Senin, 17 September 2012

Cerpen Pendidikan Islam - Indahnya Bersedekah

INDAHNYA BERSEDEKAH
Karya Anisa Nur Dinawati

Saskia adalah gadis berumur 7thn, namun dia adalah gadis yang kurang beruntung. Orang tua mereka bermatapencaharian sebagai pekerja serabutan yang tidak mempunyai penghasilan yang tetap. Saskia duduk dibangku kelas I SD, dia anak yang baik, rajin, pintar, dan patuh serta selalu bersemangat untuk menuntut ilmu. Sepulang sekolah dia selalu mencari pekerjaan untuk membantu orang tuanya membayar biaya sekolah.
“Bu aku berangkat sekola dulu ya” suara mungilnya menghampiri ibunya yang sedang mengumpulkan cucian tetangga sembari tangan mungilnya itu mencium tangan ibunya.
“Iya, hati-hati ya Kia, belajarlah yang benar ya nak” jawab ibunya sembari mengelus kepala anaknya itu.
“Iya, pasti ibu !” ujar Saskia penuh dengan semangat.
Kaki kecilnya itu berjalan menyelusuri sawah yang becek dan sungai yang sedang surut airnya, sungguh besar perjuangan gadis kecil itu untuk menuju sekolahnya itu.
SDN Maju Jaya, adalah sekolah yang belum terjamah oleh pemerintah, sekolah itu sangatlah tidak layak pakai dan saat musim hujanpun sekolah terpaksa untuk diliburkan.

Di kelas Saskia adalah siswi yang sangat aktif dan cerdas, dia mendapatkan peringkat pertama di kelas semester pertama.
“Saskia, ikut ibu dulu nak ke kantor” ucap Bu Hidayah.
“Iya bu” jawab Saskia.
Tiba di ruang kantor guru, saskia duduk dikursi usang itu.
“Nak... ini surat untuk ibu mu, besok ibu mu menghadap ibu ya” ujar Bu Hidayah pelan.
“Memangnya ada apa bu?” tanya Saskia polos.
“Kamu belum bayar SPP 5bln Nak” jawab Bu Hidayah.
“Oh soal itu, baiklah bu, terimakasih” jawab Saskia sembari beranjak pergi dari ruangan itu.

Waktu pulang sekolah pun tiba. Saskia segera menuju kamar mandi dan berganti pakaian untuk mencari pekerjaan hari ini. Lalu perlahan Saskia menuju pasar yang sudah biasa ia datangi.
“Kasihan ibu dan ayah, aku harus membantu mereka” ucapnya dalam hati.
Kali ini Saskia bekerja membantu ibu-ibu yang membawa belanjaan banyak.
“Ibu boleh saya bantu bawaannya?” tawar Saskia.
“Iya boleh nak”
Hari itu lumayan Saskia mendapatkan uang 25rb dan ia segera pulang karena waktu yang sudah sangat sore. Diperjalanan dia bertemu dengan pengemis tua, dan dia merasa sangat kasihan pada pengemis itu.
“Nenek kelihatannya lemas sekali, nenek sakit?” tanya Saskia pada pengemis itu.
“Saya belum makan 2 hari ini nak, saya hanya minum air putih saja, itupun hanya dua kali” jawab pengemis itu lemas.
“Kalau begitu ini untuk nenek, lumayan untuk nenek makan dan beli minum” sembari menyerahkan uang 25rb yang tadi dia dapatkan dari hasil kerjanya.
“Terimakasih nak, kau memang gadis kecil yang berhati mulia, semoga tuhan selalu memberikan kecukupan untuk mu” ucap pengemis itu merasa terharu dengan sikap gadis mungil itu.
“Iya sama-sama nek, kalau begitu aku pulang dulu ya nek, nenek segeralah membeli makan dan minum agar nenek selalu sehat” ucap Saskia dan beranjak meninggalkan emperan toko itu lalu ia pulang.
“Iya hati-hati nak”
“Iya nek” sembari tesenyum manis melihat nenek itu tersenyum untuknya.

Setibanya Saskia di rumah.
“Assalamualaikum...” dengan suara yang lucu itu ia membuka pintu.
“Walaikumsalam, kamu dari mana saja Kia ?” tanya ibunya.
“Tadi aku bekerja membantu ibu-ibu di pasar membawakan belanjaannya bu” jelas Saskia dengan wajah yang polos.
“Ya ampun nak, kamu ga usah bekerja lagi ya nak, tugas mu hanyalah belajar sekarang, biar ibu dan ayah yang mencari uang untuk biaya sekolah mu nak” respon ibu Saskia sembari meneteskan air mata karena ia kagum dengan anaknya yang mau ikut bekerja demi kelangsungan sekolahnya.
“Ibu ga usah nangis, Kia ga apa-apa ko” tangan kecilnya itu mengusap air mata sang ibunda.
“Maafkan ibu dan ayah ya Kia? Kami belum bisa membahagiakan mu seperti anak-anak yang lainnya, sekarang kamu mandi lalu makan ya nak” sembari mencium pipi gembilnya itu.
“Aku tidak apa-apa ibu, tapi maaf juga ya ibu, hari ini aku ga bawa uang, uangnya aku kasih untuk nenek tua yang belum makan tadi” ucap polosnya Kia memeluk ibundanya.
“Kamu memang anak ibu yang sangat cantik dan baik, itu adalah hal yang mulia, kamu ga perlu minta maaf sama ibu” jawabnya bangga pada anaknya.
“Hem ini surat untuk ibu dari bu guru, dan katanya besok ibu ke sekolah ku untuk menemui Bu Hidayah guru ku” sembari mengeluarkan surat dari tas yang sudah robek kecil dibagian kanan dan kirinya itu.
“Baik, besok ibu akan ke sekolah mu nak”

Keesokan harinya Saskia berangkat sekolah ditemani ibundanya. Diperjalanan Saskia memberikan uang recehnya kepada para pengemis yang ia jumpai.
“Kamu memang peri kecil ibu nak” ucap ibunya dalam hati sembari tersenyum bangga.
Sesampainya mereka disekolah, Saskia langsung mengantarkan ibunya ke ruang guru untuk menemui Bu Hidayah.
“Assalamualaikum bu..” ucap ibu Saskia.
“Walaikumsalam, silahkan duduk ibu..” jawab bu Hidayah.
“Sebenarnya ada apa ya ibu menyuruh saya datang kemari?”
“Mengenai bayaran SPP, Kia belum membayarnya 5bln” jelas bu Hidayah.
“Oh masalah itu ya bu, baik bu saya akan segara melunasinya, namun saya butuh waktu satu minggu ini ya bu” jawab ibu Saskia.
“Oke, baiklah kalau begitu ibu”

Lalu ibu Saskia pun pulang, ia berfikir bagaimana caranya agar ia bisa membayarnya dalam jangka waktu yang seminggu ini. Berjalan perlahan dan dia menubruk Ibu muda dan kaya raya yang mengenakan pakain berwarna biru langit dan jilbabnya yang menutupi auratnya.
“Ma, ma, maaf bu, saya tidak sengaja” ucap ibu Saskia gugup.
“Ya tidak apa-apa bu, ibu mengapa melamun dikeramaian seperti ini?” tanya ibu Riyana pelan.
“Tidak, saya hanya memikirkan anak saya saja bu”
“Memang anak ibu kenapa, sakit?”
“Tidak bu, saya perlu biaya untuk sekolah anak saya”
“kalau begitu ibu mau tidak menjadi pembantu di rumah saya, kebetulan saya sedang memerlukan pembantu bu, saya akan beri upah Rp 1.000.000,00 -,bulan? Bagaimana bu?” tawar ibu Riyana pada ibu Saskia itu.
“I, i..iya saya mau bu, tapi saya butuh uang itu minggu ini bu?” dengan wajah yang mulai berseri dan meredup kembali.
“Kamu tidak perlu khawatir untuk biaya anak kamu biar saya yang tanggung”
“Benar begitu bu?” rasa tak percaya menatap wajah bu Riyana.
“Iya benar ibu” dengan tersenyum manis dan penuh rasa percaya bahwa ibu Saskia adalah seorang ibu yang jujur dan bertanggung jawab.
“Terimakasih ya bu, terimakasih banyak bu !” jawab ibu Saskia bahagia.
“Kalau begitu sekarang ibu ke rumah saya dan kalau bisa ibu mulai bekerja hari ini” jelas bu Riyana.
“Iya bu saya mau !” dengan nada yang penuh semangat.

Dan akhirnya Saskia dapat bersekolah dengan nyaman dan menikmati masa kecilnya dengan wajar.
“Ini berkat anak ku juga, dia selalu bersedekah kepada sesama dan kini Allah memberikan balasan yang lebih dari yang anak ku keluarkan, keikhlasan adalah hal yang terpenting dalam bersedekah, Allah tidak pernah tidur dan Dia slalu mendengarkan curahan hati hambanya, terimakasih ya Allah atas segala karunia-Mu, kini ku rasakan betapa Indahnya Bersedekah J”

PROFIL PENULIS
Nama : Anisa Nur Dinawati
Nama panggilan : Anisa or Icha
Asal sekolah : SMK Wikrama Bogor
Alamat e-mail : anisanurdinawati@gmail.com
Alamat facebook : anieza_mickey@ymail.com

Baca juga Cerpen Remaja, Cerpen Pendidikan dan Cerpen Islam yang Lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar