Kamis, 10 Mei 2012

Cerpen Remaja - Kak Akhil, Oh Mungkinkah !

KAK AKHIL, OH MUNGKINKAH!!
Cerpen Pindi Seprilla

Karin, seorang gadis polos berusia 16 tahun yang baru saja dinyatakan lulus di salah satu SMA Negeri di kota Binjai. Senang dan bersyukur bisa masuk sekolah favorit di kotanya. Sebagai murid baru, maka ia harus mengikuti MOS (Masa Orientasi Siswa) selama 3 hari. Selama mengikuti MOS Ia merasa begitu luar biasa. Karena banyak hal-hal baru yang tidak Ia dapat sewaktu di SMP dulu. Sekolah baru, teman-teman baru, pengalaman baru, kakak-kakak kelas baru dan masih banyak hal-hal baru lain yang ia dapat selam MOS. Begitu banyak kakak kelas yang tampan sehingga membuat para adik kelas tergila-gila. Termasuk teman yang duduk di sebelah karin saat MOS.
“gantengnya kakak itu.” Ujarnya saat istirahat sambil menepuk-nepuk pundak Karin
“ya ampun kau ini, kakak yang mana sih ?” Tanya Karin heran
“itu lo, yang kulitnya hitam tapi manis” ujarnya memuji
“ah, biasa saja.” Jawab Karin santai
Iren, ya…teman yang duduk disebelah Karin itu bernama Iren. Lumayan cantik, rambutnya panjang dan bermarga Pinem. Dialah teman pertama Karin sewaktu di SMA. Ia tergila-gila dengan kakak kelas yang bernama Tetran. Pemain basket dan memiliki postur atlatik.wihh…

Namun lain halnya dengan Karin, matanya tertuju pada sesosok pria yang duduk di ujung sana sedang memainkan sebuah alat music. Akhil, ternyata pria itu bernama Akhil, kakak kelas yang baru pertama kali ia lihat pada hari ketiga MOS. Tidak begitu tampan, namun mampu memikat hati Karin. Karena setiap Karin tersenyum padanya, ia akan membalas senyuman hangat itu.
“hey.” Sapa Iren yang membuyarkan lamunannya
“ah kau ini, mengejutkan saja.” Ujar Karin agak kesal
“habis ku perhatikan dari tadi kau melamun saja. Hayo lagi mikirin siapa ?” ledek Iren padanya dengan nada khas orang batak
“gak ada, emangnya mikirin siapa ?” Karin balik bertanya
“sudahlah, ngaku saja. Kau suka ya dengan kakak itu (sambil melirik kearah kak Akhil). Soalnya aku lihat kau memperhatikannya terus.”jawab Iren
Karin hanya tersenyum dan tersipu malu, ternyata dari tadi Iren memperhatikannya.
Kekaguman Karin semakin memuncak kala melihat performance kak Akhil dan kawan-kawan di hadapan seluruh peserta MOS. Kak Akhil adalah salah seorang anggota Musikalisasi Puisi di sekolahnya. Ia sangat ahli memainkan alat music dan mempunyai suara yang merdu. Hal inilah yang membuat Karin semakin jatuh hati.
***

MOS selama 3 hari telah berlalu. Dan ini saatnya Karin harus bersekolah seperti biasa, namun dengan suasana sekolah yang baru. Hari pertama masuk sekolah belajar mengajar belum sepenuhnya efektif. Karena masih banyak hal-hal yang perlu dibenahi setelah libur panjang. Inilah saatnya Karin mulai berkenalan dengan teman-teman sekelasnya. Walaupun Karin berada di kelas kedua dari terakhir, namun ia tetap bahagia, karena ia sekelas lagi dengan Iren, teman yang kocak yang selalu membuat Karin tertawa karna ulahnya. Hari pertama sekolah, mereka diberi kesempatan untuk mengenal satu sama lain.
“hai.” Sapa Karin dengan orang yang duduk di depan mejanya
“hai juga.” Jawabnya ramah
“perkenalkan aku Karin, nama kamu siapa ?” Tanya Karin sambil mengulurkan tangan
“diyah” sambil menjabat tangan Karin
“senang berkenalan denganmu.” Ujar Karin dengan mengembangkan senyuman
“aku juga.” jawabnya

Percakapan mereka berlanjut dan semenjak itu hubungan mereka semakin akrab.tidak hanya Diyah, namun ada juga Putput dan Fani yang menjadi teman akrabnya di kelas. Kemana-mana mereka selalu berempat. Hingga suatu ketika, ada dua orang siswi baru pindahan dari Banda Aceh. Kebetulan tempat duduk mereka tepat di depan tempat duduk Diyah dan Fani. Merekapun berkenalan.
“hai, nama kalian siapa ?” Tanya Diyah mencoba berkenalan pada Rere dan Triana
“aku Rere.”jawabnya “aku Triana, biasa dipanggil Tria. kalau kamu ?” Tria yang ingin tau balik bertanya pada Diyah
“nama aku Diyah, dan ini (sambil menunjuk ke arah samping kanan) Fani.”
“Fani” sambil mengulurkan tangan

Rere dan Tria bergantian menjabat tangan Fani. Namun, saat mereka sedang asyik ngobrol, tiba-tiba Karin dan Putput datang.
“ hey, ada anak baru ya ?” Tanya Karin pada Diyah memotong pembicaraan mereka
“yahh, kamseupay deh. Kemana aja dari tadi.” sambung Fani ngeledek. Karin memanyunkan bibirnya. Namun setelah itu Diyah mencoba menjelaskan pada Karin.
“iya rin, mereka pindahan dari SMAN 4 Banda Aceh. Ayo kenalan dulu.” Pinta Diyah pada Karin
“hai, aku Karin, nama kalian siapa ?” Tanya Karin dengan girangnya, sambil mengulurkan tangan.
“aku Rere.” Aku Tria.” Sambil menjabat tangan Karin
“wahh. Selamat datang yah di sekolah ini, khususnya di kelas ini, moga aja betah. Soalnya banyak anak jahil di sini. Hehehe. Senang bertemu kalian.” Ujar Karin panjang lebar.
Semakin hari hubungan mereka ber-enam semakin akrab saja. Dan suatu hari mereka ber-enam memutuskan untuk menjadi sahabat yang mereka beri nama “Be Violet”. Adapun anggota dari be violet itu sendiri adalah Diyah, Fani, Putput, Rere, Triana dan Karin.
***

Seiring berjalannya waktu para anggota Be Violet mulai jujur satu sama lain kalau mereka mengagumi salah seorang kakak kelas. Agar tidak terjadi kesalahpahaman mereka pun bercerita tentang siapa kaka kelas yang mereka suka. Baiklah dimulai dari Diyah sang jenius, seorang cewek bertubuh tinggi besar yang mereka anggap paling jenius di kelas ternyata mengagumi kak Arya. Ya.. kak Arya adalah sesosok pria yang banyak di gilai para cewek karena katampanannya dan lumayan tajir. Awalnya Karin dan kawan-kawan tidak percaya kalau Diyah menyukainya, namun setelah melihat sendiri kalau setiap berjumpa dengan kak Putra ia selalu saja salting (salah tingkah), mereka akhirnya percaya. Lain halnya dengan Fani, cewek cantik yang di gilai para cowok di sekolah. 

Tidak hanya teman sebayanya, bahkan kakak kelas cowokpun banyak yang menyukainya. Begitu beruntung si Fani. Namun sayang, Fani suka gonta ganti cowok. Itulah sebabnya kami menyebutnya “playgirl”. Selanjutnya ada Putput, cewek cantik dan bertubuh seksi, namun Putput tidak seperti Fani, ia hanya punya satu orang cowok yang sangat dicintainya yaitu Arid. Mereka sudah pacaran sejak SMP sampai sekarang. Wahh, langgeng ya…! Selanjutnya Rere, mereka memanggilnya dengan sebutan “si embem” karena pipinya yang tembem kayak bakpau. Hihihiii. Dan ternyata ia juga mengagumi salah seorang kakak kelas, namanya Ridho, hitam manis, jago main gitar dan jago acting. Wow, multi talented. Dan Triana, cewek bertubuh kecil tapi unik. Ia menyukai kak Khairil. Cowok keren dan tajir. Dan yang terakhir Karin, ia menyukai kak Akhil, cowok pintar, jago main music dan ramah. Itulah mereka dengan idolanya masing-masing. Namun, mereka ber-enam tidak lantas berkeinginan menjalin hubungan yang serius dengan mereka. Hal itu mereka jadikan penyemangat dan seru-seruan satu sama lain.
***

Setiap hari Karin selalu berjumpa dengan kak Akhil di sekolah. Dan setiap berjumpa selalu di mushola.selain jago main alat music ternyata kak Akhil juga taat beribadah. Wahh, subhanallah sekali. Hehee
“Karin, kau tau tidak, ternyata kak Akhil itu teman kakak ku sewaktu SMP, mereka satu kelas.” Ujar Diyah saat mereka hendak ke mushola pada jam istirahat
“oh ya !” jawab Karin agak terkejut
“iya, kak Akhil itu baik loh, rajin shalat lagi. Pokoknya perfect deh, gak salah kamu suka sama dia.” Jelas Diyah dengan antusias
“ah kamu diy. Bisa aja.” Jawab Karin agak tersipu malu

Tibalah Karin dan Diyah di musholah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kelas mereka. Tiba-tiba saja jantung Karin berdetak lebih kencang, tak seperti biasanya. Dagdigdugdagdigdug. Oh, betapa senangnya ia, ternyata sudah ada kak Akhil di sana bersama teman-temannya untuk shalat duha.
“Karin, kak Akhil melihatmu tuh.”sambil melirik ke arah kak Akhil, Diyah memberitahu Karin
“iya, aku sudah tau.” Jawab Karin sedikit mencuri-curi pandang.
“cieee… ternyata udah tau duluan.” Ledeknya pada Karin

Tak lama setelah itu, tiba-tiba saja kak Arya datang untuk shalat duha juga. Oh, betapa senangnya hati Kiky.
“ky, kak Arya.” Seru Karin
“mana.” Jawabnya penuh antusias
“itu, dia baru datang. Dia tadi melihat ke arahmu loh. cieee…senangnya.” Ledek Karin
“Ah, kau ini. Sudahlah ayo kita shalat nanti keburu masuk.” Jawab Diyah mengalihkan pembicaraan.
***

Semaikin hari kekaguman Karin semakin memuncak. Namun tak disangka-sangka harapan yang awalnya bersinar terang kini mulai redup perlahan-lahan. Siapa yang menduga kalau ternyata kak Akhil telah mempunyai seorang kekasih, yaitu kak Rianti, cewek cantik, pintar dan sholeha. Kecewa dan sedikit patah hati, itu yang dirasakan Karin saat mengetahui hal tersebut.

Semenjak saat itu, Karin tidak lagi berharap terlalu banyak dengan kak akhil. Ia tidak ingin merusak hubungan mereka. Walaupun sebenarnya di lubuk hati yang paling dalam ingin sekali rasanya memiliki kekasih seperti kak Akhil. Tapi apa mau dikata, takdir berkata lain.

Hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan, Karin mencoba untuk membuang jauh-jauh bayangan kak Akhil dari fikirannya. Namun ia tak bisa, karena setiap hari ia harus bertemu dengan kak Akhil. Dan di setiap acara-acara di sekolah selalu saja ada kak Akhil. Bagaimana Karin bisa melupakannya, tentu saja ia tak bisa.

Hingga pada akhir semester, diadakan acara perpisahan untuk kakak-kakak kelas 3. Sebuah acara ceremonial yang diadakan tiap tahunnya. Selama hampir setahun ini, Karin tidak berani berbicara langsung dengan kak akhil. Jangankan berbicara, sekedar menyapa saja ia tak punya keberanian. Hanya senyuman manis yang pernah terlontar dari bibirnya.

Tibalah acara perpisahan itu, tepatnya awal bulan Mei tahun 2011. Karin tidak bisa menyembunyikan rasa simpatinya pada kak Akhil. Ia terus saja memperhatikan kak Akhil selama acara itu berlangsung. Hingga tiba saatnya, masing-masing kelas harus membawakan sebuah lagu yang nantinya bisa dikenang oleh para guru-guru dan adik kelas. Kelas pertama yang menunjukkan performancenya adalah kelas kak Akhil. Dan yang membuat Karin terkejut, ternyata kak Akhil yang menyanyikan lagu itu dan diikuti teman-teman yang lain. Melihat hal itu, Karin menjadi sedih, begitu juga dengan Diyah, Triana dan Rere.
“aku jadi sedih. Karna nggak bisa jumpa kak Ridho lagi setiap hari.”ujar Rere pada kami semua
“aku juga.. gak ada lagi cowok ganteng yang bisa ku liat di sekolah ini.” Tria menambahkan
“sudahlah teman-teman. Mungkin memang ini yang harus terjadi. Mereka juga punya cita-cita dan harapan setelah tamat dari sini.” Sambung Diyah mencoba meredamkan kesedihan teman-temannya.
Sedangkan Karin, ia hanya diam. Walau sebenarnya dalam hati ia menangis, mengingat tidak akan ada lagi orang seperti kak Akhil yang menjadi penyemangatnya, tidak ada lagi kak Akhil yang selalu tersenyum manis padanya. Karin hafal betul lagu yang di nyanyikan kak Akhil itu. Sebuah lagu yang judulnya Mungkinkah. Kurang lebih begini liriknya.
tetes air mata basahi pipiku
di saat kita kan berpisah
terucapkan janji padamu kasihku
takkan kulupakan dirimu
begitu beratnya kau lepas diriku
sebut namaku jika kau rindukan aku
aku akan datang
mungkinkan kita kan slalu bersama
walau terbentang jarak antara kita
biarkan kupeluk erat bayangmu
tuk melepaskan semua kerinduanku

lambaian tanganmu iringi langkahku
terbersit tanya di hatiku
akankah dirimu kan tetap milikku
saat kembali di pelukanku
begitu beratnya kau lepas diriku
sebut namaku jika kau rindukan aku
aku akan datang

mungkinkan kita kan slalu bersama
walau terbentang jarak antara kita
biarkan kupeluk erat bayangmu
tuk melepaskan semua kerinduanku

kau kusayang
slalu kujaga
takkan kulepas selamanya

hilangkanlah
keraguanmu pada diriku
di saat kujauh darimu
Ingin rasanya Karin meneteskan air mata, namun ia tak sanggup lagi. Terlalu cepat ia rasa perpisahan ini. Karna belum sempat ia katakan kalau ia bagitu mengaguminya. Tapi di sisi lain, ia tak bisa berbuat apa-apa. Kini yang bisa ia lakukan hanyalah berharap yang terbaik untuk kak Akhil. Ia berharap suatu saat nanti, mereka akan bertemu kembali, dengan mereka yang jauh lebih baik dari sekarang. Amin. 

SELESAI 

PROFIL PENULIS
Nama: Pindi Seprilla
Sekolah: SMA Negeri 1 Binjai.
Facebook: LittLe Ndie Piindie
twitter: @LittlePindi

Baca juga Cerpen Remaja yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar