Minggu, 01 Mei 2011

Naskah Monolog Kemerdekaan Karya Putu Wijaya

Dibawah ini adalah Naskah Monolog Kemerdekaan, Karya. Putu Wijaya.

Cuplikan Naskah Monolog Kemerdekaan.
Seorang juragan perkutut yang sudah sangat tua, ingin memberi hadiah kepada burungnya. Ia mendekati sangkar peliharaannya itu, lalu berkata:

“Burung perkututku yang setia. Setiap hari kau sudah memperdengarkan suaramu yang merdu, sehingga hari-hariku yang buruk menjadi indah. Bertahun-tahun kau mengubah dunia yang busuk ini menjadi nyaman, sehingga kegembiraanku tak pernah hilang. Hidup menjadi menyenangkan, semangatku untuk melawan nasib berkobar, sehingga usiaku panjang, jiwaku penuh dan kesehatanku tak pernah mundur. Untuk segala jasa-jasamu itu, hari ini kuberikan  kamu sebuah hadiah yang sangat istimewa namanya: kemerdekaan.”

Juragan itu membuka pintu sangkar burung perkututnya, lalu menunjuk ke udara.

“Lihatlah langit biru. Ke sanalah matamu harus memandang. Itulah kemerdekaan yang dicita-citakan oleh setiap orang. Itulah yang sudah dinyanyikan oleh para pemimpin yang berteriak-teriak di atas podium. Itulah yang sudah diserukan dengan yel-yel yang dahsyat di sepanjang jalan oleh para mahasiswa di dalam demo. Itulah yang tertulis dalam lirik-lirik lagu para penyanyi rock yang memuja kebebasan. Ke sanalah kamu harus pergi sekarang!”

“Kepakkan sayapmu burungku, terbanglah ke udara, nikmati kebebasan yang kini sudah menjadi milikmu. Melayanglah  tinggi ke udara, gantungkan cita-citamu setinggi langit, seperti yang pernah dikoar-koarkan oleh Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno!”
Burung perkutut di dalam sangkar itu terkejut. Matanya melotot. Ia mundur mendengar suara majikannya, seakan-akan ia tidak percaya.

“Ha-ha-ha, kenapa kamu bingung? Tidak percaya kemerdekaan itu sekarang menjadi milikmu? Goblok! Kemerdekaan adalah hak setiap orang. Itu karunia Tuhan yang sudah dirampas oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, yang sudah terlepas karena kamu tidak awas. Sekarang sudah menjadi milikmu kembali. Jangan ragu-ragu, ambil dan terbang, sebelum awan-awan datang dan merebut biru langit yang menakjubkan itu. Ayo terbang!”

Download Naskah Monolog Kemerdekaan : Disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar