Selasa, 14 Agustus 2012

Cerpen Cinta - Bunga Mawar Untuknya

BUNGA MAWAR UNTUKNYA
Karya Fitriani Zulfikar

Hari ini 30 September 2011, genap 1 tahun sudah dia meninggalkan ku, seorang gadis manis dengan senyum terindah yang pernah ku miliki. Hari ini seperti biasa, ku menjenguknya dengan setangkai bunga mawar yang selalu dia minta dariku, kalo katanya biar agak romantis. Dengan tangis yang coba ku tahan , ku berlutut di samping pusaran makam nya, mengelus batu nisan nya sambil memberi kabar kedatangan ku. Aku datang lagi, bagaimana kabar kamu ?

Sampai seketika, ku sadari aku juga manusia biasa, tangisku pecah dan tak tertahan kala ku ingat lagi betapa sulit ku menjaganya, betapa khayalku terlalu tinggi untuk bersamanya, yang membuatku semakin sesak, saat ternyata dia pergi bukan untuk pria lain, tapi melainkan pada sang pncipta. Semua berawal dari sebuah klinik tempat ku bekerja….


Hari itu …. Pukul 12.12
Aku yang baru selesai menunaikan sholat zhuhur terkejut kala dengan kasarnya seseorang menerobos pintu dengan suara yang merintih kesakitan, aku terbangun dari duduk ku, segera melihat keadaan nya.

“ apa yang terjadi ? “ Tanya ku dengan segenap rasa cemas.
“ obat ,, berikan aku obat !” jawabnya dengan terburu buru, aku tak mengerti apa yang dia katakan.
“ obat !! ( membentak ) cepat berikan aku obat pereda sakit !” desaknya , sontak dengan panik segera ku carikan obat yang dia butuhkan, lalu ku berikan padanya. Lalu dia terjatuh sambil mencoba meminum obat yang ku berikan, aku berlari keluar dari tempatku berjaga dan duduk di sampingnya memastikan keadaan nya.
“ bagaimana?” tanyaku lagi. Nafasnya tak beraturan,,, dia diam sejenak membuat ku menunggu, setelah mulai tenang aku kembali bertanya padanya , " gimana ? udah enakan ? “

Tapi bukan nya baik balasan nya, ia justru memplototiku dan marah marah padaku.
“ kamu ini apoteker atau apa ? punya pengalaman atau engga ? kenapa lambat banget pelayanan nya ?!!” . aku terkejut dengan segala sikapnya, yang tak berterima kasih, sampai sampai ku hanya bisa terdiam melamun ddengan wajah sedikit bodoh, “ apa ? “ tanyaku.

Lalu dia berdiri dan pergi begitu saja, tanpa basa basi atau apalahh ? ku tak pikirkan lagi biaya obat yang di konsumsinya, yang tertinggal hanyalah rasa kesal yang berkecamuk dalam hatiku, sampai tak lama dokter datang dan menegurku, sontak aku tersadar dari lamunan ku, “ kamu kenapa, dho ? “ Tanya beliau. “ oh , gak apa apa kok,dok ? “ jawabku singkat. Beliau hanya tersenyum melihatku dan berkata “ ayo,, jangan melamun aja, lanjutkan kerjanya.” . “ iya, dok ?”

3 hari berselang seseorang membuka pintu, dengan segera aku melayaninya.
“ selamat datang mau periksa atau beli ooooo ? “ kalimatku terhenti saat yang datang adalah wanita kasar itu. Rautku berubah dengan sendirinya, tak ada senyum dan tak ada kata ramah untuknya,
“ ada apa ? “ tanyaku singkat, dia terlihat malu malu dan ragu, entah apa yang mau dia katakana?
Suasana berubah jadi hening, tak ada kata yang keluar dari mulutnya, “ Ada apa ?!” tanyaku dengan nada sedikit terpancing emosi, ku fikir dia mau apa, tiba tiba dia mengeluarkan setangkai bunga mawar yang dia sembunyikan, membuatku semakin bertanya tanya,
“ kamu fikir ini taman kanak kanak ? kalo mau bercanda jangan disini ? aku masih banyak kerjaan dan pelanggan, bukan hanya kamu ?!” kesalku.
“ kenapa mesti marah marah sih ? aku ini datang buat minta maaf, aku tahu waktu itu aku salah, makanya aku mau minta maaf!” balasnya dengan raut wajah sedih.

Sontak aku terdiam dan sikapmu mulai sedikit mencair, aku mencoba tenang menghadapinya “ berapa umur kamu ? “ tanyaku. “ 19 tahun.” Jawabnya dengan kepala yang menunduk.
“ nah kan ?! umur kamu udah gak muda lagi, kenapa justru sikap kamu seperti anak kecil ?!” marah ku padanya. Lalu ia pun tiba tiba berbalik menatapku seperti akan menghukumku, dengan nafas yang tak beraturan ia letak kan bunga itu sambil memukul meja, dan mengeluarkan uang dari saku bajunya lalu meletakkan nya juga di atas meja, sambil berkata “ Ambil kembalian nya !” .. dan dia pun pergi lagi, namun kali ini langkahnya terhenti di depan klinik, sambil mengusap matanya, apa dia menangis ? menangis karena ku ?!

Aku pun keluar menghampirinya, ku coba memastikan benarkah fikiran ku itu, dan ternyata benar, dia menangis. Aduhh … apa yang harus aku lakukan ?? aku bimbang dan bingung apa yang harus ku lakukan terhadapnya. Sampai akhirnya aku memberanikan diri meminta maaf padanya, “ aku salah,, aku minta maaf ya ? “
Ia lalu menoleh ke arahku dengan air mata yang membasahi wajahnya sambil berkata:
“ apa kamu tahu berapa hari aku memikirkan hal itu, hanya untuk meminta maaf saja tuh, itu gak mudah, tapi karena aku tahu aku yang salah, makanya aku memberanikan diri kembali kesini dan minta maaf, aku juga malu begini, tapi kamu bukan nya ngomong baik baik malah memarahiku, aku gak biasa melakukan ini, kamu tahu ?!!” kesalnya. Aku tertunduk mendengar jawban nya.
“ iya,, aku minta maaf ya, aku juga salah.” Balasku. Mulai hari itu, hubungan kami pun terjalin seiring berjalan nya waktu, entah mengapa kami dekat dengan sendrinya dan semakin dekat setiap harinya, sampai ku tak menyadari berapa lama aku mengenalnya hingga perasaan itu berubah jadi sesuatu yang tak bisa ku jelaskan pada dirku sendiri.
Kini tiap malam aku merenungi apa yang sedang terjadi padaku, sambil menatap bintang bintang dilangit, kini kucoba berbicara pada alam “ kenapa ,, apa ini cinta ? “. Ku fikir aku akan jadi gila bila tidak menemukan jawaban nya . >_<
Pagi kembali menjelang,, seperti biasa ku mulai aktivitas ku dengan doa yang selalu terpanjat dari bibir dan hatiku. “ kamu kenapa, dho ? “ Tanya dokter yang memperhatikan ku, lalu ku tersadar bahwa ada yang melihat sikap ku. “ apa dok? Kenapa ? “ tanyaku balik. Dokter hanya bisa tertawa melihatku, “ kamu ini lagi jatuh cinta ya ? “ cetus dokter membuat ku terkejut. “ Apa dok ? jatuh cinta ya ?? “
“ permisi ,,, “ seseorang datang dan itu dia.
“ reva ?? “ tanyaku bingung. Sikap ku pun kaku, dan aku mulai salah tingkah . “ ohh ,, jadi ini tohh?” sambung dokter sambil tersenyum penuh makna, segera ku menoleh pada beliau, member isyarat padanya.
“ hahaha ,, muka kamu kenapa, dho ? kamu cacingan ya ? atau sakit perut? “ Tanya dokter meledek ku, ya ampun ,, matilah aku !?
“ kenapa,dho ? kamu sakit ? “ Tanya reva yang polos. “ engga kok “
“ bukan sakit fisik tuh ,,, tapi kayanya dia bingung sama hatinya.” Sambung dokter lagi.
“ Dokter ??! ,,,,” tegurku. “ hehehe :P” akhirnya dokter pun masuk ke dalam ruangan nya, membuat ku sedikti tenang. “ ada apa, dho ? Tanya nya membuat ku grogi, dia pun mendekat dan semakin dekat “ DAG DIG DUG !!” jantungku terasa berdetak semakin kencang, seperti mau mati rasanya. Sejenak aku mrenung, apa yang sedang terjadi, aku merindukan nya kala ia tak ada, dan aku bahagia saat dia bersamaku, di tiap mimpiku selalu dia hadir membuat hatiku gelisah dan kini jantungku berdetak semakin kencang saat ia mendekat padaku, Kini aku tahu dan aku yakin ini cinta, aku jatuh cinta !!

“ hari ini kamu ada waktu gak ? “ Tanya nya. “ waktu ?? ehmmm ?? “ fikirku. “kalo gak ada gak apa apa ko, mungkin lain kali aja” balasnya membuatku merasa bersalah. “ maaf ya, hari ini, aku gak punya banyak waktu” . “ iya, gak apa apa qoo aku ngerti, oh iya ,,,, hari ini kamu gak mau kasih aku bunga ? “ tanyanya memandangiku. Sontak aku bertanya Tanya, apa yang aku janjikan padanya.” Hemm ,,, kamu pasti lupa ya ? hari ini kan, setengah tahunan kita bertemu “ rautnya berubah menjadi kecewa. “ apa ?? ada ya setengah tahunan nya ? “ tanyaku polos
Ia lalu mengalihkan pandangan nya dariku, “ payah ,,, padahal kan, aku harapin kamu inget?” sedihnya . “ itu ,,,, kamu mau apa ? nanti aku belikan ?” tanyaku memberi harapan padanya. “ bener ??? “ Tanya nya kegirangan, entah kenapa melihatnya bahagia seperti ini, hatiku merasa sedih, tak biasa nya seperti ini, rasanya seperti aku rindu suasana seperti ini, duduk bersamanya dan bergurau bersama.
“ ehmm …. Gak banyak yang aku mau, aku Cuma mau bunga mawar.” Cetusnya. “ mawar ?? “
“iya, slama ini kan aku terus yang bawain mawar buat kamu, laen kali harus kamu donk yang bawa mawar buat aku, kamu tuh gak ada inisiatif banget sih ? “. Lucu ku melihatnya begini, dia selalu punya cara untuk membuatku tersenyum. “ Cuma itu ?? “ Tanya ku, ia menoleh ke arahku dan kembali tersenyum dengan mata yang menyipit. “ iya , aku tunggu ya ? “

Pagi berlalu jadi siang, siang berlalu jadi sore, sore pun menjelma jadi malam dan malam kembali menjelang jadi pagi …. Kicauan burung membangunkan ku dari tidur lelap ku, aktivitasku tak banyak yang berubah, pagi ini seperti biasa dan tak ada yang lain. Huhh ,,, hari ini tumben banget pelanggan dan pasien lagi banyak, membuat fikiran dan tenaga ku terkuras.

Tanpa sadar malam pun menjelma, waktu ku beristirahat, sejenak ku toleh handphone ku, ada 15 panggilan tak terjawab?? dari REVA ?!! dan juga ada 1 pesan masuk dari nya, dank u baru ingat bahwa ku berjanji akan membelikan mawar untuknya, ya ampun kenapa aku bisa lupa banget begini sih ??! berhubung sudah malam dan tak ada tukang mawar pada malam hari, aku pun terpaksa mengundur janjiku untuk membelikan nya mawar pada esok hari. Sungguh hatiku tak tenang, aku merasa bersalah padanya, ku coba menghubunginya, tapi handphone nya gak aktif pesan ku pun tak terbalas olehnya, apa dia marah padaku atau dia sedang sibuk ??
Pekerjaan ku mulai terganggu, aku mulai tak fokus akan apa yang ku kerjakan.

Pukul 23.24 ,,,, aku masih belum bisa tertidur, aneh ,, hari ini bintang pun tak ada, semilir angin seperti bebisik padaku, namun entah mengapa malam ini rasanya dingin sekali, apa esok akan hujan ???
Pagi menjelang ,,, awan mendung mengiringi langkahku memulai hari, 2 hari ini dimana reva ? mengapa tidak ke klinik ? apa dia masih marah ? . tak lama dokter datang dan tidak biasanya beliau langsung menghampiriku sambil bertanya “ kamu baik baik saja ? “ . “ iya,, emank aku kenapa, dok ? “
“ oh ,,, gak apa apa, syukurlah kalo kamu gak apa apa ?” dokter terlihat sedikit aneh hari ini, entah apa yang terjadi padanya. Langit semakin mendung, handphone ku pun berdering kencang, mungkin itu dari reva, ku segera angkat telepon darinya.

( by phone ) …
“ kamu kemana aja sih, va ? kamu sakit ? kenapa kamu gak ke klinik ? “ tanyaku memarahinya
Namun aku terdiam saat ternyata itu bukanlah reva, aku coba cek nama kontaknya, tapi ini benar kok nomer handphone nya reva “ maaf ,, ini siapa ? “ tanyaku malu.
Hujan pun akhirnya turun dengan derasnya, ku toleh ruangan dokter, dan kini ku tahu apa maksud dari pertanyaaan beliau tadi…
***

kini 1 tahun berselang, cinta itu masih tak berubah, perasaan itu masih miliknya, miliknya yang belum sempat ku ungkapkan keberadaan nya. Dia pergi tanpa kata dariku, tak sempat pula ku antar dia ke tempat nya yang lebih baik, tak sempat pula ku bawa dia ke dalam perasaan indah yang ingin ku jalani bersamanya. Tak pernah ia katakan padaku tentang apa yang ia rasakan, atau mungkin aku yang tak peka akan apa yang terjadi. Tak ada yang dia katakan padaku di detik terakhir hidupnya, hanya saja selembar kertas yang di tulis olehnya menegurku dan membuat sesak dadaku tiap kali ku membacanya.

“ aku tak pernah tahu apa yang dia rasa, aku juga tak pernah tau apa yang ada di tiap lamunan nya, entah adakah aku disana? Tapi yang pasti dia selalu ada di sini, di tempat dimana tak ada yang memiliki, entah rasa ini benar adanya atau salah. Aku coba menjauh darinya dengan segenap tenaga yang tersisa, tapi ternyata aku tak mampu, di banding rasa sakit yang ku derita selama ini, aku lebih memilih melihatnya tersenyum, aku tak pernah bermaksud membawanya masuk ke dalam duniaku, aku tak menyadari cinta itu berubah dengan cepat jadi cinta, ku fikir mawar yang tak pernah ku sirami akan layu dengan sendirinya, tapi aku salah , karena mawar itu bahkan bertahan lebih tegar dariku “.
*****

Ku bangkit dari duduk ku, menghapus air mata yang jatuh di batu nisan nya dan merubah tangis itu menjadi sebuah senyuman untuk mengiringinya menyambut bahagia di sana. Akhirnya aku pamit pulang, kembali menjalani aktivitas ku yang sempat tersita. Namun sesaat semilir angin pun berhembus dengan tenangnya, aku merasakan lagi genggaman yang sempat terlepas dari tangan ku dan aku menyadari bahwa dia yang ku cintai tak pernah benar benar pergi meninggalkan ku dalam kesendirian .

PROFIL PENULIS
Nama : Nurfitriani. Aprian
Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 3 April 1994
Alamat : Jalan A.U.P Barat III RT 009 RW O6, Jakarta Selatan.
Alamat facebook : Apriliani.fitri@facebook.com

Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar