PENANTIANNYA KU SAMBUT
Oleh Rizqa Zidna C
*Aku sudah jadi mahasiswi, yaaa. Dan aku tidak akan pernah main-main dengan apapun, termasuk masalah CINTA! Lelah? Ya! Muak? Ya, aku muak dengan kepalsuan omongan lelaki!*
Awalnya aku tak mengenal dia, aku tak peka akan kehadiran dia bahkan terkesan sama sekali tak menganggap bahwa dia ada disekitarku, diam-diam memperhatikanku dan mulai menyukaiku. Ya, sebut saja dia Darrell. Itu panggilan sayangku padanya. Dia teman lettingku, teman sekelasku. Dia yang selalu setia saat aku drop dan menghibur aku sejadinya. *perlu kalian tahu, saat dia menjadi temanku, aku sedang didekati dan menyukai seniorku*
"Zu, dia suka kamu. Darrell naksir kamu dan apa kamu gak tahu itu? Atau mungkin kamu cuam pura-pura gak tahu?", Lipop mulai menghujani aku dengan pernyataan dan pertanyaannya. "Zu, udahlah! Untuk apa kamu mengharapkan Bg Oby itu ha? Toh, Darrell lebih mengerti dan slalu ada untuk kamu, Zu!", Vizu dengan bijak menasehatiku. Tapi, aku hanya bisa tersenyum kecil dan menjawab "Kalian gak tahu apa-apa, aku udah terlanjur bikin janji dan ngasih harapan ke Bg Oby!". "Sudahlah Zu, gk ada yang perlu kamu paksain, kalo kamu udah gak sanggup sama hubungan tanpa statusmu ini kamu bilang aja ke Bg Oby, tinggalin dia dna buka hati kamu buat Darrell. Aku tahu, kamu pasti juga punya perasaan yang sama kaya' Darrell", Kiki mulai menggoyahkan pertahananku. "Kawan, kalian gak tahu!", aku pergi meninggalkan mereka. Dan tiba-tiba saja aku menemukan sosok Darrell dibelakangku, dan tanpa sadar aku berkata, "Kita hanya teman, dan tidak akan saling menyukai bahkan menyayangi! Dengar itu, aku pastikan kalau aku akan bersama laki-laki itu, bukan dengan dia!", suaraku mulai meninggi.
Awalnya aku tak mengenal dia, aku tak peka akan kehadiran dia bahkan terkesan sama sekali tak menganggap bahwa dia ada disekitarku, diam-diam memperhatikanku dan mulai menyukaiku. Ya, sebut saja dia Darrell. Itu panggilan sayangku padanya. Dia teman lettingku, teman sekelasku. Dia yang selalu setia saat aku drop dan menghibur aku sejadinya. *perlu kalian tahu, saat dia menjadi temanku, aku sedang didekati dan menyukai seniorku*
"Zu, dia suka kamu. Darrell naksir kamu dan apa kamu gak tahu itu? Atau mungkin kamu cuam pura-pura gak tahu?", Lipop mulai menghujani aku dengan pernyataan dan pertanyaannya. "Zu, udahlah! Untuk apa kamu mengharapkan Bg Oby itu ha? Toh, Darrell lebih mengerti dan slalu ada untuk kamu, Zu!", Vizu dengan bijak menasehatiku. Tapi, aku hanya bisa tersenyum kecil dan menjawab "Kalian gak tahu apa-apa, aku udah terlanjur bikin janji dan ngasih harapan ke Bg Oby!". "Sudahlah Zu, gk ada yang perlu kamu paksain, kalo kamu udah gak sanggup sama hubungan tanpa statusmu ini kamu bilang aja ke Bg Oby, tinggalin dia dna buka hati kamu buat Darrell. Aku tahu, kamu pasti juga punya perasaan yang sama kaya' Darrell", Kiki mulai menggoyahkan pertahananku. "Kawan, kalian gak tahu!", aku pergi meninggalkan mereka. Dan tiba-tiba saja aku menemukan sosok Darrell dibelakangku, dan tanpa sadar aku berkata, "Kita hanya teman, dan tidak akan saling menyukai bahkan menyayangi! Dengar itu, aku pastikan kalau aku akan bersama laki-laki itu, bukan dengan dia!", suaraku mulai meninggi.
Darrell hanya mampu diam, dan berusaha terlihat nyaman dengan menganggukkan kepalanya setelah aku berhenti berkata. Menyembunyikan perasaan kecewanya.
Malam ini aku merasa sangat GALAU *bahasa ngetrend sekarang*, aku beranikan diri untuk menyatakan apa yang aku rasakan pada Bg Oby bahwa aku tak bisa lagi mempertahankan perasaan ini, aku jenuh, aku lelah dan aku akui aku sudah tidak lagi mengharapkan aku dan dia jadi sepasang kekasih. Ntah itu karena kehadiran Darrell, atau memang aku mulai jenuh dengan penantian bodoh ini!
"Bg, aku pikir kita udah gak mesti mempertahankan lagi perasaan ini. Aku udah capek, aku udah muak, Bg. Emang aneh bg, tapi aku emang udah ngerasa kalo aku gak bisa bertahan dengan perasaan ini!", aku kirim pesan singkat itu dengan penuh keraguan dan air mata. (5 menit setelah SMS itu terkirim), "Turun kebawah sekarang, Zu. Abg mau ngasih sesuatu dan mau ngomong sama kamu", pesan singkat dari Bg Oby menyadarkanku dari lamunanku. Langsung ku raih jilbabku dan berlari keluar dari kamarku.
Sesampainya diluar, ku tundukkan wajahku sejadi-jadinya dan membiarkan dia berbicara padaku. Ya, pembicaraan yang aku tahu itu merupakan usaha dia untuk tetap mempertahankanku. Tapi, itu sia-sia. Karena, hatiku sudah tak lagi terpaut dengan setiap tingkah wibawanya itu. Tapi, kini aku akui pikiranku terpusat pada laki-laki yang juga sedang memperhatikanku dari jauh.
"Darrell, tau gak? Aku udah mutusin buat gak lagi bertahan dan berharap sama Bg Oby", aku langsung mengabarinya berharap dia menunjukkan ekspresi puasnya dan langsung mengutarakan perasaaannya padaku. Tapi, apa yang aku dapat? Dia hanya tersenyum tipis tanpa banyak komentar. Aku berlalu meninggalkan dia dan mendatangi kerumunan teman karibku, "Vizuuuu, masa Darrell nanggepin kabar aku udah gak ngarep sama Bg Oby dengan tampang yang amat sangat flat? Nyebelin gak tuh?", aku mengadukan semuana pada Vizu."Mungkin dia cuma butuh waktu, Zu. Ya sabar aja, moga aja dia masih ngarep sama kamu. Kalo gak ya udah kamu gigit jari aja deh. Haha", goda Vizu padaku. "Udahlah, kalian pasti jadian ko'. Kan udah aku bilang, wajah kalian mirip. itu aartinya apa coba?", Lipopo tidak kalah menggodaku. "Itu tandanya kalian JODOH!!!", suara Vizu dan Kiki terdengar serempak dan penuh semangat. Aku hanya bisa diam dan terduduk lesu berusaha untuk tetap tersenyum.
Menyebalkan, aku lalui hari aku dengan amat sangat menyebalkan. Darrell tak juga mengutarakan perasaannya padaku. Ah, kenapa aku jadi diposisi dia? Sakit rasanya diabaikan!
Tepat hari Sabtu/25 Februari 2012, dia mulai menceritakan perasaannya yang telah lama menyukai seorang gadis yang saat itu sudah dekat dan menyukai laki-laki lain, dia menceritakan bagaimana kecewa dia saat mekihat gadis itu bersama laki-laki lain dan mengabaikannya. Sampai akhirnya Darrell mengutarakan perasaannya padaku. *kalo bisa jingkrak gue bakal jingkrak-jingkrakkan, tapi gue diatas motor waktu itu*. ya, tak akan aku lupakan setiap detail saat indah itu. Saat dimana dia mengutarakan perasaannya dan saat dia menceritakan semua perasaannya selama ini padaku.
Kenapa aku begitu bodoh? Selama ini aku mengabaikannya! Selama ini aku tak menganggapnya, ya dia yang aku anggap hanya temanku. Kini justru menjadi pelindungku. Ya, dia sekarang jadi kekasihku. Tempat aku mengadu dan berbagi disaat aku terpuruk ataupun saat aku bahagia. Dia yang sabar menghadapi setiap detail keegoisan dan kechildishan aku.
"Zu, kamu mau gak jadi pacar aku? Jadi kekasih abadi aku deh!", itu kata-kata dia saat mengutarakan perasaannya padaku. Aku terhenyak, aku terdiam dan mukaku serasa panas. Aku hanya bisa berucap, "Ya, aku mau". Ya, aku ingat semua ini. Aku inagt dan tidak akan aku lupakan. :)
PROFIL PENULIS
Hai-hai. Nama aku Rizqa Zidna C., panggil aja Rizqa ato Rizu. Sekarang aku lagi lanjutin sekolah aku di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , Jurusan Biologi-Universitas Andalas, Limau Manis, Padang, Sumatera Barat. Oiyaa, FB aku "siigendut", jangan lupa di add. Selamat membaca cerpen2 aku yah sobat, kalo ada kritik dan saran buat cerpen aku, langsung comment aja yak :)
Hai-hai. Nama aku Rizqa Zidna C., panggil aja Rizqa ato Rizu. Sekarang aku lagi lanjutin sekolah aku di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , Jurusan Biologi-Universitas Andalas, Limau Manis, Padang, Sumatera Barat. Oiyaa, FB aku "siigendut", jangan lupa di add. Selamat membaca cerpen2 aku yah sobat, kalo ada kritik dan saran buat cerpen aku, langsung comment aja yak :)
Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar