Jumat, 25 Mei 2012

Cerpen Persahabatan - Geng?? Ga Jaman

GENG? GA JAMAN
Karya Dita Puspitasari

Sekolah tempat dimana anak-aak belajar dan menutut ilmu. Tapi setiap sekolah pasti memiliki kelemahan tersendiri baik itu dari guru, dari siswa, dari sarana prasarana dan masih banyak lagj. Seperti di sekolah Anggi. Sekolahnya memiliki masalah yaitu banyaknya geng atau dalam istilah lain adalah komunitas. Bisa disebut juga komunitas yang negatif. Teman Anggi sendiri yaitu Angga termasuk ke dalam suatu komunitas, sebut saja ZZZ. Angga dan Anggi sudah sagat dekat. Anggi tak mengira akhirya sahabatya itu bergabung dengan komuitas itu. Meurut Anggi ZZZ itu seperti air dalam gallon, setelah airnya habis tinggal diisi bisa penuh lagi. Begitulah perkembagan komunitas ZZZ. Cepet sekali menambah anggotanyan, entah itu pakai sihir apa. Yamg jelas, hampir semua teman laki-laki di kelas Anggi bergabug dalam komuitas itu. Kanyanya sih ZZZ bukan geng tapi komunitas yag mentingin solideritas para aggotanya. Tapi, tetep aja komunitas ZZZ ga jauh sama yang namaya rokok. Alhasil, komuitas tersebut negatif.

Itulah sepintas yang Anggi tau dari Angga.
“Ga, emang tujuan kamu masuk ZZZ buat apa?” tanya Anggi.
“Buat cari temen, terus anak-anakya juga baik-baik kok. Bahkan kita mau ngadain bakti sosial.” Jawab Rangga.
“Heyyy lagi ngobrol apa?” suara Dika-personil dari ZZZ juga, dari belakang megejutkan mereka berdua.
“Ya kan Dik minggu depan kita akan mengadakan bakti sosial gitu tuh?” tanya Angga kepada Dika utuk meyakinkan Anggi.
“Ya harus donggg!”
“Tuh kan Gi apa kata gue, percaya deh sama gue” ucap Angga kepada Anggi.
“Yaa udah gimana kamu aja, tapi inget loh kalian berdua jangan sampai ngerokok” kata Anggi .
Sepulang sekolah, ketika di jalan pulang Anggi melewati markas ZZZ. Ya gimana gak kelewatan orang markasnya aja di pinggir jalan raya. Disana banyak banget motor-motor milik anak SMA. Entah itu kelas berapa, tapi emang banyak banget. Trotoar aja sampai dipake unntuk parkir motor anak-anak ZZZ. Tapi yang membuat Anggi terkejut adalah dia melihat Angga sedang memegang sebatang rokok yang hampir habis tetapi masih mengepul. Bahkan saat Anggi melewati markas itu dengan berlari bau rokok sangat tercium. Anggi hanya bisa pasrah, Anggi tau bahwa Angga itu sudah besar, tapi tetap saja Angga belum kerja, artinya Angga membeli rokok itu dengan uang bekal yang diberi orang tuanya, artinya sama saja Angga membakar uang tersebut. Oke, Anggi tidak akan menyapa atau dekat-dekat lagi dengan Angga.

Esok hari di sekolah, niatan Anggi kepada Angga sudah berlanjut. Anggi gak tau harus gimana ke Angga. Mungkin Angga masih mengira Anggi tidak mengetahui bahwa Angga merokok. Akhirnnya Anggi memutuskan untuk berterus terang kepada Angga. Anggi mengahampiri Angga yang sedang bercengkraman dengan teman-temannya.
“Ga, kamu ngrerokok kan? Jujur aja deh” tanya Amla dengan tatapan mata lurus dan tajam.
“Engga kok engga, so tau banget jadi orang” dengan kaku Angga mengetakan itu kepada Anggi.
“Hehhh, bukannya gue so tau ya, gue liat lo kemarin” sentak Anggi, dan Anggi langsung pergi.
Beberapa bulan kemudian sepertinya Angga memang sudah kecanduan sama yang namanya rokok. Setiap hari pasti dia bawa rokok ke sekolah. Dan yang parahnya, Angga ngebela-belein mabal pada saat jam pelajaran demi sebatang rokok yang ia isap di toilet. Elit dikit mungkin ya? Supaya guru-guru pada gak tau. Dan parahnya, Angga gak ngerokok sendirian, masih ada kerabat-kerabat dari ZZZ yang menemani Angga. Padahal guru udah sadar bahwa di toilet pria bau rokok sangat menyengat, tapi mereka belum turun tangan. Yaa, itulah salah satu lemahnya peraturan hokum di Indonesia.
***

Krinngggg kringgg kringggg, suara telefon genggam milik Pak Ramdhan yaitu guru PKS Kesiswaan di sekolah Anggi. Pak Ramdhan menerima telefon itu.
“Selamat siang Pak, saya orang tua siswa yang bernama Mizan kelas 12-a. saya ingin menyampaikan berita bahwa di SMA tempat dimana anak saya belajar ada sebuah komunitas. Anak saya termasuk kedalamnya, anak saya meminta untuk keluar dari komunitas itu, dia sudah meminta kepada si ketua komunitas, namun komunitas itu tidak mengizinkan anak saya keluar. Mereka malah menuntut dan mengancam anak saya, mohon toleransinya dan kebijakannya dalam menangani permasalahan ini Pak” ucap seorang wanita yang terdengar seperti sedang menangis.
“Iya baik akan saya telusuri besok, terimakasih Bu atas infonya. Selamat siang” ucap Pak Ramdhan singkat.

Keesokan harinya, di sekolah. Pak Ramdhan telah mengungkap semuanya. Semua anggota dari komunitas ZZZ yang ada di sekolah diminta berkumpul sekarang juga di ruang guru. Begitu mendengar berita itu Anggi sungguh Anggi lega.

Semuanya terungkap, mulai dari tempat nongkrong, anggota-anggotanya, kebiasaan merokoknya, semuanya bocor. Pak Ramdhan selaku guru PKS akan menindak lanjuti akan hal ini.
***

Hari Senin upacara bendera berjalan seperti biasanya. Namun, saat bagian amanat dari Pembina Upacara yang kebetulan itu adalah Pak Ramdhan. Beliau mengumumkan bahwa tak ada lagi komunitas ZZZ atau tripel Z yang ada di sekolah mereka. Dengan perjanjian diatas materai, ZZZ tidak ada lagi, begitupun komunitas-komunitas lain yang ada di lingkungan sekolah Anggi.

PROFIL PENULIS
Nama : Dita Puspitasari
Alamat rumah : Perum Sarijadi Blok 13 No 13 RW 08 RT 02 Kecamatan Sukasari, 40151 Bandung
TTL : Bandung, 30 Januari 1997
Sekolah : SMPN 12 Bandung
Kelas : 9c
Email : dita.puspitasari_12@yahoo.com (fb dan y!m), ditaeyang00@yahoo.co.id

Baca juga Cerpen Persahabatan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar