DIARY SEORANG HOMOSEKS
Cerpen Agung Aries Amirgou
Cerpen Agung Aries Amirgou
Tarakan, 13 Okt 2011
Sobat.....
Pagi yang cerah untuk ku awali hari ku dengan mu sobat
Sobat.....
Akankah hari ini seperti kemarin ? Hari yang bagi ku penuh .....
Ku hentikan sejenak tulisan ku. Ketika tubuh ku tersentak oleh sebuah dorongan kecil.
“ Hei bro ........ Pagi-pagi begini sudah sendirian. Lagi ngapain disini ? “ Tanya Roki kepada ku saat itu.
Aku yang sedari tadi berusaha untuk menyembunyikan Diary yang ku rasa rahasia, tergagap-gagap untuk menjawab pertanyaannya itu.
“ Hah.........Gak..........Gak kok........Aku lagi....Ah gak penting.... Sudahlah aku mau kembali ke kelas....” Jawabku sambil bergegas meninggalkannya.
“ Anak yang aneh. Ada apa ya ? pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan. Lihat saja kau Rendy .”
Perkataan Roki itu sempat dapat ku dengar walau hanya sepintas. Bukannya aku sombong, tapi inilah aku, aku tak dapat banyak berbicara dengan teman yang ku anggap tak baik bagi ku. Roki salah satunya, teman yang bagi ku tak pantas tuk ku panggil teman. Ia hanya datang padaku ketika ia membutuhkan ku saja, sebaliknya jika ia tak butuhkan ku lagi, ia menjelekkanku dari belakang.
Tak terasa langkah kaki ku telah menghentikan ku di depan sebuah pintu cokelat yang di atasnya tertera tulisan yang cukup besar bagi ku. Tulisan itu yang telah menghantarkan ku ke dalam kisah cinta terlarang diriku.
“ XII A 2 .“ Batinku, seraya aku buka pintu besar di hadapan ku itu.
Tulisan itu adalah nama kelas ku sendiri dimana di kelas inilah aku tenggelam dalam indahnya bunga asmara. Waktu
masih terlalu dini untuk bel sekolah di bunyikan. Akhirnya, aku sambung untuk bercerita dengan sahabat curhat ku.
.......
Akankah hari ini seperti kemarin ? Hari yang bagi ku penuh kebahagiaan. Saat dirinya melihat ku, menyapaku, menatapku dan memberikan ku sebuah senyum simpul yang menawan.
Tak ku sangka sedari tadi aku diperhatikan oleh seseorang di balik cendela transparan kelas ku, seseorang yang menemui ku di taman sekolah beberapa menit yang lalu. Ya Roki, selalu saja ia ingin mengetahui semua yang aku lakukan. Dia begitu penasaran dengan apa yang aku tulis sejak kami masih duduk di kelas satu SMA yakni Diary rahasia ku. Aku tak tahu bagaimana caranya dia bisa selalu satu kelas dengan ku.
“ Mungkinkah dia adalah kiriman tuhan yang akan membongkar semua rahasia ku ? “ Tiba-tiba kalimat itu terucap di batin ku.
“ Jika benar.....Apa yang harus ku lakukan ? ” Hati ku mulai tak tentu arah. Aku takut jika semua yang aku ceritakan pada sahabat curhat ku terbongkar. Tentang semua rahasia ku yang beraawal ketika aku mulai mengenal apa itu Cinta.
“ Tett.... Tett.... Tett.... “
Akhirnya, bel yang aku tunggu-tunggu datang juga. Bel yang menurutku akan menyelamatkan diri ku dari si Roki yang sedari tadi tak henti-hentinya memperhatikanku, walau ia mencoba sambil berbincang dengan temannya tapi ku tahu dari sorot matanya yang tertuju pada ku.
Kembali ku tutup diary ku dan aku mulai bersiap-siap untuk mengikuti pelajaran hari ini.
o O o
“ Hari yang melelahkan .”
Itulah kata pertama yang selalu aku ucapkan ketika aku memasuki kamar ku, setelah seharian aku mengisi aktivitas ku di sekolahan. Kamar ku tak begitu besar, tapi ku rasa ini sudah cukup untuk aku tidur, belajar, nonton tv, bla..bla..bla.. Seperti biasa hidupku tak seribet para artis tanah air ini. Setelah makan siang, aku kembali untuk menjemput sahabat curhat ku yang tadi aku letakkan di dalam tas. Tapi, sesuatu yang mengejutkan terjadi.
“ Dimana.... Dimana kau sobat..... Come on. Gawat........ Jangan-jangan........ Roki.”
Diary ku atau biasa ku menyebutnya sahabat, telah raip entah kemana. Kecurigaan ku sepenuhnya tertuju pada anak itu, Roki. Karena dia yang begitu ingin melihat buku harianku itu.
o O o
Tarakan, 07 Agustus 2009
Sobat.....
Hari yang melelahkan bagi ku. Setelah seharian aku pergi mendaftar di sekolah itu aku merasa sangat lelah. Tapi, terima kasih tuhan. Akhirnya, aku dapat masuk di sekolah favorite itu.
“ Ini catatan harian pertama Rendy ketika ia masuk ke SMA. Srekk.... Srekk....Srekk.....” Batin Roki sembari membalikkan halaman demi halaman. Sampai pada akhirnya ia menemukan Catatan Harian yang ia rasa sangat ganjil.
Tarakan, 16 sept 2009
Sobat......
Apa itu cinta sobat ?
Apakah sesuatu yang menyenangkan ?
Membahagiakan ?
Atau mengasyikkan ?
“ Srekk.... Srekk... “ Suara lembaran kertas dibuka dengan cepat.
Tarakan, 17 sept 2009
Sobat.......
Aku mulai jatuh cinta sobat !
Jatuh cinta pada seseorang !
“ Pada siapa ? Srekk....” Batin Roki penasaran
Tarakan, 18 sept 2009
Sobat........
Apakah cinta ku ini terlarang ?
“ Pada siapa ? Mengapa ? “ Dibukanya Diary itu semakin cepat dan di carinya jawaban atas pertanyaannya itu sendiri.
“ Srekk.... Srekk.... Srekk.... Srekk...... Ketemu ! Apa ? “ Roki terkejut.
Tarakan, 01 Januari 2010
Sobat.......
Aku menyukai Roy. Apakah aku Salah ?
“ Plukk...” Buku Diary itu terjatuh. Roki merasa tak percaya bahwa selama ini ia memiliki teman yang sakit. Kemudian ia membaringkan tubuhnya di atas kasur, tempat dimana dia asyik membaca buku harian Rendy. Dia pun menatap langit-langit kamar sama seperti apa yang dilakukan Rendy saat ini. Mereka sama-sama tak percaya dengan apa yang terjadi.
“ Apa yang terjadi padamu Ren ? “
“ Apa yang Kau inginkan Roki ? “
Tak ku sangka sedari tadi aku diperhatikan oleh seseorang di balik cendela transparan kelas ku, seseorang yang menemui ku di taman sekolah beberapa menit yang lalu. Ya Roki, selalu saja ia ingin mengetahui semua yang aku lakukan. Dia begitu penasaran dengan apa yang aku tulis sejak kami masih duduk di kelas satu SMA yakni Diary rahasia ku. Aku tak tahu bagaimana caranya dia bisa selalu satu kelas dengan ku.
“ Mungkinkah dia adalah kiriman tuhan yang akan membongkar semua rahasia ku ? “ Tiba-tiba kalimat itu terucap di batin ku.
“ Jika benar.....Apa yang harus ku lakukan ? ” Hati ku mulai tak tentu arah. Aku takut jika semua yang aku ceritakan pada sahabat curhat ku terbongkar. Tentang semua rahasia ku yang beraawal ketika aku mulai mengenal apa itu Cinta.
“ Tett.... Tett.... Tett.... “
Akhirnya, bel yang aku tunggu-tunggu datang juga. Bel yang menurutku akan menyelamatkan diri ku dari si Roki yang sedari tadi tak henti-hentinya memperhatikanku, walau ia mencoba sambil berbincang dengan temannya tapi ku tahu dari sorot matanya yang tertuju pada ku.
Kembali ku tutup diary ku dan aku mulai bersiap-siap untuk mengikuti pelajaran hari ini.
o O o
“ Hari yang melelahkan .”
Itulah kata pertama yang selalu aku ucapkan ketika aku memasuki kamar ku, setelah seharian aku mengisi aktivitas ku di sekolahan. Kamar ku tak begitu besar, tapi ku rasa ini sudah cukup untuk aku tidur, belajar, nonton tv, bla..bla..bla.. Seperti biasa hidupku tak seribet para artis tanah air ini. Setelah makan siang, aku kembali untuk menjemput sahabat curhat ku yang tadi aku letakkan di dalam tas. Tapi, sesuatu yang mengejutkan terjadi.
“ Dimana.... Dimana kau sobat..... Come on. Gawat........ Jangan-jangan........ Roki.”
Diary ku atau biasa ku menyebutnya sahabat, telah raip entah kemana. Kecurigaan ku sepenuhnya tertuju pada anak itu, Roki. Karena dia yang begitu ingin melihat buku harianku itu.
o O o
Tarakan, 07 Agustus 2009
Sobat.....
Hari yang melelahkan bagi ku. Setelah seharian aku pergi mendaftar di sekolah itu aku merasa sangat lelah. Tapi, terima kasih tuhan. Akhirnya, aku dapat masuk di sekolah favorite itu.
“ Ini catatan harian pertama Rendy ketika ia masuk ke SMA. Srekk.... Srekk....Srekk.....” Batin Roki sembari membalikkan halaman demi halaman. Sampai pada akhirnya ia menemukan Catatan Harian yang ia rasa sangat ganjil.
Tarakan, 16 sept 2009
Sobat......
Apa itu cinta sobat ?
Apakah sesuatu yang menyenangkan ?
Membahagiakan ?
Atau mengasyikkan ?
“ Srekk.... Srekk... “ Suara lembaran kertas dibuka dengan cepat.
Tarakan, 17 sept 2009
Sobat.......
Aku mulai jatuh cinta sobat !
Jatuh cinta pada seseorang !
“ Pada siapa ? Srekk....” Batin Roki penasaran
Tarakan, 18 sept 2009
Sobat........
Apakah cinta ku ini terlarang ?
“ Pada siapa ? Mengapa ? “ Dibukanya Diary itu semakin cepat dan di carinya jawaban atas pertanyaannya itu sendiri.
“ Srekk.... Srekk.... Srekk.... Srekk...... Ketemu ! Apa ? “ Roki terkejut.
Tarakan, 01 Januari 2010
Sobat.......
Aku menyukai Roy. Apakah aku Salah ?
“ Plukk...” Buku Diary itu terjatuh. Roki merasa tak percaya bahwa selama ini ia memiliki teman yang sakit. Kemudian ia membaringkan tubuhnya di atas kasur, tempat dimana dia asyik membaca buku harian Rendy. Dia pun menatap langit-langit kamar sama seperti apa yang dilakukan Rendy saat ini. Mereka sama-sama tak percaya dengan apa yang terjadi.
“ Apa yang terjadi padamu Ren ? “
“ Apa yang Kau inginkan Roki ? “
oOo
Pagi ini tak secerah hari kemarin. Rangkaian suara burung camar tak semerdu kemarin. Begitu pula dengan wajah Roki saat aku berpapasan dengannya di lorong sekolah tadi. Aku tahu apa yang sedang ia rasakan dan ku rasa dia pun tahu apa yang sedang aku pikirkan.
Saat ini aku sedang duduk di taman sekolah, tepatnya di bangku paling pojok dekat dengan pohon yang besar dan rimbun. Disinilah tempatku untuk mencurahkan semua isi hati ku pada sahabat ku Diary. Namun, kali terasa berbeda bagiku. Buku harian yang biasa selalu menempel di sela-sela jemari ku, kini tak lagi bertengger di sana. Aku tak tahu kemana dia sekarang dan bagaimana keadaannya. Cukup lama ku berdiam diri di bangku ini seorang diri. Tiba-tiba, seseorang menjulurkan tangannya, dimana ditangannya itu terdapat benda yang selama ini ku nanti-nanti.
“ Ini aku kembalikan. Maafkan aku telah lancang mengambilnya.”
Suara berat itu sudah terasa tak asing lagi bagi ku. Si empunya suara itu tak lain adalah Roki.
“ Aku sudah menduga kau pelakunya “ Jawabku dengan lugas kepadanya.
“ Plukk... Maafkan aku sekali lagi. Aku tak tahu sebelumnya kalau kau....... sudahlah !”
Roki meletakkan buku harian itu tepat di samping tangan ku yang aku letakkan sejajar di atas meja. Setelah meletakkannya ia perlahan berusaha untuk mencoba meninggalkanku tanpa meminta penjelasan dari ku tentang isi diary itu.
“ Tunggu..... Aku tahu pasti kau telah membaca semuanya. Tapi, ada satu yang tertinggal untuk kau ketahui “
“ Ini aku kembalikan. Maafkan aku telah lancang mengambilnya.”
Suara berat itu sudah terasa tak asing lagi bagi ku. Si empunya suara itu tak lain adalah Roki.
“ Aku sudah menduga kau pelakunya “ Jawabku dengan lugas kepadanya.
“ Plukk... Maafkan aku sekali lagi. Aku tak tahu sebelumnya kalau kau....... sudahlah !”
Roki meletakkan buku harian itu tepat di samping tangan ku yang aku letakkan sejajar di atas meja. Setelah meletakkannya ia perlahan berusaha untuk mencoba meninggalkanku tanpa meminta penjelasan dari ku tentang isi diary itu.
“ Tunggu..... Aku tahu pasti kau telah membaca semuanya. Tapi, ada satu yang tertinggal untuk kau ketahui “
Kuraih selembar kertas. Kertas itu adalah catatan harian diriku yang terlepas dari diary itu. Setelah ku raih, aku berikan pada dirinya. Aku dapat melihat dari mimik wajahnya seperti orang yang bingung. Aku berfikir mungkin dia tidak memperhatikan setiap tanggal dalam diary ku.
“ Ini bacalah.... Catatan harian ku pada tanggal 12 Okt 2011. Mungkin ini dapat memperjelas semua kisah yang kualami di dalam diary itu “
Roki tak berbicara sepatah kata pun pada ku ketika ia mulai membaca isi kertas itu.
“ Roki kini semua telah kau ketahui. Aku tak mau berbasa-basi lagi sebagaimana dirimu. Aku tak mau bermanis-manis kata pada seseorang hanya untuk mendapatkan sesuatu yang ku inginkan. Semuanya telah terbongkar, tentang siapa aku dan bagaimana kehidupan ku. Tapi, aku hanya ingin kau tahu bahwa semua yang ada dalam diary itu adalah masa laluku. Sekarang terserah padamu Roki. Apa yang akan kau lakukan itu tak akan jadi masalah bagi ku. Karena semua ini hanyalah masa lalu ku yang gagal. Aku juga berterima kasih karena kau telah mengorbankan waktu mu tuk memberikan sedikit warna dalam lukisan kehidupan ku. Hingga kau berhasil mengungkap tentang siapa diriku......”
“ Ini bacalah.... Catatan harian ku pada tanggal 12 Okt 2011. Mungkin ini dapat memperjelas semua kisah yang kualami di dalam diary itu “
Roki tak berbicara sepatah kata pun pada ku ketika ia mulai membaca isi kertas itu.
Tarakan, 12 Okt 2011
Sobat....
Sesungguhnya aku tak menginginkan rasa ini.
Sesungguhnya aku tak mengkehendaki rasa ini.
Namun, takdir yang telah membawa ku jauh..Jauh dan semakin jauh.....
Tapi, Sobat.......
Setelah bertahun-tahun diriku mencoba tuk melepaskan rantai yang membelenggu ku ini. Akhirnya, aku berhasil. Aku tak lagi harus merasakan rasa bersalah setiap saat. Pada diriku, Orang tua ku, keluarga ku dan mereka semua.
Sobat.....Usai membaca kertas itu. Aku melihat Roki tak memberikan ekspresi apapun. Ia langsung mengembalikan kertas itu dan mencoba tuk meninggalkan ku. Aku tahu dia sudah tak betah lagi berada di dekat ku. Selain karena ia malu telah mencuri buku harian ku, ia juga tak tahu harus berbuat apa, sebab kami memang tak dekat dari dulu. Tapi, sebelum ia meninggalkan ku. Aku berusaha tuk meyakinkan dia tentang diriku.
Setelah hal ini berakhir, aku mendapatkan sebuah arti cinta yang baru.....
Sobat kau tahu. Kini aku mencintai wanita! Dan hari esok merupakan lembaran baru cerita cinta ku dengannya ‘ Angel ‘.
“ Roki kini semua telah kau ketahui. Aku tak mau berbasa-basi lagi sebagaimana dirimu. Aku tak mau bermanis-manis kata pada seseorang hanya untuk mendapatkan sesuatu yang ku inginkan. Semuanya telah terbongkar, tentang siapa aku dan bagaimana kehidupan ku. Tapi, aku hanya ingin kau tahu bahwa semua yang ada dalam diary itu adalah masa laluku. Sekarang terserah padamu Roki. Apa yang akan kau lakukan itu tak akan jadi masalah bagi ku. Karena semua ini hanyalah masa lalu ku yang gagal. Aku juga berterima kasih karena kau telah mengorbankan waktu mu tuk memberikan sedikit warna dalam lukisan kehidupan ku. Hingga kau berhasil mengungkap tentang siapa diriku......”
Langkah kaki ku pun langsung terayun untuk meninggalkannya. Meninggalkan seseorang yang ku anggap dia adalah utusan tuhan. Utusan yang sepenuhnya telah berhasil mengungkap siapa diriku.
Semenjak aku pergi meninggalkan Roki di taman sekolah beberapa hari yang lalu. Aku tak lagi bertemu dengannya. Entah kemana sekarang ia berada. Namun, kata beberapa siswa yang lain ia pindah keluar kota dengan alasan ikut dengan ayahnya. Tapi, yang pasti kini ku telah dapatkan cinta ku yang baru bersama Angel. Dan ku tegaskan sekali lagi bahwa “ I amn’t a Homoseks .”
oOo
PROFIL PENULIS
Nama : Muhammad Agung Prasetyo
Status : Pelajar
Kota : Tarakan, Kalimantan Timur
TTL : Tarakan,7 April 1996
Facebook : Qagung Alwaysforever Hisfriends
Hobby : Membuat Cerpen
Status : Pelajar
Kota : Tarakan, Kalimantan Timur
TTL : Tarakan,7 April 1996
Facebook : Qagung Alwaysforever Hisfriends
Hobby : Membuat Cerpen
Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar