana maupun Sarah.
“ehm.. maaf kak. Sarah gak bermaksud lancang menanyakan ini ke kakak..” ujar Sarah lagi ketika ia melihat sepupunya itu diam tak menjawab pertanyaannya.
“iya gak pa-pa. kakak sudah yakin kok untuk undang dia.. bahkan dia sendiri yang meminta untuk di undang” tambah Nana dalam hati.
Ya. Nana tidak akan seyakin itu jika ia tidak mendengar sendiri dari mulut laki laki yang dulu sempat berbagi kasih dengannya. Nana sungguh bersyukur Allah mengabulkan doanya untuk Adit. Ia sempat takut luka yang ia torehkan setahun yang lalu membuat adit terpuruk lama. Namun kini, gelisah itu musnah setelah ia menemukan Adit tersenyum dengan semangat dan cinta baru dalam hidupnya. Tara, gadis itu yang kini berkuasa dalam hatinya. Yang tidak akan lama lagi ia persunting menjadi istrinya. Yaa.. nana tidak melihat lagi semburat pedih dibalik tatapan mata Adit saat menceritakan kisah barunya.
Cintaku bukanlah cinta biasa
Jika kamu yang memiliki
Dan kamu yang temaniku seumur hidupku
***

25 April..
Cahaya kasihmu menuntunku..
Kembali dalam dekap tangan mu..

“Sarah..” panggil seseorang dari belakangnya
Sarah membalikkan badan untuk melihat siapa yang baru memanggilnya. Dan betapa terkejutnya Sarah ketika matanya menangkap sosok Mario dengan senyum yang dulu sangat disukainya.
“Mario.. ngapain kamu disini..??”
“ ternyata aku gak salah. Kamu benar benar Sarah. aku temenin kakak aku hadirin pesta pernikahan temennya. Gak disangka ternyata istri temen kakak aku itu sepupumu..” jelas Mario masih tersenyum.
“ohh.. gitu.” Balas Sarah singkat.
“Ehmm..kamu makin cantik, Sar..” ucap Mario

Sarah yang mendengarnya hanya tersenyum sekilas. Bosan, enek, jenuh dan lelah dengan permainan Mario.
“ maaf Mario. Aku kesana dulu..”
“tunggu Sarah..” ucap Mario sambil menarik tangan Sarah mencegah gadis itu pergi. “ aku tau kamu pasti masih marah sama aku karena uda mainin perasaan kamu..”
“ syukur deh kalau kamu tau..” ucap Sarah ketus
“ tapi aku minta maaf Sar. Aku minta maaf sama kamu. Aku salah.. “
“aku udah maafin kamu, Mario. Dan tolong lepasin tangan aku sekarang”
“aku masih sayang sama kamu. Aku pengen kita pacaran lagi kayak dulu. Aku sadar selama ini Cuma kamu yang bias terima aku apa adanya..”
“dan Cuma aku yang bias kamu bodohi. Iya kan??”
“ gak Sar. Aku janji aku gak akan ngulangi kesalahan aku yang dulu. Please terima aku lagi..”
“ maaf Mario. Aku gak bias. Tolong kamu lepasin tangan aku..”
“gak. Aku gak akan lepasin tangan kamu. Kamu harus jelasin kenapa kamu gak bias terima aku lagi.”
“ karna dia udah jadi milik ku Mario..” sahut Rava tak jauh dari tempat mereka berdiri. “ dan aku gak suka kamu pegang tangan Gadisku. Lepaskan Sarah..” perintah Rava
“oke..kalau ini memang Gadis kamu, aku gak akan mengganggunya lagi.” Ucap Mario sambil mengangkat tangannya kedada.
“ bagus kalau kamu mengerti..”
Mario mendengus kesal lalu memalingkan wajah menatap Sarah. “ kamu salah memilih dia, Sar. Aku jauh lebih baik darinya. Kamu salah memilih..” ucapnya sambil tersenyum licik
“justru jika aku memilihmu untuk jadi pacarku lagi itu merupakan kesalahan besar dalam hidupku Mario. Dia jauh.. jauh.. lebih baik dari mu..”

Mario terpancing emosi. Matanya penuh dengan amarah menyapu seluruh wajah sarah lalu pergi tanpa mengeluarkan sepatah kata lagi.
“kamu gak pa-pa?” Tanya Rava
“enggak. Aku gak pa-pa..” Sarah menghela nafas sejenak. “ kamu kok lama banget sih. Katanya uda deket. Aku capek tau nungguin kamu dari tadi.”
“iya maaf deh.. tadi aku beli kado dulu. Jangan ngambek dong” Jelas Rava sambil memegang kepala gadisnya.
“ ya udah deh.. yuk masuk. Uda ditungguin kak Nana tuh..”

Sarah dan Rava masuk dengan bergandengan tangan. Menggenggam sekeping hati yang mereka punya yang kini telah menjadi satu yang utuh.
“selamat menempuh hidup baru yaa kak..” ucap Rava saat menghampiri pasangan berbahagia itu yang tengah mengobrol dengan salah satu undangannya.
“ makasih ya Rav. Kok datengnya lama. Sarah dari tadi uda senewen banget nungguin kamu. Kakak yang nikah aja kalah senewennya..” canda nana
“idihhhh.. kak Nana apaan sih. Berlebihan tau gak..” ucap Sarah manyun.
“ohh.. jadi ini pacar kamu sekarah Sar..? kok gak dikenalin ke Mas??” Tanya adit
“ehh.. iya Mas. Ini Pacar aku, Rava. Rav, ini Mas Adit dan tunangannya Mbak Tara”
“mas harap kedatangan kamu buat Sarah good mood Rav. Soalnya kalau gak, Mas gatau deh masalah apa lagi yang bakal di buat pacara mu itu di perta pernikahan Kakaknya ini.” Goda adit yang disambut tawa dari Rava.
“ astaga.. Mas adit. Gak separah itu kali. Aduhh.. mbak kok mau sih tunangan sama mas adit. “ ujar nana ke Tara.
“yaa.. habis gimana dong. Hati mbak udah di ambil dan gak dibalikin sama dia..” jawab tara sambil melirik sekilas ke Adit.
“Sarah, jangan lupa, Mas juga ganteng, jadi jelas aja mbak mu ini kepincut sama Mas. Kalau kamu belum punya Rava, mas yakin kamu juga pasti kepincut sama Mas..” ujar Adit sambil mempererat genggaman tangannya.
“ tapi dit, disini aku dan nana lah raja dan Ratunya. Jadi aku lah yang jauh lebih ganteng dari mu..” sahut Raihan yang sedari tadi hanya tertawa mendengar berbagai godaan untuk Sarah.
“maaf Mas adit, Mas Raihan. Disini sayalah yang termuda, apakah itu tidak cukup menjelaskan bahwa sayalah yang paling tertampan..?” ucap Rava tak mau kalah.
“nah.. kalau itu baru Sarah setuju. Ravalah yang paling tertampan diantara kalian..” sambung Sarah yang disambut pecah tawa ke tiga pasangan itu.

Cinta. Kita tidak pernah tau jalan ceritanya. Namun yang pasti, perjalan hidup yang panjang dan berliku itu terselip sebuah kisah yang kan kita bawa sampai kelak waktu tak akan berputar lagi.
Mencintai dan dicintai adalah hal yang indah. Jangan sesali air mata yang jatuh ditengah tengahnya. Jangan tangisi pedih luka yang ditorehkanya. Jangan takut akan kehilangannya. Karena sesungguhnya Cintamu kan tetap kekal bersamamu, disisimu. Tak akan pernah jauh, tak akan pernah hilang. Ia kan menemanimu, memberikanmu udara untuk terus hidup, memberikanmu penglihatan untuk menyaksikan indahnya dunia, menghangatkanmu di dinginnya malam, menyejukkan mu ditengah kegersangan.
Kasih, Percayalah.. segalanya kan indah pada waktunya.

Terima kasih cinta Untuk segalanya
Kau berikan lagi kesempatan itu..
Tak akan terulang lagi semua
Kesalahaku yang pernah menyakitimu…

THE END

Cerpen ini saya dedikasikan untuk kak Afgan Syahreza dan seluruh Afganisme. semoga kalian suka. n_n
kritik dan saran kalian saya terima di
e-mail : alkhair.annisa@gmail.com atau
akun Facebook saya : Zantedeschia Annisa

Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar