Minggu, 26 Agustus 2012

Cerpen Sedih - Sayap Yang Patah

SAYAP YANG PATAH
Karya Fitriani Zulfikar

Siang kini berubah jadi malam ,, malam pun akan tetap jadi malam .. embun pagi tak lagi menetes setelah hujan tak lagi turun, angin pun tak lagi terasa berhembus bersahabat, sejak tornado menghantam dan meluluh lantakan segalanya yang ada.
Tak banyak yang lagi tersirat dari wajah ayunya yang selalu memancarkan sinar kilau yang menyejukkan, tak lagi ada yang keluar dari bibirnya selain tatapan matanya yang terlihat selalu kosong, entah apa yang ada di fikiran nya, entah apa yang ada di lamunan nya juga entah siapa yang ada di hatinya, hingga ia selalu menangis tersedu.

Aku memang tak terlalu mengerti jalan hidup yang dia lalui, seberapa sulit dia tersenyum, dan seberapa banyak ia terluka. Aku tak tahu seberapa besar penyesalan dalam hatinya. Hanya saja aku tahu bahwa ia tak sepenuhnya merelakan dia yang harus di relakan. Di tinggal pergi seseorang yang kita cintai secara tiba tiba itu bukan hal yang mudah.

Sebut saja namanya Rere, mahasisiwi fakultas Ilmu Tekhnologi itu harus berhenti di tengah perjalanan hidupnya karena 1 hal yang mungkin terdengar bodoh tapi nyata. Mahasisiwi dengan kulit putih dengan tinggi semampai itu akhirnya menyerah setelah ia jatuh dan tak mampu bangkit dari keterpurukanya. Wanita yang sempat di eluh eluhkan oleh banyak pria karena kecantikan nya dan kebaikan nya itu pada akhirnya tak bisa lagi melanjutkan pendidikan nya setelah ia di tinggal pergi oleh sang kekasih tercinta yang sudah hampir 5 tahun bersamanya, menjalani suka duka dan melalui hari yang yang bahagia bersamanya .

Pernikahan yang sempat terencana pun hancur berkeping keeping dan hanya menyisakan pilu yang tak bisa hilang bahkan sampai ia mati, sebuah pernikahan dengan konsep yang matang dan persembahan yang lengkap kini terhenti dan tak kembali, tak ada yang bisa mengulang hari itu, bila di beri 1 kesempatan untuknya, ia hanya ingin memutar kembali waktu yang telah lewat, waktu yang berharga namun terlewatkan tanpa sebuah kesadaran bahwa hidup takan selamanya berjalan sesuai keinginan.

Hari itu ,,, genap 1 tahun sudah proses lamaran berlangsung, entah percaya atau tidak, kata orang dulu bila pernikahan lewat dari dalam jangka waktu 1 tahun setelah proses lamaran maka segalanya tak kan pernah terjadi sesuai yang kita inginkan, atau bisa di bilang gagal. Hari itu dewa ( kekasihnya ) sempat meminta pernikahan itu terlaksana lebih cepat dari tanggal yang sudah di tetapkan namun rere menolak dan hanya bisa berlalu sambil menekuk wajahnya yang terlihat kesal. Saat itu, rere memang terlihat kurang stabil, sifat kekanak kanakannya datang lagi namun dewa hanya bisa sabar dan sabar menghadapi rere yang selalu menolak membicarakan tentang pernikahan mereka. Namun jelang hari ke 7 sebelum pernikahan , sesuatu terjadi dan menjadi akhir dari rencana indah mereka.

Hari itu,, langit terlihat mendung dan berawan, tak ada firasat apapun yang dirasakan oleh rere ataupun keluarga, hanya saja pagi sebelum kepergianya yang tak kembali , ia hanya meminta untuk mempertimbangkan kembali keputusan yang rere ambil untuk masa depan mereka, seperti biasa rere tak cukup peka akan perasaan yang dimiliki dewa, hingga pada akhirnya siang itu tepat pukul 14.14 ,, handphone nya berbunyi kencang, tak ada yang membuiat hatinya curiga, dengan santainya di angkat telfon itu dan mendapat kabar duka dari pihak rumah sakit yang menangani dewa.

Hujan pun tiba tiba turun dengan derasnya mengisyaratkan bahwa alam turut bersedih akan kepergian penghuni nya . sejak hari itu, rere tak lagi bisa berdiri tegak selayaknya hari hari biasanya. Rere telah kehilangan sayap indahnya, dia telah kehilangan separuh jiwanya. Rere tak lagi seindah dulu , kini semua takan bisa terulang, waktu pun tak bisa di putarnya walau dia menangis meminta. Segalanya yang berlalu akan tetap berlalu, dia masih seperti itu, dengan lamunan dan tatapan matanya yang kosong dan sedih, menyendiri dan terus menyendiri, sambil sesekali dadanya terlihat sesak, entah sampai kapan dia seperti itu, entah 1 tahun 2 tahun atau mungkin selamanya.

SELESAI THANKYU

PROFIL PENULIS
Nama : Nurfitriani. Aprian
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 3 April 1994
Alamat Facebook : apriliani.fitri@facebook.com

Baca juga Cerpen Sedih yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar