AKU MENJUAL KEPERAWANANKU !
Karya Purnama Utari Dewi
Tulisan kontroversial itu ditulis Jihan di semua akun jejaring sosialnya di internet. Dengan cepatnya ratusan lelaki mengirimkan permintaan pertemanan di facebooknya. Tanpa ragu Jihan pun menerima semua pria itu menjadi temannya. Beberapa diantara mereka langsung memberikan tawaran harga. Followers akun twitternya pun melesat naik. Sebagaian besar diantara mereka adalah pria. Ada yang sudah menikah, ada pula yang masih lajang. Jihan tidak peduli, yang ia inginkan hanyalah menjual keperawanannya dengan harga yang sangat tinggi.
“5 juta !” tulis seorang pria di dinding facebooknya.
“Lebih tinggi lagi !” Jihan membalas
“Baiklah,, 6 juta,” balas si pria itu. Jihan lagi-lagi hanya menjawab “ Lebih tinggi lagi!”
Beberapa teman wanita di jejaring sosialnya mulai mengecam sikap Jihan. Ada beberapa yang menghapusnya dari daftar pertemanan. Jihan tetap tidak peduli. Ia hanya ingin mendapatkan uang sebanyak-banyaknya.
“Saya akan memebeli keperawananmu dengan harga 10 juta!” Tiba-tiba salah seorang followers-nya mengirim kata-kata itu di twitter.
Sepuluh juta????? Hati Jihan bergidik. Tak pernah terbayangkan sebelumnya uang sebesar itu akan dimilikinya.
“Lebih tinggi lagi!” Klik.! Jihan mengirim balasan.
Menjelang tengah malam, Jihan mematikan ponselnya dan segera tidur. Penawaran tertinggi hari ini sepuluh juta.
*****
Keeseokan harinya Jihan bangun pagi-pagi benar. Dibukanya kembali semua akun jejaring sosial. Hari ini ia harus mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Dan seketika matanya terbelalak ketika ada penawaran 15 juta di facebooknya. Pengirimnya adalah seorang pengusaha muda di jakarta. Dibawah penawarannya, sang pengusaha bertanya.
“Bagaimana saya bisa tahu bahwa anda masih perawan?”
“Bukankah itu sangatlah mudah? Semua pria dewasa bisa membedakan mana wanita
perawan, dan mana yang bukan. Kalau tidak terbukti saya perawan, Anda tidak usah
bayar.”
Hingga kini penawaran terbesar adalah lima belas juta. Jihan masih menginginkan harga yang lebih tinggi lagi.
“SAYA MENJUAL KEPERAWANAN SAYA!” Tulis Jihan lagi di status seluruh akun jejaring sosialnya. Ia berharap mendapatkan penawaran tertinggi hari ini.
“Bagaimana dengan 16 juta?” tanya seorang pria setengah baya di twitter. Lagi-lagi
Jihan hanya membalas “Lebih tinggi!”.
Hari semakin siang dan tidak ada lagi penawaran di atas 16 juta. Jihan memutar otak untuk mendongkrak harga keperawanan yang akan dijualnya. “Apa harus kusertakan fotoku mengenakan pakaian mini agar harganya bisa tinggi?” Tanyanya dalam hati.
Belum sempat Jihan melakukannya, tiba-tiba facebooknya menerima sebuah pesan baru dari seorang laki-laki muda dan tampan yang berusia sekitar 23 tahun.
“Saya akan membayarmu dengan harga yang sangat tinggi. Beri tahu berapa harga yang
kamu minta?”
Jihan tersenyum, ia langsung membalas, “sangat tinggi. Seharga dengan kesembuhan ayah saya dari sebuah penyakit yang menggerogoti tubuhnya.”
“Hubungi saya di nomor berikut.” Pria itu kemudian mengetik nomor ponselnya.
Jihan segera menghubunginya. Ia menunggu sang pria menjawab panggilannnya dengan cemas.
“Beritahu berapa harga yang kamu minta?” Tanya suara pria diseberang sana.
“Seharga dengan kesembuhan ayahku dari sebuah penyakit.”
“Maksud kamu,??”
“Aku menjual satu-satunya harta yang kumiliki untuk kesembuhan ayahku.”
Pria itu terdiam sejenak. “Baiklah, aku akan membayarmu dengan harga yang sangat tinggi. Hari ini, temuilah aku di (.....) ia lalu menyebutkan sebuah tempat.
Menjelang sore, Jihan bergegas pergi ke tempat yang telah ia sepakati dengan sang pria kaya raya itu. Ia tidak kesulitan menemui sang pria karena pakaian yang dikenakan olehnya cukup mencolok, sebuah kemeja merah dan celana hitam mengkilat.
“Ayo ikut denganku.” Aba si pria sambil berjalan ke arah mobilnya.
Mereka pun langsung masuk ke dalam mobil. Sang pria kemudian melepaskan kedua kancing kemejanya. Jihan pikir, inilah saatnya ia melepaskan keperawanannya. Pria itu kemudian diam sejenak memperhatikan wajah Jihan. Ia merasa bahwa wanita yang ada dihadapannya masih terlalu muda untuk menjual keperawanannya. “Apa yang akan kau jual padaku?” tanya pria itu kemudian.
“Keperawananku,” jawab Jihan dengan tegas.
Sang pria mengangguk. Ia memperhatikan Jihan lagi, kemudian menggeleng.
“Aku tidak mau membayar keperawananmu.!!!”
“Kenapa?? Kau pembohong!! Kau bilang mau membayarku! Aku sudah mengeluarkan
banyak uang untuk datang ketempat ini. Kau harus menepati janjimu untuk
membayarku!!” Jihan geram.
“Tenang...aku akan tetap membayarmu, tapi bukan untuk keperawananmu.
Keperawananmu bukanlah sesuatu yang pantas untuk dibayar. Aku akan membayar
keberanianmu. Itulah yang dapat ku bayar darimu. Terimalah uang ini. Jumlahnya
lebih dari cukup untuk membawa ayahmu ke Rumah Sakit. Dan sekarang pulanglah....”
“Aku tidak perlu melakukan apa-apa untukmu??” tanya Jihan.
“Kau sudah melakukan banyak hal untukku. Keberanianmu membuatku sadar, bahwa
keberanian berkorban untuk orang lain adalah harga termahal yang ada di dunia ini.
Aku hampir melupakannya. Dan kaulah yang mengingatkanku.”
“Aku hanya ingin ayahku sembuh. Aku tidak memiliki harta dan cara lain untuk
mendapatkan uang. Aku beruntung beruntung pria sepertimu. Terima kasih kau tidak
mengambil hartaku yang paling berharga.”
“Kau memang gadis yang sangat berani. Bagaimana bisa kau memiliki keberanian
seperti ini?”
“Siapa bilang aku berani? Aku takut, bahkan sangat taku. Dijalan tadi aku menangis
karena benar-benar takut. Pada saat melihatmu, aku sangat takut kau menerkamku
seperti harimau.”
“Sekarang pulanglah, bawa ayahmu ke rumah sakit secepatnya,” katanya kemuadian
sambil tersenyum.
Jihan pun segera pergi untuk membawa ayahnya ke Rumah Sakit.
*****
Beberapa bulan kemudian ayah Jihan pun sembuh dari penyakit. Dina senang kini hidupnya dapat kembali berjalan normal. Ia pun memiliki seorang kekasih yang dikenalnya melalui akun facebook..bahkan lelaki itu adalah lelaki yang telah membantunya membayar biaya rumah sakit untuk ayahnya. Doni namanya. Mereka saling menyayangi dan berhubungan secara serius. Atas restu ayahnya..mereka merencanakan menikah 3 bulan kedepan, dan minggu depan mereka akan meresmikan hubungan mereka dengan mengadakan acara pertunangan. Sungguh kebahagiaan yang tak diduga sebelumnya oleh Jihan. Jihan yg dahulu adalah seorang gadis yg hidupnya penuh kesederhanaan, sejak kecil ia hanya dirawat oleh ayahnya. Ibunya telah meninggal dunia setelah melahirkan Jihan. Namun kini hidupnya telah berubah semenjak hadirnya Doni dikehidupannya. Kini ia telah bekerja di sebuah perusahaan ternama. Hingga tiba saatnya hari yang sangat dinanti oleh jihan dan Dino. Mereka pun resmi menjadi sepasang suami-istri. Tepat di malam pertama pernikahan mereka, Jihan menyerahkan keperawanannya kepada Doni secara gratis, tanpa bayaran, dan tanpa rasa takut.
THE END
“Saya akan memebeli keperawananmu dengan harga 10 juta!” Tiba-tiba salah seorang followers-nya mengirim kata-kata itu di twitter.
Sepuluh juta????? Hati Jihan bergidik. Tak pernah terbayangkan sebelumnya uang sebesar itu akan dimilikinya.
“Lebih tinggi lagi!” Klik.! Jihan mengirim balasan.
Menjelang tengah malam, Jihan mematikan ponselnya dan segera tidur. Penawaran tertinggi hari ini sepuluh juta.
*****
Keeseokan harinya Jihan bangun pagi-pagi benar. Dibukanya kembali semua akun jejaring sosial. Hari ini ia harus mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Dan seketika matanya terbelalak ketika ada penawaran 15 juta di facebooknya. Pengirimnya adalah seorang pengusaha muda di jakarta. Dibawah penawarannya, sang pengusaha bertanya.
“Bagaimana saya bisa tahu bahwa anda masih perawan?”
“Bukankah itu sangatlah mudah? Semua pria dewasa bisa membedakan mana wanita
perawan, dan mana yang bukan. Kalau tidak terbukti saya perawan, Anda tidak usah
bayar.”
Hingga kini penawaran terbesar adalah lima belas juta. Jihan masih menginginkan harga yang lebih tinggi lagi.
“SAYA MENJUAL KEPERAWANAN SAYA!” Tulis Jihan lagi di status seluruh akun jejaring sosialnya. Ia berharap mendapatkan penawaran tertinggi hari ini.
“Bagaimana dengan 16 juta?” tanya seorang pria setengah baya di twitter. Lagi-lagi
Jihan hanya membalas “Lebih tinggi!”.
Hari semakin siang dan tidak ada lagi penawaran di atas 16 juta. Jihan memutar otak untuk mendongkrak harga keperawanan yang akan dijualnya. “Apa harus kusertakan fotoku mengenakan pakaian mini agar harganya bisa tinggi?” Tanyanya dalam hati.
Belum sempat Jihan melakukannya, tiba-tiba facebooknya menerima sebuah pesan baru dari seorang laki-laki muda dan tampan yang berusia sekitar 23 tahun.
“Saya akan membayarmu dengan harga yang sangat tinggi. Beri tahu berapa harga yang
kamu minta?”
Jihan tersenyum, ia langsung membalas, “sangat tinggi. Seharga dengan kesembuhan ayah saya dari sebuah penyakit yang menggerogoti tubuhnya.”
“Hubungi saya di nomor berikut.” Pria itu kemudian mengetik nomor ponselnya.
Jihan segera menghubunginya. Ia menunggu sang pria menjawab panggilannnya dengan cemas.
“Beritahu berapa harga yang kamu minta?” Tanya suara pria diseberang sana.
“Seharga dengan kesembuhan ayahku dari sebuah penyakit.”
“Maksud kamu,??”
“Aku menjual satu-satunya harta yang kumiliki untuk kesembuhan ayahku.”
Pria itu terdiam sejenak. “Baiklah, aku akan membayarmu dengan harga yang sangat tinggi. Hari ini, temuilah aku di (.....) ia lalu menyebutkan sebuah tempat.
Menjelang sore, Jihan bergegas pergi ke tempat yang telah ia sepakati dengan sang pria kaya raya itu. Ia tidak kesulitan menemui sang pria karena pakaian yang dikenakan olehnya cukup mencolok, sebuah kemeja merah dan celana hitam mengkilat.
“Ayo ikut denganku.” Aba si pria sambil berjalan ke arah mobilnya.
Mereka pun langsung masuk ke dalam mobil. Sang pria kemudian melepaskan kedua kancing kemejanya. Jihan pikir, inilah saatnya ia melepaskan keperawanannya. Pria itu kemudian diam sejenak memperhatikan wajah Jihan. Ia merasa bahwa wanita yang ada dihadapannya masih terlalu muda untuk menjual keperawanannya. “Apa yang akan kau jual padaku?” tanya pria itu kemudian.
“Keperawananku,” jawab Jihan dengan tegas.
Sang pria mengangguk. Ia memperhatikan Jihan lagi, kemudian menggeleng.
“Aku tidak mau membayar keperawananmu.!!!”
“Kenapa?? Kau pembohong!! Kau bilang mau membayarku! Aku sudah mengeluarkan
banyak uang untuk datang ketempat ini. Kau harus menepati janjimu untuk
membayarku!!” Jihan geram.
“Tenang...aku akan tetap membayarmu, tapi bukan untuk keperawananmu.
Keperawananmu bukanlah sesuatu yang pantas untuk dibayar. Aku akan membayar
keberanianmu. Itulah yang dapat ku bayar darimu. Terimalah uang ini. Jumlahnya
lebih dari cukup untuk membawa ayahmu ke Rumah Sakit. Dan sekarang pulanglah....”
“Aku tidak perlu melakukan apa-apa untukmu??” tanya Jihan.
“Kau sudah melakukan banyak hal untukku. Keberanianmu membuatku sadar, bahwa
keberanian berkorban untuk orang lain adalah harga termahal yang ada di dunia ini.
Aku hampir melupakannya. Dan kaulah yang mengingatkanku.”
“Aku hanya ingin ayahku sembuh. Aku tidak memiliki harta dan cara lain untuk
mendapatkan uang. Aku beruntung beruntung pria sepertimu. Terima kasih kau tidak
mengambil hartaku yang paling berharga.”
“Kau memang gadis yang sangat berani. Bagaimana bisa kau memiliki keberanian
seperti ini?”
“Siapa bilang aku berani? Aku takut, bahkan sangat taku. Dijalan tadi aku menangis
karena benar-benar takut. Pada saat melihatmu, aku sangat takut kau menerkamku
seperti harimau.”
“Sekarang pulanglah, bawa ayahmu ke rumah sakit secepatnya,” katanya kemuadian
sambil tersenyum.
Jihan pun segera pergi untuk membawa ayahnya ke Rumah Sakit.
*****
Beberapa bulan kemudian ayah Jihan pun sembuh dari penyakit. Dina senang kini hidupnya dapat kembali berjalan normal. Ia pun memiliki seorang kekasih yang dikenalnya melalui akun facebook..bahkan lelaki itu adalah lelaki yang telah membantunya membayar biaya rumah sakit untuk ayahnya. Doni namanya. Mereka saling menyayangi dan berhubungan secara serius. Atas restu ayahnya..mereka merencanakan menikah 3 bulan kedepan, dan minggu depan mereka akan meresmikan hubungan mereka dengan mengadakan acara pertunangan. Sungguh kebahagiaan yang tak diduga sebelumnya oleh Jihan. Jihan yg dahulu adalah seorang gadis yg hidupnya penuh kesederhanaan, sejak kecil ia hanya dirawat oleh ayahnya. Ibunya telah meninggal dunia setelah melahirkan Jihan. Namun kini hidupnya telah berubah semenjak hadirnya Doni dikehidupannya. Kini ia telah bekerja di sebuah perusahaan ternama. Hingga tiba saatnya hari yang sangat dinanti oleh jihan dan Dino. Mereka pun resmi menjadi sepasang suami-istri. Tepat di malam pertama pernikahan mereka, Jihan menyerahkan keperawanannya kepada Doni secara gratis, tanpa bayaran, dan tanpa rasa takut.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar