Rabu, 01 Agustus 2012

Cerpen Sedih - A little of Sorrow

A LITTLE OF SORROW
Karya Karina Puspa Sari

Byuurr !
Baju Cerlia basah kuyub, ditambah lagi semua tugas-tugas yang akan dia kumpulkan juga ikut basah. Dia terkena siraman air yang sengaja diletakkan diatas pintu kamar mandi dengan ember. Cerlia hanya diam. Dia sudah terbiasa dibuat seperti itu oleh anak-anak yang membencinya. Tak tau kenapa anak-anak itu sangat membencinya. Bahkan mereka tak henti-hentinya mengganggu Cerlia. Terdengar tawa cekikikan dibelakang Cerlia. Mereka adalah kumpulan anak-anak populer yang diketuai oleh Regan orang yang paling kaya di sekolah Cerlia. Jadi mereka cukup berkuasa di sekolah Houfflescrim Of School dan juga cukup berwenang mengganggu anak baru di sekolah tersebut. Tak ada yang berani menentangnya karena orang tua Regan adalah pejabat penting dikotanya. Cerlia sangat membenci mereka. Tapi dia tak bisa berkutik karena kalah jumlah oleh mereka.
“Duh! Kasian sekali anak ini, Basah ya?” kata Regan dan kelompoknya mendatangi Cerlia

Cerlia hanya terdiam. Regan pun membentaknya. “Kenapa? Kau takut pada kami? Tentu saja kami kan yang berkuasa disini! Dan kau bocah tengik! Kau tak pantas berada di sekolah ini! Dasar sampah! Hahaha” ujar Regan sambil menginjak tugas-tugas Cerlia.

Cerlia geram dan ingin sekali memukul Regan. Tapi jika itu terjadi mereka akan tambah mengganggunya lebih dari itu. maka Cerlia pun hanya diam.
“Bye Bocah Tengik! Sampai bertemu lagi ya di Ruang siksa kami! Ckckck” ujar Regan dan kelompoknya sambil berlalu.

Yang dimaksud ruang siksaan oleh Regan adalah tempat Gedung olahraga tua yang sudah tidak terpakai dan tidak akan diketahui oleh siapapun bahwa disitu Cerlia pernah disiksa bersama teman-teman yang senasib denganya. Mulut Cerlia diberi selotip hitam, tanganya diikat, dan dia ditarik secara paksa oleh anak buah Regan yaitu Roxy dan Casey. Dia kemudian bersimpuh dihadapan Regan sambil menunduk. Sementara kaki Regan berada dipundaknya. Kemudian dia disiram air bekas cucian, bajunya diacak-acak tak beraturan, rambutnya diberi minyak. Kemudian dia akan disuruh berdiri didepan anak-anak tersebut. Dan tentu saja Regan dan teman-temanya melemparinya dengan sebuah bola. Memang sangat menyakitkan.
Itu sudah menjadi kebiasaan Regan disekolahnya. Ungkapan yang kuat yang berkuasa berlaku di sekolah itu. Cerlia pernah mengutukki dirinya sendiri, kenapa dia tidak bisa berbuat apa-apa di hadapan Regan dan teman-temanya. Tapi apa boleh buat dia memang tidak mempunyai kekuatan untuk membalas musuh-musuhnya tersebut. Nanti setelah dia mengikuti kelas Fisika dia akan kembali mengikuti kenyataan pahit yang dibuat oleh Regan dan teman-temanya. Tak ada yang membela Cerlia. Mereka takut akan terkena siksaan seperti yang dialami Cerlia. Bahkan teman-teman yang sebasib denganya pun memilih untuk mengurusi diri mereka masing-masing takut akan diberi pelajaran yang setimpal oleh anak-anak populer itu. Memang menyedihkan.
“TEEEETTT!” bel tanda usai yang memekakkan telinga pun berbunyi.

Cerlia ingin cepat-cepat kabur dari sekolah itu supaya tidak berada diruang siksa bersama Regan dan teman-temanya. Dia pulang lewat jalan belakang. Jalanan itu cukup licin dan berbahaya. Cerlia harus memanjat tembok yang tinggi. Apapun akan Cerlia lakukan supaya dapat terbebas dari Regan. Hap..hap..hap! Cerlia berhasil melalui tembok tersebut. Kemudian dia lari melewati jalanan itu.

Tiba-tiba Mercedes merah hamper menabrak Cerlia ketika dia akan menyebrang jalan. Kemudian langkahnya terhenti karena shock. Mobil itu juga berhenti dan pengemudinya keluar. Berharap pengemudinya meminta maaf karena sembrono mengemudikan mobil. Tapi memang sungguh malang, yang keluar adalah Regan dan anak buahnya Roxy,Casey, dan Stella. Roxy dan Stella kemudian menjambak rambut Cerlia kasar dan berkata “Ikut kami ke dalam mobil sampah! Kita akan kembali bertemu diruang siksa! Kau akan senang disana! Jangan mencoba lari dari kami! Hahaha” kata Roxy dan Casey tertawa sinis

Setelah sampai disekolah. Cerlia langsung diseret keruang siksa. Rambutnya kini diberi pylox warna-warni, kemudian diberi oli. Isi tasnya dikeluarkan diacak-acak dan diinjak-injak. Kemudian dia disuruh mencium kaki Regan dan teman-temanya satu-persatu. Tapi sebelum itu terjadi seorang telah berteriak di ujung ruangan.
“Berhenti! Cukup sudah kalian melakukan ini! Kalian memang keterlaluan!”

Cerlia tak percaya pada penglihatanya bahwa yang berbicara tersebut adalah Rian Muffler. Cowok yang paling popular dan terkeren disekolahnya. Rian disegani oleh Regan dan teman-temanya karena ya mereka menyukai cowok tersebut. Segera saja Regan menyudahi pekerjaanya dan segera menghampiri Rian.
“Hai Rian! Apakah yang kau mau? Kau mau ikut memberi pelajaran pada mereka?” kata Regan menggodanya.

Rian merasa jijik. “Aku mau kalian pergi dari ruangan ini!” kata Rian tegas
“Hmm.. baiklah! Sampai nanti Rian!” kata Regan dan temna-temanya tak puas.

Kemudian Rian mendatangi Cerlia. Dia duduk didekatnya. Dia belum pernah sedekat ini dengan Rian. Kemudian Rian mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya. Dia memberi Cerlia saputangan miliknya.
“Kau tak apa?” katanya sambil memberikan saputanganya
“Ehm.. Aku tak apa-apa, aku sudah terbiasa seperti ini. Tapi terimakasih atas bantuanmu” Kata Cerlia sedikit gugup.
“Baiklah kalau begitu.. ambil saja saputanganku, siapa tau kau lebih membutuhkanya dariku” Kata Rian sambil ingin pergi dari tempat itu.

Saat Rian ingin keluar dari pintu itu. Cerlia berlari menghampiri Rian kemudian mengatakan sesuatu.
“RIAN!!” Panggil Cerlia sedikit berteriak

Rian menoleh dan membalik badannya. “Ya..ada apa?”
“Ehm..Terimakasih saputanganya” kata Cerlia tersenyum gugup.
“Its Ok Girl!” jawab Rian ramah

Dalam hati Cerlia berbunga-bunga. Baru kali ini dia ditolong oleh anak populer yang rendah hati seperti Rian. Anak popular yang dia kenal selama ini adalah anak yang sombong, anak yang jahat, anak yang selalu dia benci. Tapi dengan Rian semua berbeda. Dia adalah anak Populer yang rendah hati. Kemudian Cerlia bergegas pulang. Rumahnya ada dijalan Castepillarhood number 12. Dia ditinggal disitu bersama ibunya. Ayahnya sudah lama meninggal sejak dia berumur 8 tahun karena kecelakaan yang ayah Cerlia alami sehabis mengantar Cerlia kecil pulang dari kebun binatang. Maka dari itu Cerlia menjadi takut ke kebun binatang.
Setelah sampai rumah. Cerlia langsung disambut oleh ibunya. Ibunya kaget karena penampilan Cerlia berantakan. Lalau ibunya bertanya “Sayang, kau kenapa? Kenapa pakaianmu kotor begitu?”
Cerlia dengan tampang tak bersalah menjawab “Oh ini.. tadi kecipratan air, trus tadi juga jatuh dan kecebur got hehe” kata Cerlia santai. “Ya ampun sayang! Kamu ini bagaimana sih? Yasudah sana cepat ganti baju, kemudian mandi, ibu sudah siapkan Risoles kesukaanmu” kata Ibu Cerlia

Cerlia tidak berani bercerita yang sesungguhnya kepada ibunya atas apa yang dialaminya. Karena ia sudah diancam jika dia berani membicarakan ini pada orang tuanya dia akan diberi siksaan lebih dari yang saat ini ia alami, bahkan ia akan diancam akan dikeluarkan dari sekolah.

Selesai membersihkan pakaianya Cerlia kemudian membuka Diarynya dan menulis sesuatu disana.
Hi Dear,
Aku lagi sedih, ya seperti biasanya..
Aku kembali diperlakukan seperti “Sampah” oleh anak-anak populer..

Tapi,
Ada seorang anak populer yang menolongku, dia sangat baik, dia memberiku saputangan..
Dia adalah Rian Muffler..
Cowok paling popular di sekolahku,
Hahaha..
Seneng banget deh

Love Cerlia

Selesai menulis Diarynya, Cerlia belajar, dan kemudian tertidur. Keesokan harinya dia seperti biasa berangkat sekolah. Tapi kali ini dia berangkat lebih pagi. Dia takut terlamabat karena pelajaran hari ini ada pelajaran dari Pak Jason. Guru paling Galak dan menakutkan. Kemudian dia segera berangkat sekolah.

Sesampainya di sekolah. Dia langsung masuk keruang kelasnya. Tapi baru sampai setengah jalan menuju kelasnya dia sudah dihadang oleh Regan dan teman-temanya. Dan tentu saja Cerlia diseret ke Ruang Siksa.
“Hei Sampah! Kau melakukan apa dengan Rian kemarin!? Jangan sekali-sekali kau mencoba mendekati yang namanya Rian Muffler!! Atau kau akan tau akibatnya! Mengerti??”
“Iya Regan” kata Cerlia sambil menunduk.
“Bagus kalau begitu! Oh ya, kau sudah mengerjakan Tugas dari pak Jason? Kalau sudah serahkan padaku!” Kata Regan sambil menyerobot tas Cerlia dan membuka tasnya secara paksa. Tapi Cerlia tidak melepaskan genggamanya pada tas itu. “Jangan Regan kumohon” kata Cerlia memohon
“Kau ingin melepaskanya atau tidak!?” kata Regan mengancam. Cerlia kemudian melepaskan dan memberi tugasnya ke Regan.
“TEEETTT” bel tanda masuk berbunyi.

Cerlia masuk sambil ketakutan karena tugas yang diberi Pak Jason direbut oleh Regan. Saat pak Jason masuk Cerlia tambah ketakutan. Pak Jason kemudian duduk “Anak-anak keluarkan tugas yang saya berikan kemarin jika ada yang tidak mengerjakan tugas maka akan berdiri dibawah tiang bendera samapi pelajaran terakhir usai!” Cerlia menjadi semakin takut terlebih-lebih saat pak Jason mendekatinya. “Cerlia mana tugasmu?” kata Pak Jason. Cerlia kemudian menoleh ke Regan, Regan pun memelototinya. Tepat pada saat itu Pak Jason membentaknya, “Mana tugasmu Cerlia? JAWAB!” Kata Pak Jason tegas “Ehm..tidak mengerjakan pak!” kata Cerlia ketakutan
“Kalau begitu cepat keluar dan laksanakan hukumanya! Dasar anak pemalas!” bentak pak Jason

Tanpa pikir panjang Cerlia langsung tersenyum lesu. Ternyata di bawah tiang bendera memang sangat tidak enak. Panas dan gerah. Cerlia sangat capek. Tubuhnya menjadi lemah. Dia tidak kuat berdiri lagi. Tapi rasa itu dia tahan supaya tidak terkena marah Pak Jason.
“KRIIIINGG” tanda bel istirahat.

Regan dan teman-temanya langsung menghampiri Cerlia dan langsung menyiramkan seember air ke Cerlia. Cerlia menjadi basah kuyup.
“Bagaimana? Segar kan? Aku tau kau kepanasan makanya aku bawakan air haha” kata Regan dan teman-temanya menertawakan Cerlia. Cerlia hanya menunduk. Kemudian Cerlia disuruh bersimpuh dihadapan Regan dan teman-temanya. Saat ini adalah hal yang paling tidak disukai oleh anak-anak yang terkena “BULLYING”. Cerlia dipukuli dan ditendangi oleh Regan dan teman-temanya. Dia menangis dan meringis menahan sakit. Tak ada orang yang mau menolongnya. Tapi untung kejadian itu terhenti karena bel tanda masuk berbunyi.
“Kau beruntung bocah tengik!” ucap Regan tersenyum sinis

Cerlia hanya diam dan menunduk. Dia sangat kesal, sangat benci, sangat ingin menangis. Tapi ia berkata pada dirinya sendiri, bahwa dia harus kuat apapun yang terjadi. Kemudian dia berdiri. Merapikan bajunya dan penampilanya. dia kemudian berjalan menuju kelasnya dengan biasa seolah tidak terjadi apa-apa.

Sudah pukul 13.00. Saatnya Cerlia pulang. Dia kali ini lebih cepat pulangnya supaya tidak bertemu dengan Regan dan teman-temanya. Setelah sampai Rumah dia memikirkan kejadian yang dialaminya tadi. Cerlia kemudian menangis. Dadanya sudah sesak karena terlalu lama memendam amarah. Dia ingin jalan hidupnya berubah. Dia tidak ingin dianggap remeh. Dia tidak ingin diinjak injak. Dia tidak ingin dianggap sampah lagi oleh anak-anak populer! Dia terus memikirkan bagaimana caranya supaya bisa terbebas dari pengaruh anak-anak populer itu. samapi-sampai dia tertidur karena terlalu stress dan badan-badanya juga sedang sakit-sakitan karena habis diinjak-injak oleh Regan dan teman-temanya.

Pagi-pagi Cerlia terbagun. Dia melihat jam burung hantunya. Waktu sudah menunjukan pukul setengah tujuh. “Oh tidak! Aku kesiangan” pekik Cerlia. Cerlia pun cepat-cepat mandi dan makan kemudian cepat-cepat berangkat sekolah. Pada saat dia sudah sampai didekat gerbang sekolah, terlihat pak Satpam sudah mau menutup pintu. Tapi Cerlia dapat menahnya.
“Sebentar pak! jangan ditutup dulu!” cegah Cerlia. Akhitnya Pak Satpam pun membukakan pintunya untuk Cerlia. “Hufftt.. Lega” kata Cerlia. Dia pun langsung menuju kelasnya. Hari itu adalah pelajaran Bu Rachel guru Fisika. Saat itu sedang ada latihan praktek. Saat Cerlia akan keluar dari pintu laboratorium tanpa sengaja dia menabrak Regan dan teman-temanya. Sehingga cairan yang dibawa Cerlia tumpah mengenai baju Regan. Sontak Regan pun langsung marah.
“KURANG AJAR! KAU ITU MEMANG HINA SANGAT HINA! BERSIHKAN BAJUKU SEKARANG JUGA! CEPATT !!” bentak Regan

Cerlia pun langsung membersihkan Baju Regan. “Yang bersih dong! Masa Cuma bersihin baju aja ga becus! Dasar Bodoh!” kata Regan kasar. “Iya Regan aku minta maaf” Kata Cerlia memelas.
“What? Can you Repeat please!? MAAF ?? Emangnya lo siapa berani-beraninya minta maaf, sudah kita pergi saja yuk teman-teman daripada ngladeni bocah yang ga jelas asal-usulnya ini” Kata Regan sambil menendang Cerlia.

Cerlia hanya memaklumi kejadian itu. dia hanya menganggapnya angin lalu walau dia sebenarnya sakit hati. Pukul 13.00 Cerlia pulang. Tiba-tiba dia melihat sebuah anak yang pakaianya lusuh dan berjalanya tertatih-tatih. Rupanya dia barusan terkena Bullying. Segera saja Cerlia mengampirinya. “Hei kau tak apa? Kelihatanya kau keskitan” kata Cerlia.

Anak itu melihat Cerlia kemudian menjawab “Aku tak apa” kata anak itu. “Benarkah? Kulihat kau juga terkena Bullying? Kata Cerlia polos. “Sudah kubilang aku tak apa-apa” kata anak itu sedikit membentak Cerlia sambil memalingkan wajahnya dari Cerlia. “Emm.. kalau begitu namamu siapa?” Tanya Cerlia
“Ginny Flint. Biasa dipanggil Ginny” kata anak itu
“Owh..aku Cerlia Hamiltton. Senang berkenalan denganmu” kata Cerlia

Tiba-tiba Cerlia mempunyai ide. Karena dia dan Ginny sama-sama terkena Bullying, rupanya rencananya kali ini akan berhasil. Dia lalu mengungkapkan pikirnya tersebut pada Ginny.
“Emm Ginny apakah kau tau aku juga sering terkena Bullying?” kata Cerlia
“Benarkah ?” kata Ginny
“Ya, dan rasanya tidak mengenakkan, aku ingin sekali membalas perbuatan mereka” ucap Cerlia
“Sama, tapi tahu sendiri kan? Takkan ada yang berani melawan kumpulan anak-anak populer” ucap Ginny melas.
“Kupikir tidak” kata Cerlia berbinar-binar
“Maksudmu?”
“Begini kita kan memiliki nasib yang sama, yaitu sama-sama dibullying. Kau dan aku ingin terbebas kan dari gangguan anak-anak populer kan? Aku tau kau sudah tak tahan dengan perlakuan mereka kepadamu, nah singkat saja ya, maukah kau bekerja sama denganku supaya mereka tidak mengganggu kita lagi dan juga anak-anak yang terkena bullying lainya?” kat Cerlia memohon.
“Emm.. apakah kau yakin Rencanamu ini akan berhasil?” kata Ginny ragu-ragu.
“Ya..tentu pasti!” kata Cerlia mantap
“Baiklah..ceritakan rencanamu” kata Ginny
“Baiklah ini Rencanakku…” kata Cerlia membisikan sesuatu kepada Ginny

Setelah selesai Ginny langsung terperangah. “Kau yakin akan melakukan itu?”
“Ya! Kita dan anak-anak yang dibullying lainnya akan bekerjasma! Kau tolong beritahu ke anak-anak yang lain ttentang rencanaku ini, aku mohon!” kata Cerlia penuh harap
“Oke! Akan aku lakukan!” Kata Ginny tersenyum gembira.
“Thanks!” kata Cerlia

Keesokan harinya Cerlia tidak sengaja menabrak Regan dan teman-temanya. Hingga membuat makanan yang dibawa Regan tumpah.
“OMG! APA LAGI INI!? DAN KAU, KAU LAGI-KAU LAGI! SEKARANG IKUT KAMI KERUANG SIKSA! CEPAT” kata Regan sambil menarik Cerlia.

Tapi sebelum itu terjadi seseorang telah berteriak dan ternyata itu Ginny “Hei lepaskan anak itu!” kata Ginny tegas

Sontak Regan pun kaget. “Mau apa kau? Kau juga mau ikut ke ruang siksa?”
“Enak saja! Memang kalian siapa? Berani-beraninya nyuruh-nyuruh orang! Ciihh” kata Ginny meludah
“Kurang ajar! Awas Kau!” kata Regan sambil menghampiri Ginny dan siap mengepalkan tinju

Tiba-tiba tangan Regan ditarik oleh seseorang. “Mau apa kau terhadap temanku? Jika kau mengganggu temanku aku pun juga ikut terganggu” kata seseorang yang bernama Nicole yang juga pernah terkena Bullying.
“Ya! Jangan sekali kali menyentuh temanku dengan tangan hinamu itu! pergi sana!” sambung anak laki-laki yang bernama Justin.
“Huhh.. kalian memang menyebalkan!” kata Regan tak bisa berkutik
“PERGI SEKARANG ATAU KAMI AKAN BERTINDAK!!?” bentak seseorang bernama Teresa

Karena kalah jumlah Regan dan teman-temanya pun pergi meninggalkan Anak-anak itu. mereka pun kesal. Cerlia pun berkata keras “PERGI JAUH SANA! DASAR SAMPAH!” kata Cerlia senang.
“Cerlia kita berhasil! Dengan kita saling membela mereka takkan mengganggu kita! Kau memang hebat Cerlia!” kata Ginny sambil memeluk Cerlia
“iyaa.. Thanks Ginny” kata Cerlia senang

Sejak saat itu Regan dan teman-temanya tak berani membullying anak-anak walaupun itu anak baru sekalipun. Dan saat Cerlia berada di taman menikmayi kemenanganya. Seseorang mendatanginya.
“Aku bangga padamu Cerlia, kau sangat berani, kau memang perempuan yag hebat!”

Wajah Cerlia langsung memerah
“Ehmm.. Thanks Rian! ;) ini kukembalikan saputanganmu, aku tak memakainya lagi” kata Cerlia sambil menyodorkan saputanganya pada Rian
“Tidak, untuk kau saja” kata Rian sambil tersenyum paling manis.
“Thanks Before ! ;)”
“Cerlia, apakah kau ada acara besok malam ?” ujar Rian
“Tidak, memangnya kenapa?” kata Cerlia penasaran
“Dinner bareng gue ya!” Kata Rian
“Emm.. bagaimana ya?” kata Cerlia ragu-ragu
“Aku mohon Cerlia, kali ini saja” kata Rian memohon
“Gak usah ngrengek gitu lagi! Iya aku bakal temenin lo dinner, ckckck” kata Cerlia tertawa
“Yes! Makasi Cher” ucap Rian senang
“Iya..iya”

Mereka kemudian duduk bersama ditaman dan menikmati suasana dengan langit biru yang cerah. Mereka berpegangan tangan dan menikmati kebahagiaan bersama.

PROFIL PENULIS
Nama lengkap : Karina Puspa Sari
Facebook : Karina Puspa Sari
E-mail : rinrin.puspasari@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar