THE GROW GREEN GARDEN
Karya Fransiska Romana
Karya Fransiska Romana
“Permisi…. Mau pesan apa?” kata pelayan restoran itu padaku. Namun, aku masih saja diam dan tak berkutik dari pandanganku yang tak berarah. “Mbak! Mau pesan apa?” teriak pelayan itu ke telingaku sampai membuat acara diamku itu terhenti. “Aduh! Bisa sopan dikit nggak! Saya juga tadi melamun! Saya pesan nasi goring seafood, minumnya milkshake chocolate aja!” kataku dengan nada yang agak sinis karena aku merasa cukup tersinggung dengan ulah pelayan itu. Tiba-tiba kepala pelayan datang menghampiri kami, “Kami minta maaf atas ketidaknyamanan ini. Kami akan lebih memperhatikan sikap pelayanan kami di restoran ini.”, “Ummm… nggak masalah! Asal kejadian seperti ini nggak terjadi lagi. Untung saya yang kena, kalau orang lain?” Lalu pelayan itu meminta maaf juga padaku dan mereka meninggalkan mejaku.
Aku melanjutkan acara diam dan melamun sambil menunggu pesananku tiba. Saat pandanganku mengarah ke meja nomor 22, ada seorang cowok di situ yang sendirian. Pandangannya juga nggak menentu, kayak orang linglung, tapi siapa ya dia? Kayaknya aku pernah lihat dia! Cowok itu menatap ke arahku, ternyata… Donny! Kok dia ada di sini? “Hei! Ngapain kamu ngeliatin aku?” teriak Donny yang ternyata mengetahui aku sedang memperhatikannya. Mataku melotot, lalu terdiam dan mengalihkan pandanganku ke arah yang lain. Wah! Malu-maluin aja Si Donny!
“Ini pesanannya, nasi goreng seafood dan milkshake chocolate. Selamat menikmati!” kata pelayan itu padaku sambil meletakkan pesananku di meja. Wah! Bertobat juga tuh pelayan! Saat aku makan, aku melihat Donny sama sekali nggak pesan apa-apa, hanya duduk-duduk di sana, entah siapa yang sedang dia tunggu. Kami berdua saling berpandangan, kadang saat mataku ke arahnya, dia pura-pura nggak tahu, kalau matanya yang menuju ke arahku, aku pura-pura memandangi makanan dan minumanku.
Setelah aku menikmati makanan dan minuman yang aku pesan tadi, aku menghampiri Donny yang masih duduk di situ dengan santainya. Andai aku jadi bos yang punya restoran ini, aku bakal ngusir dia! “Hei Don! Ngapain kamu disini sendiri? Nggak pesan makan atau minum?” tanyaku sambil mengambil posisi untuk duduk di sebelah Donny. “Ohh.. Kamu heran ya kenapa aku bisa duduk santai disini padahal aku nggak pesan apa-apa?” Wah! Dia sedang membaca pikiranku. “Hehehe… Iya… Nggak takut diusir tuh sama yang jaga restoran ini?”, Donny mulai tersenyum kecil, “Kalau mereka berani ngusir aku, aku pasti balik ngusir mereka!” Ohh… Jangan-jangan, dia anaknya bos pemilik restoran ini? Ahhh nggak usah nanya! Ntar aku dikirain bego…
“Terus, kamu nungguin siapa disini?”, Donny mulai menggaruk kepalanya lalu “Ohh.. nggak nungguin siapa-siapa! Aku cuma suka aja nongkrong disini sendirian..” Aduh! Bener-bener aneh bin ajaib ni manusia! “Biasanya aku ngusir orang yang ngganggu ketenangan aku duduk disini!” Aku pun terkejut, “Ohh… Sorry deh kalau aku udah ngganggu kamu! Aku duluan ya?...” Lalu aku merasa, tanganku digenggam oleh… Donny! “Kalau udah sampai sini, ngapain pergi? Nemenin aku aja disini!” Aku mulai menghela nafas, “Katanya biasanya kamu ngusir orang yang ngganggu ketenangan kamu disini? Makanya, mendingan aku pergi! Toh aku udah selesai makan kok.” , “Kamu nggak mau nemenin aku disini?” tanya Donny dengan wajah memelas. “Iya deh.. aku temenin kamu disini!” Dan aku kembali duduk di samping Donny.
Keesokkan harinya, tumben banget aku masuk sekolah kurang dari jam setengah 7 pagi. Sampai di kelas ternyata belum ada siapapun, aku mengambil kunci di ruang guru, lalu aku membuka pintu kelas. Saat aku sedang berusaha membuka pintu kelas dengan kunci itu, aku merasakan sesuatu di belakangku. Hiiii… Jangan-jangan??? Lalu aku memberanikan diri untuk melihat ke belakang, “Arrgggghhhhh!!!!” teriakku yang sangat keras sampai-sampai guru di lantai 3 menegurku dengan teriakan. Ternyata Donny! “Ahh.. Kamu ngagetin aku aja!” Wajah Donny saat itu sangat lucu, seperti anak kecil dengan wajah tak berdosa sedang menutup telinga dengan kedua tangannya. Rasanya kepingin cubit pipinya! “Aduh! Pulang sekolah, aku harus siap-siap periksa ke dokter telinga! Jangan-jangan gendang telingaku pecah…” Mendengar kata Donny, aku malah tertawa terbahak-bahak. Aku lupa tugasku untuk buka pintu kelas! Donny mengambil kunci kelas dari tanganku dan membuka pintu kelas dengan mudah.
“Teng… Teng…. Teng…..” bunyi bel sekolah yang menandakan waktunya Pulang!!!! Aku pulang bersama sahabatku, Puput. Kami berdua melewati The Grow Garden Resto yang letaknya hanya 10 kaki dari kompleks sekolah kami. “Cia! Yuk kita makan di GG (sebutan lain dari The Grow Garden Resto ) ! Aku traktir deh…” Aku terbelalak mendengar ajakan dari Puput. “Iya deh…yuk masuk!” Kami mulai memasuki restoran yang sudah sesak dipenuhi pengunjung yang sedang makan siang, kelihatan pada kelaparan semua. Hahahaha… Kami berkeliling mencari tempat yang kosong, ternyata ada satu tempat yang kosong di ruang khusus ber-AC, kami sering menyebut tempat itu sebagai VVIP Place . Di dalam ruangan itu, ternyata banyak teman-teman satu sekolah disana. Salah satunya, Donny! Kok dia bareng Nia? “Hai Cia… Yuk kita makan bareng disini… Puput juga… Ayo! Aku traktir kalian..” Aku dan Puput hanya diam saja, Donny juga duduk diam dan nggak berani menatap aku sedikitpun. Dia duduk di sebelah Nia! Sepertinya, Nia udah merancang semua ini supaya aku bisa cemburu liat dia bisa traktir anak-anak makan siang dan …. Dia bisa dekat sama Donny. Aku pura-pura tak menghiraukan situasi ini, “Ummm, Makasih Nia tapi aku ma Puput mau makan sendiri aja, kita bisa bayar pesanan kita sendiri kok..” Nia menganggukkan kepalanya dengan gaya yang sok high class, “Ya udah selamat makan siang ya….” Aku hanya tersenyum sinis melihatnya, lalu kami duduk di tempat yang kosong tadi.
“Cia! Kenapa muka kamu kusut kayak gitu? Cemburu ama mereka?” tanya Puput yang mulai khawatir melihat aku yang tak bersemangat sejak masuk di ruangan ini. “Ohh.. nggak apa-apa kok, Put…” Puput menatapku curiga, “Kenapa sih Cia? Cerita dong sama aku! Masa sahabat sendiri nggak mau cerita….”
“Gini… aku sebel banget ama Nia, dia itu sok pinter, sok kaya, sok cantik, hidup lagi! Males liat dia kayak gitu… Tiap kali ketemu dia, dia selalu gaya belagu nyebelin gitu… Terus sekarang banyak isu-isu ‘n gosip kalau Nia lagi pedekate ama Donny! Isshh… jadi cewek gatel banget! Aku masih inget dia di tolak ama Calvin mentah-mentah di depan temen-temen, sekarang… coba-coba pedekate ama cowok terjutek se-sekolah bernama Donny… Tapi kenapa Donny mau-mau aja diajak ama Nia?”
Puput tercengang melihat aku yang nggak bisa berhenti bicara sejak dia beri mempersilahkan aku menceritakan segala kekesalanku, Puput terdiam sambil berpikir, seperti Albert Einstein yang sedang mikirin sains sampai dapat rumus relativitas, coba kita lihat bersama apakah Puput akan mendapatkan suatu rumus supaya bisa bantu aku keluar dari perasaan suntuk kayak gini. 1 menit kemudian……… 2 menit kemudian……… 3 menit kemudian, kami berdua terdiam saling menatap namun kami sedang berpikir. 5 menit kemudian……………………………….
“Aha!”teriak Puput yang sangat keras sampai temen-temen sekolah yang ada di sekitar kami melihat keanehan yang kami buat. “Psssttt…Puput! Jangan teriak dong!” bisikku pada Puput agar dia tersadar dari pemikirannya. “Gini,, kamu kan satu kelas ama Donny, itu nilai plus pertama buat kamu, Nia kan nggak pernah sekelas ama Donny sampe kelas 3 ini ; kedua, kamu sering sms-an kan ama Donny? Ya deketin aja si Donny! Nanya-nanya tentang pelajaran disamping itu kamu juga nanya-nanya yaaa… soal asmara atau apa kek supaya pembicaraan kalian nggak membosankan! Kamu kan lebih berpengalaman untuk rebut hati cowok kan? Hehehehe…” Wah! Emang nggak salah punya sahabat cerdas kayak Puput, walaupun itu artinya kita pasti jadi saingan dalam prestasi di sekolah, yang penting kita tetap sahabatan!
“Terus, kamu nungguin siapa disini?”, Donny mulai menggaruk kepalanya lalu “Ohh.. nggak nungguin siapa-siapa! Aku cuma suka aja nongkrong disini sendirian..” Aduh! Bener-bener aneh bin ajaib ni manusia! “Biasanya aku ngusir orang yang ngganggu ketenangan aku duduk disini!” Aku pun terkejut, “Ohh… Sorry deh kalau aku udah ngganggu kamu! Aku duluan ya?...” Lalu aku merasa, tanganku digenggam oleh… Donny! “Kalau udah sampai sini, ngapain pergi? Nemenin aku aja disini!” Aku mulai menghela nafas, “Katanya biasanya kamu ngusir orang yang ngganggu ketenangan kamu disini? Makanya, mendingan aku pergi! Toh aku udah selesai makan kok.” , “Kamu nggak mau nemenin aku disini?” tanya Donny dengan wajah memelas. “Iya deh.. aku temenin kamu disini!” Dan aku kembali duduk di samping Donny.
Keesokkan harinya, tumben banget aku masuk sekolah kurang dari jam setengah 7 pagi. Sampai di kelas ternyata belum ada siapapun, aku mengambil kunci di ruang guru, lalu aku membuka pintu kelas. Saat aku sedang berusaha membuka pintu kelas dengan kunci itu, aku merasakan sesuatu di belakangku. Hiiii… Jangan-jangan??? Lalu aku memberanikan diri untuk melihat ke belakang, “Arrgggghhhhh!!!!” teriakku yang sangat keras sampai-sampai guru di lantai 3 menegurku dengan teriakan. Ternyata Donny! “Ahh.. Kamu ngagetin aku aja!” Wajah Donny saat itu sangat lucu, seperti anak kecil dengan wajah tak berdosa sedang menutup telinga dengan kedua tangannya. Rasanya kepingin cubit pipinya! “Aduh! Pulang sekolah, aku harus siap-siap periksa ke dokter telinga! Jangan-jangan gendang telingaku pecah…” Mendengar kata Donny, aku malah tertawa terbahak-bahak. Aku lupa tugasku untuk buka pintu kelas! Donny mengambil kunci kelas dari tanganku dan membuka pintu kelas dengan mudah.
“Teng… Teng…. Teng…..” bunyi bel sekolah yang menandakan waktunya Pulang!!!! Aku pulang bersama sahabatku, Puput. Kami berdua melewati The Grow Garden Resto yang letaknya hanya 10 kaki dari kompleks sekolah kami. “Cia! Yuk kita makan di GG (sebutan lain dari The Grow Garden Resto ) ! Aku traktir deh…” Aku terbelalak mendengar ajakan dari Puput. “Iya deh…yuk masuk!” Kami mulai memasuki restoran yang sudah sesak dipenuhi pengunjung yang sedang makan siang, kelihatan pada kelaparan semua. Hahahaha… Kami berkeliling mencari tempat yang kosong, ternyata ada satu tempat yang kosong di ruang khusus ber-AC, kami sering menyebut tempat itu sebagai VVIP Place . Di dalam ruangan itu, ternyata banyak teman-teman satu sekolah disana. Salah satunya, Donny! Kok dia bareng Nia? “Hai Cia… Yuk kita makan bareng disini… Puput juga… Ayo! Aku traktir kalian..” Aku dan Puput hanya diam saja, Donny juga duduk diam dan nggak berani menatap aku sedikitpun. Dia duduk di sebelah Nia! Sepertinya, Nia udah merancang semua ini supaya aku bisa cemburu liat dia bisa traktir anak-anak makan siang dan …. Dia bisa dekat sama Donny. Aku pura-pura tak menghiraukan situasi ini, “Ummm, Makasih Nia tapi aku ma Puput mau makan sendiri aja, kita bisa bayar pesanan kita sendiri kok..” Nia menganggukkan kepalanya dengan gaya yang sok high class, “Ya udah selamat makan siang ya….” Aku hanya tersenyum sinis melihatnya, lalu kami duduk di tempat yang kosong tadi.
“Cia! Kenapa muka kamu kusut kayak gitu? Cemburu ama mereka?” tanya Puput yang mulai khawatir melihat aku yang tak bersemangat sejak masuk di ruangan ini. “Ohh.. nggak apa-apa kok, Put…” Puput menatapku curiga, “Kenapa sih Cia? Cerita dong sama aku! Masa sahabat sendiri nggak mau cerita….”
“Gini… aku sebel banget ama Nia, dia itu sok pinter, sok kaya, sok cantik, hidup lagi! Males liat dia kayak gitu… Tiap kali ketemu dia, dia selalu gaya belagu nyebelin gitu… Terus sekarang banyak isu-isu ‘n gosip kalau Nia lagi pedekate ama Donny! Isshh… jadi cewek gatel banget! Aku masih inget dia di tolak ama Calvin mentah-mentah di depan temen-temen, sekarang… coba-coba pedekate ama cowok terjutek se-sekolah bernama Donny… Tapi kenapa Donny mau-mau aja diajak ama Nia?”
Puput tercengang melihat aku yang nggak bisa berhenti bicara sejak dia beri mempersilahkan aku menceritakan segala kekesalanku, Puput terdiam sambil berpikir, seperti Albert Einstein yang sedang mikirin sains sampai dapat rumus relativitas, coba kita lihat bersama apakah Puput akan mendapatkan suatu rumus supaya bisa bantu aku keluar dari perasaan suntuk kayak gini. 1 menit kemudian……… 2 menit kemudian……… 3 menit kemudian, kami berdua terdiam saling menatap namun kami sedang berpikir. 5 menit kemudian……………………………….
“Aha!”teriak Puput yang sangat keras sampai temen-temen sekolah yang ada di sekitar kami melihat keanehan yang kami buat. “Psssttt…Puput! Jangan teriak dong!” bisikku pada Puput agar dia tersadar dari pemikirannya. “Gini,, kamu kan satu kelas ama Donny, itu nilai plus pertama buat kamu, Nia kan nggak pernah sekelas ama Donny sampe kelas 3 ini ; kedua, kamu sering sms-an kan ama Donny? Ya deketin aja si Donny! Nanya-nanya tentang pelajaran disamping itu kamu juga nanya-nanya yaaa… soal asmara atau apa kek supaya pembicaraan kalian nggak membosankan! Kamu kan lebih berpengalaman untuk rebut hati cowok kan? Hehehehe…” Wah! Emang nggak salah punya sahabat cerdas kayak Puput, walaupun itu artinya kita pasti jadi saingan dalam prestasi di sekolah, yang penting kita tetap sahabatan!
Setelah itu, kami langsung pulang tanpa memesan apapun disana. Untung aja nggak ada pelayan yang nanyain, “Mau pesan apa?” karena kita posisinya ada di ruang khusus, meja di sebelah kita udah pesan makanan, dikiranya kita juga udah pesan. Lalalala^ akhirnya semua selesai! Saat aku beranjak dari resto, tiba-tiba ada suara teriakan yang sepertiya memanggilku, aku menoleh kebelakang, ternyata lagi-lagi itu Donny! “Cia, ini HP kamu ketinggalan di meja! Untung kamu belum beranjak jauh dari sini… Huh!” Hah? HPku ketinggalan? Aku masih berpikir kenapa aku bisa se-teledor itu ninggalin HP di meja tadi, namun sepertinya Donny sedang tergesa-gesa, dia mengambil tangan kananku, dan meletakkan HPku di tangan, lalu “Sorry ya aku mau cepet-cepet, ini HP kamu, aku udah simpan nomor baruku di kontak HP kamu, ntar aku sms ya?” dan dia segera kembali ke resto. Mungkin dia ingin melewati makan siang yang romantis sama Nia ditemani temen-temennya itu. Kenapa aku marah? Ahh… Nggak usah dipikirin, Cia! Keep Fight!
Hari demi hari aku lewati, aku dan Donny semakin hari semakin dekat. Kita sering ngobrol bareng di kelas, bersih-bersih kelas bareng, bikin tugas bareng, pokoknya semua itu bikin aku merasakan sesuatu yang lain, apa aku ini lagi falling in love sama Donny? Aku jadi bingung dengan pertanyaanku sendiri. Banyak banget cewek-cewek yang suka ama Donny, salah satunya Nisa yang juga temen aku dari kelas 1.. Dia ngebet banget supaya bisa dapetin hatinya Donny. Apalagi Si Nia, kenapa sih Donny kayak takluk banget kalau sama Nia? Emang Nia apain dia? Hmmm… Aku terus berpikir, bertanya pada diriku sendiri sampai-sampai aku nggak sadar kalau sekarang aku lagi berjalan sendiri menuju perpustakaan, aku nggak konsentrasi berjalan… dan “Bruukk!” Aku terpeleset karena nggak liat ada lantai yang baru selesai di pel sama petugas sekolah. “Hei kamu! Enak banget nginjak lantai basah!” Aku mendengar teriakan itu, lalu aku segera bangkit dan berlari sambil berteriak “Arrrrgggghhhh!”
Akhirnya sampai juga di perpus sekolah, aku hendak meminjam buku di sana dan duduk perlahan-lahan di kursi yang disediakan disana.. “Kayak nenek-nenek aja duduknya slowly banget!” Itu suara Donny yang sedang melihat aku. “Heh! Aku baru kepeleset nih… Enak banget kamu ngatain aku!” Donny langsung tertawa, “Makanya kalau jalan itu jangan sambil melamun! Masih untung tadi bisa jatuh, kalau nggak berarti udah dibawa ama setan… Hiii melamun pikiran kosong cepet banget kesambet!”, “Halah! Diem aja kalau cuma tahu bahagia di atas penderitaan orang lain…” Tiba-tiba kami terdiam, entah ada angina apa yang membuat kami terdiam tanpa suara dalam waktu 10 menit.
“Teng!!! Udah 10 menit! Hebat juga kalian bisa diam selama 10 menit!” teriak Puput yang ternyata sudah ada di perpus dan memperhatikan kami berdua, ulah Puput itulah yang udah mecahin dan ngancurin acara diam ini. “Aduh! Aku lagi mikir,Put! Ngapain kamu teriakin kayak gitu?” tanyaku yang mulai kesal. “Oh iya! Aku ini udah jelek, aneh, sinting lagi! Ngapain kamu tadi diem aja ngeliatin aku?” lanjut aku bertanya pada Donny. Jawab Donny singkat, “Aku suka kok cewek jelek, aneh, sinting lagi! Oh iya, aku ke toilet dulu!” Wajah Donny terlihat aneh saat mengatakan hal itu. Ia meninggalkan aku dan Puput di perpus lalu Ia berlari menuju toilet sekolah. Puput mulai menggodaku, “Dasar orang jatuh cinta, ngomongnya lucu, kata-kata nya nggak romantis sama sekali langsung tersanjung! Sebelum Ujian Nasional Mei nanti, aku pengen kalian jadian! Ok?” Aku tak menghiraukan apa yang dikatakan Puput, yang ada di otakku adalah kata Donny tadi, “Aku suka kok cewek jelek, aneh, sinting lagi!”, dan tiba-tiba aku tertawa, “Hahahahahahaha…. Put, yuk ke kelasku!”. Puput terlihat bingung melihat ulahku dan Donny yang semakin hari semakin aneh. Namanya juga orang lagi jatuh cinta, Put… Maklumi aja!
Pulang sekolah, aku pun singgah ke resto GG untuk beli sebotol Pocari Sweat dingin karena aku udah kepanasan. Setelah aku membayar dan mendapatkan minuman, tiba-tiba hujan pun turun. Saat itu aku lupa membawa payung. Bener kata peribahasa “Sediakan payung sebelum hujan” Huft! Kenapa aku sebodoh ini? Dengan terpaksa aku menunggu di depan resto, aku bagaikan receptionist yang terima tamu aja!
“Don, kita berdiri disini aja dulu, masih hujan nih… Aku kedinginan!” suara itu berasal dari samping kiriku, Nia dan Donny! Ngapain mereka berdua disini? “Nia! Donny! Kok kalian disini?” tanyaku dengan wajah polos. Mendengar pertanyaan itu, Nia langsung memegang tangan Donny. “Ohh… kita lagi terjebak hujan, jadi kita disini… Ternyata kita lihat kamu lagi sendirian, hujan-hujan! Kasihan ya?” , “Terserahlah apa yang kalian bilang, ohh udah agak reda kok, aku duluan ya!” dan aku pun berlari meninggalkan mereka dan segera pulang ke rumah. Sebenarnya aku mendengar seseorang memanggilku saat aku masih di sekitar resto itu, tapi aku bukan pengemis yang perlu rasa kasihan dari mereka! Sesampainya di rumah, aku menangis…
“Udah stop aja tuh nangisnya! Masa kamu mau kalah sama Nia terus lari dan nangis di rumah kayak gini?” kata Mama sambil menuangkan teh hijau hangat ke cangkir yang ada di hadapanku. “Terus aku harus gimana? 1 minggu lagi, aku ikut Ujian Try Out 1 , aku nggak bisa diem dan sedih terus, Ma… Aku takut semua perasaan ini mempengaruhi hasil Ujian pertamaku!” . “Drreett…. Dreettt…. Dear God, the only things I ask of You…….” Mama menyenggolku, “Tuh ada sms!”
Donny :
Oi! Soal yang tadi, aku minta maaf ya? Tau sndri kan kelakuannya Nia? Sorry
Setelah membaca sms dari Donny, wajahku terlihat berseri. “Ummm kalau dari Donny mukanya langsung berseri kayak lagi musim semi… Ckckck” Mama mulai menggodaku. Aku hanya diam sambil membalas sms dari Donny……..
Entah ada durian apa yang jatuh ke sekolah, sesampainya di sekolah, Kepala Sekolah mengumumkan bahwa hari ini tidak ada Kegiatan Belajar Mengajar karena ada rapat mendadak guru-guru, jadi para siswa diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing. Tak ingin berlama-lama di sekolah karena pasti ditangkap anak-anak OSIS buat ikut rapat, aku meninggalkan sekolah dan melewati resto GG, aku terkejut melihat Nia mendekati Donny saat Donny sedang minum pocari sweat. Tapi, kedekatannya kok lain? Tak berpikir dua kali, aku langsung menghampiri mereka. “Nia! Ngapain kamu kayak gitu?” teriakku dengan penuh emosi. Nia tersenyum sini, “Kayak orang kampung aja teriak-teriak kayak gitu! Sorry ya aku alergi sama orang kayak kamu!” Tiba-tiba Donny menampar pipi kiri Nia setelah Nia berkata kasar padaku. Nia terbelalak melihat sikap yang diambil Donny. “Ohh jadi nggak takut ya Papa aku nggak mau kerja sama dengan Papa kamu?”, dengan tegas Donny menjawab “Itu urusan orang tua kita! Bukan urusan kita dan bukan berarti kamu bisa ngerendahin Cia dengan kata-kata rendahanmu itu!” Donny menarik tanganku, lalu kita masuk ke resto.
Lalu setibanya kami di dalam resto, aku dan Donny terdiam. Aku mencoba membuka pembicaraan, “Don, kamu kok tadi bisa melakukan itu semua?” Donny hanya menjawab dengan senyumnya yang penuh arti dan misteri bagiku. Lalu Donny mulai bertanya, “Kenapa tadi kamu langsung datang gitu aja?”, “Ummmm…. Aku nggak tahu kenapa aku lakukan hal sebodoh itu! Aku memang bodoh! Aku….” Donny mencoba untuk menenangkan aku, “Iya aku ngerti perasaan kamu… Tapi yang bikin aku nggak ngerti kenapa ya kamu bisa melakukan itu? Sedangkan marahin orang aja kamu nggak pernah?!” “Aku memang bodoh! Tapi aku tahu bahwa mencintai kamu adalah sesuatu yang harus aku pertahankan dan memiliki tanggung jawab yang besar!” tanpa sadar aku mengungkapkan perasaanku padanya. Benar-benar hari yang memalukan bagiku! Udah dihina ama Nia, sekarang aku dengan bodoh dan polosnya mengungkapkan perasaanku ama Donny… Rasanya aku malu masuk sekolah besok! Aku nggak tahu lagi wajahku akan kusimpan dimana kalau sampai bertemu mereka berdua. Menatap wajah Donny yang saat ini di hadapanku saja aku tak mampu. Cinta membuatku nggak mampu berpikir rasional! Ratu Optimis, Profesor Otak Rasional, kayaknya sebutan itu buat aku udah bisa diganti deh dengan Ratu Payah, Profesor Otak Tekor!
Tak kusadari aku sudah terdiam selama 15 menit setelah mengungkapkan perasaanku pada Donny! “Udah lah… Bilang aja kamu suka sama aku kan? Wah seorang Graciania bisa jatuh cinta ama Raja Jutek di sekolah…” Aku hanya bisa diam saja mendengar ocehan Donny. “Hmmm… The Grow Garden Resto sampai kapanpun aku nggak bisa melupakan kenangan indah di sini, Oh iya! Aku juga nggak akan lupa dengan pocari sweat dingin.. Dengan semua itu, akhirnya aku bisa mendengar pernyataan cinta darimu! Yeah!! Senangnya aku!” teriak Donny yang sangat kegirangan. Dia mau girang karena aku udah nyatain perasaanku atau karena dia bahagia kalau ternyata aku suka sama dia…. Ahhh… Nggak berani mikir!!!
Setelah kami semua menerima hasil kelulusan Ujian Nasional, aku cukup puas dengan hasil Ujian Nasional yang aku terima. Akhirnya kita semua dinyatakan LULUS SMP… Yess!!! Puput yang mendapatkan nilai sempurna pada mata pelajaran Bahasa Inggris datang menghampiriku, “Put! Selamat ya udah dapet nilai sempurna Bahasa Inggris… Cie-cie..” Puput tersipu malu, “Ahh… Nilai Bahasa Indonesia kamu juga yang paling tinggi di provinsi! Tapi aku lebih bahagia lagi kalau cita-citaku ke kamu bisa tercapai!”
Aku mulai berpikir, apa maksud dari perkataan Puput tadi! Aku jadi teringat sesuatu, “Dasar orang jatuh cinta, ngomongnya lucu, kata-kata nya nggak romantis sama sekali langsung tersanjung! Sebelum Ujian Nasional Mei nanti, aku pengen kalian jadian! Ok?” Nah! Itu kata-kata Puput waktu kita di perpus! Iya! Sekarang aku ngerti maksud Puput… Aku berlari mengejar Puput yang akan meninggalkan kelas, “Put! Aku baru inget! Aku ngerti maksud kamu! Mungkin waktu itu aku kira kamu cuma becanda aja, makanya aku nggak dengerin… Sorry ya…” Mendengar penjelasanku, Puput hanya bisa menghela nafas lalu “Sebentar lagi aku mau berangkat ke Jogja… Aku bakal sekolah di sana… Tapi kamu belum bisa jadian ama Donny… Yahh nggak apa deh, mungkin itu pilihan kalian! Aku doain yang terbaik buat kalian! Sukses selalu!” Dan Puput meninggalkan ku di depan kelas dengan wajah sedih, aku bakal kehilangan sahabat yang udah menemani perjalanan masa SMP ku selama 3 tahun… Aku pasti bakal nangis sampe di rumah!
Ternyata dugaanku benar! Sesampaiku di rumah, air mataku tak habis-habisnya menangis karenaa aku belum bisa mewujudkan cita-cita sederhana dari sahabatku sendiri, yakni aku jadian ama Donny… Ahhh! Masa gitu aja susah! Lalu terlintas di pikiranku untuk menyusul ke Bandara, pasti Puput lagi siap-siap di Bandara. Untung aja rumahku jaraknya cuma butuh waktu 5 menit menuju Bandara. Aku mulai mempersiapkan diriku, lalu aku keluar rumah, semoga ada angkot lewat…
Akhirnya aku tak menunggu lama, langsung naik ke angkot menuju Bandara. Sesampainya di Bandara, aku melihat ada Puput disana. “Put! Puput!” Lalu Puput menoleh ke belakang, “Cia! Kok kamu ada disini?”, “Masa sahabatnya mau berangkat ke Jogja terus aku cuma duduk manis di rumah?” Puput pun tersenyum melihat sikapku. Mata Puput tertuju pada satu arah, entah apa yang dia lihat. “Put! Kenapa kamu? Kamu ngeliatin a…. pa…?” aku juga terkejut karena yang dilihat Puput ternyata itu Donny! “Cia! Ngapain dia disini? Hah! Liat tuh… dia kok ke arah sini jalannya?”
“Wah… ternyata Cia ada di sini juga? Mau ngantar Puput ya?” tanya Donny di hadapanku. “Hmm.. Iya! Masa aku tega sih nggak mau ngantar Puput?” Melihat kami berdua, Puput pun menjauh, “Ohh iya… Aku harus ke ruang tunggu di lantai 2, Aku pergi ya… Take care ya?!” Yahh… Puput udah mau berangkat ke Jogja! Aku sangat sedih melihat keberangkatan Puput. Yang penting aku udah bisa ketemu di detik-detik keberangkatannya. “Kamu kelihatan sedih banget ditinggal Puput?”, Aku berusaha diam dan pasang wajah memelas di depan Donny. Kesempatan nggak datang kedua kali. Selagi punya kesempatan, mari kita manfaatkan !
Donny mengajakku ke suatu tempat di samping Bandara. Tempat itu seperti Taman yang Hijau banget! Tanamannya lebat banget, kayaknya cepet bertumbuh. Jadi inget The Grow Garden Resto…. “Kok kamu bisa tahu sih ada taman sehijau ini di deket Bandara?”, “Justru ini salah satu ide Papa aku untuk buat The Grow Garden Resto..” Hah! Jadi selama ini aku hobi ke resto itu, ternyata milik Papanya Donny? “Kenapa diem, Cia? Bingung ya?” Aku menggelengkan kepala, “Nggak kok… Itu udah aku duga… Makanya itu jadi tempat persinggahan kamu ama Nia kan? Pasti orang tua kalian udah jodohin kalian atau apa kek! Kalian kan sama-sama orang kaya?!” Donny mencubit tanganku, “Bukan aku yang kaya, tapi orang tuaku yang kaya! Kamu juga anak pengusaha kan? Masa kamu bilang aku kaya, padahal Papa kamu sendiri seorang pengusaha… Gimana sih?!” Aku mulai heran, kenapa dia tahu pekerjaan Papaku… “Makanya jangan palsuin identitas pekerjaan Papa kamu… Masa pengusaha di tulis PNS? Ckckckck” Aku mulai heran dengannya, “Kenapa kamu bisa tahu? Diem ya… Jangan bilang ke sekolah…. Ehh, kita kan udah lulus… Hahahahaha!” Lalu kami saling bercanda dan ngobrol di sana, mungkin ada benarnya kalau tempat ini disebut The Grow Garden…Disini banyak banget tanaman yang bertumbuh, dan semoga aja resto itu bisa selalu berkembang seperti namanya.
Setelah kejadian itu, kami udah nggak pernah bertemu lagi… Mungkin karena lagi sibuk nyari SMA, ikut tes masuk SMA dan lain-lain… Tapi aku merindukannya…. Aku sms nggak di bales, kalau nelpon, aku gengsi… Udah malu waktu itu bisa keceplosan ngomong perasaan aku ama dia… Dia pasti kegeeran atau apalah! Ahhh… Otakku udah mau pecah…
Beberapa minggu kemudian, kami sudah masuk sekolah baru, kami naik jenjang ke SMA. Teman baru, sekolah baru.. Dan sialnya, aku nggak satu sekolah sama Donny… Dimana ya dia sekarang?...................................
Pulang sekolah, aku langsung bergegas ke The Grow Garden Resto alias GG… Siapa tahu Donny ada di sana… Di sana aku bertemu sahabatnya Donny, namanya Ferdy. “Fer! Kamu tahu nggak Donny sekarang sekolah dimana?” Ferdy menatapku dengan pandangan bingung, “Kita kan baru ketemu lagi, nanya kek gimana kabarku, malah nanya Donny sekolah dimana sekarang?!”, “Ayolah Fer… Kamu pasti tahu dia sekolah dimana…” “Dia sekolah di SMA 1 sekarang, toh kalaupun kamu tahu dia sekolah dimana, emangnya kamu mau ke sana nyamperin dia? Nggak kan?”
“Terus, Nia sekolah dimana?”, “Kalau Nia satu sekolah ama aku sekarang! Tenang aja…” Akhirnya aku bisa bernafas lega. Mereka nggak satu sekolah. Yeah!! “Oh iya, Donny sering ke sini nggak?” Ferdy mengerutkan dahinya seakan dia berpikir keras, “Dia sering datang ke sini pas pulang sekolah, berdiri di sini sambil minum pocari sweat dingin.. Aneh kan dia?” Mendengar pernyataan dari Ferdy, aku langsung pergi meninggalkannya disana. “Aduh! Kenapa dia cinta mati gitu ya sama Donny?” tanya Ferdy dalam hati.
Aku terus berlari walaupun saat itu air hujan membasahiku, Aku nggak peduli lagi! Kalau kena hujan sakit, kan nggak sesakit kalau mencintai seseorang! Aku udah nggak berpikir rasional lagi… Tiba-tiba aku terhenti tepat di depan sebuah rumah sakit, aku sempat berkhayal menjadi salah satu dokter di sebuah rumah sakit kelak.. Udah hujan-hujan gini, aku masih sempat berkhayal. Tapi yang aku khawatirkan kalau sampai aku harus ambil study kedokteran di Singapura, aku nggak bisa balik lagi ke Manado. Padahal di kota inilah, aku menemukan sebuah cinta yang nggak pernah aku rasakan sebelumnya! Lalu aku berteriak, “Sampai ajal menjemput, aku akan mencintai Donny!”, tubuhku udah nggak tertahankan lagi, aku terjatuh dan pingsan di depan rumah sakit.
Aku sangat malu dengan kejadian aku pingsan di depan rumah sakit, entah kenapa aku malu banget! Masa calon dokter malu-maluin kayak gitu.. Untung aja Mama menjemputku, yaahh… sampai di rumah, tak ada kata-kata lain selain “pidato kenegaraan” dari Mama. Mama kayak mau ngalahin pidatonya Soekarno, Soekarno pidatonya bisa Bahasa Inggris sama Bahasa Indonesia, Mama hebat banget! Pidatonya bisa 3 Bahasa sekaligus, Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa sama Bahasa Manado… Walaupun aku muak denger semua ocehan dan “pidato kenegaraan” Mama yang nggak sama dengan Soeharto, tapi ada satu kalimat yang aku ingat “Jadi wanita itu harus kuat! Jangan mau dipermainkan sama CINTA!”. Aku terus mengingat hal itu, dan sejak kejadian itu, aku mulai berubah dengan kembali menjadi Ratu Optimis, Profesor Otak Rasional!
Sudah 2 tahun aku nggak mendapatkan kabar tentang Donny, walaupun ada sedikit perasaan untuknya, tapi aku selalu berpikir rasional, buat apa aku membodohi diriku sendiri kalau itu memang nggak ada hasilnya! Yang ada dibenakku sekarang hanyalah bagaimana cara mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri… Aku semakin bersemangat untuk berprestasi di sekolah, tanpa seorang cowok, tanpa perasaan untuk seorang cowok!
Mama memelukku, “Thank’s for everything ya, nak… Kamu udah bisa dapat beasiswa kuliah di Singapura. Mama bangga banget sama anak perempuan mama satu-satunya ini” Aku hanya bisa diam dan menitihkan air mata. Bagaimana caranya aku hidup sendiri disana? Tapi inilah pilihanku! Aku nggak mau mati sia-sia tanpa menjadi dokter… Aku harus bisa mengabdikan hidupku untuk semua orang sebagai seorang dokter. “Udah kamu jangan cuma diam disini! Ayo beresin barang-barang kamu! Kita udah belanja kan kemarin? Jadi tinggal di beresin, masukkin ke koper kamu! Besok kamu udah berangkat..” Tiba-tiba aku menangis, “Mama pasti kangen sama aku kan?” Mama juga menangis ketika aku menanyakan hal itu, “1 menit kamu nggak ada di samping Mama, Mama udah kangen, gimana kalau kamu berangkat besok?” Lalu kami saling berpelukan, kami hanya bisa menangis di malam perpisahan itu.
Tepat pukul 00.00, aku dan Mama pergi ke The Grow Garden Resto yang letaknya jauh banget dari rumah kami. Kami mengendarai motor tengah malam gini, ini suatu pengalaman berharga yang belum aku rasakan sebelumnya. Sesampainya disana, aku berdiri di depan resto, aku menangis dan aku berteriak “Donny!!!!! Aku sayang sama kamu!!!!”. Setelah menangis dan berteriak, aku terjatuh, “Cia!!!! Aku sayang sama kamu!!!!” suara teriakan yang berasal dari dalam resto itu. Lalu seseorang membuka pintu resto itu, “Hah???” Aku terkejut lalu pingsan.
“Cia… Bangun dong…” kata Donny yang berusaha menyadarkanku. Aku ada di kursi yang saat itu aku baru pertama kalinya datang ke sini, terus bertatapan dengan Donny. Aku langsung memeluk Donny. Mama terkejut, tapi sepertinya Mama berusaha memakluminya. “Besok aku berangkat ke Singapura, terus….”, “Psssstt… aku ngerti kok! Sorry selama ini aku nggak pernah ngaku soal perasaanku ke kamu. Aku takut setelah aku menyatakannya, kamu akan berubah… Tapi ternyata aku baru bisa saat kamu udah mau pergi kayak gini! Aku nyesel banget!”. Suara Donny terlihat lemas dan tiba-tiba dia tertidur. Salah satu pelayan laki-laki yang masih ada di resto itu memberi aku surat. Dan menyuruhku segera meninggalkan resto ini.
Pagi itu, aku sudah berada di pesawat menuju Singapura, sambil membaca surat yang mungkin dari Donny. Aku mencoba membuka dan membacanya :
Cia, saat kamu terima suratku ini, aku sangat ketakutan kalau sampai aku nggak akan sempat mengungkapkan perasaanku yang aku pendam sejak SMP. Aku tahu kamu berusaha jujur saat itu, maafkan aku selama ini membuat kamu menungguku. Sekarang kamu nggak perlu menunggu aku, kalau kamu kembali ke Manado, sempat-sempatin ke The Grow Garden Resto ya? Bawa surat ini, kalau kamu mau makan atau minum apapun, kamu nggak perlu bayar. Anggap aja ini tanda permintaan maaf dariku. Aku harap kamu memaafkan aku, supaya suatu saat jika sudah saatnya, aku bisa pergi dengan tenang.
I Love you, Cia
Donny
Sesampainya di Bandara, aku merasa lega sudah sampai di Singapura. Tiba-tiba aku pengen banget buka Facebook ku. Aku mulai mengaktifkan HPku, lalu aku masuk ke Facebook ku. Ada satu pesan, ternyata dari Ferdy!
Ferdy Alexander :
Cia, kamu udah sampai di Singapura? Sebenarnya aku nggak mau sampaikan ini ke kamu, tapi Donny pasti marah kalau aku nggak sampaikan. Hari ini, dia sudah meninggal akibat kanker otak yang selama ini dia sembunyikan dari kita semua. Aku sering lihat dia kesakitan, tapi dia selalu bilang itu hanya sakit biasa. Pesan terakhir Donny, jaga diri kamu baik-baik, sampai kamu balik ke Manado, dia pengen lihat kamu masuk ke Resto saat kamu pake baju dokter. Kami semua turut berduka cita atas meninggalnya Donny.
Air mataku tak terbedung lagi! Seakan aku pengen balik ke Manado sekarang juga! Tapi aku harus penuhin pesan dari Donny, aku harus jadi dokter saat aku kembali ke Manado. Aku yakin, aku nggak akan mengecewakan dia. Aku akan berusaha sekuat tenagaku untuk benar-benar fokus dengan cita-citaku. “Donny, aku akan jadi dokter yang handal sesampaiku di The Grow Garden Resto! Aku ingin kamu ada disana saat aku datang!”
PROFIL PENULIS
Nama : Fransiska Romana
Akun Facebook : facebook.com/fransiskalolong
Akun Twitter : @ckckCHIKZ
Nama : Fransiska Romana
Akun Facebook : facebook.com/fransiskalolong
Akun Twitter : @ckckCHIKZ
Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar