UKHTI TUNGGU AKU DIRUMAHMU
Karya Novia Handayani
Karya Novia Handayani
Dulu, saat aku masih duduk di bangku SMP, aku terbawa rayuan teman-temanku untuk berpacaran seperti mereka, karena bagi mereka, jika aku pacaran, aku akan menjadi anak gaul dan tidak ketinggalan jaman. Karena aku tidak mau ketinggalan gaul dengan mereka itu, akupun mulai memberanikan diriku untuk menerima laki-laki yang menyatakan perasaannya padaku.
Dan laki-laki yang pertama aku terima adalah sesosok anak kampus yang beda usia 6 tahun dariku.
“Nania, saat pertama kali aku melihatmu. . aku mulai menyayangimu. . maukah kamu menjadi pacarku. . “ ujar Indra melalui telpon.
Dengan nada tersipu malu dan senang, aku langsung menerima dia sebagai pacarku.
“Iya kak. . aku mau kok menjadi pacarmu. . “ jawab aku sambil tersenyum.
“Alhamdulillah. . beneran kamu mau jadi pacar aku. . ?” tanya balik Indra tidak percaya.
“Iya aku mau. . untuk apa aku berkata bohong sama kamu. . gak ada gunanya kali. . “ ucapku kembali dengan nada malu.
Setelah proses penembakan dan penerimaan tersebut sudah selesai dilakukan, kami mulai mengisi hari-hari kamu dengan pacaran. Dimulai dari sms’an, telponan, ketemuan dan jalan bareng.
Tapi sayang, hubungan itu hanya berjalan selama 3 bulan, saat aku tahu, bahwa Indra berselingkuh dengan teman kampusnya. Pertama kali aku mengetahui akan hal itu, aku iseng menelpon Indra dan yang mengangkat telponku itu adalah seorang wanita.
“halo. . Maaf. . ini siapa yah. . ?” tanya wanita itu.
“Iya. . halo. . ini siapa. . saya temannya Indra. . kamu siapa yah. . kenapa handphonnya bisa ada di kamu ?” tanya balik aku, berusaha menutupi statusku.
“Saya Rini pacarnya Indra. . Kamu siapa. . iya tadi kebetulan pacar saya menitipkan hendponnya ke saya. . ada apa nelpon pacar saya. . ?” tanya balik wanita itu.
Mendengar apa yang dikatakan oleh wanita itu, hatikupun hancur, benci dan sedih.
“Owh gitu. . sudah pacaran berapa lama memangnya. . ?” tanya balik aku sambil menahan rasa sakit yang menyelimuti hatiku.
“1/5 tahun. . “ ucap wanita itu singkat.
Karena aku tidak mau mendengar apa yang dikatakan oleh wanita itu lagi, aku langsung menutup telponnya dan langsung menangis. Aku tidak pernah menyangka, jika aku telah dipermainkan oleh Indra. Semua yang dia bilang padaku, entah itu cinta, sayang dan rindu, semuanya bullshit.
Setelah hampir 1/5 jam aku menenangkan hatiku, aku langsung kembali menelpon Indra. Dan kali ini, Indralah yang mengangkat telponku.
“Halo. . “
“Halo. . kamu jahat ndra. . kamu jahat. . “ ucapku kepadanya.
“Maksud kamu apa. . aku jahat kenapa. . ?” tanya Indra tidak mengerti.
“Udahlah. . kamu gak usah menutupi kebusukanmu. . Aku tahu, kamu itu sudah terlebih dahulu pacaran dengan wanita lain dibanding aku. Mulai sekarang. . KITA PUTUS. . aku benci ndra sama kamu. . “ ucapku kembali sambil menangis dan langsung mematikan telponnya. Baru beberapa menit aku mematikan telponnya, Indra memberikan sebuah pesan singkat di SMS, yakni sebuah pesan cacian dan makian untukku. Saat aku membaca pesan singkat tersebut, aku langsung membalas cacian dan makian dari dia.
***
Sudah hampir 2 minggu aku terpuruk, karena aku tidak ma uterus-terusan terpuruk, aku mulai membuka hatiku kembali untuk laki-laki yang ingin menjadi pacarku, sebut saja namanya Diki. Awal pertama aku mengenal laki-laki itu, saat aku dan teman-temanku sedang asik nongkrong bareng di tempat tongkrongan kami. Lalu setelah itu, Diki dan teman-temannya itu menghampiri kami dan mengajak kami berkenalan.
Dan sejujurnya, saat Diki mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku belum mempunyai perasaan apapun, kecuali dengan salah satu temannya yang bernama Alif.
“Nania. . aku sayang sama kamu. . kamu mau gak jadi pacar aku. . ?” tanya Diki sambil tersenyum.
“Maaf. . aku nggak bisa menjawab sekarang. . tolong kasih aku waktu untuk memikirkannya. . “ ucapku sambil tersenyum paksa.
“Iya udah tidak apa-apa. . aku ngerti kok. . aku akan menunggu jawabannya. . “ ucap Diki sambil tersenyum kembali.
Saat kami tengah terdiam memikirkan apa yang akan terjadi nanti, teman-temannya Diki menghampiri kami dan berusaha memancing aku untuk menerima Diki.
“Nania. . Terima dong. . kesian tuh Diki. . “ ucap Alif yang tengah asik bergandengan tangan dengan Yesi pacarnya. Teman-temannya yang lainpun tidak mau kalah untuk memancing-mancing aku.
Karena aku tidak kuat melihat Alif tengah bergandengan tangan dengan wanita itu. Aku langsung bergegas pergi meninggalkan mereka.
“Maaf. . aku harus pergi. . “ ucapku sambil menyembunyika air mataku yang mulai menetes.
“Kamu mau kemana Na. . ?” tanya Diki heran.
“Aku mau pulang ke rumah. . “ ucapku sambil berlari meninggalkan tempat tongkronganku.
Saat aku sudah sampai ke rumah, aku langsung masuk ke kamarku, dan menangis.
“Kenapa harus Diki. . aku tidak mempunyai perasaan apapun dengan dia. . “ ucapku sambil menepuk-nepuk bantal karena kesal.
Ketika aku sedang kesal di kamar. Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kamarku.
“Nania. . aku Nindy teman sekolahmu. . buka dong pintunya. . !” pinta Nindy sambil terus mengetuk-ngetuk pintu kamarku.
“Iya Nin sebentar. . “ ucapku sambil menghapus air mataku dan beranjak dari tempat tidurku, untuk membuka pintu kamarku.
“Masuk Nin. . “ ucapku sambil menunduk dan langsung berjalan menuju tempat tidur.
Melihat tingkahku yang aneh, Nindy langsung mengangkat daguku.
“Na. . kamu kenapa nangis. . ada apa. . ?” tanya Nindy heran.
“Nin. . “ ucapku sambil memeluk Nindy erat.
“Kamu kenapa sih. . kalau kamu ada masalah. . ceritakan sama aku. . jangan dipendem sendiri aja. . “ ucap Nindy sambil membelai rambut panjangku.
“Aku sakit hati Nin. . aku sakit hati. . “ ucapku sambil terus memeluk Nindy teman sekolahku.
“Kamu sakit hati kenapa Na. . ?” tanya Nindy semakin tidak mengerti.
“Alif Nin. . Alif. . “ ucapku sambil melepaskan pelukanku.
“Alif. . siapa Alif. . ?” tanya Nindy kembali.
“Alif teman nongkrongku. . dia berpacaran dengan cewek lain. . padahal aku suka sama Alif. . kenapa harus cewek itu sih. . kenapa. . “ ucapku sambil menangis.
“Ya ampun Na. . cuman gara-gara laki-laki itu saja kamu menjadi seperti ini. . Inget ya Na. . laki-laki tuh masih banyak di luar sana. . jadi kamu tidak perlu khawatir. . “ terang Nindy sambil tersenyum.
“Tapi Nin. . Tiak hanya itu saja yang aku pikirkan sekarang. . !” ucapku kembali.
“Apa lagi sih cantik. . ?” tanya Nindy lagi.
“Temannya Alif yang bernama Nindy mengungkapkan perasaannya kepadaku. . apa yang harus aku lakukan. . aku tidak mempunyai perasaan apapun sama dia Nin. . “ terang kembali aku.
“Owh gitu. . itu sih masalah gampang. . kamu tolak saja dia. . bilang sama dia. . MAAF AKU TIDAK BISA MENERIMA KAMU. . gitu Na. . “ jawab Nindy sambil tersenyum.
“Tapi Nin. . aku tidak mau menyakiti perasaan Diki. . “ ucapku jujur.
“Na. . dengar yah. . itu memang sudah resiko mereka. . jadi yah kudu siap sakit hati ditolak sama orang yang dia sayang. . lagian juga, tidak selamanya orang yang mengungkapkan perasaannya itu akan diterima langsung oleh orang yang dia sayang. . pasti adalah yang sakit hati karena ditolak. . Ingat Na. . cuman hati yang bisa memutuskan semuanya. . kalau memang hati kamu berkata, kamu harus menerima dia. . yah kamu ikuti. . tapi kalau misalkan hati kamu berkata tidak mau. . yah jangan dipaksain. .“ terang kembali Nindy.
“halo. . Maaf. . ini siapa yah. . ?” tanya wanita itu.
“Iya. . halo. . ini siapa. . saya temannya Indra. . kamu siapa yah. . kenapa handphonnya bisa ada di kamu ?” tanya balik aku, berusaha menutupi statusku.
“Saya Rini pacarnya Indra. . Kamu siapa. . iya tadi kebetulan pacar saya menitipkan hendponnya ke saya. . ada apa nelpon pacar saya. . ?” tanya balik wanita itu.
Mendengar apa yang dikatakan oleh wanita itu, hatikupun hancur, benci dan sedih.
“Owh gitu. . sudah pacaran berapa lama memangnya. . ?” tanya balik aku sambil menahan rasa sakit yang menyelimuti hatiku.
“1/5 tahun. . “ ucap wanita itu singkat.
Karena aku tidak mau mendengar apa yang dikatakan oleh wanita itu lagi, aku langsung menutup telponnya dan langsung menangis. Aku tidak pernah menyangka, jika aku telah dipermainkan oleh Indra. Semua yang dia bilang padaku, entah itu cinta, sayang dan rindu, semuanya bullshit.
Setelah hampir 1/5 jam aku menenangkan hatiku, aku langsung kembali menelpon Indra. Dan kali ini, Indralah yang mengangkat telponku.
“Halo. . “
“Halo. . kamu jahat ndra. . kamu jahat. . “ ucapku kepadanya.
“Maksud kamu apa. . aku jahat kenapa. . ?” tanya Indra tidak mengerti.
“Udahlah. . kamu gak usah menutupi kebusukanmu. . Aku tahu, kamu itu sudah terlebih dahulu pacaran dengan wanita lain dibanding aku. Mulai sekarang. . KITA PUTUS. . aku benci ndra sama kamu. . “ ucapku kembali sambil menangis dan langsung mematikan telponnya. Baru beberapa menit aku mematikan telponnya, Indra memberikan sebuah pesan singkat di SMS, yakni sebuah pesan cacian dan makian untukku. Saat aku membaca pesan singkat tersebut, aku langsung membalas cacian dan makian dari dia.
***
Sudah hampir 2 minggu aku terpuruk, karena aku tidak ma uterus-terusan terpuruk, aku mulai membuka hatiku kembali untuk laki-laki yang ingin menjadi pacarku, sebut saja namanya Diki. Awal pertama aku mengenal laki-laki itu, saat aku dan teman-temanku sedang asik nongkrong bareng di tempat tongkrongan kami. Lalu setelah itu, Diki dan teman-temannya itu menghampiri kami dan mengajak kami berkenalan.
Dan sejujurnya, saat Diki mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku belum mempunyai perasaan apapun, kecuali dengan salah satu temannya yang bernama Alif.
“Nania. . aku sayang sama kamu. . kamu mau gak jadi pacar aku. . ?” tanya Diki sambil tersenyum.
“Maaf. . aku nggak bisa menjawab sekarang. . tolong kasih aku waktu untuk memikirkannya. . “ ucapku sambil tersenyum paksa.
“Iya udah tidak apa-apa. . aku ngerti kok. . aku akan menunggu jawabannya. . “ ucap Diki sambil tersenyum kembali.
Saat kami tengah terdiam memikirkan apa yang akan terjadi nanti, teman-temannya Diki menghampiri kami dan berusaha memancing aku untuk menerima Diki.
“Nania. . Terima dong. . kesian tuh Diki. . “ ucap Alif yang tengah asik bergandengan tangan dengan Yesi pacarnya. Teman-temannya yang lainpun tidak mau kalah untuk memancing-mancing aku.
Karena aku tidak kuat melihat Alif tengah bergandengan tangan dengan wanita itu. Aku langsung bergegas pergi meninggalkan mereka.
“Maaf. . aku harus pergi. . “ ucapku sambil menyembunyika air mataku yang mulai menetes.
“Kamu mau kemana Na. . ?” tanya Diki heran.
“Aku mau pulang ke rumah. . “ ucapku sambil berlari meninggalkan tempat tongkronganku.
Saat aku sudah sampai ke rumah, aku langsung masuk ke kamarku, dan menangis.
“Kenapa harus Diki. . aku tidak mempunyai perasaan apapun dengan dia. . “ ucapku sambil menepuk-nepuk bantal karena kesal.
Ketika aku sedang kesal di kamar. Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kamarku.
“Nania. . aku Nindy teman sekolahmu. . buka dong pintunya. . !” pinta Nindy sambil terus mengetuk-ngetuk pintu kamarku.
“Iya Nin sebentar. . “ ucapku sambil menghapus air mataku dan beranjak dari tempat tidurku, untuk membuka pintu kamarku.
“Masuk Nin. . “ ucapku sambil menunduk dan langsung berjalan menuju tempat tidur.
Melihat tingkahku yang aneh, Nindy langsung mengangkat daguku.
“Na. . kamu kenapa nangis. . ada apa. . ?” tanya Nindy heran.
“Nin. . “ ucapku sambil memeluk Nindy erat.
“Kamu kenapa sih. . kalau kamu ada masalah. . ceritakan sama aku. . jangan dipendem sendiri aja. . “ ucap Nindy sambil membelai rambut panjangku.
“Aku sakit hati Nin. . aku sakit hati. . “ ucapku sambil terus memeluk Nindy teman sekolahku.
“Kamu sakit hati kenapa Na. . ?” tanya Nindy semakin tidak mengerti.
“Alif Nin. . Alif. . “ ucapku sambil melepaskan pelukanku.
“Alif. . siapa Alif. . ?” tanya Nindy kembali.
“Alif teman nongkrongku. . dia berpacaran dengan cewek lain. . padahal aku suka sama Alif. . kenapa harus cewek itu sih. . kenapa. . “ ucapku sambil menangis.
“Ya ampun Na. . cuman gara-gara laki-laki itu saja kamu menjadi seperti ini. . Inget ya Na. . laki-laki tuh masih banyak di luar sana. . jadi kamu tidak perlu khawatir. . “ terang Nindy sambil tersenyum.
“Tapi Nin. . Tiak hanya itu saja yang aku pikirkan sekarang. . !” ucapku kembali.
“Apa lagi sih cantik. . ?” tanya Nindy lagi.
“Temannya Alif yang bernama Nindy mengungkapkan perasaannya kepadaku. . apa yang harus aku lakukan. . aku tidak mempunyai perasaan apapun sama dia Nin. . “ terang kembali aku.
“Owh gitu. . itu sih masalah gampang. . kamu tolak saja dia. . bilang sama dia. . MAAF AKU TIDAK BISA MENERIMA KAMU. . gitu Na. . “ jawab Nindy sambil tersenyum.
“Tapi Nin. . aku tidak mau menyakiti perasaan Diki. . “ ucapku jujur.
“Na. . dengar yah. . itu memang sudah resiko mereka. . jadi yah kudu siap sakit hati ditolak sama orang yang dia sayang. . lagian juga, tidak selamanya orang yang mengungkapkan perasaannya itu akan diterima langsung oleh orang yang dia sayang. . pasti adalah yang sakit hati karena ditolak. . Ingat Na. . cuman hati yang bisa memutuskan semuanya. . kalau memang hati kamu berkata, kamu harus menerima dia. . yah kamu ikuti. . tapi kalau misalkan hati kamu berkata tidak mau. . yah jangan dipaksain. .“ terang kembali Nindy.
Mendengar apa yang Nindy katakan, aku langsung terdiam sejenak, memikirkan apa yang Nindy katakan. Setelah sekian lama aku berpikir, aku langsung mendapatkan jawabannya yakni, menerima Diki sebagai pacarku. Karena aku berpikir, rasa itu pasti akan datang bila aku terus bersama Diki.
***
Tidak terasa, sudah hampir seminggu aku lupa memberikan jawaban untuk Diki. Saat aku sedang bingung dengan jawaban yang akan aku sampaikan untuk Diki. Tiba-tiba Handphoneku berdering.
Karena aku tidak tahu itu nomor siapa, aku langsung mengangkat telpon tersebut.
“Halo. .siapa nih. . ?” tanyaku.
“Ini aku Dika. . aku hanya ingin menagih jawabannya saja. . apakah kamu mau atau tidak menjadi pacar aku. . “ ucap Diki.
“Iya akan ku berikan jawabannya. . tapi nanti saat kamu sedang maen ke tongkrongan teman-temanku.” Pinta aku kepadanya.
“Baiklah. . secepatnya aku akan main ke rumah kamu. . dan Karena kebetulan sekarang malam minggu, aku akan datang ke tempat tongkrongan teman-temanmu. . “ ucap laki-laki itu dan langsung mematikan telponnya.
Setelah 5 menitan Diki mengakhiri telponnya denganku, dering SMS mulai berbunyi nyaring dari HPku, dengan cepat aku langsung membuka folder pesan hpku, dan ternyata sms itu berasal dari Diki.
08976544xxx
“Nia. . aku harap. . kamu mau menerima aku untuk singgah di hati kamu. Tapi jika tidak, itu terserah kamu, karena hanya kamu yang berhak memberikan jawabannya. . “ Diki.
Saat aku selesai membaca isi SMS itu, aku langsung kembali memikirkan jawaban yang akan aku berikan untuk Diki nanti malam.
Dan ketika malam sudah beranjak, dering SMS dari Dikipun kembali terdengar,
08976544xxx
Dan ketika malam sudah beranjak, dering SMS dari Dikipun kembali terdengar,
08976544xxx
“Nania. . kamu dimana. . aku sudah sampai ke tempat tongkrongamu. . By : Diki.
“Aku masih di rumahku. . tunggu aku 10 menit lagi. . “ balas aku dan langsung pergi ke tempat tongkronganku.
Ketika aku sudah sampai ke tempat tongkrongan, Diki langsung menghampiriku sambil tersenyum.
“Maaf telat. . “ ucapku singkat.
“Iya tidak apa-apa. . bagaimana dengan jawabannya. . ?” tanya Diki.
“Ehmm. . setelah aku pikir-pikir. . yah. . aku mau. . “ ucapku sambil tersenyum.
“Apa. . coba ulangi lagi. . ?” pinta Diki.
“Aku mau jadi pacar kamu. . “ ucapku kembali.
Mengetahui akan hal itu, Diki langsung tersenyum senang kepadaku dan akhirnya, hubungan kamipun mulai berjalan.
Sampai pada akhirnya, tepat I bulan aku berpacaran dengan Diki, aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan Diki, karena setelah 3 minggu kami berpacaran, 1 minggu terakhir itu dia tidak pernah memberikan aku kabar.
Dan akhirnya, akupun mulai kembali menjadi seorang gadis yang jomblo.
Sampai akhirnya, aku memiliki seorang teman laki-laki yang masih berstatus pacar teman nongkrongku, sebut saja namanya Aldi.
Selama dia memiliki masalah dengan Fitri temanku, dia selalu menceritkan masalahnya tersebut kepadaku. Dan itu berjalan hingga 2 minggu. Dan selama 2 minggu itu juga, aku tidak pernah menyangka bahwa Fitri berpacaran dengan dia karena terpaksa dan tidak mempunyai perasaan apapun. Tapi aku tidak mengatakan hal itu kepada Aldi. Dan mungkin karena sudah mengetahui akan hal itu, entah dari siapa. . ia kembali mengabariku bahwa ia telah putus dengan Fitri.
Dan akhirnya, dimulai dari hal itulah, aku kembali berkomunikasi lagi dengan dia. Sampai akhirnya dia mengatakan bahwa dia menyayangiku dan ingin menjadikan aku sebagai pacarnya.
“Nania. . kamu tahu tidak. . aku menyayangimu. . setelah sekian lama kamu menjadi pendengar setia keluh kesahku. Kamu maukan jadi pacar aku. . ?” pinta Aldi.
Mendengar pengakuan yang dilontarkan oleh Aldi. Aku langsung kaget dan tidak pernah menyangka bahwa, Aldi memiliki perasaan denganku.
Karena aku tidak tahu jawabannya, aku langsung meminta waktu kepada Aldi. Seperti apa yang aku lakukan dulu kepada Diki.
Dan tepatnya, setelah 2 minggu lamanya aku memikirkan jawabannya, aku langsung memutuskan untuk menerima Aldi sebagai pacarku.
“Aldi. . aku akan memberikan jawabannya sekarang. . besok sore, aku mau jalan denganmu. “ pintaku lewat SMS.
Setelah beberapa menit aku menunggu balasan Aldi, akhirnya Aldi membalas SMSku.
“Baik Bos. . aku akan menjemputmu. . ”.
***
Besoknya, aku jalan-jalan ke sebuah taman yang luas bersama Aldi. Dan di taman itulah aku meneriama Aldi sebagai pacarku.
Selama aku berpacaran dengan Aldi, aku meminta Aldi untuk mengajari aku naik motor, karena kebetulan, aku belum bisa naik motor.
Sambil tersenyum, iapun meng’iya’kannya.
Tapi sayang, aku kembali putus dengan pacarku, karena aku merasa sudah tidak cocok dengan dia.
Dan kejadian itu berlanjut sampai 8 kali aku berpacaran, dan tentunya sampai aku duduk di bangku SMA. Kalau digabung yang sebelumnya, aku telah merasakan putus cinta sampai 11 kali pacaran. Huft. . sangat melelahkan dan menyakitkan. .
Pacaran Haram Bro. .
Tidak terasa, aku sudah menggeluti aktifitas pacaranku sampai aku duduk di bangku SMA.
Sampai akhirnya aku bertemu dengan teman satu sekolahku yang kebetulan aktifis Rohis di sekolah SMAku dan kebetulan, akupun lumayan dekat dengan dia.
Dengan wajah Dina yang teramat teduh dan bercahaya, aku sapa Dina dengan lembut sambil tersenyum.
“Assalamuallaikum Din. . !”
“Alaikumsallam. . Na. . “ jawab Dina sambil membalas senyumanku.
Saat kami sudah selesai bertegur sapa, aku langsung menceritakan masa-masa pacaranku dengan Dina. Mendengar cerita itu, sontak Dina kaget.
“Astagfirullah al’adzim Na. . dalam islam itu, pacaran haram hukumnya. . berkhalwat atau berdua-duaan dengan lawan jenis saja tidak boleh, kecuali bila ada alasan yang syar’i. . nah kalau kamu berpacaran seperti itu, itu sama saja kamu telah mendekati Zina. . bahkan di dalam Al-Qur’anpun Allah berfirman dalam surah al-Israa [17]: 32) yakni
“Baik Bos. . aku akan menjemputmu. . ”.
***
Besoknya, aku jalan-jalan ke sebuah taman yang luas bersama Aldi. Dan di taman itulah aku meneriama Aldi sebagai pacarku.
Selama aku berpacaran dengan Aldi, aku meminta Aldi untuk mengajari aku naik motor, karena kebetulan, aku belum bisa naik motor.
Sambil tersenyum, iapun meng’iya’kannya.
Tapi sayang, aku kembali putus dengan pacarku, karena aku merasa sudah tidak cocok dengan dia.
Dan kejadian itu berlanjut sampai 8 kali aku berpacaran, dan tentunya sampai aku duduk di bangku SMA. Kalau digabung yang sebelumnya, aku telah merasakan putus cinta sampai 11 kali pacaran. Huft. . sangat melelahkan dan menyakitkan. .
Pacaran Haram Bro. .
Tidak terasa, aku sudah menggeluti aktifitas pacaranku sampai aku duduk di bangku SMA.
Sampai akhirnya aku bertemu dengan teman satu sekolahku yang kebetulan aktifis Rohis di sekolah SMAku dan kebetulan, akupun lumayan dekat dengan dia.
Dengan wajah Dina yang teramat teduh dan bercahaya, aku sapa Dina dengan lembut sambil tersenyum.
“Assalamuallaikum Din. . !”
“Alaikumsallam. . Na. . “ jawab Dina sambil membalas senyumanku.
Saat kami sudah selesai bertegur sapa, aku langsung menceritakan masa-masa pacaranku dengan Dina. Mendengar cerita itu, sontak Dina kaget.
“Astagfirullah al’adzim Na. . dalam islam itu, pacaran haram hukumnya. . berkhalwat atau berdua-duaan dengan lawan jenis saja tidak boleh, kecuali bila ada alasan yang syar’i. . nah kalau kamu berpacaran seperti itu, itu sama saja kamu telah mendekati Zina. . bahkan di dalam Al-Qur’anpun Allah berfirman dalam surah al-Israa [17]: 32) yakni
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. .”. .
ada juga dalam surah al-Furqan [25]: 68-70] yakni Allah swt berfirman (yang artinya):
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yangbenar; dan tidak berzina, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), [yakni] akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina kecuali orang-orang yang bertaubat. . “. .
jadi aku harap, kamu sadar apa yang telah kamu lakukan itu. Tinggalkanlah aktifitas pacaran kamu. Bertobatlah kepada Allah. . sebelum Allah menutup pintu taubat bagi hamba-Nya. “ terang Dina kepadaku.
Mendengar apa yang dikatakan Dina, air mataku mulai jatuh membasahi pipiku. Karena aku tidak kuat, aku langsung memeluk Dina.
“Din, aku menyesal. . maafkan aku. . ?” pintaku kepada Dina
“Na. . tidak sepantasnya kamu meminta maaf kepadaku. . meminta maaflah kepada Allah. . “ ucap Dina sambil mengusap-usap rambutku, karena kebetulan, aku disekolah tidak memakai kerudung, sedangkan Dina memakai kerudung.
“Lantas. . apa yang harus aku lakukan untuk meminta maaf kepada Allah. . Din. . apa yang harus aku lakukan, aku menyesal Din. . aku menyesal. .” ucapku sambil melepaskan pelukanku.
Saat aku selesai melepaskan pelukanku, Dina langsung merangkul pundakku sebentar dan langsung melepaskan kembali.
“Ukhti. . di dalam surah an-Nur [240]: 30-31] yang artinya :
Mendengar apa yang dikatakan Dina, air mataku mulai jatuh membasahi pipiku. Karena aku tidak kuat, aku langsung memeluk Dina.
“Din, aku menyesal. . maafkan aku. . ?” pintaku kepada Dina
“Na. . tidak sepantasnya kamu meminta maaf kepadaku. . meminta maaflah kepada Allah. . “ ucap Dina sambil mengusap-usap rambutku, karena kebetulan, aku disekolah tidak memakai kerudung, sedangkan Dina memakai kerudung.
“Lantas. . apa yang harus aku lakukan untuk meminta maaf kepada Allah. . Din. . apa yang harus aku lakukan, aku menyesal Din. . aku menyesal. .” ucapku sambil melepaskan pelukanku.
Saat aku selesai melepaskan pelukanku, Dina langsung merangkul pundakku sebentar dan langsung melepaskan kembali.
“Ukhti. . di dalam surah an-Nur [240]: 30-31] yang artinya :
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasannya, kecuali yang (biasa) Nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya, “. .
dalam surah tersebut, Allah meminta kepada kita untuk menjaga pandangan kita atau gudhul bas’har. Dan satu lagi, kamu harus bisa menjaga periasan yang kamu miliki. . yakni dengan cara berpakaianlah yang sopan. . seperti memakai jilbab untuk menutupi seluruh tubuh kamu, kecuali dengan tangan dan mata. Setelah itu kamu tutup rambutmu itu dengan kerudung kamu, karena apa. . karena selain mata dan tangan itu adalah aurat. Dan kamu harus bisa menjaganya dengan baik. Jagalah Iffah (harga diri) dan iddah (kehormatan)mu Na. . dan lebih dekatkan dirimu kepada Allah. . agar kamu dilindungi dari hal-hal yang bisa menjerumuskan kamu ke dalam api neraka Allah. “ ucap Dian sambil tersenyum.
Mendengar apa yang Dina katakan kepadaku, akupun bertekad untuk meninggalkan aktifitas pacaranku.
Dan kini, aku memutuskan untuk bergabung ke eskul rohis. Dan semenjak aku masuk rohis itulah, aku memutuskan untuk menutupi rambutku dengan kerudung dan mengganti baju sekolahku dengan jilbab yakni baju sekolah panjang dan rok panjang yang aku jadikan satu baju.
Meskipun kadang, cibiran-cibiran datang menghampiriku. Tapi aku berusaha untuk tidak memikirkan hal itu. Yang aku pikirkan sekarang adalah, bagaimana menjadi seorang wanita muslimah yang dimuliakan Allah. .
Setelah hampir beberapa bulan aku mulai berubah, aku bertemu dengan seorang laki-laki dan kebetulan, dia adalah ketua rohis di sekolahku.
“Assalamuallaikum Nania. . “
“Alaikumsallam. .” jawab aku.
“Ukhti. . maukah kau berpacaran denganku. . tapi pacaran kali ini aku yakin, Allah akan meridhoinya dan merestuinya. .!” ucap laki-laki itu sambil tersenyum.
Sedangkan aku masih menundukkan pandanganku.
“Akhi. . pacaran itu haram hukumnya. . mana ada pacaran yang diridhoi dan direstui oleh Allah. . maaf akhi, aku tidak ada waktu. . Assalamuallaikum. . “ ucapku dan langsung pergi meninggalkan laki-laki itu.
Saat aku sedang melangkahkan kakiku, laki-laki itu langsung berteriak kepadaku.
“Ukhti. . tunggu aku di rumahmu. . “
Mendengar laki-laki itu berteriak seperti itu, aku langsung menghentikan langkahku dan membalikkan badanku ke arah laki-laki itu, sedangkan laki-laki itu hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya kepadaku.
Mengetahui akan hal itu, aku langsung kembali melangkahkan kakiku menuju kelas. Dan selama di kelas itulah, aku masih tidak mengerti, untuk apa dia datang kerumahku.
_The End_
Baca juga Cerpen Islam yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar