Minggu, 06 Mei 2012

Cerpen Ibu "Perempuan Di Balik Kafan"

PEREMPUAN DIBALIK KAFAN
Cerpen Rahma Mamlu’atul Maula 

Hari kian larut,tapi ibu dina direktur utama di salah satu perusahaan belum jua berminat untuk pulang ke rumahnya,karena buat apa,toh di rumah ia hanya tinggal dengan seorang pembantunya dan sopir pribadinya,suaminya meninggal dunia 3 tahun yang lalu karena penyakit jantung yang dideritanya,dan ibu dina harus menggantikan posisi alm suaminya untuk menjadi pemimipin di perusahaan yang telah ia bangun bersama suaminya dulu,sedangkan ia juga belum di karuniai seorang keturunan,,,,jari-jemari ibu dina tetap menari-nari di atas laptopnya untuk menyelesaikan tugasnya,di liriknya jam di dinding,jam 10 malam,ibu dina menghentikan pekerjaannya,disandarkan pula kepalanya ke kursi empuk khusus untuk direktur,dia memang hidup serba berkecukupan,ia selalu berusaha tetap tersenyum kepada setiap orang yang di jumpainya,tapi jauh di dalam hatinya ia adalah seorang perempuan yang kesepian dan sangat mengidamkan kehadiran seorang keturunan,tapi,mana mungkin,suami yang sangat di cintainya telah tiada,tak terasa butiran kristal bening tlah membasahi wajahnya yang menawan,,,

‘’maaf bu,,,,’’,sekertaris bu dina mengetuk pintu,segera bu dina menghapus air matanya
‘’iya,,,ada ri??’’,tanya bu dina
‘’maaf bu saya Cuma mau mengingatkan jika hari sudah semakin larut,sebaiknya ibu segera pulang,karena hari ini ibu tidak pulang dengan sopir pribadi ibu,mobil ibu sudah kami siapkan di luar bu’’,ujar tari sekertaris ibu dina
‘’baik ri,,,makasih,saya akan segera turun’’,jawab bu dina
‘’hmmm,,,apa ibu perlu di antar?’’,tari menawarkan bantuan
‘’oh,,,tidak perlu ri,saya bisa sendiri kok’’,
‘’baik lah bu,permisi’’,tari segera keluar dari ruangan bu dina,bu dina pun segera membereskan berkas-berkasnya dan menuju mobilnya,ia harus mengemudikan mobilnya sendiri karena sopir pribadinya izin tidak masuk kerja karna anaknya sakit,bu dina pun melajukan mobilnya,di tengah-tengah perjalanan hujan deras mengguyur kawasan yang dilintasi bu dina,bu dina pun semakin melajukan mobilnya dengan cepat,brakkkk,,,,bu dina menghentikan laju mobilnya,dia menabrak sesuatu,bu dina langsung mengerem mobilnya,bu dina pun turun dari mobilnya,,
‘’astagfirullahaldhim,,,,’’,bu dina tak menyangka jika telah menabrak seorang laki-laki dan perempuan yang tengah menggendong anaknya yang masih bayi,bu dina panik dan segera menelpon tari,sekertarisnya,ketika di raba nadi dari tangan laki-laki tersebut nadinya tak berdenyut lagi,terdengar suara rintihan perempuan yang di tabrak tadi,bu dina mencoba mendekatkan dirinya
‘’ttolang jaga dan saaayangi aaanak saya’’,kata perempuan tadi terbata-bata
‘’ii,,ya’’,bu dina segera menggendong bayi yang ada dipelukan perempuan tadi,setelah itu perempuan tersebut meninggal,
‘’mbak,,,mbak,bangun mbak,’’bu dina mencoba membangunkan perempuan tadi sedangkan bayinya terus menangis,mungkin bayinya bisa merasakan apa yang telah terjadi,bu dina sangat merasa bersalah bu dina telah membunuh kedua orang tua bayi yang tak berdosa ini,
‘’apa yang harus aku lakukan untuk menebus dosaku pada bayi ini’’,entahlah,,,tak lama kemudian tari datang dan mengurus pemakaman kedua orang tua bayi tersebut,sedangkan hujan semakin derasnya menguyur,,,segera dipeluknya bayi tersebut dan membawanya pulang kerumah bu dina,bu dina berjanji pada dirinya sendiri untuk merawat dan menyayangi bayi tadi seperti bu dina menyayangi anak kandungnya,dan bu dina juga meminta kepada tari agar merahasiakan masalah ini dari publik dan mengurus jenazah orang tua bayi ini dengan bersih,semenjak kehadiran bayi itu hidup bu dina jadi berwarna,bu dina jadi tidak kesepian lagi,bu dina menepati janjinya jika akan menyayani bayi itu seperti bayinya sendiri,bu dina sangat menyayangi bayi yang dia beri nama andien,,,20 tahun kemudian,andien telah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan pintar,kini ia harus menyelesaikan kuliahnya di bidang kedokteran,dan sebentar lagi akan menjadi dokter,andien pun sangat sayang pada bu dina,karna andien tak mengetahui jika bu dina bukan ibu kandugnya,usia bu dina pun kini semakin bertambah pula,dan sering sakit-sakitan,,,,
‘’hallo non,,,’’,bik inah menelpon andien yang sedang praktek di rumah sakit
‘’iya bik ini andien,ada apa bik?’’,andien nampak cemas
‘’inn,,,ini non,nyonya,nyonya tadi pinsan di kamar mandi non,kepala nyonya sampai berdarah non, sekarang saya membawa nyonya ke rumah sakit melati,non’’,ujar bik inah
‘’yaudah bik,saya akan segera ke sana’’,andien buru-buru ke rumah sakit di mana mamanya di rawat,sesampainya di rumah sakit andien mendapati pembantunya tengah cemas di depan ruang UGD,
‘’bik gimana keadaan mama bik?’’,tanya andien
‘’nggak tau non,udah satu jam dokternya belum juga keluar’’,
‘’kok bisa sih mama jatuh di kamar mandi?’’.
‘’mungkin nyonya kecape’an non,makanya pinsan dan kepalanya membentur lantai’’,jelas bik inah
‘’keluarga bu dina’’,dokter keluar dari ruang UGD
‘’iya dok saya anaknya’’,andien mendekati dokter
‘’luka di kepala bu dina sangat serius,karena benturan yang di alaminya,akibatnya bu dina banyak mengeluarkan darah,sehingga bu dina memerlukan donoran darah’’,ujar dokter
‘’ambil darah saya saja dok,saya anaknya,pasti golongan darah saya sama dengan mama saya’’,kata andien
‘’tapi non kan,,,,’’,kata bik inah terputus,karena nggak mungkin jika andien mendonorkan darahnya,jelas saja darah andien dengan bu dina tidak cocok,karena andien bukan anak kandung dari bu dina,
‘’tapi kenapa bik?’’,sela andien
‘’kenapa harus non yang mendonorkan darah buat nyonya,kan,,,,’’,
‘’kenapa bik?saya kan anaknya,,,berarti hanya darah saya yang cocok dengan mama,jadi biarkan saya yang mendonorkan darah saya buat mama saya,ayo dok’’,andien pun mengikuti langkah dokter yang ingin memeriksa golongan darahnya untuk kemudian di ambil darahnya,namun apa yang terjadi?golongan darah andien dan mamanya tidak cocok,jelas andien sangat kaget dan menyuruh suster mengecek sekali lagi,dan setelah di cek sekali lagi hasilnya tetap sama,tidak cocok.andien keluar dari ruangan dengan perasaan sangat sedih dan kaget,andien melangkahkan kakinya menuju loby dengan langkah gontai,,,
‘’non,,,ada pa non?’’,tanya bik inah
‘’bik,,kenapa bik,kenapa golongan darah saya tidak cocok denagn golongan darah mama,apa,,, apa andien bukan anak mama bik,apa benar andien bukan anak kandung mama bik,jawab bik jawab’’,andien mencoba mencari jawaban dengan butiran kristal bening di pipinya
‘’bibik nggak tau non,bibik nggak tau’’,bik inah menunduk
‘’andien’’,seseorang memanggil namanya,andien mengarahkan pandangannya pada orang yang memanggilnya
‘’mbak tari?’’,
‘’iya dien,mungkin sudah saatnya kamu mengetahui yang sebenarnya’’,kata tari
‘’mengetahui yang sebenarnya?apa maksud mbak tari?’’,andien mendekati mbak tari
‘’ayo ikut mbak’’,dengan perasaan penuh tanda tanya andien pun mengikuti langkah tari dari belakang
‘’ada apa mbak,apa yang sebenarnya mbak tari dan mama sembunyiin dari andien?’’,andien bertanya pada tari,tari duduk di kantin yang ada di rumah sakit
‘’20 tahun yang lalu bu dina menabrak seorang laki-laki dan perempuan yang sedang menngendong anaknya,kejadian itu sangat cepat,sehingga tak ada yang mengetahui kejadian itu kecuali saya dan bu andien,mengetahui orang yang di tabrak bu dina telah tak bernyawa lagi bu dina bingung,panik,bu dina menghubungi saya,dan saya pun mengurus pemakaman dua orang tadi,yang tak lain tak bukan adalah,,,,orang tua kandung kamu dien,bu dina menyuruh saya merahasiakan semua ini,karena bu dinatidak mau jika kamumengethui yang sebenarnya,bu dina takut jikakamunanti akan membencinya dan meninggalkan bu dina,karena bu dina sangat sayang sama kamu dien’’aku tari
‘’apppp,,,a,,jadi,aku bukan anak kandung mama,dan mama yang telah membunuh orang tua kandung andien,,,,nggak,nggak nggak mungkin,ini nggak mungkin,mama pembunuh,mama pembunuh,mama jahat,aku benci sama mama aku benci,aku benci mama’’,andien yang tak bisa menerima kenyataan pergi dengan perasaan kecewa,,,
‘’andien,,,andien,kembali andien,andien’’,andien tak memerdulikan panggilan dari tari,dia terus berlari meninggalkan tari,tari pun kembali ke lobby menemui bik inah
‘’gimana mbak,?’’.tanya bik inah
‘’andien sudah mengetahui yang sebenarnya bik’’.
‘’terus?’’,
‘’saya ngak tau bik,apa yang saya lakukan ini salah bik?’’,tari menatap bik inah dengan tajam
‘’tidak mbak,,,cepat atau lambat non andien pasti akan mengetahui yang sebenarnya’’,ujar bik inah mencoba membenarkan kata tari
‘’oiya,,gimana dengan pendonor bu dina bik?’’,
‘’alhamdulilah mbak,tadi baru saja ada darah dari PMI yang baru saja datang membawakan darah,alhamdulilah darahnya cocok’’,ujar bik inh
‘’alhamdulilah ya bik’’,tari menyeka air matanya
‘’keluarga bu dina?’’,dokter keluar dari ruangan dimana bu dina di rawat
‘’iya dokter?’’,tari mendekati dokter
‘’bu dina ingin bicara,silahkan masuk’’,mendengar itu,tari dan bik inah segera masuk ke ruangan dimana bu dina di rawat
‘’tttari,,’’,bu dina mencoba membuka mulutnya
‘’iya bu,,,ini saya’’,tari mendekatkan dirinya pada bu dina yang terbaring lemah di ranjang
‘’mana andien?’’,kata bu dina lemah
‘’andien,,,andien,dia masih keluar bu,beli makanan,sebentar lagi pasti akan kesini’’,ujar tari
‘’kalau dia sudah kembali,suruh dia kesini,aku kangen banget sama dia’’,ujar bu dina terbata-bta
‘’bbaik bu,,,nnanti akan saya sampaikan,sekarang bu dina istirahat dulu ya,’’tari membenarkan selimut bu dina dan mengajak bik inah untuk meninggalkan bu dina agar istirahat.
‘’mbak,,,bagaimana ini’’,tanya bik inah
‘’saya juga tidak tau bik,,,mana hp andien mati lagi’’,tari terus menoba menghubungi andien,tai tak medapat balasan,,,1 minggu kemudiam,bu dina telah boleh dibawa pulang,tapi andien tak jua kembali,dia menghilang bagai di telan bumi,bu dina selalu menanyaan diman keberadaanya,,,dan tari dan bik inah hanya bisa mengelak,hingga pada suatu hari bu dina menengar pembicaraan tari dan bik inah,,
‘’mbak,,,kita nggak bisa terus-terusan membohongi nyonya tentang apa yang terjadi sebenarnya,sebaiknya kita jujur sama bu dina jika andien telah mengetahui yang sebenarnya,saya tidak tega jika meihat bu dina setiap hari teus menanyakan keberadaab andien’’,kata bikinah
‘’tapi bik,,,’’.
‘’apa benar andien telah mengetahui yang sebenarna’’,sela bu dina yang mendengar pembicaran mereka,tari dan bik inah terdiam
‘’jawab,,,apa benar andien telah mengetahui yang sebnarnya dan kini dia membenci saya karna saya yang telah membunuh orang tuanya,ayo jawab?’’,bu dina tak terima
‘’iyyya bu,,,maafkan saya bu,saya telah lancang berani berbicara itu pada andien.maafkan saya bu maafkan saya’’,tari berlutut di kaki bu dina
‘’berarrti,,rarti andien putriku akan membenciku,,andien tak akan kembali kesini’’,bu dina yang syok jatuh pinsan,bik inah dan tari pun segera membawa bu dina ke kamarnya
‘’andien...andien’’,bu dinasellu memanggil andien,tari 1 tahun lamanya berusaha untuk mencari keberadaan andien,hingga suatu ketika dia berpapasan dengan andien di suatu temapat makanan
‘’andien,,,kamu,kamu andien kan?’’,tari mencoba mengenali wajah andien yang kini telah menjadi seorang dokter
‘’hmmm,,,maaf,saya bukan andien’’’,andien mencoba menghindar
‘’andien tunggu’’,tari mengejar andien‘’andien tunggu kamu nggka bisa terus-terusan menghindar dari aku,saya tau kamu angat marah dan kecewa dengan bu dina,tapi kamu nggak bisa gitu saja ninggalin bu dina,bagaimana pu jiga bu dina yang telah membesarkan kamu dengan penuh kasih sayang,dia yang telah membesarkan dan merawat kamu dengan sepenuh hati,apa itu masih kurang untuk menebus semua kesalahan bu dina,setiap hri b dina selalu menangis dan memanggil-manggil namamu,di mana naluri kamu sebagai seorang anak,,,sekarang terserah kamu,bu dina lagi sakit parah,kalu kamu memang punya hati ceat pulan sebelum terlambat dan kamu mentesal,tapi kalu emang kamu udha nggak peduli dengan bu dina,,,,terserah’’,tari yang kecewa dengan andien pergi berlalu dari hadapan andien,sedangkan andien,,,,dia menangis,dia bingung,bu dina yang telah membuat andien tak tau siapa orang tua kandungnya,tapi adien juga nggak bisa bohong kalau dia sangat sayang sam bu dina,,,
‘’mbak,,tari,,,mbak tolong’’,bik inah brteriak meminta pertolongan
‘’ada pa bik’’,tari yang baru datang segera menghampiri bik inah
‘’nyonya mbak,,nonya,dia jatuh’’,
‘’ayo kita bawa ke rumah sakit,,,’’
‘’tari,,,bik inah’’,bu dina membuka matanya ketika mau di bawa ke rumah sakit
‘’nyanya’’,
‘’bu dina,,,aya bu’’,tari memangku kepala bu dina
‘’sampaikan maaf saya yang sebesar-besarnya pada puteriku andien,aku sangat menyayanginya,,,berikan semua harta saya ke andien,yari,bik inah,trimaasih ya karna kalian telah merawat saya’’,kata bu dina terbata-bata
‘’iya nya,,,bibik juga minta maaf ya sama bu dina kalu selama ini bibik kerjanya nggak bener’’,ujat bik inah
‘’bu dina,,,bu dina bertahan saya dan bik inah akan membawa bu dina ke rumah sakit’’,kata tari
‘’nggak tari,,bik inah,saya udah nggak kuat,lailahailallohmuhammadarrasulullah’’,bu dina menghembuskan nafas terakhirnya,,,,
‘’bu dina,,bu dina bangun’’,tari menggoyang-goynag tubuh b dina berharap bu dinamembuka matanya
‘’innalilahiwainailaihirojingun,,,sebaiknya kita bawa jenazah bu dina untuk diototsi bak’’uajr bik inah
‘’iya bik,,,’’,mereka pun membawa jenazah bu dina ke rumah sakit,,,,sesampainya di san mereka mendapati andien sedang praktek di rumah sakit yang sama
‘’mbak tari,,,bik inah,,,kalian ngapain disini,,,mama,mama mana bik,mama mana?’’,tanya andien,tapi,,,tari dan bik inah membisu,,menangis,
‘’jawab bik,mbak tari,,,’’,tanya andien,tari menunjuk jenazah seeorang yang tengah di bawa oleh suster ke kamar mayat yang telahdi kafani
‘’maksudnya,,,jadi mama,nggak,,nggak,,nggak ungkin,mama,,maamaaaaaa’’,andien berlari menghampiri jenazah mamanya‘’mama,,mama bangun ma,bangun,,maafin andien ma,mafin andien,,,andien menyesal ma,andien menyesal karna udah nyia-nyiain mama,,mama bangun’’,andien memeluk jenazah bu dina
‘’sudahnon,ikhlaskan nyonya,,,bu dina pasti sudah memaafkan non andien,bu dinanggak mungkin nggak maafinputrinya yang sangat di sayanginya ini’’,bik inah menguatkan andien
‘’yang tabahya dien’’,tari juga mencoba menabahkan andien
‘’mbak,,,maaf mbak kita harus segera memakamkan jenazah bu dina’’.kata perawat
‘’nggak,,,nggak boleh,,,lepasin,,,lepasin,,jangan bawa pergi mama,jnagan’’,andien berontak kerika jenazah mamanya akan di makamkan,,,,akhirnya jenazah bu dinapun elesai di makamkan,jenazah bu dina di makamkan di dekat makam orang tua kandung andien,,,
‘’mama,,,maafin andien ya ma,,,kalian,adallah orang tuaku,ibu dan ayah yang telahmelahirkan aku dan mama dinayang telah membesarka aku,aku sayang kalian’’,andien menangis tersedu-sedu,,,
‘’non,,kita pulangyuk’’,ajak bik inah yang mengajak andien untuk pulang,,,

TE END,,,,,,,,,,,,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar