Jumat, 14 September 2012

Cerpen Sedih - Oh Mama....Oh Papa....

OH MAMA ….OH PAPA…
Karya Desima Siahaan

CINTA SEDERHANA SUAMI DAN ANAK ANAKKU
MEMBUATKU BISA KUAT WALAU PADA AKHIRNYA AKU HARUS KEMBALI KEPADANYA

Arti Cinta Yang Sebenarnya

Cinta adalah sebuah perasaan terdalam kepada seseorang. Karena cinta kita bisa mengorbankan apa pun juga demi orang yang kita cintai bahkan nyawa sekalipun. Perkenalkan nama saya Hotna Rouli Simanjuntak , saya adalah seorang istri dari seorang suami yang sangat saya cintai sampai Tuhan memanggil saya kembali ke pangkuanNya yaitu Marojahan Siahaan. Saya juga seorang ibu dari 7 orang anak yang sangat mengasihi saya yaitu 2 orang anak laki – laki dan 5 orang anak perempuan. Pasti sangat begitu repot sewaktu mengurus anak anak saya waktu kecil. Tapi saya mempunyai kebahagiaan tersendiri untuk hal itu.


Tuhan , Terimalah Salah Satu Anakku Menjadi PelayanMu
Sejak dari dulu saya sangat ingin salah satu dari anak – anak saya dapat menjadi pelayan Tuhan. Setiap dalam doa saya selalu mengutarakan keinginan saya ini kepada Tuhan. Saya sangat senang dalam setiap pelayanan di gereja dimana mereka bisa berkotbah, memberitakan firman Tuhan, dan melawat orang orang kesusahan. Hingga awal Juni 2007 putri ku Murni menelepon dari Batam. Mama saya ingin pulang untuk kembali lagi ke melanjut , kalau mama mengizinkan saya ingin melanjut di Sekolah Bibelvrow HKBP di Laguboti.Murni tidak tahan mama kerja di PT terus. Saya sangat bahagia pada waktu itu . Dengan persetujuan dari suami dan anak – anak saya yang lain. Murni akhirnya kembali dari Batam dan mendaftar di Sekolah Bibelvrow. Dan juga putri bungsu saya Desi melanjut di sebuah perguruan swasta di Medan. Saya cukup bangga dengan putri bungsu saya ini walau dia anak bungsu tapi saya selalu mengajarkan dia mandiri. Hingga dia bisa membiayai biaya kuliah sendiri dengan memberikan les private ke rumah – rumah. Saya memang selalu berusaha memberikan pelajaran tambahan untuk anak saya selama sekolah terutama bidang study Bahasa Inggris. Karena kelak itu pasti berguna untuk kehidupan anak saya kelak. Puji Tuhan putri bungsu saya bahkan bisa membagi ilmunya bagi sesama. Selama Setahun saya bekerja giat untuk kebutuhan kedua putri saya.

Tuhan , Ada Apa Dengan Ibu Jari Saya
Dulu sewaktu masih gadis, saya bekerja di sebuah kilang pengolahan sarung. Hingga suatu saat ibu jari kiri saya terjepit mesin pemintal benang pada waktu itu . Darah hitam membeku dan mengendap selama puluhan tahun di ibu jari kiri saya. Hingga suatu hari sewaktu mencuci kain , ibu jari saya terantuk ke batu dan darah keluar dari ibu jari itu . Tapi anehnya darah yang keluar sangat bau dan lama kelamaan terjadi pembengkakan hitam di bagian ibu jari saya yang terkelupas. Saya berusaha mengobatinya dengan menjalani pengobatan medis, 3 x ibu kulit ibu jari saya di kupas sampai kulit warna hitam itu hilang tapi 3 bulan kemudian nanah hitam itu selalu muncul. Saya juga menjalani pengobatan alternatif sampai ke sebuah Desa di Dolok Sanggul Humbang Hasundutan waktu itu. Saya selalu berdoa kepada Tuhan agar , tanganNYa menjamah penderitaan saya. Tapi Tuhan baik saya tidak merasakan sakit apapun dengan ibu jari saya , walau nanah hitam itu selalu keluar. Ketika saya bekerja menanam padi di sawah , menyiangi kopi di ladang , mengambil kayu bakar . Saya selalu membungkus tangan saya dengan kain dan plastik.

Pernikahan Putri Sulung Saya Rumondang Marisi Siahaan
Tuhan sangat baik dan menunjukkan kasih setiaNYa yang begitu besar kepada keluarga saya. Putri sulung saya akhirnya di pinang oleh seorang laki laki perjaka. Sebagai seorang ibu saya sangat senang , karena diberi kesempatan untuk menikah kan anaknya oleh Yang Maha Kuasa. Pada saat itu putri bungsu saya kembali dari Medan untuk menghadiri pernikahan kakaknya. Pada malam hari Desi menanyakan saya waktu saya mengelap nanah yang keluar dari ibu jari saya. Mama , apa tidak lebih baik mama check up dulu ke Medan, dokter disana kan lebih ahli mama. Jadi kita bisa takut penyakit mama apa. Karena sudah beberapa kali di kupas kok nanah nya terus muncul sepertinya sudah berakar di dalam tuturnya. Saya terdiam dan akhirnya saya menjawab, tidak apa – apa kok nak mama tidak merasa sakit. Lagian kita kan butuh uang untuk biaya kuliah kakakmu dan juga kamu. Mama tidak usah memikirkan itu, kalau memang kita tidak ada biaya check up sementara dulu kita jual aja dulu mama cincin emasku pintanya. Desi memang mempunyai sebuah cincin emas yang telah kubelikan untuknya dari hasil tabungannya selama sekolah. Ah janganlah anakku , nanti itu kan bisa untuk biaya kuliahmu kelak jawabku. Keesok harinya pesta pernikahan putriku berlangsung dengan meriah, perberkatan nikah disebuah gereja dan juga adat Batak. Setelah agak sore putri bungsuku pamit , sambil memelukku dia berkata, mama kuharap mama akan datang check up ke Medan. Iya nak nanti mama pertimbangkan jawabku. Ketika malam hari semua keluarga berkumpul, suamiku, anakku Bernad, Putri Enni dan Murni, kami mendiskusikan ibu jari kiri ku yang membengkak dan juga ayah mertuaku. Ayah mertuaku meminta kepada suamiku supaya dia membawaku berobat. Pada saat itu aku melihat laki laki yang sangat aku cintai menitikkan air mata untuk ku. Dengan terisak isak dia berkata dia tidak terlalu khawatir dengan kondisi ibu jari tanganku karena aku selalu bisa bekerja mendampinginya disawah dengan lincah. Akhirnya di putuskan pada malam itu bahwa besok pagi aku harus berangkat check up ke Medan.

Cinta Sederhana Anak – Anakku
Sore itu aku dan putri ku Enni dan Murni sampai di kota Medan. Kami tiba di rumah saudara laki laki ku yaitu paman anak – anakku. Putri bungsuku Desi tinggal bersama pamannya disana. Desi sangat senang melihat kedatanganku. Mama jadi datang ? sahutnya sambil mencium pipiku. Iya nak sahutku. Pada malam itu aku membicarakan pada abangku tentang rencanaku ke Medan untuk operasi. Abangku mengatakan biaya yang diperlukan pasti cukup besar. Tapi tidak masalah besok kita akan pergi ke rumah sakit dulu untuk check up. Keesok harinya aku , abangku dan keponakanku pergi ke rumah sakit Pringadi Medan. Suster mengambil sampel nanan ibu jariku dan membawanya ke Laboratorium. Ibu Hotna kata Dokter, menurut pemeriksaan ibu jari kiri ibu adalah tumor . Jadi harus segera di amputasi. Tentu fisik ibu harus sehat dan membutuhkan biaya yang cukup besar kecuali ibu punya kartu Kesehatan. Saya terdiam dan akhirnya mengatakan dokter saya akan membicarakan hal ini dengan suami dan anak – anak saya terlebih dahulu. Hari hampir siang ketika putri bungsu ku itu pulang dari kuliah. Wajahnya terlihat gembira dan langsung menghampiriku. Mama gimana tadi mama pemeriksaan dirumah sakit tanyanya. Aku memandang wajah anak ku. Ibu jari kiri mama harus diamputasi tentu kita harus punya uang yang cukup untuk itu dan juga yang menjaga mama di rumah sakit harus ada jawabku. Apa kita bisa menggunakan Askes mama, kan Askes mama dari kampung kan bisa berguna kita minta aja rujukan dari dokter Balige. Pagi hari itu hujan rintik – rintik sambil menjahit kancing rok putriku yang putus aku agak sedikit berhayal dengan semua ini. Rasa nya aku sangat putus asa dengan semua sudah satu minggu aku di Medan tapi pengobatan untukku rasanya tak juga kesampaian. Aku tidak mau menyusahkan keponakanku yang harus bekerja dan juga abangku yang sudah tua. Sambil menyisir rambut dan berdandan putri bungsuku berkata. Mama , aku punya seorang murid les, ibunya bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Adam Malik Medan. Gimana kalau kita kerumahnya . Kita bisa tanya tentang penyakit mama , siapa tahu kakak itu mau membantu karena aku biasanya ngajar anaknya di rumahnya . Oh ya tak ada salahnya kita coba dulu nak jawabku. Sepertinya ucapan putriku itu membuatku semangat kembali. Dengan bergandengan tangan dan berteduh payung aku dan putri ku pergi ke rumah perawat itu. Di persimpangan jalan , aku menanyakan pertanyaan yang mungkin konyol kepada putri bungsuku. Nak apa kamu tidak malu jalan dengan mama tanyaku. Dengan terkejut putriku menjawab, kok malu mama kan ibu ku ngapain malu. Aku bangga punya mama yang selalu berjuang untuk kami. Ya Tuhan betapa sederhananya cinta anak anak ku. Terimakasih ya Bapa karena engkau menitipkan mereka dalam kehidupanku pikirku.

Aku Menjalani Operasi
Ibu Eni Perawat Rumah Sakit Adam Malik itu akhirnya membantu kami. Setelah berkasku selesai aku pun dijadwalkan menjalani operasi di Rumah Sakit Adam Malik Medan. Putri bungsuku Desi menandatangani semua berkas berkas operasiku. Jika pun terjadi hal hal yang tidak diinginkan nantinya keluarga akan bersedia menerima segala resiko yang ada. Rabu 16 Juli 2008 adalah hari saat aku menjalani ruang bedah . Aku masuk keruang operasi itu sekitar jam 13.00 dengan bekal doa suami dan anak anakku. Hanya kedua putriku yaitu Enni dan Desi yang menemani aku saat operasi. Disitulah aku merasa selama 5 jam aku dalam keadaan tak sadar. Hingga menjelang magrib aku sadar dan dibawa keruang inap. Aku merasakan kesakitan yang sangat luar biasa. Ibu jariku di perban, ketiak, dan leherku juga di perban begitu juga tanganku. Rasanya pada saat itu tubuhku seperti di Jagal. Ya Tuhan apakah ini api nerakamu buatku pikirku pada saat itu. Setelah kami sampai di ruang inap . Desi segera memimpin doa, aku masih sangat kesakitan . Dan pada pagi harinya putriku dari Batam Espi menelepon sambil menangis mengucap syukur pada Tuhan atas kehidupan kedua yang aku terima.

Tuhan Andaikan Itu Bukan Melanoma
Pada pagi harinya Desi membawa hasil pengoperasian tumor yang diangkat dari tubuhku. 3 hari kemudian. Desi mengambil hasilnya dan disitu tertulis, aku terkena tumor ganas stadium 1 dan sejenis melanoma ganas dan telah terjadi anastesia atau penyebaran. Aku sangat sedih , kondisi ku sangat lemah setelah operasi itu. Dari segi kedokteran Melanoma merupakan Neoplasma yang berasal dari Melanosit yang kemungkinan besar adalah kanker kulit yang menyebabkan kematian. Kanker ini paling banyak dari insiden kanker yang ada. Puncaknya pada usia 50 dan 70 tahun. Melanoma menyebar melalui system vascular dan limfatik serta bermetastasis ke kelenjar getah bening , regional kulit, paru paru dan system saraf. Progonisnya bervariasi berdasarkan kekebalan tumor. Melanoma biasanya terjadi di kepala dan leher pada pria , tungkai pada wanita serta punggung pada individu yang terpajan sinar matahari secara berlebih. Karena kanker yang kuderita adalah ganas. Dokter menganjurkan agar saya mengikuti kemoteraphi. Tapi kondisi fisik saya masih sangat lemah. Akhirnya ada yang menyarankan agar saya mengkonsumsi Produk High Dessert atau Bee Propolis dan juga produk CNI. Biaya untuk membeli obat obatan ini sangat mahal. Tapi putri bungsu saya berusaha membelinya untuk saya walaupun dengan mengajar door to door pada waktu itu.

Tak Bisa Bekerja Setelah Operasi
Awal bulan Agustus saya balik ke Balige dengan bekal obat obatan dari High Desert. Putri saya menyarankan agar selalu mengontrol kesehatan saya di RS Balige. Saya adalah tipe wanita yang tidak mau berpangku tangan. Akibat operasi yang saya jalani tangan kiri saya tidak bisa bergerak dan leher saya agak sedikit membungkuk ke samping kiri. Sepulang dari rumah sakit di Medan saya berdoa pada Tuhan agar Tuhan memberikan kesempatan kepada saya untuk menikahkah anak sulung laki laki saya yaitu Jadi Chandra Siahaan. Doa saya di kabulkan Tuhan October 2008 anak laki laki saya membawa menantu saya dan mereka akhinya menikah. Dulu sebelum menikah anak sulung saya ini telah berjanji akan tinggal dengan saya tapi ternyata dia mengingkarinya. Dia membawa menantu saya kembali lagi merantau sampai rasanya saya sangat terpukul yang mengakibatkan penyakit saya kambuh.

Terjadinya Pembengkakan Kelenjar di Bagian Lain
Mungkin karena selalu berpikir dengan masalah keluarga yang saya hadapi , terjadi pembekakan kelenjar di tempat lain. Setelah saya operasi Putri saya Enni mengundurkan diri bekerja agar bisa merawat saya. Setiap putri bungsu saya menanyakan keadaan saya selalu mengatakan mama sehat nak, kamu belajar aja yang rajin agar dapat beasiswa.

Natal Terakhir Bersama Keluarga
Dimalam natal 2008 itulah natal terakhir yang aku jalani dengan anak anak ku. Sungguh aku tak ingin malam natal ini berakhir. Pada malam itu aku banyak memberi nasihat kepada anak anakku agar kelak suatu saat mereka selalu berserah diri kepada Tuhan jika kelak aku dipanggil Tuhan. Anak anakku sangat menangis mendengar ucapanku.
Tuhan Andai Aku Bisa Memilih

Januari 2009 penyakit itu mulai menggegoroti tubuhku hingga pada pertengahan bulan Januari 2009 aku check up di rumah sakit Balige. Dokter mengatakan kanker itu sudah menyebar ke seluruh tubuhku dan bisa diperkirakan umurku tinggal beberapa lama lagi. Aku sangat sedih semenjak itu aku tak bisa bergereja lagi, ikut paduan suara di Paduan Suara Hasundutan. Aku sangat sedih. Yang bisa kumakan hanya bubur dan satu – 3 sendok the. Mataku cekung dan kelihatan menghitam , perutku membengkak akibat . Beberapa kali paduan suara itu menjengukku , aku sangat menangis mendengar nyanyian mereka . Mereka menyanyikan sebuah judul lagu Nanggumalussang Angka Laut. Hidup ini ibarat badai. Air mataku meleleh , ingin aku berseru Tuhan ampuni dosaku. Mahasiswi teman putriku Murni juga datang menghiburku dan menyanyikan lagu . Aku sangat terhibur dengan kedatangan teman teman putriku. Awal Februari 2009 Putriku Espi kembali dari Batam melihat keadaanku. Dia sangat menangis melihat keadaaku , yang sepertinya tak berdaya . Rasanya hatiku hancur melihat tangisan anak anakku ini.

Tuhan andai aku bisa memilih aku tak mau ada tangisan diantara anak – anakku . Aku ingin Engkau menghapus air mata mereka kelak. Tuhan hiburkan anak anakku , kuatkan suamiku agar bisa bertahan di dalam cobaan ini doaku.
Jangan Tangisi Aku Nak

Senin Pagi 16 Februari 2009 aku merasa waktuku sudah dekat . Aku merasa kini saatnya aku harus kembali , meninggalkan dunia fana ini, mengakhiri semua rasa sakit ditubuhku. Jam 10.30 pagi dengan terpatah patah aku berkata kepada putriku Enni untuk memanggil Pendeta agar aku punya kesempatan ikut Perjamuan Kudus untuk menghapus semua dosa dosaku. Walau rasanya aku sudah tidak sanggup lagi tapi aku berusaha kuat untuk mengikuti acara itu dan memakan roti sebagai lambang tubuh Kristus dan minum anggur sebagai lambah darah Kristus. Setelah itu aku merasa lega. 10 menit Pendeta itu kembali pulang , aku merasa waktu ku sudah tiba dan dengan tenang aku menghembuskan nafas terakhir. Anak anak dan suamiku menjerit , menangis mengiringi kepergianku. Tapi dari surga aku menatap mereka dan berkata “ Maafkan aku , andai aku bisa melawan penyakit ini tapi rasanya aku tak ingin melihat air mata suami dan anak anak ku kering menanti kesembuhanku. Biarlah kesembuhan yang dari Tuhan yang aku dapat. Suami ku dan anak anakku yang terkasih kita akan kembali lagi bertemu di surga yang kekal , tempat yang disediakan Allah Bapa disorga. Terimakasih Tuhan karena Engkau telah mengangkatku . Tempatkanlah aku disisi kananMu. Hibur dan lawatlah anak anak dan suamiku.


In Memorial Hotna Rouli Simanjuntak
Lahir 22 Mei 1959

Kembali Kepangkuan Allah Bapa Disorga
16 Februari 2009

PROFIL PENULIS
Nama : Desima Siahaan
Alumni : AMIK Medicom Medan Indonesia
Pekerjaan : Clerk Ciba Vision Johor Sdn. Bhd Malaysia
T/Tgl Lahir : Sibuntuon 27 Desember 1989
Motto : Gunakan waktu yang diberikan Tuhan untuk membahagiakan orang tua kita selagi masih ada kesempatan.
Cita cita : Secretary or Cheff.
Hobby : Masak , membaca dan menulis
Alamat FB : desy.siahaan@yahoo.com/ Desima Siahaan
Alamat Twt : @DesimaAm

Baca juga Cerpen Sedih yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar