Rabu, 09 Mei 2012

Bintang, Cintaku Terpentok Kodrat - Cerpen Cinta

BINTANG, CINTAKU TERPENTOK KODRAT
Cerpen Rendra Citra Pahlewi

Indahnya malam di sertai bintang dengan cahaya berseri-seri di langit yang sedang di pandangi oleh seorang gadis bernama Ozzy, gadis tomboy super cuek ini sangat gemar memandangi bintang yang seolah-olah bintang itu sahabat sejatinya. Terdengar aneh memang tapi itu yang di lakukannya saat malam tiba, layaknya kegiatan wajib yang harus di laksanakan.

Tak seperti remaja lain yang selalu mengawali paginya dengan rutinitas yang positive, si tomboy ini malah mengawali paginya dengan kekacauan yang sudah menjadi ritualnya dalam hidup setiap pagi. Ini rutinitas yang bisa di bilang buruk untuk seorang gadis berumur 17 tahun, taukah anda? Ozzy selalu bangun kesiangan dan selalu terlambat masuk sekolah.

Kali ini hanya jam weker saja yang bertugas membangunkan Ozzy, karena Ayah dan Mamanya sudah bosan membangunkan Ozzy, bahkan mereka setiap bulannya mengeluarkan uang 200ribu lebih hanya untuk membelikan jam weker untuk putri mereka.
“krrriiinnkkk .. krink .. krink .. krink. .” Jam weker Ozzy berbunyi yang menunjukkan bahwa waktu telah pukul 06.30. 


Tapi sayang jam weker itu tak berhasil membangunkan Ozzy, malah keburukan yang menimpa jam itu, dalam keadaan tidak sadar dia melempar begitu saja jam itu. “Praaaakkkk…”. Dia melanjutkan tidurnya lagi, padahal bunyi bel sekolah bergemang pada pukul 07.00. Ozzy terbangun lagi pukul 07.15, “eeeeecccmmm, telat lagi, hhhuuft. . !!” kata Ozzy dengan mata yang sayup-sayup. Dengan logat yang santai dia mulai mandi dan mempersiapkan diri untuk ke sekolah.

Sesampainya di depan pintu kelas dia masuk tanpa permisi seakan-akan tak punya salah saja, padahal ada pak Nino guru kimia yang sedang mencatat di papan tulis, “ekhem, ekhem.. Ozzy dari mana saja kamu sudah jam 8 kok baru datang ?” Tanya pak Nino dengan wajah yang seram.
“dari rumah pak, tumben tanya’. Waaahh.. bapak sekarang perhatian sekali ya sama saya. Hehehe..” Ucap Ozzy dengan tampang jail.
“Ozzy-Ozzy, ibu kamu dulu tuh ngidam apa sih, bisa punya anak seperti kamu. Tiap hari telat, masuk kelas tanpa permisi, kayak gak punya’ dosa aja.. Dasar anak zaman sekarang. Ya sudah duduk sana!!”
“bener tuh pak, kayak gak punya dosa aja. Iiiuuuuuhhhh.. hahaha.” Saut gadis sinis bernama Marsya. Gadis sinis ini memang tidak suka denganku, selalu ikut campur masalahku. Dia sangat mengganggu ketenanganku, sangat menyebalkan.

Ketika pelajaran berlangsung ada seorang gadis memakai seragam memasuki kelas ku bersama kepala sekolah. “Pagi anak-anak.. !! hari ini kita kedatangan teman baru yang akan menjadi siswa di sini dan tentunya jadi teman kalin, Najwa silahkan perkenalkan diri kamu… ,”ucap kepala sekolah.
“Baik, Selamat pagi teman-teman ! Perkenalkan nama ku Najwa anindita, aku pindahan dari Solo.Cukup sekian perkenalan dari ku, Terima kasih.” Sebuah perkenalan dari Najwa.
“Heiiii Najwa…”. Sapa anak-anak satu kelas.
“Najwa, kamu bisa duduk sekarang, duduk saja di samping Ozzy. .” Saut Pak Nino.
Pelajaran kembali di teruskan,namun sebenarnya Ozzy merasa tidak nyaman saat duduk satu bangku dengan Najwa. Berkali-kali Najwa mengajak ngobrol Ozzy, namun hanya di cuekkan saja oleh Ozzy. Sudah sekitar 1 minggu lebih Ozzy cuek dengan Najwa, tapi pada suatu hari perlakuannya pada Najwa sedikit membaik, setiap Najwa melontarkan pertanyaan dia mau menjawabnya.

Saat Ozzy membaca novel tiba-tiba dalam pikirannya keluar nama Najwa, untuk sejenak dia berfikir dan berhenti membaca. “Ternyata Najwa itu anak yang baik, dia beda sekali dengan anak-anak yag lain, dia begitu sederhana, apa adanya, tidak berlebihan, polos, dan dia juga selalu memperhatikanku.” Ucap Ozzy sambil merenung. Esoknya, lagi-lagi Ozzy terlambat ke sekolah. Karena sudah 21x terlambat, di beri peringatanpun Ozzy tak ada perubahan, kepala sekolah memannggil orang tua Ozzy.
“Selamat pagi Pak Yodha ! Tujuan saya memanggil Bapak kesini karena ada hal penting yang ingin saya sampaikan kepada Bapak perihal putri anda yang bernama Ozzy Casandra…” Ucap Kepala sekolah.
“Ada apa Pak dengan putri saya?” Tanya Pak Yodha dengan antusias.
“Begini Pak… Putri anda selalu datang terlambat ke sekolah dan itu tercatat di buku piket kami sudah 21x, bahkan selain itu dia juga sering membuat keonaran, dia juga sering jail pada teman-temannya, terkadang bukan hanya temannya saja yang jadi korban tapi para guru yang mengajar di sini juga menjadi korban keusilan Ozzy,kamipun sering memberinya peringatan namun tak ada perubahan terjadi pada Ozzy.” Jawab Kepala Sekolah.
“Apaa.. hanya karna dia sering terlambat di keluarkan begitu saja. .” (raut muka kaget).
“Maaf Bapak, ini sudah keputusan dari sekolah. Kami di sini bukan hanya menilai murid dari aspek prestasi dan juga akademi, namun kami juga menilai dari aspek tingkah laku dan nonakademi, Kami khawatir jika nanti Ozzy terus bersekolah di sini akan mengganggu, dan tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi murid lain.” Jelas Kepala Sekolah.
Ayah Ozzy tak bisa berbuat apapun dan hanya bisa menerima keputusan tersebut meskipun rasa kekecewaannya datang menghampiri. Setibanya di rumah Ayah dan Mamanya memanggil Ozzy, “Ozzy, kemari ..ada yang ingin ayah bicarakan dengan kamu.” Ucap ayah Ozzy.

(Ozzy datang menghampiri lalu duduk di sofa). “Apa yang ingin ayah bicarakan?”.
“Kamu sangat keterlaluan Ozzy, apapun yang kamu minta selalu ayah turuti, tapi kenapa kamu tidak pernah menuruti kata ayah padahal ayah hanya memintamu untuk jadi anak yang baik, kenapa kamu bisanya hanya mengecewakan orang tua. Kenapa kamu tidak bisa seperti anak yang lain, kenapa Ozzy, kenapaa ???.” Ucap Ayah Ozzy dengan penuh emosi.
“Maaf kalau aku telah mengecewakan ayah dan mama, memang hanya kekecewaan saja yang bisa kuberikan pada kalian, memang kenapa kalau aku begini, apa Ayah dan Mama menyesal mempunyai anak sepertiku…” Tanya Ozzy dengan rasa kesal.
“Iya, Ayah kecewa mempunyai anak sepertimu, yang tak tau di untung.”
“Ayah, seharusnya ayah tidak berbicara seperti itu, bagaimanapun juga itu putri kita yah.” Saut Mama Ozzy kepada suaminya itu.
“Fine, kalau memang kehadiranku hanya membuat penyesalan saja dalam hidupmu yah, aku kan pergi dari rumah ini sejauh mungkin dan tak kan pernah kembali mengganggu Ayah dan Mama.” Ucap Ozzy dengan tetesan air mata di pipinya.

(Ozzy langsung masuk ke kamarnya dan sesegera memasukkan bajunya dalam koper)
“Jadi keputusan ini yang kamu ambil. Oke boleh saja, tapi jangan harap bisa menginjakkan kaki mu di sini lagi setelah kamu pergi.” Hentakan ayah Ozzy, saat Ozzy akan meninggalkan rumah.
“Sebaiknya ayah tenang saja, aku tak akan menginjakkan kaki ku lagi di rumah ini koq.” Ucap Ozzy lalu pergi dari rumahnya.

Ozzy selama 1 minggu sejak pergi dari rumah dia tinggal di rumah kost dengan mengandalkan uang yang dia punya saja, dia pun mencoba untuk menenangkan dirinya. Sedangkan di sisi lain Mama Ozzy sangat merindukannya tak terkecuali Ayah Ozzy walaupun rasa kesal masih tertinggal dibenaknya.Karena sudah tak bisa menahan kerinduannya untuk bertemu dengan putrinya, Mama Ozzy mencari tau keberadaan putrinya. Selama pencarian 2 hari, akhirnya keberadaan Ozzy ditemukan. Pada saat itupun Mama Ozzy membujuknya untuk pulang kerumah.
“Ozzy, mama sangat merindukanmu nak, kita tak bertemu selama 1 minggu tapi mama sudah sangat merasa kesepian..” Kata Mama Ozzy dengan mengeluarkan butiran air mata yang membasahi pipinya.
“Aku juga sangat merindukan mama tapi maaf ma aku tak bisa melakukan apa yang Mama minta.Aku kan sudah mengatakan pada ayah bahwa aku tak akan menginjakkan kaki ku ke rumah itu.”Jawab Ozzy.
“Mama mohon Ozzy, kamu putri kami satu-satunya, Mama gak mau kamu tersiksa seperti ini. Mama maafkan semua yang kamu perbuat lalu itu kok. Bukan hanya Mama saja yang merindukan mu Ozzy tapi Ayah mu juga. Ayah mu kemarin tak bermaksud mengatakan itu pada mu nak, dia hanya terbawa emosi saja.” Jelas Mama Ozzy.
“Sebaiknya Mama pergi dari sini saja, keputusan ku ini sudah bulat ma. Sampai jumpa lagi ma.Aku sayang Mama.” (Menutup pintu kostnya begitu saja).
Mama Ozzy pulang dengan wajah penuh penderitaan dan tak kuasa menahan air matanya. Karena memikirkan Ozzy terlalu berlebihan, akhirnya ia jatuh sakit dan sudah 3 hari terbaring di tempat tidur.

Di sisi lain, Najwa sahabat Ozzy ini sedang memikirkan Ozzy. Dia merasa kesepian karna tak ada kehadiran Ozzy lagi dalam cerita hidupnya. Karena merindukan Ozzy, Najwa berkunjung ke rumah Ozzy.
“Permisi..”(Sambil mengetok pintu rumah Ozzy, di bukakan pintunya oleh pembantu yang bekerja di situ).
“Ada yang bisa saya bantu mbak?. Tanya pembantu tersebut.
“Ozzy ada gak bi?”
“Mbak Ozzy gak ada di rumah, dia kabur sejak 2 minggu yang lalu..”
“Apa? Kabur.. yang bener. Terus bibi tau gak di mana Ozzy sekarang?” Tanya Najwa.
“eemt, kalau itu saya kurang tau’ mbak, hanya nyonya saja yang tau.”
“Kalau begitu apa saya bisa menemui Mamanya Ozzy?”
“Bisa, mari saya antar ke kamarnya.”

(Najwa memasuki kamarnya Mama Ozzy dan ia merasa iba melihat kondisi Mama Ozzy yang hanya terbaring di kasur dengan lemas).
“Tante, maaf mengganggu. Saya hanya ingin tanya apa tante tau Ozzy sekarang di mana?”. Tanya Najwa.
“Tante senang sekali ada teman Ozzy yang masih peduli dengannya.” (Memberikan sepucuk kertas pada Najwa yang tertulis alamat tinggalnya Ozzy sekarang).
“Terima kasih tante, saya akan berusaha membawa Ozzy kembali ke rumah ini. Kalau begitu saya pamit dulu ya, semoga tante lekas sembuh.”
“Iya nak”.

Bermodalkan alamat yang di dapat Najwa bergegas mencari keberadaan Ozzy. Tak lama kemudian Najwa menemukannya.
“Permisi.” (Sambil mengetok pintu).
“Najwa..” Ucap Ozzy dengan heran saat membuka pintu.
“Ozzy, kita lama tak bertemu ya, bagaimana kabarmu?” Tanya Najwa.
“Kabarku baik. Mari duduk.”

(Ozzy dan Najwa duduk di sofa dan membicarakan tentang hal yang terjadi pada Ozzy.Saat itu juga Najwa mencoba menyadarkan Ozzy tentang semua ini dan membujuk Ozzy untuk pulang kerumahnya).
“Ozzy, aku mohon jika kamu masih menganggap aku sahabat mu maka turutilah kataku sekali ini saja. Mama mu sekarang sedang sakit dan hanya bisa terbaring di kasur saja,apa kamu tidak kasihan, dia sangat membutuhkanmu. .”

Karena mendengar keadaan mamanya seperti itu, akhirnya Ozzy memutuskan untuk kembali ke rumah meskipun serasa berat. Kembalinya Ozzy ke rumah membuat keadaan Mama Ozzy membaik, bahkan merekapun sekarang menjadi salah satu keluarga yang paling bahagia di dunia ini. Kehangatan keluarga sekaligus perhatian yang diberikan oleh Ayah dan Mama Ozzy, membuat Ozzy menjadi anak yang lebih baik dari sebelumnya, dia pun sekarang meneruskan sekolahnya lagi di sekolah yang dulu dan berhenti membikin keributan di sekolah.

Ozzy melalui detik demi detik dalam hidupnya dengan sebuah ketenangan tanpa hambatan sedikitpun. Semakin lengkap kebahagian hidup Ozzy karena hadirnya sahabat yang selalu setia padanya, yaitu Najwa. Namun karena kedekatan itulah timbulnya keganjalan dalam hati kecil Ozzy, dia merasa ada rasa yang berbeda dalam hatinya yang tidak wajar dia tunjukan pada Najwa. Perhatian yang pekat dari Najwa terhadap Ozzy, membuat Ozzy salah mengartikan perhatian itu hingga datanglah benih-benih cinta dalam hati Ozzy. Terdengar aneh, sangat aneh, namun hati tak bisa dibohongi. Ozzy sadar bahwa dia seorang gadis dan rasa cintanya pun tertuju pada seorang gadis juga bahkan sahabatnya sendiri. Sesegera Ozzy berusaha menghilangkan rasa cintanya, karena ini sangat tidak wajar.

Namun Ozzy tak kuasa mengalahkan rasa cinta yang tumbuh dalam hatinya, hingga suatu hari Ozzy berterus terang pada Najwa.
“Najwa, bisakah kita bicara sebentar, ini penting.” Bisikan Ozzy pada Najwa yang sedang membaca buku di perpustakaan.
“Baiklah.” (Mereka berdua berjalan meninggalkan ruang perpustakaan dan duduk di bawah pohon).
“Mungkin jika kamu mendengar ini pasti kamu akan anggap aku hanya bercanda or tidak normal or yag lainnya deh. Tapi ini benar-benar hal yang ku rasakan saat ini, dan aku tak bisa menyimpannya lagi. Najwa, AKU CINTA KAMU. .” Ucap Ozzy dengan sedikit rasa canggung.
“haa? . .” (Najwa tak bisa berkata apapun dia masih terheran-heran dengan ucapan yang baru saja di dengarnya).
“Kamu kaget ya, aku sudah menduga itu. Maap karena aku harus mengatakan ini, pasti ini sangat mengganggu mu.”
“Najwa, Najwa tunggu, dengerin aku dulu..” Ucap Ozzy saat Najwa pergi begitu saja setelah mendengar hal yang mencengangkan itu.

Setelah kejadian itu, Najwa menjauhi Ozzy, dia pun tidak duduk sebangku lagi dengan Ozzy. Selama 5 hari Najwa menjauh, itu sudah membuat Ozzy merasa terganggu hingga akhirnya Ozzy bertanya langsung pada Najwa, “Najwa, sudah 5 hari ini sifat mu berbeda pada ku, kamu bertindak menjauhi ku, ada apa dengan mu, apa mungkin ini ada hubungannya dengan ucapanku yang lalu?.” Tanya Ozzy.
“Jujur saja memang semua karena hal yang kamu katakan itu, aku masih normal Ozzy, aku masih suka pada cowok karena aku seorang cewek. Kamu itu cewek Ozzy, kenapa kamu harus cinta pada ku aku kan juga cewek. Semua perasaan cinta mu padaku tuh gak normal Ozzy, harusnya kamu sadari itu.Kapan sih kamu jadi anak yang bener..” Ucap Najwa dengan suara yang lantang.
“Maafkan aku, sebenarnya aku juga tak mau seperti ini Najwa. Aku bisa membuang rasa cinta ku ini walaupun mungkin agak lama, tapi akan ku usahakan itu. Hanya satu hal yang ku ingin, kembalilah menjadi sahabat ku yang setia.”
“Ozzy, sebaiknya kita tak usah berhubungan lagi apa lagi sahabatan, aku yakin jika kita bersahabat lagi akan memperburuk semua ini. Terima kasih karena telah pernah menjadi sahabat ku. Selamat tinggal mantan sahabatku.” Ucap Najwa sambil menahan air mata yang akan jatuh.

Ozzy hanya bisa terdiam saja. Saat ini hanya kekecewaan yang menghuni hatinya. Dia mencurahkan segala kesedihannya pada bintang langit saat malam tiba, “Bintang, jika sebelum di ciptakan aku dapat memilih untuk menjadi apa, aku pasti akan memilih menjadi bintang seperti mu, tak banyak hal yang di lakukan tapi sangat berguna. Kau hanya terdiam di langit sana dengan memancarkan sinar terang mu, namun akan itu kau mampu menyinari dunia ini. Bintang, kau pun sungguh beruntung banyak makhluk Tuhan yag menyukaimu tak seperti aku, banyak hal yang di benci dari orang padaku, bahkan sahabat ku pergi meninggalkan ku. Lebih tepatnya mantan sahabat, yaaa.. itu yang Najwa katakana padaku saat dia hendak pergi.Apa yang harus ku perbuat bintang? Tolong sampaikan pertanyaanku ini pada Tuhan, dan katakan juga pada beliau bahwa aku di sini sangat kesepian…” (Ucap Ozzy dengan menatap bintang malam langit).

Esoknya dia lalui harinya seperti biasa tanpa kehadiran Najwa, serasa berat itu yang ada dalam benaknya. Namun, walaupun begitu Ozzy masih mempunyai kesempatan untuk dapat memandangi mantan sahabatnya itu. Suatu hari kesempatan itu hilang, karena tanpa ada alasan yang jelas Najwa pindah sekolah tanpa pamit pada Ozzy. Sekarangpun Ozzy benar-benar sendiri dia merasa terpukul, dan juga meras kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya.

Kesedihannya dia luapkan pada bintang malam, “Inilah cerita hidup ku? Mengapa hanya kesedihan saja yang tertoreh dalam tinta kehidupan ku bintang? Mengapa? Mengapa semua jadi seperti ini? Apa salah ku hingga ini terjadi padaku?. Aku benar-benar sendiri, sahabat ku telah pergi, semua hanya tinggal kenangan. Aku jujur dengan perasaan ku ini, aku fikir dia bisa menerima, ternyata dia malah pergi menjauh. Memang apa salahnya jika seorang cewek jatuh cinta pada cewek juga? Betapa malangnya hidup ku ini, malangnya hidup ku karna kodrat ku sebagai cewek, andai saja aku cowok pasti ini tak kan terjadi.”

Keadaan ini membuat Ozzy terpukul, terpuruk, dan terus bertanya-tanya. Namun Mama Ozzy menjawab semua pertanyaan Ozzy sehingga membuat Ozzy sadar dan bangkit lagi dari keterpurukannya. Dia mulai menjalani hidup yang baru, dia mencoba untuk menutup kisahnya yang lalu dan memulai dari awal lagi. Suatu malam dia mengatakan sesuatu pada bintang malam, “Bintang, cinta ku terpentok kodrat. Namun tak akan lagi, itu dulu dan sekarang aku akan mulai hidup normal seperti remaja lain.Aku kan selalu berusaha untuk menjadi seperti mu yang selalu terang untuk diri sendiri dan hal yang ada di sekitar mu and I WILL BE THE BEST FOR MY SELF …”

PROFIL PENULIS
Nama : Rendra Citra Pahlewi
TTL : Ponorogo, 13 Juli 1996

Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar