AKHIRNYA
Karya Nirmala
“yah lupa nggak ada yang jemput”
“kenapa, Ra? Nggak ada yang jemput? Yaudah pulang bareng aja”
“hah? Yaudah dehh”
Haloo, kawan. Kenalin namaku Yassora.Teman-temanku biasa memanggilku Sora. Aku anak kelas XI IPA di sekolah Shinvill. Salah satu sekolah elit di kotaku. O iya, kenalin juga temanku yang ngajak aku pulang tadi. Namanya Glenn. Dia satu kelas sama aku. Kami juga saingan di kelas.Tapi kami tetap berteman baik dan nggak kebawa suasana persaingan.
Kami dan teman-teman abis main basket di lapangan yang cukup jauh dari komplek perumahan. O iya aku juga lupa kasih tau ya. Kami ini teman dari kecil. Rumah kami juga berdekatan. Dari TK sampe sekarang kami terus satu sekolah. O iya, dia ketua OSIS loh, dan aku wakilnya. Hehehe..
“kenapa, Ra? Nggak ada yang jemput? Yaudah pulang bareng aja”
“hah? Yaudah dehh”
Haloo, kawan. Kenalin namaku Yassora.Teman-temanku biasa memanggilku Sora. Aku anak kelas XI IPA di sekolah Shinvill. Salah satu sekolah elit di kotaku. O iya, kenalin juga temanku yang ngajak aku pulang tadi. Namanya Glenn. Dia satu kelas sama aku. Kami juga saingan di kelas.Tapi kami tetap berteman baik dan nggak kebawa suasana persaingan.
Kami dan teman-teman abis main basket di lapangan yang cukup jauh dari komplek perumahan. O iya aku juga lupa kasih tau ya. Kami ini teman dari kecil. Rumah kami juga berdekatan. Dari TK sampe sekarang kami terus satu sekolah. O iya, dia ketua OSIS loh, dan aku wakilnya. Hehehe..
Aku lupa kalo hari ini nggak ada yang jemput aku main. Mana udah gelap lagi. Nggak tau jalan. Untung ada Glenn. Seneng banget ditemenin sama dia. Bukan karena takut nggak ada temen sih. Tapi karena emang dari dulu aku suka sama dia. Siapa sih yang nggak seneng ditemenin cowok yang disuka? Cuma aku nggak pernah ada keberanian buat deketin dia. Wajahku nggak cantik-cantik amat sih wajar kalo Glenn ngga suka sama aku.
“eh, Ra! Ngelamun aja. Kesurupan loh entar” ucapan Glenn sambil menepok pundakku
“hah? Nggak kok. Siapa yang ngelamun coba.. ih sok tauu” jawabku
“haha.. tuh buktinya kaget. Kenapa? Capek? Nih naik sepeda aku aja kalo capek”
“hah? Nggak, nggak usah. Masa yang punya sepeda jalan”
Rumah Glenn sudah mulai terlihat. Namun, Glenn yang harusnya belok malah meneruskan berjalan.
“loh, Glenn? Bukannya rumah mu belok ya? Kok kamu nggak belok?”
“nggak, aku nemenin kamu aja. Kan ini udah malem. Kamu cewe, sendirian lagi”
“hah?? Yaudah deh terserah kamu aja deh”
Senangnya aku waktu dia mengkhawatirkan aku.Hal langka yang jarang terjadi. Akhirnya aku sampai di rumah. Dan Glenn pun pulangg.
**
“Glennnn!!!! Aku menaaaannngggggg!!!!!” teriakku sambil berlari menyusuri koridor sekolah
“apaan? Apanya yang menang?” jawab Glenn kaget
“nilai fisika, Glenn! Aku menang dari nilaimu. Liat nih” ucapku terengah-engah mengatur nafas sambil menyerahkan selembar kertas
“ah, cuma hoki. Pak Leo salah nilai tuh. Harusnya aku yang menang” ujarnya sambil menempelkan kertas itu di mukaku
“ihh.. orang kerja keras malah dibilang hoki” jawabku kesal
Tiba-tiba Glenn berbalik dan tersenyum padaku. Lalu kembali berjalan.Whatss?? Dia tersenyum padaku??? Benar-benar mengejutkan. Sesuatu yang luar biasa dia mau
tersenyum padaku.
**
Di kantin aku memikirkan kejadian akhir-akhir ini. Dia mengkhawatirkanku. Dan dia tersenyum padaku. Aku mulai berfikir dia menyukaiku. Tapi , apa mungkin dia menyukai cewe seperti aku?? Trus apa arti kelakuannya selama ini?? Aku harus gimanaa?? Ah semua ini membuatku pusingg.
“dorrr!! Ra! Ngapain ngelamun? Mikirin Gelen yaa??” ujar Fefe mengagetkanku
“apa sih, Fe? Orang nggak mikirin apa-apa. Lagian namanya Glenn bukan Gelenn” ucapku
“yaya terserah. Tapi nggak mungkin kalo nggak ada apa-apa kamu diem di sini. Biasanya juga ngejamur di perpus” jawab Fefe seolah-olah aku habis mencuri uangnya
“yayaaa aku critain dehh” ujarku lalu mulai bercerita pada Fefe
Seusaiku cerita. Fefe malah tertawa terbahak-bahak
“Wah, Osra seneng nih!" ujar Fefe
“apasih , Fe! Udah ah masuk kelas yukk” jawabku mengakhiri pembicaraan
**
Setibanya di kelas aku dan Fefe duduk di tempat masing-masing. Aku pun melanjutkan membaca novel yang belum selesai ku baca. Tiba-tiba seseorang menyapaku.
“rajin banget baca novel” ucapnya
“eh , Glenn. Biarin dongg. Masalah buat kau?” balasku
“iya deh ngalah. Eh besok ada acara nggak?” Tanya nya
“mmm.. nggak, napa?” jawabku
“temenin ke perpus kota yaa. Mo cari bahan buat lomba Fisika hari rabu. Mau?” jelasnya
“ohh.. bolehh. Tapi jemputnya sekitar jam 11 yaa” ujarku
“okedeh. Makasih yahh” jawabnya
Ketika ia pergi. Aku menoleh ke arah Fefe. Rupanya Fefe sudah memperhatikanku daritadi. Ia pun tersenyum dan mengacungkan jempolnya untukku. Ku balas dengan
senyuman dan acungan jempol juga.
**
Sekitar pukul 10 aku sudah bersiap-siap untuk pergi. Yahh nggak kebayang pergi sama Glenn. Kesempatan yang sangat teramat langkaa. Dan pukul 11 pun Glenn menjuemputku
**
“Ra, bantuin cari soal fisika yaa” ujar Glenn begitu memasuki perpus kota yang agak sepi itu
“oke” jawabku
Kami duduk di salah satu meja kecil di perpus. Setumpuk buku berada di hadapan Glenn. Ia menarik nafas dalam-dalam. Dan memulai membaca buku-buku yang amat sangat tebal. Sementara Glenn membaca dan mengerjakan soal. Aku menemaninya dengan membaca novel yang ada di perpus.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Saatnya makan siang. Aku pun pamit pada Glenn untuk membeli makanan kecil diluar, karena di sini nggak ada restoran atau warung. Namun Glenn tidak memindahkan matanya dari buku sama sekali dan hanya menganggukkan kepala.
Aku pun membeli 2 buah hamburger untuk mengganjal rasa lapar. Dan dua cangkir kopi hangat untuk membantu mata tetap terbuka dan menghangatkan badan di perpus yang adem itu.
Kami pun makan dengan lahap. Namun tetap saja, Glenn tak sedikitpun memindahkan matanya dari buku yang ada dihadapannya. Setelah habis pun ia hanya meletakkan bungkus hamburger dan minum kopi. Lalu melanjutkan membaca. Begitulah Glenn, jika ia sudahh serius tak ada yang dapat mengganggunya. Kubuang bungkus makanan kami dan melanjutkan menemani Glenn.
Tubuhku serasa lelah. Mataku juga sudah berkunang-kunang.Tak lama kemudian aku pun tertidur di atas buku yang sedang kubaca. Dengan wajah tertutupi oleh tanganku yang terlipat.
**
Tiba-tiba kurasakan guncangan kecil di tubuhku. Aku pun terbangun. Ku kedipkan mata beberapa kali untuk menormalkan penglihatan. Betapa kagetnya aku ketika melihat wajah Glenn berada tepat di hadapanku.
“Ra, ya ampun ampe ketiduran .Maaf ya lama ampe kamu ketiduran. Ayo pulang perpus udah mau tutup” ujar Glenn
“yaudah ayo” jawabku
Di mobil aku sedikit memejamkan mataku. Karena aku sangat mengantuk. Glenn membangunkanku. Tangannya memegang tanganku yang berada di pangkuanku. Dengan segera aku bangun kembali.
“Ra, ngantuk ya? Maaf ya Ra. Gara-gara aku, kamu kecapean. Sabar ya bentar lagi
nyampe rumah kok” ujar Glenn menghiburku agar aku tetap terjaga
“oh iya nggak apa-apa kok” jawab kulemah
“Ra, aku mau ngomong sesuatu. Tapi aku nggakyakin. Sebenernya udah lama aku mau ngomong ini. Ra, aku suka kamu. Would you be my girl friend?” jelas Glenn panjang lebarr
Aku sangat terkejut dengan perkataan Glenn itu. Senang tapi shock juga.
“gimana?” Tanya Glenn membuyarkan lamunanku
Sebentar aku menoleh ke arahnya, tersenyum dan .... mengangguk
Glenn tertawa. Dia sangat senang. Aku tak kalah senang. Ternyata nggak bertepuk sebelah tangan. Akhirnya kali ini perasaanku terwujud. Masih tak menyangka namun senang. Yah, hidup memang tak bisa ditebak
~
“eh, Ra! Ngelamun aja. Kesurupan loh entar” ucapan Glenn sambil menepok pundakku
“hah? Nggak kok. Siapa yang ngelamun coba.. ih sok tauu” jawabku
“haha.. tuh buktinya kaget. Kenapa? Capek? Nih naik sepeda aku aja kalo capek”
“hah? Nggak, nggak usah. Masa yang punya sepeda jalan”
Rumah Glenn sudah mulai terlihat. Namun, Glenn yang harusnya belok malah meneruskan berjalan.
“loh, Glenn? Bukannya rumah mu belok ya? Kok kamu nggak belok?”
“nggak, aku nemenin kamu aja. Kan ini udah malem. Kamu cewe, sendirian lagi”
“hah?? Yaudah deh terserah kamu aja deh”
Senangnya aku waktu dia mengkhawatirkan aku.Hal langka yang jarang terjadi. Akhirnya aku sampai di rumah. Dan Glenn pun pulangg.
**
“Glennnn!!!! Aku menaaaannngggggg!!!!!” teriakku sambil berlari menyusuri koridor sekolah
“apaan? Apanya yang menang?” jawab Glenn kaget
“nilai fisika, Glenn! Aku menang dari nilaimu. Liat nih” ucapku terengah-engah mengatur nafas sambil menyerahkan selembar kertas
“ah, cuma hoki. Pak Leo salah nilai tuh. Harusnya aku yang menang” ujarnya sambil menempelkan kertas itu di mukaku
“ihh.. orang kerja keras malah dibilang hoki” jawabku kesal
Tiba-tiba Glenn berbalik dan tersenyum padaku. Lalu kembali berjalan.Whatss?? Dia tersenyum padaku??? Benar-benar mengejutkan. Sesuatu yang luar biasa dia mau
tersenyum padaku.
**
Di kantin aku memikirkan kejadian akhir-akhir ini. Dia mengkhawatirkanku. Dan dia tersenyum padaku. Aku mulai berfikir dia menyukaiku. Tapi , apa mungkin dia menyukai cewe seperti aku?? Trus apa arti kelakuannya selama ini?? Aku harus gimanaa?? Ah semua ini membuatku pusingg.
“dorrr!! Ra! Ngapain ngelamun? Mikirin Gelen yaa??” ujar Fefe mengagetkanku
“apa sih, Fe? Orang nggak mikirin apa-apa. Lagian namanya Glenn bukan Gelenn” ucapku
“yaya terserah. Tapi nggak mungkin kalo nggak ada apa-apa kamu diem di sini. Biasanya juga ngejamur di perpus” jawab Fefe seolah-olah aku habis mencuri uangnya
“yayaaa aku critain dehh” ujarku lalu mulai bercerita pada Fefe
Seusaiku cerita. Fefe malah tertawa terbahak-bahak
“Wah, Osra seneng nih!" ujar Fefe
“apasih , Fe! Udah ah masuk kelas yukk” jawabku mengakhiri pembicaraan
**
Setibanya di kelas aku dan Fefe duduk di tempat masing-masing. Aku pun melanjutkan membaca novel yang belum selesai ku baca. Tiba-tiba seseorang menyapaku.
“rajin banget baca novel” ucapnya
“eh , Glenn. Biarin dongg. Masalah buat kau?” balasku
“iya deh ngalah. Eh besok ada acara nggak?” Tanya nya
“mmm.. nggak, napa?” jawabku
“temenin ke perpus kota yaa. Mo cari bahan buat lomba Fisika hari rabu. Mau?” jelasnya
“ohh.. bolehh. Tapi jemputnya sekitar jam 11 yaa” ujarku
“okedeh. Makasih yahh” jawabnya
Ketika ia pergi. Aku menoleh ke arah Fefe. Rupanya Fefe sudah memperhatikanku daritadi. Ia pun tersenyum dan mengacungkan jempolnya untukku. Ku balas dengan
senyuman dan acungan jempol juga.
**
Sekitar pukul 10 aku sudah bersiap-siap untuk pergi. Yahh nggak kebayang pergi sama Glenn. Kesempatan yang sangat teramat langkaa. Dan pukul 11 pun Glenn menjuemputku
**
“Ra, bantuin cari soal fisika yaa” ujar Glenn begitu memasuki perpus kota yang agak sepi itu
“oke” jawabku
Kami duduk di salah satu meja kecil di perpus. Setumpuk buku berada di hadapan Glenn. Ia menarik nafas dalam-dalam. Dan memulai membaca buku-buku yang amat sangat tebal. Sementara Glenn membaca dan mengerjakan soal. Aku menemaninya dengan membaca novel yang ada di perpus.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Saatnya makan siang. Aku pun pamit pada Glenn untuk membeli makanan kecil diluar, karena di sini nggak ada restoran atau warung. Namun Glenn tidak memindahkan matanya dari buku sama sekali dan hanya menganggukkan kepala.
Aku pun membeli 2 buah hamburger untuk mengganjal rasa lapar. Dan dua cangkir kopi hangat untuk membantu mata tetap terbuka dan menghangatkan badan di perpus yang adem itu.
Kami pun makan dengan lahap. Namun tetap saja, Glenn tak sedikitpun memindahkan matanya dari buku yang ada dihadapannya. Setelah habis pun ia hanya meletakkan bungkus hamburger dan minum kopi. Lalu melanjutkan membaca. Begitulah Glenn, jika ia sudahh serius tak ada yang dapat mengganggunya. Kubuang bungkus makanan kami dan melanjutkan menemani Glenn.
Tubuhku serasa lelah. Mataku juga sudah berkunang-kunang.Tak lama kemudian aku pun tertidur di atas buku yang sedang kubaca. Dengan wajah tertutupi oleh tanganku yang terlipat.
**
Tiba-tiba kurasakan guncangan kecil di tubuhku. Aku pun terbangun. Ku kedipkan mata beberapa kali untuk menormalkan penglihatan. Betapa kagetnya aku ketika melihat wajah Glenn berada tepat di hadapanku.
“Ra, ya ampun ampe ketiduran .Maaf ya lama ampe kamu ketiduran. Ayo pulang perpus udah mau tutup” ujar Glenn
“yaudah ayo” jawabku
Di mobil aku sedikit memejamkan mataku. Karena aku sangat mengantuk. Glenn membangunkanku. Tangannya memegang tanganku yang berada di pangkuanku. Dengan segera aku bangun kembali.
“Ra, ngantuk ya? Maaf ya Ra. Gara-gara aku, kamu kecapean. Sabar ya bentar lagi
nyampe rumah kok” ujar Glenn menghiburku agar aku tetap terjaga
“oh iya nggak apa-apa kok” jawab kulemah
“Ra, aku mau ngomong sesuatu. Tapi aku nggakyakin. Sebenernya udah lama aku mau ngomong ini. Ra, aku suka kamu. Would you be my girl friend?” jelas Glenn panjang lebarr
Aku sangat terkejut dengan perkataan Glenn itu. Senang tapi shock juga.
“gimana?” Tanya Glenn membuyarkan lamunanku
Sebentar aku menoleh ke arahnya, tersenyum dan .... mengangguk
Glenn tertawa. Dia sangat senang. Aku tak kalah senang. Ternyata nggak bertepuk sebelah tangan. Akhirnya kali ini perasaanku terwujud. Masih tak menyangka namun senang. Yah, hidup memang tak bisa ditebak
~
PROFIL PENULIS
Shallom, namaku Nirmala. Aku lahir di Jombang, 28 Februari 1997. Ini pertama kalinya aku posting karyaku, lho! Jadi kalo ada kesalahan mohon bantuannya ya. Oh iya, jangan lupa add facebookku ya --> Nirmala F-GaLz. Follow juga twitterku --> @nirmalafgc. Feel fee for contact me. Mohon bantuannya ya. Trimakasih. Tuhan Yesus memberkati :)
Shallom, namaku Nirmala. Aku lahir di Jombang, 28 Februari 1997. Ini pertama kalinya aku posting karyaku, lho! Jadi kalo ada kesalahan mohon bantuannya ya. Oh iya, jangan lupa add facebookku ya --> Nirmala F-GaLz. Follow juga twitterku --> @nirmalafgc. Feel fee for contact me. Mohon bantuannya ya. Trimakasih. Tuhan Yesus memberkati :)
Baca juga Cerpen Remaja yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar