Rabu, 02 Mei 2012

Cerpen Motivasi Pendidikan "Pertanyaan Misterius Ayah"

PERTANYAAN MISTERIUS AYAH
Cerpen Angga Mardian

Hari ini ayah tidak pergi kerja, aku pun sedang libur sekolah. Kulihat ayah sedang sibuk membetulkan sepeda motornya. Lantas kudekati ayah, “butuh bantuan, Yah?”, tanyaku polos. Saat itu aku masih kecil dan duduk di bangku SD. “eh, ada dede’ kecil. Boleh-boleh”, jawab ayah. Kami banyak berbincang selama membetulkan sepeda motor ayah. Ayah banyak bercerita tentang sepeda motor padaku, aku menikmatinya. “kalo dede’ sudah besar nanti mau jadi apa?’, tanya ayah padaku. “dede’ ingin jadi pembalap yah, seperti Valentino Rossi”, jawabku secara spontan. “oh ya?, wah hebat. Tapi pembalap harus tahu bagian yang terpenting dari motor, dede’ tahu?”, tanya ayah padaku. Aku pun berfikir, apa ya yang paling penting?.

Keesokan harinya saat sarapan, aku menjawab pertanyan ayah kemarin. Bagian terpenting dari sepeda motor adalah roda, karena tanpa roda motor tidak bisa berjalan. Mendengar jawabanku ayah berkata: “wah pintarnya, tapi sayangnya bukan itu sayang”, jawab ayah. Aku pun tidak menyerah, setiap hari aku selalu mencoba menjawabnya. Mungkin jawabannya adalah kunci, karena tanpa kunci motor tidak akan bisa menyala dan diamankan. Tapi ayah selalu berkata: “smakin hari dede’ smakin pintar ya, tapi jawabannya masih belum tepat”.


Aku belum menyerah. Sampai aku duduk SMP pun, Sesekali ayah menanyakan pertanyaan masa kecilku itu, dan setiap ku jawab pasti ayah berkata: “kamu sangat cerdas, tapi bukan itu jawaban yang tepat, terus mencoba ya”. Karena terus seperti itu, lama-kelamaan aku mulai bosan. Karena jawabanku selalu belum tepat. Sejak kecil sampai sekarang, ayah tak pernah mau memberikanku jawaban yang sebenarnya. “jangan kamu bosan mencoba menjawabnya, karena ini pertanyaan yang sangat mudah, teruslah berusaha”, kata ayah setiap kali aku mengeluh.

Sesudah lulus SMP, aku melanjutkan ke SMK dan aku mengambil jurusan otomotif. Kutanyakan pada guruku, bagian terpenting dari sepeda motor itu apa. Jawaban guruku adalah Accu, karena motor takkan bisa menyala tanpa Accu. Aku yakin jawaban kali ini pasti benar. Sepulang sekolah sambil menunggu ayah menjemputku. Ku tanyakan pada teman-temanku, apa yang paling penting dari sepeda motor. Bermacam-macam jawaban kudapatkan dari mereka, mulai dari mesin, busi, rem, lampu, sampai bensin dan oli.

Saat diperjalanan aku menjawab pertanyaan ayah, satu persatu jawaban yang ku dapat, kuceritakan pada ayah, dan hasilnya tetap saja “coba lagi”. Aku mulai berpikir ayah pasti mempermainkan aku. Selama perjalanan aku tak berbicara sepatah katapun padanya. Sampai disebuah lampu merah, kami melihat seorang nenek tua bersama cucunya sedang mengemis ditepi jalan. Ayah merogoh kantongnya, memberikan sejumlah uang dan berkata: “tolong berikan ini pada mereka, senyampang kita masih diberi rezeki, kita harus saling menolong dan berbagi”. Kuberikan uang itu pada nenek yang sedang memelas dan mengemis itu. Hatiku tersentuh melihatnya.

Malam harinya diruang tamu, ayah menyuruhku duduk disampingnya. Beliau menasehatiku supaya aku jadi anak yang baik dan ramah sepertinya. Akupun mendengarkan dengan cermat. “jadi kau benar-benar ingin tahu jawaban dari pertanyaan ayah?”, kata Ayah secara tiba-tiba. Aku yang sedikit bingung mengangguk, karena aku sudah menyerah dan bosan dihatui pertanyaan misterius ayah. “kau tahu, diantara semua jawaban yang kau berikan pada ayah, memang tidak ada satupun yang salah. tapi ayah ingin kau belajar sesuatu dari pertanyaan ini. Kau tahu, bagian yang paling penting dari sepeda motor adalah ‘Sadel’ “, jawab ayah. Aku sedikit terkejut. “apa alasannya yah?”, tanyaku penasaran. Ayah tersenyum kearahku dan berkata: “kau tahu kenapa?, karena dengan sadel, kita bisa membonceng dan kita bisa berbagi kebahagiaan dengan siapa saja diatas sepeda motor kita. Seperti itu pula harusnya kita hidup, selalu berbagi dan memberi selama kita masih diberi waktu dan rezeki untuk hidup diatas bumi ini “.

PROFIL PENULIS
Hangga Mardian (Nama lengkap)
Tulungagung, Maret 1994
FB : hm_i@ymail.com
Takkan Berhenti Menulis Imajinasi

Baca Juga Cerpen Motivasi dan Cerpen Pendidikan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar