LOVE
Karya Pramitha
Karya Pramitha
Pagi hari yang cerah, kami berangkat kesekolah bersama sama menaiki sepeda setiap hari. Tak terasa sudah empat tahun kami bersama sejak kelas 3SMP, hingga sekarang .
“ Ndri, loe tahu ngga , kenapa kadang dunia ini ngga adil?” Tanya Rei kepadaku, aku mengnyritkan dahi.
“ kenapa nanyak kayak gitu, loe lagi ada masalah ya?” tanyaku kepadanya, dan dia hanya tersenyum.
“ Rei, gue ngga tahu kenpa tiba-tiba aja loe nanyak kayak gitu tapi yang jelas di dunia ini semua adil kok, Tuhan sudah membagi rata semuanya kekita, misalnya ada yang miskin ada yang kaya, supaya mereka itu saling melengkapi. Tapi karena manusia yang serakah , mereka ngga ngerti kata adil itu apa. “ jelas ku kepadanya.
Rei adalah sahabatku, aku mengenalnya saat kami sama-sama sebagai murid baru di SMP pelita. Sejak itu kami bersahabat, banyak yang mengira kalau kami pacaran. Sebenarnya aku menyukai sahabatku itu, namun aku takut mengungkapkannya karena aku taku kehilangan dia. Rei pendiam , dan dingin dia jarang bergaul padahal dia cukup popular dikalangan anak – anak karena dia jago melukis dan kerap kali lukisannya di pajang di mading sekolah atau pameran yang di adakan sekolah. Tampang Rei ngga jelek-jelek amat, kalau diibaratin dia mirip Esa gionino, (itu loh yang main flm sebagai Kelvin di putih abu-abu hehe). Aku mengerti Rei luar dalam sama halnya dengan Rei yang juga menegerti tentang aku. Aku takut kehilangan Rei, karena selama ini keluargaku hanyalah Rei. Aku anak yatim piatu. Ayah dan ibuku sudah lama meninggal sewaktu aku berumur 12 tahun karena kecelakaan , semenjak itu aku tinggal di panti asuhan. Namun saat aku beranjak kekelas 3 SMP aku pergi dari panti dan tinggal dengan paman dan bibi yang mengangkatku sebagai anak mereka.
Tapi kini paman ku telah pergi dan sekarang aku hidup dengan bibiku saja. Semenjak bertemu Rei hidupku terasa berwarna, Rei memiliki keluarga yang sempurna,orang tua Rei sangat baik. Aku selalu menganggap orang tua Rei adalah orang tua ku juga. Karena itu aku takut kehilangan Rei . Tak apalah Rei tak mencintaiku asal dia selalu ada disisiku saja aku sudah senang. Tapi kenapa Rei bertanya tentang ke adilan? Tanyaku dalam hati.
“ oh , begitu ya” katanya sambil menerawang
“ Rei, seharusnya yang nanyak tentang keadilan itu gue kali, kan selama ini hidup gue ngga pernah adil , orang yang gue sayang selalu diambil sama Tuhan, gue rasa Tuhan ngga sayang sama gue. Loe tahu Rei , gue takut hidup sendiri, gue bener-bener takut kehilangan orang yang gue sayang.” Yah aku memang takut hidup sebatang kara lagi.
Rei menoleh kepadaku, seketika kami pun berhenti mengayuh sepeda. “ Ndri, loe harus mulai hidup mandiri, ngga mungkin loe bakal tergantung selamanya sama bibi loe dan gue, kini loe udah gede, udah dewasa dan mulailah membuka lembaran baru tampa campur tangan orang lain di sekelilingmu, gue tahu loe orangnya kuat, tampa gue pun loe bisa hidup bahagia, dan menemukan kehidupan yang lebih berwarna” aku tercengan mendengar perkatan Rei, seolah Rei akan pergi meninggalkanku.
“ Rei , loe kok ngomong kayak gitu sih, seolah- olah loe bakal pergi ninggalin gue selamanya, kita kan udah janji bakal selalu bersama sampai kapan pun ,” kataku kesal, Rei tertawa melihatku.
“ Andri, gue ngga lupa sama janji kita, tapi kalau kita udah lulus , kita pasti menjalani hidup kita masing-masing bukan. Loe dengan kehidupan baru loe dan gue dengan kehidupan baru gue” kata-kata Rei membuatku tercengan aku sama sekali tak memikirkan itu, dan aku tak mau memikirkannya.
“ udah ah, gue ngga mau mikirin itu karena itu bakal bikin gue sedih, dan yang penting sekarang loe masih disini sama gue.” Kataku tersenyum. Kami melanjutkan perjalanan kami menuju sekolah. Selama mengayuh sepeda kulihat Rei disampingku, Rei aku ngga mau ngebayagin kalau kamu ngga ada disisiku lagi .
Hari ini hari minggu , aku dan Rei akan lari pagi di taman kota, aku pergi kerumah Rei, kulihat rumah Rei sepi sekali , tak seperti biasanya. Ku tekan bel “ tingtong, tingtong” tiga kali ku tekan, tak sekali pun ada yang keluar,” kemana ya mereka? “Tanyaku kebingungan. Dan untuk yang terakhir kalinya ku tekan bel tersebut. Namun tak ada yang kunjung membuka pintu, aku pun menyerah dan berbalik pulag kerumah, pada saat berbalik, pintu dibelakangku terbuka dan kulihat Rei yang masih awut-awutan .
“ Rei, akhirnya loe buka juga, gimana sih katanya mau lari pagi, nah ini loe baru bangun , oya pada kemana ortu loe sama pembantu loe, kok dari tadi gue tekan tekan belnya ngga ada yang bukain pintu sih” semprot ku kepada Rei yang baru bangun. Rei hanya mengerjap- ngerjapkan matanya.
“ udah selesai pidato paginya, kalo udah yuk masuk.” Rei pergi meninggalkanku , yang masih melongo dengan jawaban yang ia berikan.
“ mau masuk ngga ?”Tanyanya lagi, dilihatnya aku yang masih berdiam diri didepan pintu seperti orang bodoh. Dan aku mengikuti Rei masuk.
“ duduk dulu, gue mau cuci muka dulu” dia sama sekali tak menjelaskan pertanyyanku tadi. Kulihat rumah yang sepi ini, “ pada kemana ni orang rumah?” gumanku .
Rumah Rei sangat mewah, dia dari kalangan berada, tapi Rei tidak sombong seperti anak-anak yang lain yang sama kayanya dengan Rei. Rei keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang basah , dia terlihat sangat cool.
“ hei, gue udah siap nih yuk jalan” ajaknya, aku bergegas mengikutinya keluar.
“ heh, Rei loe mau lari pagi atau mau mulung sampah?” kataku sedikit menahan tawa. Rei menatapku bingung
“ itu, loe ngga pake sepatu tapi malah pake sandal, udah gitu sandalnya warna pink lagi,” aku terkikik geli. Rei melihat kebawah, dan dia tersenyum malu.
“ ya udah gue masuk dulu, loe tunggu disini aja, “ aku mengangguk tanda mengerti
“ Rei, gue lihat rumah loe sepi, tante sama om pada kemana?” tanyaku yang dari tadi penasaran. Rei menjawab sambil ngosngosan.
“ heh, oh mereka lagi pergi, “ ucapnya santai,
“ terus pembantu loe?”
“ pada pulang kampung, kenapa sih loe nanyak-nanyak mulu” ujarnya kesal.
Aku bingung akhir-akhir ini Rei sering jutek dan gampang marah,aku ngga tahu apa alasannya.
“ Rei, loe kenapa sih, kok akhir-akhir ini gue lihat loe cepet banget emosian , dan loe sering ngelamun. Kalau ada masalah cerita aja, kita udah temenan 4 tahun, dan gue tahu loe lagi ada masalah kan?” Rei tersenyum.
“ Andri, gue tahu loe perhatian banget sama gue, tapi jujur gue ngga apa apa kok, yang tadi sorry ya, gue cuman lagi laper doang , makanya jadi kesel dikit. “kata Rei. Aku tersenyum , namun aku ngga percaya dengan perkatan Rei. Dalam hati Rei meminta maaf kepada Andri.
“ sorry ndri gue ngga mau ngebebanin loe dengan masalah gue, dan gue ngga mau lihat loe sedih Ndri, karena gue sayang sama loe. Ndri gue harap loe bisa hidup dengan tenang, dan bahagia bila gue ngga disisi loe lagi” Rei menatapku, tatapannya begitu sedih, aku yakin pasti ada masalah.
“ Rei, itu gunanya temen bukan , saling tolong menolong. Selama ini loe selalu ada buat gue, dan begitupun sebaliknya. Sebentar lagi kan UN jadi loe mesti fokus belajar supaya kita lulus dengan nilai bagus” ujarku tulus
“ thanks ya Ndri, yahh gue memang lagi mikirin masalah UNnya kok. emm kita nyarik makan yuk” aku mengangguk tanda setuju.
“Rei, kalau udah lulus UN loe mau ngelanjutin kemana ?” aku memberanikan diri menanyakan hal tersebut. “ gue ngga tahu, karena gue cuman suka ngelukis, hidup gue penuh dengan lukisan, kalo loe Ndri?” ujarnya menerawang
“ gue juga bingung ngga tahu mau kemana, bisa kuliah aja gue udah bersyukur. Tapi gue punya cita – cita gue pingin jadi penulis terkenal. Rei gue harap kita akan sama –sama beranjak dewasa dan menemukan hidup yang penuh warna” aku menatap Rei
“ gue juga berharap seperti itu Ndri, “ Rei hanya menjawab seperti itu, aku jadi semakin yakin kalau Rei akan pergi jauh meninggalkanku, tapi aku buang pikiran buruk itu.
Saat Ujian Nasional pun tiba, aku jarang bertemu Rei karena kita beda kelas dan beda jurusan Rei jurusan ipa , aku jurusan bahasa. Setelah selesai UN aku mencari Rei kekelasnya, namun kata temen Rei , Rei ngga sekolah aku jadi bingung dan takut terjadi sesuatu dengan Rei, “Rei aku harap kamu baik –baik aja”. Ujarku dalam hati. Aku pergi kerumah Rei dan Rumah itu sepi , seperti rumah tak berpenghuni. Kemana perginya Rei dan keluarganya . Sampai pengumuman kelulusan tiba Rei tak kunjung datang. Aku semakin khawatir dan takut, terjadi sesuatu yang buruk dengan Rei. Kembali aku datang kerumah Rei, dan aku melihat seseorang dihalaman rumahnya, aku tersenyum berharap itu pembantu Rei.
“ ehm permisi,” kataku,dan orang itu menoleh
“ yah, eh non Andri, “ kata pembantu itu.
“ ya mang, mang Ujang kok baru kelihatan sih, kemana aja mang? Oya mang Rei sama keluarganya kemana?” terlihat mang ujang sangat sedih.
“ den Rei sama nyonya udah pergi non, mereka udah ngga tinggal disini lagi” aku tercengan mendengar penjelasan mang ujang.
“ maksud mang Ujang, Rei , Rei ngga disini lagi, lalu kemana mereka pergi mang?” rasanya aku hampir meneteskan air mata,.
“mang ngga tahu non, yang mang Ujang tahu, nyonya sama den Rei udah ngga tinggal disini lagi. Sedangkan Tuan ngga tahu pergi kemana . “
“ memang kenapa mereka bisa pergi sih mang, memangnya ada masalah apa mang.?” Aku penasaran.
“Tuan dan Nyonya pisah non, mereka udah cerai, dan den Rei ikut sama mamanya. Saya juga disini cuman sebentar kok non, kalau pemilik barunya sudah datang saya balik kekampung lagi” jelas mang ujang. Aku benar-benar tak menyangka , ternyata keluarga Rei yang selama ini harmonis pisah. Ternyata ini yang menyebabkan Rei murung dan gampang marah. Tapi kenapa Rei menyembunyikan ini dari aku, apa dia udah ngga nganggep aku sahabatnya lagi. Aku pulang dengan hati kesal dan sedih, “Rei kini dimana kamu , ? Rei kenapa kamu ninggalin aku , kenapa ?kemana semua janjimu itu Rei, kamu janji akan selalu bersama aku.” Ujar ku lirih, ku dengar seseorang memanggil ku .
“ non, non Andri” aku melihat – lihat kesekelilingku dan kulihat mang ujang berlari menghampiriku.
“ ada apa mang?”
“ ini non, hampir aja mang lupa, hosh hosh. Ini mang temuin di kamarnya den Rei.” Mang ujang menyerahkan benda yang terbungkus kertas coklat,dan disitu tertulis untuk aku.
“ oh ya mang makis ya mang.” Kataku dan mengambil benda tersebut.
Sampai dirumah, aku membuka bungkusan itu, dan ternyata isinya lukisan. Lukisan berbentuk salib yang di tengahnya berisi gambar jantung. Di bagian belakang lukisan itu berisi tulisan. “ untuk Andri, ndri maafin gue ya, gue ngga bisa selamanya ada di sisi loe, maafin gue ya ndri, bukan maksud gue ninggalin loe. Tapi karena masalah gue mesti pergi. Ndri loe jangan sedih ya, gue ngga mau lihat loe sedih. Gue sayang sama loe, “
Aku menangis membaca tulisan itu, aku menangis, air mataku ini tak bisa ditahan lagi,” Rei loe jahat” kataku keras –keras. Seminggu aku mengurung diri di kamar, bibi samapai khawatir melihatku.
“ Andri, kamu ngga apa apa sayang?” tanyanya lembut.
“ oh, andri ngga apa apa kok bi. “
“ ya , sudah bibi mau keluar dulu, kamu jaga rumah ya.” Aku mengangguk dalam kamar. Kelihatannya bibi sudah pergi. Kembali aku mangis sendirian. Menatap lukian itu dengan hati pilu. “ REi, kenapa loe pergi, kemana semua janji loe Rei.” Kataku lirih, kemudian ku dengar seseorang mengetuk pintu rumah ku. Aku keluar dengan mata sembab.
“ neng andri, ibu neg, ibu kecelakaan.” Kata bapak – bapak di depanku itu
JGERRR. Aku terkejut mendengarnya,” sekarang bibi dimana pak?”
“ sudah dibawa kerumah sakit neng.” Aku berlari masuk kekamar mengambil jaket
“ ayo pak kita kerumah sakit, . “ aku pun bergegas pergi kerumah sakit.
“ ya Tuhan tolong selamatkan bibi hamba, hanya dia satu-satunya keluarga hamba.” Ujarku lirih bapak yang duduk disampingku berusaha menenangkan ku. Sampai dirumah sakit segera aku mencari ruangan bibi. Aku lihat bibi terbaring lemah , dengan banyak kabel di badannya. Seketika juga air mataku kembali menetes.
“ bibi, bibi harus sembuh, bibi mesti jaga andri lagi, andri ngga mau sendiri lagi bi, cuman bibi keluarga andri satu-satunya” bibi mengerakkan bibirnya perlahan
“ A.. an..dri. ja.. ja.. ga diri kamu baik – baik sa.. yang. Bibi akan selalu ada, di ,, ha, hati kaaa mu.” Seketika mesin itu berbunyi,garis itu berhenti bergerak, dan kulihatbibi memejamkan mata. Kembali air mata ini menets, hanya airmata, tak ada teriakan tak ada isakan . air mata ini sebagai sakasi perginya orang – orang yang aku sayangi dan yang aku cintai.”Semua telah kau ambil Tuhan, kebahagianku dan hatiku pun ikut kau ambil, kini aku sebatangkara. Mampukah aku menjalani hidup di dunia ini?” ujarku dalam hati.
4 Tahun kemudian.
“ ndri, novel loe best seller lagi ya?” Tanya temanku itu
“ he-eh. “ kataku singkat, aku sedang membuat Novel kelimaku. Kini aku sebagai novelis muda , yang mempunyai galeri lukisan –lukisan terkenal. Namun diantara lukisan lukisan itu tak ada sedikitpun lukisan Rei, aku sengaja membeli sebuah galeri agar aku tahu keberadaan Rei, namun hingga kini aku tak tahu dimana Rei berada. Selama 3 bulan hidupku hancur dan tenggelam. Aku tak pernah keluar rumah, selalu mengurung diri. Hingga ada teman lamaku datang mngunjungiku. Semenjak ia memberiku semangat aku kembali bangkit menjadi Andri yang baru, Andri yang memiliki hidup penuh warna, namun seperti pazzel, masih ada yang kurang dalam hidupku. Yah Rei, dial ah pazzelku yang hilang.
“ heh, loe lagi ngetik atau melototin laptop?” Rani (nama temanku itu )mengagetkan saja.
“ loe lihat gue lagi apa?” tanyaku balik
“ menurut penerawangan gue , loe lagi mikirin Rei, sehingga itu laptop elo plototin mulu.” Klik, perkataan Rani memang benar.
“ Ran, udah 4 tahun gue nyarik dia , kemna perginya Rei ya?” Rani mengangkat bahu
“ yah, mana gue tahu. Udahlah ndri lupain Rei. Kini loe udah terkenal sebgai novelis muda yang berbakat, apa lagi gue denger novel loe ada yang masuk sebagai nominalis LA sastra modern” memang benar, seminggu yang lalu mbak pricil editor ku mengabari aku kalau novelku yang berjudul “LOVE” masuk sebgai nominalis, sastra modern bergengsi tahun 2012.
“ gue ngga bisa ngelupain dia , dia udah bawa hati gue pergi, jadi susah buat lupain dia. Dia sahabat sekaligus cinta pertama gue Ran. Gue udah terlanjur cinta sama Rei.”
“ tapi loe ditinggalin pergi begitu aja, tampa ngasik kabar sama sekali, apa itu yang namanya sahabat, dan apa dia peduli sama perasaan loe Ndri? Kalau iya mestinya dia datang dan nyatain perasaannya, jangan maen pergi gitu aja dan ngga ada kabar sama sekali kayak hilang di telan bumu aja,.” Kata- kata Rani benar , Rei memang jahat tega- teganya dia ninggalin aku, namun aku selalu berfikir kalau Rei pergi karena keadaan. Aku teringat dengan perkataannya dulu di taman “ ndri , jika gue pergi nanti itu bukan, karena kemauan gue ataupun paksaan , tapi itu karena gue memang harus pergi. Jadi jangan benci gue ya” dulu aku menganggap kata-kata itu hanya guyonan saja, namun kenyataannya berbeda Rei benar- benar pergi meninggalkan ku .
“ Andri loe ngelamun lagi, dari pada loe bengong disini mending loe ke galeri gih, tadi pak somat nelpone kalau lukisan yang loe beli di pameran waktu itu udah datang” aku mengangguk, bosan juga diam dirumah, lagian gara – gara mikirin Rei gue jadi stuck.
“ oke” , tapi saat mengambil tas, dimeja ada surat, sepertinya surat ini dari orang yang sama.
“ eh kok ada surat , dari siapa nih?”
“ oh hamper gue lupa tadi gue nemuin surat itu di kotak surat. Sepertinya dari Mr X” sejak 3 bulan terakhir ini ada orang yang mengirimiku surat dengan rajin, dia mengaku sebgai Mr X, Rani menganggap itu sebagai penggemar rahasiaku. Surat – surat yang dia berikan berisi manga, komik percintaan aku tak tahu maksud orang ini tapi aku menyukai cerita manga ini, begitu nyata dan mirip- mirip dengan novel “ love ku”
“ dia punya bakat membuat komik , kenapa ngga dibawa ke penerbitan aja sih.” Ujarku
“ mungkin dia cuman pengin kamu yang baca, kan penggemar rahasia.” Aku mengangguk saja
“ ya udah deh ,ntar aja gue baca ini , gue pergi dulu ya.” Rani mengagguk dan mengambil lanjutan komik itu, lalu di bacanya.
Di galeri, kulihat pak Somat sedang menyuruh seseorang menaruh lukisan itu.
“ siang pak, “ sapaku
“ eh mbak Andri , pagi mbak.” Pak Somat tersenyum melihat kedatanganku
“ oya pak ini lukisan yang waktu itu saya beli ya?” ku lihat lukisan yang di bungkus itu.
“ oh iya mbak, oya mbak ini ada lukisan juga tapi ngga tahu siapa pengirimnya mbak” ujar pak somat mengambil lukisan di sebelahnya.
“ oh, ya sudah tolong di buka pak, sekalian juga yang saya beli ini.” Pak somat segera membuka lukisan itu. Saat lukisan yang tampa pengenal itu dibuka, aku tercengang lukisan itu sungguh indah, gambar salib , aku jadi teringat lukisan yang dibuat Rei salib yang latarnya jantung, namun kini salib yang latarnya sepasang burung. Aku melihat pembuatnya , namun di sana hanya berisi inisial saja “ R. S”
“ siapa R. S?” tanyaku bingung
“ saya juga ngga tahu, mbak mau di apain ini lukisan mbak. “ Tanya pak somat
“ em, kita pajang aja pak , taruh di sebelah lukisan salib itu ya pak” pak somat mengangguk.
Setelah itu aku pulang kerumah, kembali berkutat dengan novelku.
“ ndri, semakin kebelakan cerita komik ini semakin bagus, tapi sayang pengirimnya setengah setengah sih, jadinya bersambung deh dan gue penasaran banget tahu, tu cewek sama cowok apa bisa bertemu lagi ya? dan menyetukan cinta mereka yang tertunda?” tanyanya penasaran
“ ya, nanti gue baca. Tapi kok judul komiknya iti ngga ada?” dari pertama di kirim itu manga ngga ada judul, aku menebak nebak sendiri judulnya.
“ iya, ya.tapi ngga ngaruh lah mau pak judul kek mau ngga kek, ngga ngurangin keromantisan and ke indahan komik ini.” Aku tersenyum
“ gue mandi dulu” aku pergi dari situ.
Malamnya aku baca komik itu, benar sungguh mengharukan, mereka berpisah Karena keadaan yanhg mengharuskan mereka berpisah, aku jadi penasaran apa mereka akan bertemu lagi lalu bagai mana dengan nasib ceweknya yang di tinggal pergi. Rasa-rasanya kisah ini mirip sama novelku, hanya saja disana ceweknya yang pergi.
Ke esokan harinya, aku pergi ke galeri bareng Rani,
“ wow, lukisan ini bagus banget, ini lukisan yang loe beli di pameran waktu itu?”
“ ngga kok, ini lukisan ngga tahu siapa yang ngasik, soalnyan ngga ada nama pengirimnya” jelasku
“ oh, kalau dilihat , mirip samaq yang disebelahnya, salib dengan backroun hati, nah yang ini salib dengan backround sepasang burung merpati, nyadar ngga jangan- jangan pengirimnya dari orang yang sama “ aku berfikir , masuk akal juga perkataan Rani.
“ em iya sih, tapi kalau itu dari Rei dari mana dia tahu gue ada disini, dan kenapa dia ngga ngasik langsung ke gue, ? “ aku bertanya- Tanya, apa mungkin ini dari Rei.
“ iya, ya. Udah ah capek gue lihat loe dari dulu mikirin Rei mulu.” Aku tersenyum masam mendengar perkatan Rani.
“ eh mbak Rani, dan mbak Andri, oya mbak tadi pak herman kemari, katanya dia pengin beli lukisan ini, tapi karena mbak ngga ada saya takut ngasik mbak” kata pak Somat sambil menunjuk lukisan salib itu
“ oh ya pak, nanti kalau pak Herman kesini lagi , kasik tahu dia kalau saya tidak menjual lukisan ini. “ jelasku. Aku tak berniat menjualnya.
“ yah gue setuju sama loe ndri, kalau gue jadi elo , gue juga ngga bakal jual lukisan saqlib ini, terlalu berharga untuk dijual” Rani, tersenyum memandangku. Selama ini Rani yang selalu membantuku dan memotivasi aku.
“ oke, oya pa komik yang di buat sama Mr X, udah datang” tanyaku
“ udah dan aku udah baca, kali ini sampai akhir, dia langsung ngirim semuanya, oya di amplopnya juga ada surat, tapi suratnya ngga gue baca.”
“ oh ya, gue jadi penasaran, dari siapa ya?”
Setiba dirumah aku membaca komik itu, ending yang sungguh bahagia, akhirnya mereka bertemu dan mepersatukan cinta mereka kembali,walau harus mengalami sakit terlebih dahulu namun itu di terima dengan hati iklas oleh mereka, mereka mau bersabar hingga cinta mempertemukan mereka kembali.aku terenyuh membaca mnga ini, dengan gambar yang terlihat nyata dan menyentuh, serta cerita yang mengalir dengan indah, persis seperti novel ku. Kemudian aku mengambil suratnya.
“hai , andri lama gue ngga ketemu loe gue jadi kangen , Andri maafin gue ya. Karena gue ngga nepatin janji. Tapi kini gue kembali ndri, saat melihat loe dimajalah gue bangga banget sama loe , kini loe udah jadi novelis terkenal ya. Gue ngga nyangka , Andri jika loe mau tahu siapa gue yang sebenernya, loe temui gue minggu depan di galeri satya cempaka jam 2 siang, gue tunggu loe, oya loe mau tahu judul manga itu? Judulnya “ LOVE” sama dengan novel loe, kisahnya juga sama namun disini cowoknya yang pergi. Andri gue sayang loe.
Salam
R.S”
R.S? rasa-rasanya aku pernah lihat inisial ini, oya aku ingat di lukisan salib itu. Apa ini Rei, jika ini Rei kenapa ia tak langsung datang menemuiku, kenapa ia harus mengirimi manga ini dan juga lukisan itu,dan dia ingin menemuiku di galeriku sendiri, iya itu galeriku. Namun di lubuk hatiku yang paling dalam aku benar- benar berharap kalau inu Rei. Tapi tunggu !! minggu depan aku harus ke Jakarta , mendatangi LA sastra modern bergengsi tahun 2012. Lalu aku mesti bagaimana? Tanyaku terlebih pada diri sendiri.
Keesokan harinya , aku menceritakan semuanya kepada Rani.
“ Ran, jadi gue mesti gimana donk?”
“ loe datang aja ke Jakarta, biar disini gue yang urus, lagian gue ngga yakin kalau itu Rei, seperti kata gue tadi , jangan –jangan itu ulah orang iseng.” Kata Rani mantap.
“ ngga mungkin orang iseng mau ngirim manga, sama lukisan kayak gitu. Ya udah lah, nanti gue mikirin masalah ini lagi , thanks ya Ran.” Aku kembali kekamarku.
“ Andri , Andri gue harap loe ketemu sama cinta loe, supaya loe ngga menderita kayak gini lagi” ujar Rani pelan,
Seminggu kemudian aku mengambil keputusan untuk pergi ke Jakarta, aku berharap acara di sana cepat selesai agar aku bisa segera balik ke Surabaya, namun aku raqgu. Aku pergi ke Jakarta bersama editorku. Masalah di galeri ku serahkan kepada Rani. Dan ternyata aku tak menyesal datang ke Jakarta, pada acara LA sastra modern , aku mendapat penghargaan sebagai novelis muda berbakat dengan karyanya “ LOVE” yang akan diangkat kelayar lebar, it is amazing! Seperti kata DIDI(dalam flm putih abu-abu) saatnya bilang wow! Wow!. Dan aku harus segera balik ke Surabaya, pagi-pagi sekali setelah menerima penghargaan tersebut dan menginap sebentar di hotel, aku segera kembali ke Surabaya, walau sebenarnya kemarin aku harus bertemu dengan orang itu, namun tak kunjung aku berharap bahwa kali ini pun aku masih bisa bertemu dengannya.
Dengan perasaan,dag,dig dug, aku pulang kerumah, dan kulihat Rani, sedang menonton tv,
“ hello” sapaku, Rani menoleh dan langsung memeluku
“ selamat sayang, gue bener bener bangga punya temen kayak loe, novel loe bakal di angkat ke layar lebar, saatnya bilang wow,” katanya ceria
“ oke, iya, iya maksih juga, oya Ran gimana apa kemarin orang itu datang?” aku mulai bertanya
“ sorry, kemarin orang yang berinisial R.S itu nga datang , tapi dia ngirim surat dan sebuah lukisan, nih suratnya and lukisannya di galeri belom aku buka sama sekali.” Ujarnya, yang membuat aku sedih
“ oh ya udah , thanks ya Ran, gue kekamar dulu capek, oya tuh oleh –oleh buat loe”Rani mengangguk.
“ oke, met istirahat ya and makasih, oya ntar kita nggadain syukuran buat kemenangan lo ya?” aku menganguk dan malangkah menuju kamar.
Di dalam kamar ku buka surat itu, dan segera membacanya, hati ku gundah saat membuka surat itu.
“ hai Andri, maaf gue ngga nepatin janji, karena ada sesuatu hal yang penting, gue ngga bisa datang ke galeri sekali lagi maaf udah ngga nepatin janji gue untuk yang kedua kalinya. Tapi kali ini janji gue yang terakhir, gue bakal datang nemuin loe di galeri sabtu ini, gue berharap loe masih mau nungguin gue dan masih mau ketemu sama gue, oya lukisan itu, lukisan terakhir yang gue kirim. Itu lukisan merupakan isi hati gue. Gue sayang lo
R.S”
Aku menangis, siapa sih ini, kenapa dia tahu banget tentang gue. Rei, apa ini loe? Tanyaku lirih, gue harap ini loe Rei, gue udah maafin loe, berapa banyak pun loe buat salah gue selalu maafin loe. Karena gue ngga bisa membenci loe Rei.
Aku keluar dari kamar dan menangir di pelukan Rani
“ eh, kenpa loe kok nangis, apa pengirm surat ini udah ngga mau ketemu loe, apa dia buat loe sedih haha, biar gue ntar yang bales orang tak di kenal ini” uujarnya marah
“ ngga , ngga ada hubungannya sama yang loe katain tadi. Gue cuman keinget sama Rei,” ujarku lirih
“ Rei lagi, udah berapa kali Rei buat loe nagis ndri, ngga ada dia, bikin loe jadi sedih banget deh. Kasihan loe Ndri, gue harap Rei akan datang nemuin loe” ujarnya lembut.
“ thanks ya, Ran. Loe memang sahabat sekaligue keluarga bagi gue”
“ sama-sama sayang, ya udah loe tidur gih katanya capek” aku mengangguk dan kembali kekamar.
Sebelum hari sabtu tiba, aku melewati hari-hariku dengan ceria, berharap hari sabtu akan segera datang. Aku datang setiap hari ke galeri, dan melihat tiga lukisan salib itu. Lukisan salib yang terakhir dikirim oleh orang itu adalah lukisan salib dengan backround sepasang kekasih. Sungguh indah , semakin ku lihat lukisan itu , aku semakin mengharapkan Rei datang. Seketika kulihat pintu galeri ku didorong, dan seseorang masuk. Aku terdiam mentap orang itu, lama aku memandanginya, samapi rani datang menghampiriku. “ siapa yang datang ndri?” tanyanya. Aku tak menjawabnya dan terus menatap ke depan, menatap sepasang mata yang sangat ku rindukan,menatap wajah tampan itu dengan kelegaan , dan kesedihan. Terlihat jelas wajah itu sedang tersenyum wajahnya terlihat kelelahan, semakin tampan saja dia. Perlahan ku hampiri dia. Rani memanggilku
“ woi, andri, itu siapa, eh, eh, kok, kok ?” katanya heran. Dia pun melangkah menghampiriku, kami semakin dekat, hingga akhirnya jarak kami hanya 5 cm. Aku tak sanggup berkata-kata, bibirku ini terasa kelu. Tiba –tiba saja , dia memelukku dengan erat, aku pun membalas pelukannya.
“ Andri, gue kangen banget sama loe, gue , gue ngga mau loe pergi lagi.” Kata Rei, ya!! Dia Rei.
“ Rei, gue seharusnya yang ngomong kayak gitu, gue ngga mau loe pergi lagi gue kangen banget sama loe. Tapi kenapa loe sekarang dating bukannya di surat loe bakal dating hari sabtu?” Kataku masih dalam pelukannya.
“jadi loe tahu itu gue. karena gue ngga tahan pengin ketemu loe,” aku mengangguk, kenapa baru sekarang kamu datang Rei.
“ kemana loe selama ini Rei, loe bikin gue hampir gila tahu ! saat tahu loe udah ngga disisi gue lagi, mana janji loe Rei” ujarku menangis
“ Ndri maafin gue yang ngga tahu malu ini, maafin gue. Karena dulu pergi begitu aja, kini aku disini Ndri untuk nepatin janji aku.” Ujarnya tulus
Tiba-tiba saja seseorang mengganggu,
“ eh,, maaf ganggu kalian yang lagi reonian, atau menemukan cinta kembali. Em Ndri tolong jelasin siapa dia? And loe, kenapa tiba-tiba aja datang dan langsung meluk sahabat gue ini?” Rani, mulai gerah di abaikan. Itulah sifat Rani , penyayang dan dia harus tahu siapa dan sedang apa gue, karena dia sayang sama gue. Aku tersenyum , dan melepaskan pelukan Rei,
“ oke, neng. Rei kenalin ini Rina, dan Rina kenalin ini Rei, orang yang selalu buat gue nangis, dan orang yang pengin loe tonjok dari dulu. Ini nih orang nya” kataku terkikik dan Rei melotot, sedangkan Rina tersenyum licik
“ jadi loe yang namanya Rei, yang udah buat sahabat gue ini nangis, yang udah ninggalin Andri, menjalani kesedihannya sebatang kara, dan sekarang loe datang mau apa?”
“ ehm, maaf Rani, tapi gue pergi bukan kemauan gue, tapi gue selama ini nyarik Andri kok, namun gue belum berani nemuin dia karena gue belum siap. Tapi sekarang gue udah berani untuk kembali membawa hati gue. Thanks ya Ran loe udah jaga dia, selama ini. Loe udah jaga, hati, burung merpati gue, dan kekasih gue” ujarnya tulus sambil menatapku.
“ Rei, gue kangen banget sama loe, gue ngga nyangka loe bakal kembali Rei, gue kira, gue ngga bakal ketemu loe lagi. Gue .. gue takut kehilanagn loe lagi Rei.” Aku meneteskan air mata gembira.
“ ah,, gue ngga ngerti sama loe Andri, kini didepan loe ada Rei loe kok malah nagis sih. Apa Rei selalu membuat loe nangis, mau dia ada kek, mau ngga loe bakalan nagis juga? Ribet deh loe Andri” Rani mengeleng-gelengkan kepala, melihat air mata Andri.
“ ini air mata bahagia tahu, lalu tante dimana Rei?” kataku kepada Rani dan Rei
“ udah,udah, Andri gue ngga mau lihat loe sedih lagi. Tante baik baik aja kok, dia tinggal di rumah paman gue. Andri seperti kata gue tadi, gue bakal nepatin janji gue , yaitu akan selalu ada disisi loe selamanya. Oya gue turut berduka cita atas meninggalnya bibi loe, maaf baru kali ini gue ngucapin. Andri, apa loe tahu siapa yang buat lukisan itu?” tanyanya menunjuk lukisan tersebut.
“ yah, gue yakin kalau itu lukisan loe, seperti kata loe hati, burung merpati, dan kekasih. Tapi loe ngga nyatain cinta ke gue, yah mana mungkin gue kekasih loe?” kataku pura-pura kesal. Rei tersenyum, mengamit lenganku dan memeluku
“ loe tahu, dari dulu gue cinta sama loe, dan gue yakin loe akan jadi milik gue, dan sekaran cinta mempertemukan kita kembali. Andri, cinta yang mempertemukan kita, cinta yang menyatukan kita, dank arena cinta juga kita akan selalu bersama, jadi will you marry me?” aku tercengang.
“ apa ini lamaran?, kan tadi gue cuman bilang kekasih , tapi , tapi ini?”n Rei berlutut dihadapanku, memegang tanganku, ini mimpi kah?, aku harap ini nyata, kataku dalam hati.
“ ini ngga mimpi sayang, jadi apa kamu mau jadi mempelaiku? Atau kamu hanya ingin menjadi kekasihku selamanya ya? Atau jadi sahabat doang?” aku tercengan, kenapa Ri tahu apa yang akau pikirkan. Yah, ini saatnya aku menemukan kebahagianku dan melengkapi warna hidupku yang hilang serta pazzel hidupku yang lengkap. Hingga semua tergambar jelas.
“ eh, gue, em maksudnya aku, aku ngga ingin semuanya, yang aku ingin………………………….. kamu selalu bersamaku selamanya , disisiku, mau jadi suami kek, pacar kek sahabat kek aku ngga peduli asal bersama kamu. “ kataku tulus dan mmeluknya
“ ceileh, heh Rei itu artinya iya, eh tunggu kata, kata tadi itu yang di komik itukan , Andri, Rei, kalian tokoh di komik dan novel “ love” ?” Tanya Rani penasaran
“ iya” kami serempak menjawab,
“ OMG, love, love and love, cinta kalian sungguh kuat. Gue jadi iri” aku tersenyum, dan Rei tertawa
“ yah gue doain loe cepet nemu jodoh loe” ujarku
“ jadi, Andri loe nerima lamaran gue, dan minggu depan kita nikah. Dan mengikat cinta kita agar lebih sempurna lagi. Selamanya bersama hanya dengan kamu.” Uhh rasanya aku ingin meleleh mendengra kata kata Rei tadi.
“ Rei , kamu selalu membuatku terkejut dan kagum,aku ngga salah nunggu kamu selama ini. Rei hanya kamu cintaku.” Kami tersenyum bersama, dan akhirnya selama empat tahun aku menunggu cintaku, akhirnya dia pulang juga, dengan membawa hatinya. Cinta kami telah mempertemukan kami lagi. Dan karena cinta kami tak akan terpisahkan.
Seperti kata Rei, minggu depannya kami menikah, kami akan hidup dengan damai. Rani menangis bahagia.
“ Andri, kalau loe doi tinggalin Rei lagi loe datang ke gue aja , nantui gue gebuk dia, dan Loe Rei, jangan loe tinggalin dia lagi, dia permata yang berharaga. Jaga dia baik baik rei” ujarnya sedih,
“ yah , gue bakal jaga dia, dan ngga akan pernah ninggalin dia lagi. Selamanya ada disinya.” Ujar Rei menatapku
“ Rani, makasih untuk semuanya, gue sayang looe rani, semoga loe cepet menemukan kebahagian loe, “ kataku memeluk mRani.
“ iya, iya, hidup berbahagia lah “
Setelah itu, hidupku pun lengkap dengan warna warna nya, cinta yang penuh warna dan pazell yang kembali lengkap dengan uth. Semua telah kembali, hatiku , kasihku dan rumahku. Kini aku akan hidup bahagia bersama Rei disisiku dengan cinta kita, kami akan menyongsong hidup baru penuh warna. Tante pun ikut tinggal bersama kami. Aku bahagia benar-benar bahagia, ternyata Rei dari dulu mencintaiku. CINTA sudah mengubah hidupku, tampa CINTA , aku takakan menemukan Rei.
THE END
“ oh , begitu ya” katanya sambil menerawang
“ Rei, seharusnya yang nanyak tentang keadilan itu gue kali, kan selama ini hidup gue ngga pernah adil , orang yang gue sayang selalu diambil sama Tuhan, gue rasa Tuhan ngga sayang sama gue. Loe tahu Rei , gue takut hidup sendiri, gue bener-bener takut kehilangan orang yang gue sayang.” Yah aku memang takut hidup sebatang kara lagi.
Rei menoleh kepadaku, seketika kami pun berhenti mengayuh sepeda. “ Ndri, loe harus mulai hidup mandiri, ngga mungkin loe bakal tergantung selamanya sama bibi loe dan gue, kini loe udah gede, udah dewasa dan mulailah membuka lembaran baru tampa campur tangan orang lain di sekelilingmu, gue tahu loe orangnya kuat, tampa gue pun loe bisa hidup bahagia, dan menemukan kehidupan yang lebih berwarna” aku tercengan mendengar perkatan Rei, seolah Rei akan pergi meninggalkanku.
“ Rei , loe kok ngomong kayak gitu sih, seolah- olah loe bakal pergi ninggalin gue selamanya, kita kan udah janji bakal selalu bersama sampai kapan pun ,” kataku kesal, Rei tertawa melihatku.
“ Andri, gue ngga lupa sama janji kita, tapi kalau kita udah lulus , kita pasti menjalani hidup kita masing-masing bukan. Loe dengan kehidupan baru loe dan gue dengan kehidupan baru gue” kata-kata Rei membuatku tercengan aku sama sekali tak memikirkan itu, dan aku tak mau memikirkannya.
“ udah ah, gue ngga mau mikirin itu karena itu bakal bikin gue sedih, dan yang penting sekarang loe masih disini sama gue.” Kataku tersenyum. Kami melanjutkan perjalanan kami menuju sekolah. Selama mengayuh sepeda kulihat Rei disampingku, Rei aku ngga mau ngebayagin kalau kamu ngga ada disisiku lagi .
Hari ini hari minggu , aku dan Rei akan lari pagi di taman kota, aku pergi kerumah Rei, kulihat rumah Rei sepi sekali , tak seperti biasanya. Ku tekan bel “ tingtong, tingtong” tiga kali ku tekan, tak sekali pun ada yang keluar,” kemana ya mereka? “Tanyaku kebingungan. Dan untuk yang terakhir kalinya ku tekan bel tersebut. Namun tak ada yang kunjung membuka pintu, aku pun menyerah dan berbalik pulag kerumah, pada saat berbalik, pintu dibelakangku terbuka dan kulihat Rei yang masih awut-awutan .
“ Rei, akhirnya loe buka juga, gimana sih katanya mau lari pagi, nah ini loe baru bangun , oya pada kemana ortu loe sama pembantu loe, kok dari tadi gue tekan tekan belnya ngga ada yang bukain pintu sih” semprot ku kepada Rei yang baru bangun. Rei hanya mengerjap- ngerjapkan matanya.
“ udah selesai pidato paginya, kalo udah yuk masuk.” Rei pergi meninggalkanku , yang masih melongo dengan jawaban yang ia berikan.
“ mau masuk ngga ?”Tanyanya lagi, dilihatnya aku yang masih berdiam diri didepan pintu seperti orang bodoh. Dan aku mengikuti Rei masuk.
“ duduk dulu, gue mau cuci muka dulu” dia sama sekali tak menjelaskan pertanyyanku tadi. Kulihat rumah yang sepi ini, “ pada kemana ni orang rumah?” gumanku .
Rumah Rei sangat mewah, dia dari kalangan berada, tapi Rei tidak sombong seperti anak-anak yang lain yang sama kayanya dengan Rei. Rei keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang basah , dia terlihat sangat cool.
“ hei, gue udah siap nih yuk jalan” ajaknya, aku bergegas mengikutinya keluar.
“ heh, Rei loe mau lari pagi atau mau mulung sampah?” kataku sedikit menahan tawa. Rei menatapku bingung
“ itu, loe ngga pake sepatu tapi malah pake sandal, udah gitu sandalnya warna pink lagi,” aku terkikik geli. Rei melihat kebawah, dan dia tersenyum malu.
“ ya udah gue masuk dulu, loe tunggu disini aja, “ aku mengangguk tanda mengerti
“ Rei, gue lihat rumah loe sepi, tante sama om pada kemana?” tanyaku yang dari tadi penasaran. Rei menjawab sambil ngosngosan.
“ heh, oh mereka lagi pergi, “ ucapnya santai,
“ terus pembantu loe?”
“ pada pulang kampung, kenapa sih loe nanyak-nanyak mulu” ujarnya kesal.
Aku bingung akhir-akhir ini Rei sering jutek dan gampang marah,aku ngga tahu apa alasannya.
“ Rei, loe kenapa sih, kok akhir-akhir ini gue lihat loe cepet banget emosian , dan loe sering ngelamun. Kalau ada masalah cerita aja, kita udah temenan 4 tahun, dan gue tahu loe lagi ada masalah kan?” Rei tersenyum.
“ Andri, gue tahu loe perhatian banget sama gue, tapi jujur gue ngga apa apa kok, yang tadi sorry ya, gue cuman lagi laper doang , makanya jadi kesel dikit. “kata Rei. Aku tersenyum , namun aku ngga percaya dengan perkatan Rei. Dalam hati Rei meminta maaf kepada Andri.
“ sorry ndri gue ngga mau ngebebanin loe dengan masalah gue, dan gue ngga mau lihat loe sedih Ndri, karena gue sayang sama loe. Ndri gue harap loe bisa hidup dengan tenang, dan bahagia bila gue ngga disisi loe lagi” Rei menatapku, tatapannya begitu sedih, aku yakin pasti ada masalah.
“ Rei, itu gunanya temen bukan , saling tolong menolong. Selama ini loe selalu ada buat gue, dan begitupun sebaliknya. Sebentar lagi kan UN jadi loe mesti fokus belajar supaya kita lulus dengan nilai bagus” ujarku tulus
“ thanks ya Ndri, yahh gue memang lagi mikirin masalah UNnya kok. emm kita nyarik makan yuk” aku mengangguk tanda setuju.
“Rei, kalau udah lulus UN loe mau ngelanjutin kemana ?” aku memberanikan diri menanyakan hal tersebut. “ gue ngga tahu, karena gue cuman suka ngelukis, hidup gue penuh dengan lukisan, kalo loe Ndri?” ujarnya menerawang
“ gue juga bingung ngga tahu mau kemana, bisa kuliah aja gue udah bersyukur. Tapi gue punya cita – cita gue pingin jadi penulis terkenal. Rei gue harap kita akan sama –sama beranjak dewasa dan menemukan hidup yang penuh warna” aku menatap Rei
“ gue juga berharap seperti itu Ndri, “ Rei hanya menjawab seperti itu, aku jadi semakin yakin kalau Rei akan pergi jauh meninggalkanku, tapi aku buang pikiran buruk itu.
Saat Ujian Nasional pun tiba, aku jarang bertemu Rei karena kita beda kelas dan beda jurusan Rei jurusan ipa , aku jurusan bahasa. Setelah selesai UN aku mencari Rei kekelasnya, namun kata temen Rei , Rei ngga sekolah aku jadi bingung dan takut terjadi sesuatu dengan Rei, “Rei aku harap kamu baik –baik aja”. Ujarku dalam hati. Aku pergi kerumah Rei dan Rumah itu sepi , seperti rumah tak berpenghuni. Kemana perginya Rei dan keluarganya . Sampai pengumuman kelulusan tiba Rei tak kunjung datang. Aku semakin khawatir dan takut, terjadi sesuatu yang buruk dengan Rei. Kembali aku datang kerumah Rei, dan aku melihat seseorang dihalaman rumahnya, aku tersenyum berharap itu pembantu Rei.
“ ehm permisi,” kataku,dan orang itu menoleh
“ yah, eh non Andri, “ kata pembantu itu.
“ ya mang, mang Ujang kok baru kelihatan sih, kemana aja mang? Oya mang Rei sama keluarganya kemana?” terlihat mang ujang sangat sedih.
“ den Rei sama nyonya udah pergi non, mereka udah ngga tinggal disini lagi” aku tercengan mendengar penjelasan mang ujang.
“ maksud mang Ujang, Rei , Rei ngga disini lagi, lalu kemana mereka pergi mang?” rasanya aku hampir meneteskan air mata,.
“mang ngga tahu non, yang mang Ujang tahu, nyonya sama den Rei udah ngga tinggal disini lagi. Sedangkan Tuan ngga tahu pergi kemana . “
“ memang kenapa mereka bisa pergi sih mang, memangnya ada masalah apa mang.?” Aku penasaran.
“Tuan dan Nyonya pisah non, mereka udah cerai, dan den Rei ikut sama mamanya. Saya juga disini cuman sebentar kok non, kalau pemilik barunya sudah datang saya balik kekampung lagi” jelas mang ujang. Aku benar-benar tak menyangka , ternyata keluarga Rei yang selama ini harmonis pisah. Ternyata ini yang menyebabkan Rei murung dan gampang marah. Tapi kenapa Rei menyembunyikan ini dari aku, apa dia udah ngga nganggep aku sahabatnya lagi. Aku pulang dengan hati kesal dan sedih, “Rei kini dimana kamu , ? Rei kenapa kamu ninggalin aku , kenapa ?kemana semua janjimu itu Rei, kamu janji akan selalu bersama aku.” Ujar ku lirih, ku dengar seseorang memanggil ku .
“ non, non Andri” aku melihat – lihat kesekelilingku dan kulihat mang ujang berlari menghampiriku.
“ ada apa mang?”
“ ini non, hampir aja mang lupa, hosh hosh. Ini mang temuin di kamarnya den Rei.” Mang ujang menyerahkan benda yang terbungkus kertas coklat,dan disitu tertulis untuk aku.
“ oh ya mang makis ya mang.” Kataku dan mengambil benda tersebut.
Sampai dirumah, aku membuka bungkusan itu, dan ternyata isinya lukisan. Lukisan berbentuk salib yang di tengahnya berisi gambar jantung. Di bagian belakang lukisan itu berisi tulisan. “ untuk Andri, ndri maafin gue ya, gue ngga bisa selamanya ada di sisi loe, maafin gue ya ndri, bukan maksud gue ninggalin loe. Tapi karena masalah gue mesti pergi. Ndri loe jangan sedih ya, gue ngga mau lihat loe sedih. Gue sayang sama loe, “
Aku menangis membaca tulisan itu, aku menangis, air mataku ini tak bisa ditahan lagi,” Rei loe jahat” kataku keras –keras. Seminggu aku mengurung diri di kamar, bibi samapai khawatir melihatku.
“ Andri, kamu ngga apa apa sayang?” tanyanya lembut.
“ oh, andri ngga apa apa kok bi. “
“ ya , sudah bibi mau keluar dulu, kamu jaga rumah ya.” Aku mengangguk dalam kamar. Kelihatannya bibi sudah pergi. Kembali aku mangis sendirian. Menatap lukian itu dengan hati pilu. “ REi, kenapa loe pergi, kemana semua janji loe Rei.” Kataku lirih, kemudian ku dengar seseorang mengetuk pintu rumah ku. Aku keluar dengan mata sembab.
“ neng andri, ibu neg, ibu kecelakaan.” Kata bapak – bapak di depanku itu
JGERRR. Aku terkejut mendengarnya,” sekarang bibi dimana pak?”
“ sudah dibawa kerumah sakit neng.” Aku berlari masuk kekamar mengambil jaket
“ ayo pak kita kerumah sakit, . “ aku pun bergegas pergi kerumah sakit.
“ ya Tuhan tolong selamatkan bibi hamba, hanya dia satu-satunya keluarga hamba.” Ujarku lirih bapak yang duduk disampingku berusaha menenangkan ku. Sampai dirumah sakit segera aku mencari ruangan bibi. Aku lihat bibi terbaring lemah , dengan banyak kabel di badannya. Seketika juga air mataku kembali menetes.
“ bibi, bibi harus sembuh, bibi mesti jaga andri lagi, andri ngga mau sendiri lagi bi, cuman bibi keluarga andri satu-satunya” bibi mengerakkan bibirnya perlahan
“ A.. an..dri. ja.. ja.. ga diri kamu baik – baik sa.. yang. Bibi akan selalu ada, di ,, ha, hati kaaa mu.” Seketika mesin itu berbunyi,garis itu berhenti bergerak, dan kulihatbibi memejamkan mata. Kembali air mata ini menets, hanya airmata, tak ada teriakan tak ada isakan . air mata ini sebagai sakasi perginya orang – orang yang aku sayangi dan yang aku cintai.”Semua telah kau ambil Tuhan, kebahagianku dan hatiku pun ikut kau ambil, kini aku sebatangkara. Mampukah aku menjalani hidup di dunia ini?” ujarku dalam hati.
4 Tahun kemudian.
“ ndri, novel loe best seller lagi ya?” Tanya temanku itu
“ he-eh. “ kataku singkat, aku sedang membuat Novel kelimaku. Kini aku sebagai novelis muda , yang mempunyai galeri lukisan –lukisan terkenal. Namun diantara lukisan lukisan itu tak ada sedikitpun lukisan Rei, aku sengaja membeli sebuah galeri agar aku tahu keberadaan Rei, namun hingga kini aku tak tahu dimana Rei berada. Selama 3 bulan hidupku hancur dan tenggelam. Aku tak pernah keluar rumah, selalu mengurung diri. Hingga ada teman lamaku datang mngunjungiku. Semenjak ia memberiku semangat aku kembali bangkit menjadi Andri yang baru, Andri yang memiliki hidup penuh warna, namun seperti pazzel, masih ada yang kurang dalam hidupku. Yah Rei, dial ah pazzelku yang hilang.
“ heh, loe lagi ngetik atau melototin laptop?” Rani (nama temanku itu )mengagetkan saja.
“ loe lihat gue lagi apa?” tanyaku balik
“ menurut penerawangan gue , loe lagi mikirin Rei, sehingga itu laptop elo plototin mulu.” Klik, perkataan Rani memang benar.
“ Ran, udah 4 tahun gue nyarik dia , kemna perginya Rei ya?” Rani mengangkat bahu
“ yah, mana gue tahu. Udahlah ndri lupain Rei. Kini loe udah terkenal sebgai novelis muda yang berbakat, apa lagi gue denger novel loe ada yang masuk sebagai nominalis LA sastra modern” memang benar, seminggu yang lalu mbak pricil editor ku mengabari aku kalau novelku yang berjudul “LOVE” masuk sebgai nominalis, sastra modern bergengsi tahun 2012.
“ gue ngga bisa ngelupain dia , dia udah bawa hati gue pergi, jadi susah buat lupain dia. Dia sahabat sekaligus cinta pertama gue Ran. Gue udah terlanjur cinta sama Rei.”
“ tapi loe ditinggalin pergi begitu aja, tampa ngasik kabar sama sekali, apa itu yang namanya sahabat, dan apa dia peduli sama perasaan loe Ndri? Kalau iya mestinya dia datang dan nyatain perasaannya, jangan maen pergi gitu aja dan ngga ada kabar sama sekali kayak hilang di telan bumu aja,.” Kata- kata Rani benar , Rei memang jahat tega- teganya dia ninggalin aku, namun aku selalu berfikir kalau Rei pergi karena keadaan. Aku teringat dengan perkataannya dulu di taman “ ndri , jika gue pergi nanti itu bukan, karena kemauan gue ataupun paksaan , tapi itu karena gue memang harus pergi. Jadi jangan benci gue ya” dulu aku menganggap kata-kata itu hanya guyonan saja, namun kenyataannya berbeda Rei benar- benar pergi meninggalkan ku .
“ Andri loe ngelamun lagi, dari pada loe bengong disini mending loe ke galeri gih, tadi pak somat nelpone kalau lukisan yang loe beli di pameran waktu itu udah datang” aku mengangguk, bosan juga diam dirumah, lagian gara – gara mikirin Rei gue jadi stuck.
“ oke” , tapi saat mengambil tas, dimeja ada surat, sepertinya surat ini dari orang yang sama.
“ eh kok ada surat , dari siapa nih?”
“ oh hamper gue lupa tadi gue nemuin surat itu di kotak surat. Sepertinya dari Mr X” sejak 3 bulan terakhir ini ada orang yang mengirimiku surat dengan rajin, dia mengaku sebgai Mr X, Rani menganggap itu sebagai penggemar rahasiaku. Surat – surat yang dia berikan berisi manga, komik percintaan aku tak tahu maksud orang ini tapi aku menyukai cerita manga ini, begitu nyata dan mirip- mirip dengan novel “ love ku”
“ dia punya bakat membuat komik , kenapa ngga dibawa ke penerbitan aja sih.” Ujarku
“ mungkin dia cuman pengin kamu yang baca, kan penggemar rahasia.” Aku mengangguk saja
“ ya udah deh ,ntar aja gue baca ini , gue pergi dulu ya.” Rani mengagguk dan mengambil lanjutan komik itu, lalu di bacanya.
Di galeri, kulihat pak Somat sedang menyuruh seseorang menaruh lukisan itu.
“ siang pak, “ sapaku
“ eh mbak Andri , pagi mbak.” Pak Somat tersenyum melihat kedatanganku
“ oya pak ini lukisan yang waktu itu saya beli ya?” ku lihat lukisan yang di bungkus itu.
“ oh iya mbak, oya mbak ini ada lukisan juga tapi ngga tahu siapa pengirimnya mbak” ujar pak somat mengambil lukisan di sebelahnya.
“ oh, ya sudah tolong di buka pak, sekalian juga yang saya beli ini.” Pak somat segera membuka lukisan itu. Saat lukisan yang tampa pengenal itu dibuka, aku tercengang lukisan itu sungguh indah, gambar salib , aku jadi teringat lukisan yang dibuat Rei salib yang latarnya jantung, namun kini salib yang latarnya sepasang burung. Aku melihat pembuatnya , namun di sana hanya berisi inisial saja “ R. S”
“ siapa R. S?” tanyaku bingung
“ saya juga ngga tahu, mbak mau di apain ini lukisan mbak. “ Tanya pak somat
“ em, kita pajang aja pak , taruh di sebelah lukisan salib itu ya pak” pak somat mengangguk.
Setelah itu aku pulang kerumah, kembali berkutat dengan novelku.
“ ndri, semakin kebelakan cerita komik ini semakin bagus, tapi sayang pengirimnya setengah setengah sih, jadinya bersambung deh dan gue penasaran banget tahu, tu cewek sama cowok apa bisa bertemu lagi ya? dan menyetukan cinta mereka yang tertunda?” tanyanya penasaran
“ ya, nanti gue baca. Tapi kok judul komiknya iti ngga ada?” dari pertama di kirim itu manga ngga ada judul, aku menebak nebak sendiri judulnya.
“ iya, ya.tapi ngga ngaruh lah mau pak judul kek mau ngga kek, ngga ngurangin keromantisan and ke indahan komik ini.” Aku tersenyum
“ gue mandi dulu” aku pergi dari situ.
Malamnya aku baca komik itu, benar sungguh mengharukan, mereka berpisah Karena keadaan yanhg mengharuskan mereka berpisah, aku jadi penasaran apa mereka akan bertemu lagi lalu bagai mana dengan nasib ceweknya yang di tinggal pergi. Rasa-rasanya kisah ini mirip sama novelku, hanya saja disana ceweknya yang pergi.
Ke esokan harinya, aku pergi ke galeri bareng Rani,
“ wow, lukisan ini bagus banget, ini lukisan yang loe beli di pameran waktu itu?”
“ ngga kok, ini lukisan ngga tahu siapa yang ngasik, soalnyan ngga ada nama pengirimnya” jelasku
“ oh, kalau dilihat , mirip samaq yang disebelahnya, salib dengan backroun hati, nah yang ini salib dengan backround sepasang burung merpati, nyadar ngga jangan- jangan pengirimnya dari orang yang sama “ aku berfikir , masuk akal juga perkataan Rani.
“ em iya sih, tapi kalau itu dari Rei dari mana dia tahu gue ada disini, dan kenapa dia ngga ngasik langsung ke gue, ? “ aku bertanya- Tanya, apa mungkin ini dari Rei.
“ iya, ya. Udah ah capek gue lihat loe dari dulu mikirin Rei mulu.” Aku tersenyum masam mendengar perkatan Rani.
“ eh mbak Rani, dan mbak Andri, oya mbak tadi pak herman kemari, katanya dia pengin beli lukisan ini, tapi karena mbak ngga ada saya takut ngasik mbak” kata pak Somat sambil menunjuk lukisan salib itu
“ oh ya pak, nanti kalau pak Herman kesini lagi , kasik tahu dia kalau saya tidak menjual lukisan ini. “ jelasku. Aku tak berniat menjualnya.
“ yah gue setuju sama loe ndri, kalau gue jadi elo , gue juga ngga bakal jual lukisan saqlib ini, terlalu berharga untuk dijual” Rani, tersenyum memandangku. Selama ini Rani yang selalu membantuku dan memotivasi aku.
“ oke, oya pa komik yang di buat sama Mr X, udah datang” tanyaku
“ udah dan aku udah baca, kali ini sampai akhir, dia langsung ngirim semuanya, oya di amplopnya juga ada surat, tapi suratnya ngga gue baca.”
“ oh ya, gue jadi penasaran, dari siapa ya?”
Setiba dirumah aku membaca komik itu, ending yang sungguh bahagia, akhirnya mereka bertemu dan mepersatukan cinta mereka kembali,walau harus mengalami sakit terlebih dahulu namun itu di terima dengan hati iklas oleh mereka, mereka mau bersabar hingga cinta mempertemukan mereka kembali.aku terenyuh membaca mnga ini, dengan gambar yang terlihat nyata dan menyentuh, serta cerita yang mengalir dengan indah, persis seperti novel ku. Kemudian aku mengambil suratnya.
“hai , andri lama gue ngga ketemu loe gue jadi kangen , Andri maafin gue ya. Karena gue ngga nepatin janji. Tapi kini gue kembali ndri, saat melihat loe dimajalah gue bangga banget sama loe , kini loe udah jadi novelis terkenal ya. Gue ngga nyangka , Andri jika loe mau tahu siapa gue yang sebenernya, loe temui gue minggu depan di galeri satya cempaka jam 2 siang, gue tunggu loe, oya loe mau tahu judul manga itu? Judulnya “ LOVE” sama dengan novel loe, kisahnya juga sama namun disini cowoknya yang pergi. Andri gue sayang loe.
Salam
R.S”
R.S? rasa-rasanya aku pernah lihat inisial ini, oya aku ingat di lukisan salib itu. Apa ini Rei, jika ini Rei kenapa ia tak langsung datang menemuiku, kenapa ia harus mengirimi manga ini dan juga lukisan itu,dan dia ingin menemuiku di galeriku sendiri, iya itu galeriku. Namun di lubuk hatiku yang paling dalam aku benar- benar berharap kalau inu Rei. Tapi tunggu !! minggu depan aku harus ke Jakarta , mendatangi LA sastra modern bergengsi tahun 2012. Lalu aku mesti bagaimana? Tanyaku terlebih pada diri sendiri.
Keesokan harinya , aku menceritakan semuanya kepada Rani.
“ Ran, jadi gue mesti gimana donk?”
“ loe datang aja ke Jakarta, biar disini gue yang urus, lagian gue ngga yakin kalau itu Rei, seperti kata gue tadi , jangan –jangan itu ulah orang iseng.” Kata Rani mantap.
“ ngga mungkin orang iseng mau ngirim manga, sama lukisan kayak gitu. Ya udah lah, nanti gue mikirin masalah ini lagi , thanks ya Ran.” Aku kembali kekamarku.
“ Andri , Andri gue harap loe ketemu sama cinta loe, supaya loe ngga menderita kayak gini lagi” ujar Rani pelan,
Seminggu kemudian aku mengambil keputusan untuk pergi ke Jakarta, aku berharap acara di sana cepat selesai agar aku bisa segera balik ke Surabaya, namun aku raqgu. Aku pergi ke Jakarta bersama editorku. Masalah di galeri ku serahkan kepada Rani. Dan ternyata aku tak menyesal datang ke Jakarta, pada acara LA sastra modern , aku mendapat penghargaan sebagai novelis muda berbakat dengan karyanya “ LOVE” yang akan diangkat kelayar lebar, it is amazing! Seperti kata DIDI(dalam flm putih abu-abu) saatnya bilang wow! Wow!. Dan aku harus segera balik ke Surabaya, pagi-pagi sekali setelah menerima penghargaan tersebut dan menginap sebentar di hotel, aku segera kembali ke Surabaya, walau sebenarnya kemarin aku harus bertemu dengan orang itu, namun tak kunjung aku berharap bahwa kali ini pun aku masih bisa bertemu dengannya.
Dengan perasaan,dag,dig dug, aku pulang kerumah, dan kulihat Rani, sedang menonton tv,
“ hello” sapaku, Rani menoleh dan langsung memeluku
“ selamat sayang, gue bener bener bangga punya temen kayak loe, novel loe bakal di angkat ke layar lebar, saatnya bilang wow,” katanya ceria
“ oke, iya, iya maksih juga, oya Ran gimana apa kemarin orang itu datang?” aku mulai bertanya
“ sorry, kemarin orang yang berinisial R.S itu nga datang , tapi dia ngirim surat dan sebuah lukisan, nih suratnya and lukisannya di galeri belom aku buka sama sekali.” Ujarnya, yang membuat aku sedih
“ oh ya udah , thanks ya Ran, gue kekamar dulu capek, oya tuh oleh –oleh buat loe”Rani mengangguk.
“ oke, met istirahat ya and makasih, oya ntar kita nggadain syukuran buat kemenangan lo ya?” aku menganguk dan malangkah menuju kamar.
Di dalam kamar ku buka surat itu, dan segera membacanya, hati ku gundah saat membuka surat itu.
“ hai Andri, maaf gue ngga nepatin janji, karena ada sesuatu hal yang penting, gue ngga bisa datang ke galeri sekali lagi maaf udah ngga nepatin janji gue untuk yang kedua kalinya. Tapi kali ini janji gue yang terakhir, gue bakal datang nemuin loe di galeri sabtu ini, gue berharap loe masih mau nungguin gue dan masih mau ketemu sama gue, oya lukisan itu, lukisan terakhir yang gue kirim. Itu lukisan merupakan isi hati gue. Gue sayang lo
R.S”
Aku menangis, siapa sih ini, kenapa dia tahu banget tentang gue. Rei, apa ini loe? Tanyaku lirih, gue harap ini loe Rei, gue udah maafin loe, berapa banyak pun loe buat salah gue selalu maafin loe. Karena gue ngga bisa membenci loe Rei.
Aku keluar dari kamar dan menangir di pelukan Rani
“ eh, kenpa loe kok nangis, apa pengirm surat ini udah ngga mau ketemu loe, apa dia buat loe sedih haha, biar gue ntar yang bales orang tak di kenal ini” uujarnya marah
“ ngga , ngga ada hubungannya sama yang loe katain tadi. Gue cuman keinget sama Rei,” ujarku lirih
“ Rei lagi, udah berapa kali Rei buat loe nagis ndri, ngga ada dia, bikin loe jadi sedih banget deh. Kasihan loe Ndri, gue harap Rei akan datang nemuin loe” ujarnya lembut.
“ thanks ya, Ran. Loe memang sahabat sekaligue keluarga bagi gue”
“ sama-sama sayang, ya udah loe tidur gih katanya capek” aku mengangguk dan kembali kekamar.
Sebelum hari sabtu tiba, aku melewati hari-hariku dengan ceria, berharap hari sabtu akan segera datang. Aku datang setiap hari ke galeri, dan melihat tiga lukisan salib itu. Lukisan salib yang terakhir dikirim oleh orang itu adalah lukisan salib dengan backround sepasang kekasih. Sungguh indah , semakin ku lihat lukisan itu , aku semakin mengharapkan Rei datang. Seketika kulihat pintu galeri ku didorong, dan seseorang masuk. Aku terdiam mentap orang itu, lama aku memandanginya, samapi rani datang menghampiriku. “ siapa yang datang ndri?” tanyanya. Aku tak menjawabnya dan terus menatap ke depan, menatap sepasang mata yang sangat ku rindukan,menatap wajah tampan itu dengan kelegaan , dan kesedihan. Terlihat jelas wajah itu sedang tersenyum wajahnya terlihat kelelahan, semakin tampan saja dia. Perlahan ku hampiri dia. Rani memanggilku
“ woi, andri, itu siapa, eh, eh, kok, kok ?” katanya heran. Dia pun melangkah menghampiriku, kami semakin dekat, hingga akhirnya jarak kami hanya 5 cm. Aku tak sanggup berkata-kata, bibirku ini terasa kelu. Tiba –tiba saja , dia memelukku dengan erat, aku pun membalas pelukannya.
“ Andri, gue kangen banget sama loe, gue , gue ngga mau loe pergi lagi.” Kata Rei, ya!! Dia Rei.
“ Rei, gue seharusnya yang ngomong kayak gitu, gue ngga mau loe pergi lagi gue kangen banget sama loe. Tapi kenapa loe sekarang dating bukannya di surat loe bakal dating hari sabtu?” Kataku masih dalam pelukannya.
“jadi loe tahu itu gue. karena gue ngga tahan pengin ketemu loe,” aku mengangguk, kenapa baru sekarang kamu datang Rei.
“ kemana loe selama ini Rei, loe bikin gue hampir gila tahu ! saat tahu loe udah ngga disisi gue lagi, mana janji loe Rei” ujarku menangis
“ Ndri maafin gue yang ngga tahu malu ini, maafin gue. Karena dulu pergi begitu aja, kini aku disini Ndri untuk nepatin janji aku.” Ujarnya tulus
Tiba-tiba saja seseorang mengganggu,
“ eh,, maaf ganggu kalian yang lagi reonian, atau menemukan cinta kembali. Em Ndri tolong jelasin siapa dia? And loe, kenapa tiba-tiba aja datang dan langsung meluk sahabat gue ini?” Rani, mulai gerah di abaikan. Itulah sifat Rani , penyayang dan dia harus tahu siapa dan sedang apa gue, karena dia sayang sama gue. Aku tersenyum , dan melepaskan pelukan Rei,
“ oke, neng. Rei kenalin ini Rina, dan Rina kenalin ini Rei, orang yang selalu buat gue nangis, dan orang yang pengin loe tonjok dari dulu. Ini nih orang nya” kataku terkikik dan Rei melotot, sedangkan Rina tersenyum licik
“ jadi loe yang namanya Rei, yang udah buat sahabat gue ini nangis, yang udah ninggalin Andri, menjalani kesedihannya sebatang kara, dan sekarang loe datang mau apa?”
“ ehm, maaf Rani, tapi gue pergi bukan kemauan gue, tapi gue selama ini nyarik Andri kok, namun gue belum berani nemuin dia karena gue belum siap. Tapi sekarang gue udah berani untuk kembali membawa hati gue. Thanks ya Ran loe udah jaga dia, selama ini. Loe udah jaga, hati, burung merpati gue, dan kekasih gue” ujarnya tulus sambil menatapku.
“ Rei, gue kangen banget sama loe, gue ngga nyangka loe bakal kembali Rei, gue kira, gue ngga bakal ketemu loe lagi. Gue .. gue takut kehilanagn loe lagi Rei.” Aku meneteskan air mata gembira.
“ ah,, gue ngga ngerti sama loe Andri, kini didepan loe ada Rei loe kok malah nagis sih. Apa Rei selalu membuat loe nangis, mau dia ada kek, mau ngga loe bakalan nagis juga? Ribet deh loe Andri” Rani mengeleng-gelengkan kepala, melihat air mata Andri.
“ ini air mata bahagia tahu, lalu tante dimana Rei?” kataku kepada Rani dan Rei
“ udah,udah, Andri gue ngga mau lihat loe sedih lagi. Tante baik baik aja kok, dia tinggal di rumah paman gue. Andri seperti kata gue tadi, gue bakal nepatin janji gue , yaitu akan selalu ada disisi loe selamanya. Oya gue turut berduka cita atas meninggalnya bibi loe, maaf baru kali ini gue ngucapin. Andri, apa loe tahu siapa yang buat lukisan itu?” tanyanya menunjuk lukisan tersebut.
“ yah, gue yakin kalau itu lukisan loe, seperti kata loe hati, burung merpati, dan kekasih. Tapi loe ngga nyatain cinta ke gue, yah mana mungkin gue kekasih loe?” kataku pura-pura kesal. Rei tersenyum, mengamit lenganku dan memeluku
“ loe tahu, dari dulu gue cinta sama loe, dan gue yakin loe akan jadi milik gue, dan sekaran cinta mempertemukan kita kembali. Andri, cinta yang mempertemukan kita, cinta yang menyatukan kita, dank arena cinta juga kita akan selalu bersama, jadi will you marry me?” aku tercengang.
“ apa ini lamaran?, kan tadi gue cuman bilang kekasih , tapi , tapi ini?”n Rei berlutut dihadapanku, memegang tanganku, ini mimpi kah?, aku harap ini nyata, kataku dalam hati.
“ ini ngga mimpi sayang, jadi apa kamu mau jadi mempelaiku? Atau kamu hanya ingin menjadi kekasihku selamanya ya? Atau jadi sahabat doang?” aku tercengan, kenapa Ri tahu apa yang akau pikirkan. Yah, ini saatnya aku menemukan kebahagianku dan melengkapi warna hidupku yang hilang serta pazzel hidupku yang lengkap. Hingga semua tergambar jelas.
“ eh, gue, em maksudnya aku, aku ngga ingin semuanya, yang aku ingin………………………….. kamu selalu bersamaku selamanya , disisiku, mau jadi suami kek, pacar kek sahabat kek aku ngga peduli asal bersama kamu. “ kataku tulus dan mmeluknya
“ ceileh, heh Rei itu artinya iya, eh tunggu kata, kata tadi itu yang di komik itukan , Andri, Rei, kalian tokoh di komik dan novel “ love” ?” Tanya Rani penasaran
“ iya” kami serempak menjawab,
“ OMG, love, love and love, cinta kalian sungguh kuat. Gue jadi iri” aku tersenyum, dan Rei tertawa
“ yah gue doain loe cepet nemu jodoh loe” ujarku
“ jadi, Andri loe nerima lamaran gue, dan minggu depan kita nikah. Dan mengikat cinta kita agar lebih sempurna lagi. Selamanya bersama hanya dengan kamu.” Uhh rasanya aku ingin meleleh mendengra kata kata Rei tadi.
“ Rei , kamu selalu membuatku terkejut dan kagum,aku ngga salah nunggu kamu selama ini. Rei hanya kamu cintaku.” Kami tersenyum bersama, dan akhirnya selama empat tahun aku menunggu cintaku, akhirnya dia pulang juga, dengan membawa hatinya. Cinta kami telah mempertemukan kami lagi. Dan karena cinta kami tak akan terpisahkan.
Seperti kata Rei, minggu depannya kami menikah, kami akan hidup dengan damai. Rani menangis bahagia.
“ Andri, kalau loe doi tinggalin Rei lagi loe datang ke gue aja , nantui gue gebuk dia, dan Loe Rei, jangan loe tinggalin dia lagi, dia permata yang berharaga. Jaga dia baik baik rei” ujarnya sedih,
“ yah , gue bakal jaga dia, dan ngga akan pernah ninggalin dia lagi. Selamanya ada disinya.” Ujar Rei menatapku
“ Rani, makasih untuk semuanya, gue sayang looe rani, semoga loe cepet menemukan kebahagian loe, “ kataku memeluk mRani.
“ iya, iya, hidup berbahagia lah “
Setelah itu, hidupku pun lengkap dengan warna warna nya, cinta yang penuh warna dan pazell yang kembali lengkap dengan uth. Semua telah kembali, hatiku , kasihku dan rumahku. Kini aku akan hidup bahagia bersama Rei disisiku dengan cinta kita, kami akan menyongsong hidup baru penuh warna. Tante pun ikut tinggal bersama kami. Aku bahagia benar-benar bahagia, ternyata Rei dari dulu mencintaiku. CINTA sudah mengubah hidupku, tampa CINTA , aku takakan menemukan Rei.
THE END
PROFIL PENULIS
Nama: Pramitha Masa Aguatina
Lahir: 14 Agustus 1996
Facebook: tha cie kudho
Twitter: mitha_yaaitha
Lahir: 14 Agustus 1996
Facebook: tha cie kudho
Twitter: mitha_yaaitha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar