KISAHKU
Karya Indha
Namaku indha, ini kisahku bersama dengan orang yang sangat kucintai sampai saat ini. Saat itu aku masih kuliah di Universitas Negeri Makassar jurusan PGSD di UPP PGSD Parepare ambil D2, jadi perkuliahannya Cuma 2 tahun setengah.
Aku mulai kenal dengan dia sekitar bulan 4 2008 pada semester IV, aku sebenarnya satu angkatan dengan dia, tapi sebelum-sebelumnya kami jarang bertegur sapa, padahal aku sering ketemu dengan dia karna dia sering datang ke kost-an temanku, kost-an dimana aku sering ngumpul sama teman-temanku. ( namanya Adhy ), waktu itu dia lagi suka banget dengar lagunya LINE “Kucing Betinaku”, yang kebetulan ada di MP3 Hpku, makanya dia sering minjem Hpku buat denger lagunya LINE, dari situlah awalnya kami mulai sering bicara, meskipun tidak terlalu akrab.
Beberapa hari setelah itu aku, temanku Ferha, dan dia lagi duduk-duduk dikost-an nya Ferha. Dia bilang ke Ferha “kamu punya temen nggak, soalnya aku lagi jomblo nih !” “tuh, Indha juga lagi jomblo” kata Ferha sambil nunjuk ke aku yang lagi duduk di depannya sambil sms-an. “kalo gitu bisa dong” katanya. Aku hanya senyum-senyum dengernya. Dari situlah kami mulai akrab.
“28 April 2008”
Dia tembak aku, tapi hari itu aku belum ngasih jawaban ke dia. Barulah keesokan harinya aku jawab pertanyaannya.
“29 April 2008”
Aku jadian sama dia, meskipun sebenarnya waktu itu aku punya pacar di kampung. Awalnya aku nerima dia Cuma sekedar main-main, tapi ternyata aku bener-bener sayang ama dia. Dan akupun tidak tahu bahwa sebenarnya dia juga punya pacar. Tapi, kami berdua akhirnya putus dengan pacar masing-masing, dan menjalani hubungan ini dengan serius dan penuh bahagia., dunia serasa hanya milik kami berdua. Sampai kami tidak sadar bahwa perpisahan sudah ada di depan mata, tidak lama lagi kami akan diwisuda, dan itu artinya kami akan terpisahkan jarak karna aku harus kembli ke kampung. Dan yang lebih membuatku putus asa adalah hubungan kami yang tidak direstui oleh keluarganya. Mereka menyuruhnya memutuskan hubungan denganku, namun itu tidak dia lakukan (dia bohong pada keluarganya bahwa hubungan kami telah berakhir).
“Awal Desember 2008”
Aku udah nggak di Parepare lagi karna kontrak kost-anku udah selesai dan nggak diperpanjang karna menghitung hari lagi kami akan diwisuda dan D2 kami akan selesai, disitulah aku merasa sedih sekali karna nggak bisa sama sama dia lagi seperti hari-hari sebelumnya. Jarak benar-benar telah memisahkan aku darinya, tapi aku masih bersyukur karna komunikasi kami tetap lancar, tiap hari minimal 3 kali kami bicara lewat telfon, meskipun itu dia lakukan secara sembunyi-sembunyi.
“10 Desember 2008”
Tiba-tiba bapakku terkena STROKE, penyakit mematikan itu membuat bapakku tidak sadarkan diri, dan segera dilarikan ke Rumah Sakit TIPE C Parepare.
“15 Desember 2008’
Aku bersama dia ke Makassar untuk wisuda esok lusanya, aku bahagia bisa sama sama dia meskipun Cuma 2 hari, tapi di pihak lain aku tidak tenang meninggalkan bapakku di RS yang belum pernah sadarkan diri selama 5 hari, tiap malam ibuku menelfon memberitahukan bahwa keadaan bapakku masih belum berubah.
“16 Desember 2008”
Kami di Yudisium.
“17 Desember 2008”
Hari ini kami diwisuda, setelah acara wisuda selesai, aku kembali ke Pare, tapi tanpa dia, karna dia pulangnya bersama dengan keluarganya.
“18 Desember 2008”
bapakku meninggal dunia di ruang ICU, dirawat selama 8 hari tanpa pernah sadarkan diri, 1 hari kedatanganku dari wisuda, di saat ayahku berada diskratul maut, dia ada disampingku, dia yang memberiku semangat sehingga aku tidak terlalu larut dalam kesedihan. Dia pun ikut ke kampungku mengantar jenazah bapakku tanpa sepengetahuan keluarganya, otomatis setelah pulang, dia kena marah.
“31 desember 2008”
Aku ke pare ngumpul bareng teman teman ngerayain malam tahun baru dan janjian sama dia. Di bulan itu pula pendaftaran untuk lanjut S1 terbuka, tapi waktu itu ibuku tidak punya biaya, padahal aku berharap bisa kuliah lagi di Pare dan bisa bertemu lagi dengan dia, tapi itu hanya rencana.
“3 April 2009”
Aku dan dia janjian ke Makassar untuk ambil ijazah, tapi ternyata ijazahnya ada di Pare, jadi kita nggak jadi berangkat ke Makassar, tapi kami udah terlanjur izin sama keluarga, jadi kami pergunakan kesempatan itu sama sama. Aku dan dia ke Barru, ke rumahnya nenekku. Pulang dari Barru, dia nggak singgah di rumahnya, tapi terus ke kampungnya aku dan nginap di rumahku selama 3 hari. Dan pulangnya dia kena marah banget sama keluarganya,
“pertengahan bulan 4”
Keluarganya tahu bahwa kami masih berhubungan, dan memberikan pilihan padanya antara pekerjaan dan aku. Karna pada saat itu dia udah ngajar di sekolah tantenya. Tapi, ternyata dia lebih memilih aku daripada pekerjaannya. Dan pada akhirnya Hpnya di sita, satu-satunya alat komunikasi kami, alat untuk berhubungan dengannya karna untuk bertemu jelas sudah tidak mungkin lagi, karna dia tidak akan pernah mendapatkan izin dari keluarganya,walau hanya sebentar, kecuali urusan sekolah. Tapi, Alhamdulillah karna kmi masih dapat berkomunikasi melalui perantara hp teman sekerjanya.
“23 April 2009”
Dia pergi dari rumah dan tinggal di rumahku, untunglah ibuku mengerti akan keadaannya dan mengizinkannya tinggal di rumah.
“27 April 2009”
Dia mulai kerja di Rappang di salah satu distro , karna sebelum dia pergi dari rumah, aku minta tolong temanku buat nyariin dia kerjaan.
“29 April 2009”
Kami udah satu tahun pacaran. Tapi, tiba-tiba kebahagiaan itu agak ditentang oleh keluargaku dari Barru, mereka tidak setuju dia tinggal di rumahku tanpa adanya ikatan pernikahan antara kami. Aku berusaha jelaskan kepada mereka tentang bagaimana situasi yang kami alami, dan Alhamdulillah banget karna setelah ibuku berunding dengan keluarga, maka diputuskan bahwa kami akan dinikahkan pada tanggal 16 Mei 2009, meskipun tanpa persetujuan dari keluarga dia. Aku dan dia jelas merasa bahagia sekali, akhirnya perjuangan kami selama ini telah membuahkan hasil, kami akan bersama tanpa ada penghalang lagi. Tapi sebelum hari pernikahan kami, aku masih selalu merasa cemas, takut kalau tiba-tiba keluarganya datang dan merusak semua rencana yang telah kami rencanakan. Karna kabar dari teman-teman kuterima bahwa keluarganya mencarinya. Untunglah aku memiliki teman-teman yang setia, mereka tidak ada yang memberitahukan dimana alamatku, bahkan mereka memberikan alamat palsu.
“9 Mei 2009”
Apa yang aku fikirkan benar terjadi, keluarganya akhirnya menemukan alamatku setelah langsung menayakan ke bagian kemahasiswaan di tempat aku dulu kuliah. Tapi, untunglah saat kedatangan mereka aku dan dia tidak ada di rumah. Adikku yang menerima kedatangan mereka, dan mengatakan bahwa dia tidak tinggal disini. Aku takut banget kalau mereka membawanya pergi.
“10 Mei 2009”
Keluargaku berangakat ke Pare untuk membicarakan masalah ini dengan keluarganya dia. Setelah di jelaskan panjang lebar, akhirnya mereka menyetujui pernikahan kami, meskipun tidak ikhlas.
“16 Mei 2009”
Akhirnya kami menikah dan dia telah menjadi suamiku lahir bathin.
“5 November 2009”
Kami sama sama ikut pendaftaran CPNS Kab. Pinrang.
“26 Desember 2009”
Pengumuman CPNS, Meskipun aku sendiri tidak lulus, tapi aku masih bersyukur karna suamiku dinyatakan lulus.
“11 Maret 2011”
Di usia pernikahan kami yang memasuki tahun ke dua, aku melahirkan buah hatiku yang telah melengkapi kebahagiaan kami berdua. Seorang bayi laki-laki yang kami beri nama FILZAH ADINDRA, yang artinya FILZAH = belahan jiwa, dan ADINDRA = singkatan dari nama kami ADY dan INDRAYANI. Dan keluarga suamiku pun kini telah menerima kami kembali.
Sekarang kami bertiga tinggal di kompleks perumahan SD tempatku mengajar, dan kini usia pernikahan kami sudah 3 tahun lebih…….
SEMOGA KAMI BISA MEMPERTAHANKAN RUMAH TANGGA KAMI SAMPAI AJAL YANG MEMISAHKAN… DAN SEMOGA KELUARGA KECIL KAMI SELALU MENJADI KELUARGA YANG SAKINAH, MAWADDAH DAN WARAHMAH.
AMIN…………..YA RABBAL ALAMIN...
“28 April 2008”
Dia tembak aku, tapi hari itu aku belum ngasih jawaban ke dia. Barulah keesokan harinya aku jawab pertanyaannya.
“29 April 2008”
Aku jadian sama dia, meskipun sebenarnya waktu itu aku punya pacar di kampung. Awalnya aku nerima dia Cuma sekedar main-main, tapi ternyata aku bener-bener sayang ama dia. Dan akupun tidak tahu bahwa sebenarnya dia juga punya pacar. Tapi, kami berdua akhirnya putus dengan pacar masing-masing, dan menjalani hubungan ini dengan serius dan penuh bahagia., dunia serasa hanya milik kami berdua. Sampai kami tidak sadar bahwa perpisahan sudah ada di depan mata, tidak lama lagi kami akan diwisuda, dan itu artinya kami akan terpisahkan jarak karna aku harus kembli ke kampung. Dan yang lebih membuatku putus asa adalah hubungan kami yang tidak direstui oleh keluarganya. Mereka menyuruhnya memutuskan hubungan denganku, namun itu tidak dia lakukan (dia bohong pada keluarganya bahwa hubungan kami telah berakhir).
“Awal Desember 2008”
Aku udah nggak di Parepare lagi karna kontrak kost-anku udah selesai dan nggak diperpanjang karna menghitung hari lagi kami akan diwisuda dan D2 kami akan selesai, disitulah aku merasa sedih sekali karna nggak bisa sama sama dia lagi seperti hari-hari sebelumnya. Jarak benar-benar telah memisahkan aku darinya, tapi aku masih bersyukur karna komunikasi kami tetap lancar, tiap hari minimal 3 kali kami bicara lewat telfon, meskipun itu dia lakukan secara sembunyi-sembunyi.
“10 Desember 2008”
Tiba-tiba bapakku terkena STROKE, penyakit mematikan itu membuat bapakku tidak sadarkan diri, dan segera dilarikan ke Rumah Sakit TIPE C Parepare.
“15 Desember 2008’
Aku bersama dia ke Makassar untuk wisuda esok lusanya, aku bahagia bisa sama sama dia meskipun Cuma 2 hari, tapi di pihak lain aku tidak tenang meninggalkan bapakku di RS yang belum pernah sadarkan diri selama 5 hari, tiap malam ibuku menelfon memberitahukan bahwa keadaan bapakku masih belum berubah.
“16 Desember 2008”
Kami di Yudisium.
“17 Desember 2008”
Hari ini kami diwisuda, setelah acara wisuda selesai, aku kembali ke Pare, tapi tanpa dia, karna dia pulangnya bersama dengan keluarganya.
“18 Desember 2008”
bapakku meninggal dunia di ruang ICU, dirawat selama 8 hari tanpa pernah sadarkan diri, 1 hari kedatanganku dari wisuda, di saat ayahku berada diskratul maut, dia ada disampingku, dia yang memberiku semangat sehingga aku tidak terlalu larut dalam kesedihan. Dia pun ikut ke kampungku mengantar jenazah bapakku tanpa sepengetahuan keluarganya, otomatis setelah pulang, dia kena marah.
“31 desember 2008”
Aku ke pare ngumpul bareng teman teman ngerayain malam tahun baru dan janjian sama dia. Di bulan itu pula pendaftaran untuk lanjut S1 terbuka, tapi waktu itu ibuku tidak punya biaya, padahal aku berharap bisa kuliah lagi di Pare dan bisa bertemu lagi dengan dia, tapi itu hanya rencana.
“3 April 2009”
Aku dan dia janjian ke Makassar untuk ambil ijazah, tapi ternyata ijazahnya ada di Pare, jadi kita nggak jadi berangkat ke Makassar, tapi kami udah terlanjur izin sama keluarga, jadi kami pergunakan kesempatan itu sama sama. Aku dan dia ke Barru, ke rumahnya nenekku. Pulang dari Barru, dia nggak singgah di rumahnya, tapi terus ke kampungnya aku dan nginap di rumahku selama 3 hari. Dan pulangnya dia kena marah banget sama keluarganya,
“pertengahan bulan 4”
Keluarganya tahu bahwa kami masih berhubungan, dan memberikan pilihan padanya antara pekerjaan dan aku. Karna pada saat itu dia udah ngajar di sekolah tantenya. Tapi, ternyata dia lebih memilih aku daripada pekerjaannya. Dan pada akhirnya Hpnya di sita, satu-satunya alat komunikasi kami, alat untuk berhubungan dengannya karna untuk bertemu jelas sudah tidak mungkin lagi, karna dia tidak akan pernah mendapatkan izin dari keluarganya,walau hanya sebentar, kecuali urusan sekolah. Tapi, Alhamdulillah karna kmi masih dapat berkomunikasi melalui perantara hp teman sekerjanya.
“23 April 2009”
Dia pergi dari rumah dan tinggal di rumahku, untunglah ibuku mengerti akan keadaannya dan mengizinkannya tinggal di rumah.
“27 April 2009”
Dia mulai kerja di Rappang di salah satu distro , karna sebelum dia pergi dari rumah, aku minta tolong temanku buat nyariin dia kerjaan.
“29 April 2009”
Kami udah satu tahun pacaran. Tapi, tiba-tiba kebahagiaan itu agak ditentang oleh keluargaku dari Barru, mereka tidak setuju dia tinggal di rumahku tanpa adanya ikatan pernikahan antara kami. Aku berusaha jelaskan kepada mereka tentang bagaimana situasi yang kami alami, dan Alhamdulillah banget karna setelah ibuku berunding dengan keluarga, maka diputuskan bahwa kami akan dinikahkan pada tanggal 16 Mei 2009, meskipun tanpa persetujuan dari keluarga dia. Aku dan dia jelas merasa bahagia sekali, akhirnya perjuangan kami selama ini telah membuahkan hasil, kami akan bersama tanpa ada penghalang lagi. Tapi sebelum hari pernikahan kami, aku masih selalu merasa cemas, takut kalau tiba-tiba keluarganya datang dan merusak semua rencana yang telah kami rencanakan. Karna kabar dari teman-teman kuterima bahwa keluarganya mencarinya. Untunglah aku memiliki teman-teman yang setia, mereka tidak ada yang memberitahukan dimana alamatku, bahkan mereka memberikan alamat palsu.
“9 Mei 2009”
Apa yang aku fikirkan benar terjadi, keluarganya akhirnya menemukan alamatku setelah langsung menayakan ke bagian kemahasiswaan di tempat aku dulu kuliah. Tapi, untunglah saat kedatangan mereka aku dan dia tidak ada di rumah. Adikku yang menerima kedatangan mereka, dan mengatakan bahwa dia tidak tinggal disini. Aku takut banget kalau mereka membawanya pergi.
“10 Mei 2009”
Keluargaku berangakat ke Pare untuk membicarakan masalah ini dengan keluarganya dia. Setelah di jelaskan panjang lebar, akhirnya mereka menyetujui pernikahan kami, meskipun tidak ikhlas.
“16 Mei 2009”
Akhirnya kami menikah dan dia telah menjadi suamiku lahir bathin.
“5 November 2009”
Kami sama sama ikut pendaftaran CPNS Kab. Pinrang.
“26 Desember 2009”
Pengumuman CPNS, Meskipun aku sendiri tidak lulus, tapi aku masih bersyukur karna suamiku dinyatakan lulus.
“11 Maret 2011”
Di usia pernikahan kami yang memasuki tahun ke dua, aku melahirkan buah hatiku yang telah melengkapi kebahagiaan kami berdua. Seorang bayi laki-laki yang kami beri nama FILZAH ADINDRA, yang artinya FILZAH = belahan jiwa, dan ADINDRA = singkatan dari nama kami ADY dan INDRAYANI. Dan keluarga suamiku pun kini telah menerima kami kembali.
Sekarang kami bertiga tinggal di kompleks perumahan SD tempatku mengajar, dan kini usia pernikahan kami sudah 3 tahun lebih…….
SEMOGA KAMI BISA MEMPERTAHANKAN RUMAH TANGGA KAMI SAMPAI AJAL YANG MEMISAHKAN… DAN SEMOGA KELUARGA KECIL KAMI SELALU MENJADI KELUARGA YANG SAKINAH, MAWADDAH DAN WARAHMAH.
AMIN…………..YA RABBAL ALAMIN...
PROFIL PENULIS
Namaku Indrayani tapi biasa di panggil Indha. Aku Lahir di Tonrong Saddang,1 April 1987. Aku anak sulung dari 4 bersaudara. Saat ini aku mengajar di salah satu SD di Kab. Pinrang sulawesi selatan, tepatnya di SD 256 Tiroang.Alamat emailku adindra11.an@gmail.com , facebook : Indha Adindra, twitte : indha_an
Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar