SYUKUR KU
Cerpen Uzmila
Cerpen Uzmila
“Apa kata mereka kalau yusuf akan menikah dengan orang yang cacat” cerca kakak yusuf,sedangkan bu zainab hanya terdiam di sudut ruangan sambil memandang foto yusuf dengan pandangan kosong. “Sudahlah bang kita serahkan semuanya pada yusuf toh itu semua yusuf yang akan menjalaninya. Sambung dewi, kakak ipar yusuf. “Ya kalau wanita yang dia kenalkan tidak separah si Fara,sudah buta,bicaranya gagap,biasanya orang gagap itu pendengarannya kurang,di tambah kakinya pincang,apa yang akan di harapkan dari dia untuk memenuhi keperluan diri sendirinya saja dia masih butuh orang lain, itu akan menghambat yusuf sendiri, kalau tidak di bantu malah kasihan dia.”Tapi bang kita tidak boleh langsung menghujami yusuf seperti itu barangkali yusuf punya maksud tersendiri “. Sambung dewi lagi. “Tapi itulah kenyataannya de’, yusuf yang bicara sendiri kalau wanita yang akan dia nikahi cacat. “Tapi kita belum melihatnya dam.” Akhirnya bu zainab angkat bicara . Tiba-tiba dengan senyum khasnya yusuf datang membawa bungkusan berwarna hitam. “Assalamualaikum…………” salam yusuf memecah keheningan ruang tengah,semua menjawab salamnya tidak terkecuali aulia keponakan satu-satunya yusuf,anak dari kak adam dan mba dewi. Seperti biasa setelah pulang yusuf selalu harus menjadi kuda-kudaan untuk aulia keliling ruangan, dengan canda tawa semua keluarga sehingga menghangatkan suasana ruangan.
Setelah lima menit berlalu aulia turun dari pundak yusuf, itu berarti aulia saatnya mandi. Yusuf duduk di sebelah ibunya dan brrkata “Bu, yusuf minta tolong sama ibu dan kaka untuk mengantar yusuf ke rumah Fatimah Az Zahra (Fara) hari ini, yusuf sudah melamarnya lewat pamannya kemarin, dan yusuf janji hari ini akan datang untuk menikahinya .” semua orang kaget mendengar perkataannya, akan tetapi itulah kenyataannya dengan meyakinkan anggota keluarganya akhirnya mereka berangkat menuju rumah fara tidak lupa lagi-lagi yusuf membuat keluarganya kaget, dia mengeluarkan barang bawaannya yang ada di dalam kantong hitam, “ibu, tidak pantas kalau kita berangkat ke sana dangan tidak membawa apa-apa, ini ada tabunganku selama ini sekiranya pantas di bawa kesana.” Sambil menyodorkan bungkusan itu pada ibunya, dan ibunya membukanya ternyata isinya uang dan sejumlah perhiasan. “Bu,itu jumlahnya tidak seberapa karena mampuku hanya sampai sebatas itu, uang itu berjumlah 50 juta, yusuf mau minta pendapat ibu dan kakak kira-kira pantas atau tidak.” “subhanallah…. Yusuf,itu sudah lebih dari cukup, bahkan itu lebih menurut kakak” sambung kaka adam. “suf, ibu hanya bisa mendukung semua keputusanmu, sekiranya fara pantas di banding dengan 50 juta itu ibu hanya bisa berdoa semoga langkahmu di ridhoi Allah, ibu selalu merestuimu, ibu tahu siapa kamu nak,,,” “terima kasih bu,sebenarnya 50 juta itu tidak ada apa-apanya di bandingkan fara bu” jawab yusuf. Sambil mereka persiapan berangkat ke rumah fara ,aulia bertanya pada omnya,”om…emange ketemu sama tante fara di mana,ko seperti orang sudah kenal lama.” “om sebenarnya belum pernah lihat tante Fatimah AzZahra,” lagi-lagi keluarga kaget. “lho,terus ko kamu sudah yakin sama fara itu dari mana dek,malah ini sudah minta menikah segala,” mba dewi juga ikut herah dengan adek iparnya ini.” fara adalah anak orang biasa yang kuliah di IAIN Walisongo Semarang mba,dia murid kyai Adnan yang juga kyainya yusuf,” sambil senyum senyum yusuf melanjutkan ceritanya “yusuf kepikiran dengan ibu, karena ibu sudah bilang pingin lihat yusuf menikah, terynata kyai bisa membaca kegundahanku, beliau menawarkan seorang wanita yaitu fara, akan tetapi dia cacat. Yusuf sempat kalut, seorang kyai adnan menawarkan pada yusuf orang yang komplit cacatnya, hati siapa yang menerima, ahirnya dengan berbagai alasan yusuf menolak wanita tersebut, dan kyai bisa mengerti dengan hal itu. Tiga bulan berlalu,yusuf berfikir pastilah fara sudah mendapatkan jodohnya, dan yusuf menemui kyai lagi dengan persoalan yang sama, akan tetapi kyai adnan masih juga menawarkan fara pada yusuf, saat itu yusuf tidak bisa berbuat apa-apa lagi, yusuf malu sama kyai adnan” “karena malu ahirnya kamu menerima orang cacat suf?” Tanya kaka dam. “tidaak kak, bukan karena malu aku menerima fara, tapi karena yusuf berfikir, yusuf seperti orang egois, tidak bisa menerima orang cacat padal orang cacat adalah makhluk Allah jug, bu… fara sudah tidak punya ayah dan ibu sejak kecil, maka semoga dengan hadirnya yusuf di kehidupannya dapat menggantikan orangtuanya.” “ya nak, ibu tahu maksudmu, semoga dia menjadi ladang ibadahmu.” “terima kasih bu,fara adalah sepupu dari kyai adnan, jadi nanti yang menikahkan adalah kyai adnan, yusuf selalu ingat nasehat kyai adnan, beliau berpesan bahwa Allah akan memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita minta.jadi semoga fara adlah apa yang yusuf butuhkan.dulu yusuf menginginkan wanita yang cantik,tinggi badannya,pandai,tapi Allah memberi fara yang komplit. “Tapi dek,apa kamu tidak ingin melihatnya terlebih dahulu, bukankah Rosulullah juga menganjurkan untuk melihat wanita yang akan di nikahi.” Kata mba dewi. “Tidak mba, insya Allah yusuf sudah sreg dengan fara, akan yusuf jadikan kelebihan pada diri fara apa yang menjadi kekurangannya. Dan semoga kekurangan yang ada pada yusuf bisa di ma’lumi oleh fara, karena kami ingin saling melengkapi, dan mampu menutup kekurangan yang ada pada kami dengan kekurangan dan kelebihan kami berdua, mohon doanya kak,mba.” “insya Allah kami selalu mendoakanmu dek”. Mba dewi yang nota bene orangnya gampang menangis seketika itu juga tanpa kuasanya dia menangis, sambil memeluk mertuanya,bu zainab.
Persiapan telah selesai, saatnya mereka berangkat menuju rumah fara, tidak banyak yang ikut karena memang sangat mendadak, akan tetapi rencana ibunya yusuf setelah akad usai, sekitar satu minggu kemudian akan di lakukan resepsi pernikahan di rumah mereka, tujuannya untuk menyiarkan dan memperkenalkan istri yusuf kepada para sanak saudara dan para tetangga. Akan tetapi kak adam menolak untuk itu karena hanya akan mempermalukan keluarga mereka, yang mempunyai menantu cacat. Tidak dengan mba dewi,dia mendukung penuh dengan rencana ibu mertuanyanya dengan alasan agar mereka tidak membicarakan keluarga mereka di kemudian hari, cukup hari resepsi itu.
Dan mereka telah sampai di rumah fara yang bersebelahan dengan rumah kyai adnan, tampak dari depan ramai di padati orang-orang, bahkan ini di luar dugaan yusuf, lebih-lebih di mata keluarganya. Sekitar dua ribu orang memadati pelataran mesjid yang juga halaman rumah farad an kyai adnan, sepuluh group rebana telah berjajar dari halaman depan sampai dalam masjid melantunkan sholawat tanda mempelai laki-laki telah tiba, semua orang berdiri terpaku pada satu wajah yaitu yusuf, laki-laki beruntung yang mendapatkan fara keponakan kyai adnan. Tiba adnan di dalam masjid dengan di damping kak adam, di depan mihrob telah tersedia sebuah meja yang di balut penutup meja berwarna putih, yang di atasnya ada sebuah al quran, semua orang hening sambil menunggu kyai adnan sebagai wali belum tiba. Sementara di rumah fara ramai wanita-wanita yang sedang menyiapkan makanan untuk walimatul ‘arsy, sementara di dalam kamar fara sedang di dandani sama budenya yang tidak lain adalah bu nyai istri dari kyai adnan, yang bernama Syarifah. Lima menit kemudian fara keluar dengan di gandeng bude rifa untuk lebih dulu sungkem pada ibunya yusuf.
Ketika fara keluar semua mata tertuju padanya tanpa mengerdipkan mata sedikitpun,mereka tak rela melewatkan melihat fara barang sedetikpun, tidak terkecuali ibu dan mba dewi, ketika fara tersenyum pada mereka bagai mereka di jak senyum oleh bidadari dari kayangan. Wajahnya yang oval,putih,bersih, bibirnya yang tipis dengan lipstick yang senada dengan warna bibirnya membuat semua orang iri ingin memiliki bibir seperti itu. Dengan tinggi badan 150 cm dan berat badan 40 kg membuat fara semakin anggun dengan balutan baju berwarna putih. “Subhanallah….. ini bidadari atau menantuku” ucap bu zainab tanpa sadar. Sambil tersenyum sipu fara menjawab “ini menantu ibu, fara”. Kemudian fara mencium tangan bu zainab di lanjutkan menyalami mba dewi dan mereka berbincang bincang bersama yang lain. Suasana hati bu zainab tidak terlukiskan gembiranya begitu melihat menantunya yang begitu cantik, halus suaranya, lembut akhlaknya. Tidak sia-sia ia merestui anaknya untuk menikahi fara yang katanya cacatt komplit, ternyata dia kebalikan dari cacat itu, dia tidak sempurna akan tetapi pas untuk anaknya, yusuf. Beda dengan mba dewi, dia malah kebingungan melihat fara yang begitu cantiknya walau dalam hatinya juga merasakan kebahagiaan, karena yang ia tau fara adalah gadis cacat, dan dia yakin kalau beritanya mutasil dari kyai adnan sendiri, dan tidak mungkin kyai adnan berbohong, akan tetapi mba dewi tidak menampakkan kebingungannya di depan semua orang.
Dan di dalam masjid acara akad nikah di mulai karena kyai adnan telah tiba di tempat. “Apa kamu siap suf?” “Insya Allah siap kyai” jawab yusuf dengan tenang. Acara berjalan dengan lancar, tidak ada hambatan sedikitpun. Hutbah nikah yang di sampaikanpun begitu hidmah dan mengena di hati para tamu undangan. Begitu juga di hati yusuf karena ada ayat al quran yang di bacakan, yang intinya bahwa seorang suami akan menjadi pakaian bagi istrinya yaitu untuk melindungi wanita dari fitnah, dari mata yang bukan haknya, dan menjaga kehormatannya. Begitu juga seorang istri menjadi pakean bagi suaminya. Dan tidak ketinggalan Allah menyuruh hambanya (suami) untuk mendatangi istrinya dan bercocok tanam di ladang masing-masing dengan baik, tentunya mempunyai maksud dan tujuan yang baik pula. Semoga Allah menghimpun mereka agar menjadi lebih baik. Amin ………………………….
Hutbah telah selesai, kini saatnya mempelai putrid dan putra bertemu, yusuf menuju rumah fara dengan di gandeng kyai adnan. Dalam perjalanan menuju rumah fara, kyai membisikkan sesuatu ke telinga yusuf “suf, saya titip fara, tolong jaga dia jangan karena diaa keponakanku, tapi jagalah dia karena Allah, terimalah kekurangannya, syukurilah kelebihannya, dia lemah butuh tangan untuk menjaganya, dia kecil butuh badan kuat untuk membawanya.” “iya kyai, semoga yusuf bisa membawa amanah ini, mohon doanya untuk kami dan anak cucu kami kelak.” Dan tibalah yusuf dan kyai di ruang depan, inilah saat yang mendebarkan di mana yusuf akan melihat sendiri bahwa istrinya cacat komplit, dalam hati yusuf hanya satu bagaimana perasaan ibu setelah melihat menantunya tadi, apakah ibunya baik-baik saja, dimana dia dan ibunya,,, dan apa yang terjadi, ini di luar kuasa manusia, ibunya menggandeng bidadari dari ruang tengah yang turun dari kayangan, dalam diamnya yusuf kembali bertanya pada dirinya srndiri, “siapakah yang di gandeng ibu, knapa ibu tersenyum, apakah dia istriku? Ah itu tidak mungkin, kata kyai istriku cacat komplit ,sedsngkan dia komplitnya saja, kenapa mba dewi juga ikut tersenyum, sebenarnya ada apa ini.” Masih Dalam lamunannya, tiba-tiba ibunya menyapa yusuf “ Anakku,,, ini istrimu Fatimah azzahro, dan fara ini suamimu lihatlah dan ciumlah tangannya.” Dengan perlahan tapi pasti fara melihat suaminya dengan iringan senyuman yang tulus. Di sisi lain jantung yusuf berdetak keras sekali bahkan seandainya di loudspeaker fara pun dapat mendengarnya. Ketika fara mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan tiba-tiba “ maaf……………. Aku tidak bisa, karena Fatimah azzahro istriku cacat komplit, dia buta, dia juga gagap,dari gagapnya itu telinganya tidak berfungsi, dia juga lumpuh kakinya, jadi ini bukan istriku”. Semua orang tersenyum mendengar perkataan yusuf, termasuk fara sendiiri. Kemudian kyai menjelaskan bahwa fara memang cacat, dia buta matanya dari hal yang tidak di Ridhoi Allah, dia gagap dari omongan yang tidak berguna, dia juga tuli dari mendengarkan hal yang dapat membakar telinganya di neraka, dia lumpuh dari langkah menuju tempat maksiat. “yusuf inilah istrimu, Fatimah az zahro yang kau butuhkan itu” kata kyai adnan. Semua orang tersenyum gembira , dan fara menyalami dan mencium tangan yusuf sambil mengucapkan salam “ Assalamualaikum mas yusuf…………….” “Waalakumsalam mba fara………….”. bagai satu beban telah rontok beserta akar-akar nya itulah yang di rasakan yusuf ketika kulitnya menyentuh yang halal baginya. Kebahagiaan telah bersama hari-hari mereka, di rumah yusuf telah di adakan resepsi pernikahan sebagai tanda syukur mereka terhadap sang pencipta yang telah memberikan beribu kenikmatan kepeda manusia, rasanya belum cukup ucapan Alhamdulillah dan resepsi itu di banding kenikmatan yang telah di laimpahkan.
Hari-hari indah hanya milik yusuf dan fara, tidak ada hari yang membosankan bagi pasangan ini. Hari yang suram dan membosankan hanyalah milik mereka yang belum pandai bersyukur, suatu malam ketika semua telah menutup mata yusuf terbangun dari tidurnya secara tiba-tiba, otomatis fara kaget dan bertanya “Ada apa mas…?” “Tidak ada apa-apa mba, saya Cuma teringat tadi saya memberi pengajian pada ibu-ibu tentang ayat 223 surat al baqoroh, saya takut kalau saya termasuk hamba yang belum mengamalkannya” jawab yusuf dengan tegang, sehingga fara pun ikut tegang. Dalam hati fara tersenyum geli mendengar ucapan suaminya, akan tetapi ia akan mengikuti permainan suaminya dengan pura-pura belum paham. “Memangnya ayat itu menjelaskan apa mas sehingga engkau ketakutan seperti ini?” kemudian yusuf menjelaskan isi kandungan ayat tersebut sehingga suasana menjadi adem dengan seketika, sebagai seorang istri sholeha lagi pandai fara paham akan kewajiban dan haknya,mukodimah telah berjalan mulus, memang selama menjadi pengantin baru keduanya belum pernah saling memberikan shodakoh karena terhalang dengan fara yang haid. Tapi malam itu fara telah suci, jadi mereka akan berlayar menuju pulau yang kata semua orang adalah pulau terindah di dunia ini. “Mas… saya boleh mengajukan permintaan sebelum kita saling menshodakoi” “ Tentu dindaku yang ayu,engkau adalah hartaku jadi akan aku penuhi selama aku mampu” “Tolong panggil saya ade’ jangan mba’, karena dari kecil aku belum pernah di panggil ade’” “ hanya itukah permintaanmu ade’ku sayang” “iya mas…..” senyum keduanya mengembang secara bersamaan, dan pandangan mereka saling tabrakan, pandangan yang sudah di liputi rohmahNYA, maka pandangan itu MUTLAK milik mereka berdua, semoga Allah memberi nikmat yang lebih karena syukur mereka. Amin …………………………………….
Pekalongan, 3 maret 2011/30 Robiul awal1432.
(kamar kos , selesai jam 05.30)
Akan ku bacakan cerpen ini ketika sudah satu tahun dalam pembuatan.....
PROFIL PENULIS
Uzmilatul Khoiroh, dari Pekalongan. semester 8 (STAIN Pekalongan). alamat facebook uzmilaazzahra@ymail.com
Baca juga Cerpen Islam yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar