TATO KUPU-KUPU
Cerpen Karen Kamal
Keduanya memiliki mata sayu kecoklatan yang indah. Mereka saling menyayangi walau terkadang mereka bertengkar. Mereka tertawa pada lelucon kecil yang paling mereka sukai, pada pria-pria yang memohon cinta mereka. Andien, gadis muda yang mandiri. Ia tidak akan pernah takluk pada pria manapun, apalagi untuk memenuhi kebutuhan finansial karena ia sudah terbiasa bekerja keras dan mencetak uangnya sendiri sejak orangtua mereka meninggal jauh sebelum ia mengerti dunia konyol yang ternyata kebanyakan orang-orangnya adalah budak uang.
Lain halnya dengan Gladys yang tertawa setiap kali berhasil mempermainkan pria-pria bodoh yang mencintai tubuhnya. Gladys si trouble maker tahu betul bahwa para bajingan itu hanya mengucapkan kata “cinta” agar dapat memasukinya. Ia terkadang menangis karena kelelahan, tapi ia akan kembali tertawa saat ia teringat seorang pria lagi akan masuk perangkapnya. Gladys merasa kasihan pada Andien yang ikut kelelahan saat ia lelah. Tapi tidak akan ada seorang pun yang dapat menghentikannya, tidak juga Andien.
Lain halnya dengan Gladys yang tertawa setiap kali berhasil mempermainkan pria-pria bodoh yang mencintai tubuhnya. Gladys si trouble maker tahu betul bahwa para bajingan itu hanya mengucapkan kata “cinta” agar dapat memasukinya. Ia terkadang menangis karena kelelahan, tapi ia akan kembali tertawa saat ia teringat seorang pria lagi akan masuk perangkapnya. Gladys merasa kasihan pada Andien yang ikut kelelahan saat ia lelah. Tapi tidak akan ada seorang pun yang dapat menghentikannya, tidak juga Andien.
Andien tidak menyalahkan Gladys meskipun ia harus membereskan masalah-masalah yang dibuatnya. Pernah sekali Andien marah sekali pada Gladys tapi ia sangat menyesal. Gladys berbagi mata sayu kecoklatan yang sama dengannya, berbagi darah daging yang sama, dan berbagi liang fantasi di bawah sana yang sama pula. Sudah seharusnya saat Gladys menikmati permainannya, Andien pun merasakan yang sama. Dulu Andien bekerja keras untuk bertahan hidup bagi dirinya sendiri. Sekarang ia punya Gladys yang akan menikmati hasil kerja kerasnya dan bersenang-senang. Gladys sudah berjanji tidak akan pernah meninggalkannya, juga akan menghiburnya.
Tidak. Andien meyakinkan dirinya sendiri ia tidak akan pernah bisa melepaskan Gladys dan sebaliknya. Gladys adalah gadis yang sangat percaya diri dan mampu menghadapi kesulitan apapun. Gladys gadis yang kuat. Bukannya Andien tidak kuat. Ia telah hidup sendiri sejak ditinggal kedua orangtuanya dalam kecelakaan mobil yang tidak akan pernah ia pahami selama semua kitab suci berkata Tuhan mencintai makhluk ciptaanNya. Ada sesuatu yang berbeda dalam diri Gladys yang tidak dimiliki Andien. Andien hanyalah gadis yang terlihat kuat di luar, namun ia dan Gladys tahu ia lemah dan rapuh. Hatinya masih terbuat dari otot-otot halus dan merahnya darah masih mengalir di sana. Gladys selalu melindungi Andien yang lemah. Ia kagum padanya.
Gladys iri pada Andien tapi Andien tidak tahu itu. Bagi Gladys, Andien adalah seorang sosok ibu yang tidak pernah ia temui. Andien beruntung pernah menikmati kasih sayang ibunya ketika ia masih muda. Gladys iri. Tapi kasih sayang yang diberikan Andien baginya tidak pernah ada habisnya dan tak bedanya dengan kasih seorang ibu. Maka Gladys berjanji pada dirinya sendiri dan Andien, ia tidak akan pernah melangkah pergi. Tak sekalipun. Gladys membuat tato kupu-kupu pada pinggang belakangnya sebagai simbol perjanjiannya itu. Sebuah kupu-kupu hitam cantik, yang hanya memiliki sebuah sayap, sehingga ia tidak akan pernah bisa terbang. Sama seperti dirinya, Gladys rela mengoyak sayapnya yang sebelah agar ia tidak akan pernah mampu meninggalkan Andien.
Bukannya dunia ini tidak ada lagi yang mencintai Andien dan Gladys. Keduanya sudah menemukan cinta itu dalam diri mereka. Mereka berbagi mata sayu kecoklatan. Sekarang mereka juga berbagi tato kupu-kupu itu. Mereka tidak membutuhkan cinta lain. Untuk apalagi membodohi diri sendiri dan menjatuhkan diri dalam cinta, yang sama seperti jebakan-jebakan dan jurang yang tidak jelas dasarnya.
Setiap malam Andien dan Gladys akan menyempatkan diri bercengkrama dalam diam atau tertawa kecil setelah pulang bekerja atau bermain. Andien dengan sabar mendengarkan cerita-cerita petualangan Gladys yang sebetulnya sudah ia ketahui detil-detilnya. Ia ada di situ, bersama Gladys dalam setiap permainannya. Tapi Andien akan tetap tertawa atau menangis bersama setiap kata yang mengalir keluar dari mulut Gladys.
Suatu kali, Andien menangis sesenggukan dalam kamar mandi. Ia berteriak-teriak dan melempar botol-botol kaca kosmetiknya sampai salah satunya melukai tangannya. Gladys tetap diam sampai Andien duduk terjatuh di lantai kamar mandi yang dingin. Andien marah pada Gladys, pada perbuatannya siang hari itu. Gladys mengajak boss di kantor Andien untuk bermain di sebuah hotel mahal.
Gladys cemburu. Gladys marah saat tahu Andien memberi perhatian lebih pada bossnya, makanya ia mencari masalah. Ia mengambil foto dirinya dengan si boss dan mengirim foto itu pada istri boss. Andien menikmati setiap detik yang dihabiskan Gladys bersama si boss, saat mereka berpelukan erat setelah lelah bermain dalam liang fantasinya. Biasanya Andien akan ikut tertawa bersama Gladys, tapi tidak kali ini. Andien terlanjur jatuh cinta pada bossnya, makanya ia sangat marah pada Gladys. Gladys tahu betul ia jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidupnya, tetapi ia mengacaukan segalanya.
Gladys perlahan membelai kepala Andien, menyisir lembut rambutnya. Perlahan menyentuh dadanya dan meremas sedikit buah dadanya saat melewatinya. Perlahan Gladys menuruni tubuh Andien dan menyentuh liang yang biasanya menjadi objek fantasi permainannya. Saat ia merasa Andien sudah sedikit relax, ia perlahan memasukkan jari-jari lentiknya ke dalam liang tersebut. Semakin lama, semakin cepat berirama. Andien melenguh dan mengerang bersama Gladys dalam puncak kenikmatan di atas lantai kamar mandi yang dingin.
Sesudahnya, Andien memutuskan itu menjadi kali pertama dan terakhir ia marah pada Gladys. Dan keesokannya, Andien menerima surat pemecatan dirinya, tapi ia tak lagi peduli. Ia pintar, dan terlebih, ia masih muda. Ia akan menemukan pekerjaan yang lebih baik dan akan dibayar sepuluh kali lipat gajinya yang ia terima dari kantor lamanya itu.
Pada malam-malam kelabu, Gladys mendadani Andien cantik-cantik dan mengajaknya ke club malam, menemui pria-pria bodoh, meneguk beberapa gelas wine merah, bermain bersama mereka dia atas ranjang hotel-hotel mahal, dan membuang mereka seperti sampah, yang tidak akan pernah disentuh lagi, dilihat lagi pun tak pantas. Gladys dan Andien akan lebih menikmati waktu bersama, tertawa kecil pada candaan dan rahasia yang hanya diketahui oleh mereka berdua.
Di kemudian hari, akan semakin banyak orang-orang tolol yang mengatakan Andien gila. Ia akan menutup telinganya. Akan semakin banyak orang yang menatapnya jijik karena kelakuan nakal dan kekanakan Gladys. Ia akan menutup matanya. Ia akan lebih tolol lagi kalau ia mengecewakan Gladys yang berbagi mata sayu kecoklatan bersamanya, yang berbagi liang fantasi bersamanya, dan berbagi tubuh yang sama dengannya.
Tidak. Andien meyakinkan dirinya sendiri ia tidak akan pernah bisa melepaskan Gladys dan sebaliknya. Gladys adalah gadis yang sangat percaya diri dan mampu menghadapi kesulitan apapun. Gladys gadis yang kuat. Bukannya Andien tidak kuat. Ia telah hidup sendiri sejak ditinggal kedua orangtuanya dalam kecelakaan mobil yang tidak akan pernah ia pahami selama semua kitab suci berkata Tuhan mencintai makhluk ciptaanNya. Ada sesuatu yang berbeda dalam diri Gladys yang tidak dimiliki Andien. Andien hanyalah gadis yang terlihat kuat di luar, namun ia dan Gladys tahu ia lemah dan rapuh. Hatinya masih terbuat dari otot-otot halus dan merahnya darah masih mengalir di sana. Gladys selalu melindungi Andien yang lemah. Ia kagum padanya.
Gladys iri pada Andien tapi Andien tidak tahu itu. Bagi Gladys, Andien adalah seorang sosok ibu yang tidak pernah ia temui. Andien beruntung pernah menikmati kasih sayang ibunya ketika ia masih muda. Gladys iri. Tapi kasih sayang yang diberikan Andien baginya tidak pernah ada habisnya dan tak bedanya dengan kasih seorang ibu. Maka Gladys berjanji pada dirinya sendiri dan Andien, ia tidak akan pernah melangkah pergi. Tak sekalipun. Gladys membuat tato kupu-kupu pada pinggang belakangnya sebagai simbol perjanjiannya itu. Sebuah kupu-kupu hitam cantik, yang hanya memiliki sebuah sayap, sehingga ia tidak akan pernah bisa terbang. Sama seperti dirinya, Gladys rela mengoyak sayapnya yang sebelah agar ia tidak akan pernah mampu meninggalkan Andien.
Bukannya dunia ini tidak ada lagi yang mencintai Andien dan Gladys. Keduanya sudah menemukan cinta itu dalam diri mereka. Mereka berbagi mata sayu kecoklatan. Sekarang mereka juga berbagi tato kupu-kupu itu. Mereka tidak membutuhkan cinta lain. Untuk apalagi membodohi diri sendiri dan menjatuhkan diri dalam cinta, yang sama seperti jebakan-jebakan dan jurang yang tidak jelas dasarnya.
Setiap malam Andien dan Gladys akan menyempatkan diri bercengkrama dalam diam atau tertawa kecil setelah pulang bekerja atau bermain. Andien dengan sabar mendengarkan cerita-cerita petualangan Gladys yang sebetulnya sudah ia ketahui detil-detilnya. Ia ada di situ, bersama Gladys dalam setiap permainannya. Tapi Andien akan tetap tertawa atau menangis bersama setiap kata yang mengalir keluar dari mulut Gladys.
Suatu kali, Andien menangis sesenggukan dalam kamar mandi. Ia berteriak-teriak dan melempar botol-botol kaca kosmetiknya sampai salah satunya melukai tangannya. Gladys tetap diam sampai Andien duduk terjatuh di lantai kamar mandi yang dingin. Andien marah pada Gladys, pada perbuatannya siang hari itu. Gladys mengajak boss di kantor Andien untuk bermain di sebuah hotel mahal.
Gladys cemburu. Gladys marah saat tahu Andien memberi perhatian lebih pada bossnya, makanya ia mencari masalah. Ia mengambil foto dirinya dengan si boss dan mengirim foto itu pada istri boss. Andien menikmati setiap detik yang dihabiskan Gladys bersama si boss, saat mereka berpelukan erat setelah lelah bermain dalam liang fantasinya. Biasanya Andien akan ikut tertawa bersama Gladys, tapi tidak kali ini. Andien terlanjur jatuh cinta pada bossnya, makanya ia sangat marah pada Gladys. Gladys tahu betul ia jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidupnya, tetapi ia mengacaukan segalanya.
Gladys perlahan membelai kepala Andien, menyisir lembut rambutnya. Perlahan menyentuh dadanya dan meremas sedikit buah dadanya saat melewatinya. Perlahan Gladys menuruni tubuh Andien dan menyentuh liang yang biasanya menjadi objek fantasi permainannya. Saat ia merasa Andien sudah sedikit relax, ia perlahan memasukkan jari-jari lentiknya ke dalam liang tersebut. Semakin lama, semakin cepat berirama. Andien melenguh dan mengerang bersama Gladys dalam puncak kenikmatan di atas lantai kamar mandi yang dingin.
Sesudahnya, Andien memutuskan itu menjadi kali pertama dan terakhir ia marah pada Gladys. Dan keesokannya, Andien menerima surat pemecatan dirinya, tapi ia tak lagi peduli. Ia pintar, dan terlebih, ia masih muda. Ia akan menemukan pekerjaan yang lebih baik dan akan dibayar sepuluh kali lipat gajinya yang ia terima dari kantor lamanya itu.
Pada malam-malam kelabu, Gladys mendadani Andien cantik-cantik dan mengajaknya ke club malam, menemui pria-pria bodoh, meneguk beberapa gelas wine merah, bermain bersama mereka dia atas ranjang hotel-hotel mahal, dan membuang mereka seperti sampah, yang tidak akan pernah disentuh lagi, dilihat lagi pun tak pantas. Gladys dan Andien akan lebih menikmati waktu bersama, tertawa kecil pada candaan dan rahasia yang hanya diketahui oleh mereka berdua.
Di kemudian hari, akan semakin banyak orang-orang tolol yang mengatakan Andien gila. Ia akan menutup telinganya. Akan semakin banyak orang yang menatapnya jijik karena kelakuan nakal dan kekanakan Gladys. Ia akan menutup matanya. Ia akan lebih tolol lagi kalau ia mengecewakan Gladys yang berbagi mata sayu kecoklatan bersamanya, yang berbagi liang fantasi bersamanya, dan berbagi tubuh yang sama dengannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar