Senin, 13 Agustus 2012

Cerpen Remaja - Hingga Akhirnya

HINGGA AKHIRNYA
Karya Titi Dwie Hayati

Aku tak tau kenapa aku bisa menyukainya, menyayanginya, bahkan mungkin aku tlah mencintai nya. Tapi, aku tak yakin kalau dia pun merasakan hal yang sama sepertiku kepadanya. Setiap ku memandangnya hatiku berbunga, setiap ku di dekatnya jantungku berdebar. Seperti saat ini, hatiku serasa berbunga-bunga karena sedari tadi aku memandang nya. Memandang dia dari sudut kantin sekolah.
“heii, sedang apa kau ? memandang dia lagi ?” tiba-tiba Luna sahabatku mengagetkan ku. Aku hanya tersenyum menjawab pertanyaan Luna.
“sampai kapan kau hanya memandangnya terus ? katakanlah, bahwa kau menyukainya. Hehe” sambung & saran Luna
“tak mungkin, aku ini kan cewe. Masa aku yang menyatakan lebih dulu ?” jawabku mengalihkan pandangan pada Luna
“tak ada larangan kalo cewe menyatakan perasaan nya pada cowo. Terus, sampai kapan kamu akan memendam perasaan mu dan menunggu Adit ?” jawab Luna mulai gemas.
“yaa, sampai dia menyatakan cinta padaku. Hahaha “ jawabku meninggalkan Luna
“heii, Tiwi tunggu aku . dasar kamu !” teriak luna mengejarku yang hampir jauh
“aaw” aku bertabrakan dengan seseorang hingga aku terjatuh
“eeh, maaf aku tak sengaja. Sini biar aku bantu. Kamu ga apa-apa kan ? ada yang luka ? biar aku bawa kau ke UKS.” Ucap seseorang yang menabrak ku tadi dengan nada khawatir.

Tuhaann, tidak apa-apa jika aku harus terus di tabrak oleh dia setiap hari pun aku relaa. Ya, yang menabrakku tadi adalah adit, pria idaman ku selama ini.
“ooh, engga aku gak apa-apa” ucapku sedikit gugup
“kamu yakin?” Tanya nya lagi. Aku hanya menjawab dengan anggukan kepala dan tersenyum, tapi saat aku ingin bangun. Kakiku sakiitt sekali sampai aku tak sanggup untuk berdiri.
“tuh kan, sini biar aku gendong kamu sampai ruang UKS” ucapnya langsung menggendongku ke ruang UKS. Tuhan, aku rela sumpah demi apa pun aku rela jika harus di tabrak dia setiap hari. Kini jantungku berdetak tak karuan. Semoga saja punggung dia tak merasakan degupan jantungku yang sangat keras ini. Dia meletakkan ku di atas kasur di ruang UKS.
“pulang sekolah nanti, aku antar kamu pulang yah” ucapnya sambil mengobati kaki ku yang mungkin keseleo.
“hmm, boleh” ucapku sambil memberikan senyuman manisku #hhalah --‘’ tak sabar aku menunggu jam pulang.
Aku berjalan sedikit pincang namun, Luna memapahku sampai ke tempat parkiran. Ya, Luna sudah tau kejadian tadi. Karena aku telah menceritakan pada nya.
“sudah mendingan kan kaki mu ? ayo naik” pinta Adit padaku untuk menaiki motornya
“iyaa, aww” ucapku sambil menahan sakit
“hati-hati yah” ucap Luna pada kami.

Sesampainya di rumahku …
“Terimakasih ya dit ” ucapku tersenyum
“iya, sama-sama”jawab adit & aku pun berjalan menuju pintu rumah.
“heii Tiwi kamu gak menyuruhku masuk ? menawarkan minum gitu ?”cetus adit . oh tuhan … dia ingin mampir kerumahku 
“memangnya kamu mau mampir ke rumahku ?” tanyaku heran sekaligus senang :D
“iya lah. Boleh kan ?” Tanya adit
“oh iya tentu. Ayo masuk” ucapku. Dan adit memapahku sampai rumah
“bundaa, bunda tiwi pulang” teriak ku memanggil bunda
“ya ampun sayang, kamu kenapa nak ? kok sampai di pincang begini ? “Tanya bunda ku
“ini tante dia tadi ---“ ucapan adit aku potong
“aku kepleeset bun, iya tadi aku kepleset
“ya ampuun, mankanya hati-hati dong sayaangg. Tapi makasih loh nak siapa nama mu ?” Tanya bunda pada adit
“aah, saya adit tante” jawab adit
“haa, nak adit terima kasih banyak loh udah mau nganterin tiwi. Ngomong-ngomong, kamu pacarnya tiwi yah ?”Tanya mamah sambil senyum-senyum
“haahh ? pacar ? eehh” jawab adit kebingungan
“bundaa, dia teman ku. Bukan pacarku bun  udah deh, tolong buatin minum buat adit yah, soal nya kaki ku masih sakit bun. hehe” jawabku
“pacar juga gak apa-apa kok ya nak adit yah” ledek bunda sambil menuju dapur. adit hanya tersenyum malu-malu
“hmm, maafin bunda aku ya dit, bunda aku emang gitu. Maklum, aku baru pertama kali ngajak teman cowo ku main ke rumah. Pasti kamu gak nyaman banget yah sama perkataan bunda tadi ?” jawabku sedikit khawatir.
“engga kok gapapa lagi. Santai aja. Hehe” jawab adit santai

Kini aku semakin dekat dengan adit, rasanya aku bahagiaa sekali bila setiap hari dia antar jemput aku. Aku ingin sekali dia menganggapku lebih dari sekedar teman. Tapi, aku tak boleh egois. Menjadi teman dekatnya pun harus nya aku bersyukur 
“tiwi, pulang yu ” ucapnya ketika ku sedang berjalan dengan sahabatku luna
“aah, iyaa. Lun, aku duluan yah ” ucapku pada luna
“iya, hati-hati yah. Have fun :D” jawab Luna, yang hanya ku balas denga senyuman

Aku rasa, ini bukan jalan menuju rumah. Adit akan membawaku kemana ? semoga hari ini hari paling indah buatku 
“adit, kita mau kemana ? ini kan bukan jalan pulang ke rumahku ?” tanyaku heran
“iya, kita mampir ke suatu tempat dulu yah sebentar” ucapnya masih focus mengendarai motornya. Dan, aku hanya tersenyum  di sertai anggukan menjawabnya.

Sampai di tempat yang di tuju. Aku turun dari motor dan memandang sekeliling. Tempat yang indah, damai, sejuk. Dan di tengah tempat ini terdapat sebuah rumah pohon. Adit menaiki rumah pohon tersebut, dan aku pun mengikutinya, lalu duduk di sebelahnya.
“tempatnya enak yah ” ucapku
“iyah, ini tempat masa kecilku,bisa di bilang ini tempat rahasiaku ” ucap adit masih menatap tajam pandangan ke depan
“tapi, kenapa kamu mengajakku ke sini ?” Tanya ku heran
“kamu gak suka aku ajak kesini ?”
“aahh ? bukan gitu, tapi kau bilang ini tempat rahasiamu ?”
“dan kini, aku ingin tempat ini menjadi tempat rahasia kita berdua”
“apa maksudmu ?” tanyaku heran. Adit menghela nafas panjang
“hhmm, wi mungkin ini terdengar konyol atau aneh buat kamu. Dan mungkin ini terlalu cepat, untuk dikatakan .. akuu, selama ini akuu suka sama kamu wi, aku sayang sama kamu, bahkan mungkin aku mencintaimu  mau gak kamu jadi pacar aku ?” Tanya Adit terlihat gugup.

Oh tuhaann jantungku benar-benar copot rasanya, jantungku berdebar ssangat kencang, lebih kencang dari biasanya, ucapan yang selama ini aku tunggu akhirnya di lontarkan juga oleh Adit. Dan tak terasa air mataku turun di pipi.
“wi, kamu kenapa nangis ? kalo kamu gak suka. Gak apa-apa. Aku gak akan marah. Tolong jagan nangis yah ” ucap adit yang terlihat kecewa. Aku hanya bisa diam tak tahu apa yang harus ku katakan. Ingin sekali aku jawab iya aku mau. Tapi bibir ini sangat sulit aku gerakkan. Hingga akhirnya Heningg, aku mulai bisa berbicara
“Dit,bukannya aku gak suka sama kamu, tau kah kamu dit ? kata-kata tadi yang kau katakana itu. Kata-kata yang selama ini aku tunggu, dan kata-kata yang mungkin hanya menjadi khayalanku. Tapi sekarangg, ini kenyataan nya. Kau mengatakannya, dan air mata tadi, itu air mata bahagia ku. Bukan air mata sedihku ” jelasku panjang lebar
“jadi, kamu ? selama ini, kamu sudah menyukaiku ? jadi, kamu mau jadi pacar aku ?” ucap adit tersenyum senang.
“iyaa, aku mau jadi pacarmu . Bukan hanya menyukai mu, aku menyayangimu, bahkan mungkin selama ini aku mencintaimu ” jawabku tersenyum.
“hehe, sejak kapan kamu menyukaiku ?”Tanya adit
“sejak aku pertama melihatmu” ucapku tersenyum
“apa alasan kamu biasa menyukai ku ? bahkan sampai mencintaiku ?”
“jujur, aku menyukai mu bukan karena fisikmu, bukan karena materi. Tapi yang pasti, setiap aku memandangmu hatiku berbunga-bunga, melihatmu tersenyum aku sangat bahagia, dan saat aku berada di dekatmu jantungku berdebar tak karuan. Hhmm ” jelasku sambil tersenyum menahan air mata bahagia ini yang sudah membendung.
“Tuhaan, terimakasih. Kau sudah mengirimkan gadis seperti Tiwi di hidupku  sekarang, usap air matamu ya sayang ” ucapnya sambil mengusap air mataku 
“Terimakasih yah sayang aku sangat mencintaimu” ucapku lagi-lagi tersenyum. Senyuman termanisku ku berikan untuk nya #eeaa :D
“iya, aku juga sangatt sangaat mencintaimu Tiwi” ucapnya sambil memelukku 
Dan kini, akhirnya aku mendapatkan cintaku yang selama ini ku pendam. Bersabar menanti waktu bahagia ku datang. Dan hingga akhirnya, kini Dia telah menjadi milikku 
--End—

PROFIL PENULIS
Nama : Titi Dwie Hayati
Alamat : Cirebon - Indonesia
Facebok : Titiie Dwiie
Twitter : @Titiie_titan
#maaf, kalo jelek/Gaje :))

Baca juga  Cerpen Remaja yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar