ANTARA ASMARA DAN PENDIDIKAN
Karya Putra Kuningan
Di sebuah desa terpencil, di sebuah kabupaten di daerah Jawa Barat aku di lahirkan. Ku terlahir di keluarga yang tak begitu kaya,,,, ya golongan menengah kebawah lah….waktu terus berjalan dan aku pun semakin besar. Aku orangnya pendiam dan tak terlalu banyak bicara,, karena mungkin itulah watakku. Tak terasa sekarang aku sudah menginjak usia remaja,, ku tempuh pendidikan SMA ku di sebuah sekolah terpencil di kabupaten itu,, sebuah sekolah yang baru berdiri beberapa tahun saja, ku ambil jurusan Teknik Komputer Jaringan.
Ku jalani hari demi hari dengan senang hati,, hingga pada suatau saat tibalah penerimaan siswa baru, kebetulan aku menjadi salah satu panitia. Saat aku sedang duduk termenung, sambil istirahat karena memang kegiatan nya padat banget, tiba-tiba lewatlah seorang gadis yang parasnya lumayan cantik, “permisi kakak” kata gadis itu. “okh… silahkan, mang mau kemana?” jawabku. “ mau ke kantin ka !” jawabnya lagi.
Semenjak kejaAndin itu, kuterus terbayang wajah gadis itu,,, hatiku semakin tak karuan dari hari ke hari. “Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta???” Gumam ku dalam hati..Akhirnya ku cari nama gadis itu, dan dimana rumahnya. Dengan batuan teman akhirnya aku mengetahui namanya yaitu Andin dia orang Tasikmalaya, dia sekolah di sini ngekos.
Ku jalani hari demi hari dengan senang hati,, hingga pada suatau saat tibalah penerimaan siswa baru, kebetulan aku menjadi salah satu panitia. Saat aku sedang duduk termenung, sambil istirahat karena memang kegiatan nya padat banget, tiba-tiba lewatlah seorang gadis yang parasnya lumayan cantik, “permisi kakak” kata gadis itu. “okh… silahkan, mang mau kemana?” jawabku. “ mau ke kantin ka !” jawabnya lagi.
Semenjak kejaAndin itu, kuterus terbayang wajah gadis itu,,, hatiku semakin tak karuan dari hari ke hari. “Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta???” Gumam ku dalam hati..Akhirnya ku cari nama gadis itu, dan dimana rumahnya. Dengan batuan teman akhirnya aku mengetahui namanya yaitu Andin dia orang Tasikmalaya, dia sekolah di sini ngekos.
Di suatu pagi saat berangkat sekolah, tidak sengaja aku ketemu dengan gadis itu. “Pagi dhe,, !” kataku, lalu dia menjawab “ pagi juga ka!. ”tumben sedirian berangkatnya, Yang lain kemana?” Tanyaku lagi,, “mereka masih di kosan ka, lagi sibuk mandi. Lum pada beres” jawabnya. ”okh,, “ sahutku.
Akhirnya kami berangkat sekolah bersama sambil terus ngobrol,, bercanda kesana kemari.
Dari hari kehari rasa dalam hati, bukannya semakin kecil malah semakin besar. Dan persahabatan kami pun semakin dekat. Tapi aku masih bimbang,, dengan perasaan yang ku rasakan.. Apakah ini rasa sayang seorang kakak pada adiknya apakah lebih. Setelah beberapa hari ku pertimbangkan, akhirnya aku memutuskan untuk menyatakan perasaan ini kepadanya.
Saat itu kebetulan malam minggu, siangnya ku minta ijin pada Andin bahwa nanti malam aku mau main ke kosannya, dengan senang hati dia mengiyakannya. Aku pun datang ke kosannya sekitar jam 7 malam, di persilahkan nya aku masuk, tapi aku tidak mau. Aku menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, dan takut ada fitnah dari tetangga sekitar. Karena yang kos disitu isinya cewek semua. Kami terus mengobrol di teras depan di bawah sinar rembulan,, karena kebetulan banget malam itu bulan bersinar dengan indahnya.setelah ngobrol sekian lama, mungkin inilah saatnya aku nyatakan perasaan ku kepadanya. “Andin, boleh ga a nanya ma Andin?” aku memulai pembicaraan, “ tanya apa kak?” jawab Andin.” Mau ga Andin jadi pacar kakak?” tanyaku pada Andin,, lalu Andin pun menjawab “ akh, kakak mah bisa ja bercandanya” jawab Andin sambil tersenyum.” Aku serius ,, aku ga lagi bercanda” sahutku, “ gimana yah ka?” Jawab Andin.”napa?” jawabku dengan hati berdebar-debar.”gini ka, bukan aku ga cinta sama kakak, bukan aku ga sayang sama kakak, tapi….” Kata Andin dengan muka tertunduk. “tapi apa?” jawabku dengan heran. ” papah masih belum ngijinin aku tuk berpacaran, papah pernah bilang padaku, kamu pengen lanjutin sekolah ga? Lau kamu mau sekolah jangan pacaran dulu, lau kamu pacaran mendingan langsung ja nikah, dan ga usah sekolah” Andin mencoba menjelaskan alasannya. Aku hanya bisa tertegun mendengar alasanya. Jujur saja aku salah satu orang yang sangat mementingkan pendidikan. Beberapa saat kami hanya bisa terdiam satu sama lain, hanya suara angin dan suara binatang yang terdengar.
Akhinya ku coba memecah kesunyian itu, “jadi keputusannya gimana?” tanyaku pada Andin. “ tuk sementara ini kita jalani ja hubungan kita seperti sekarang” jawab Andin. “ ya, ku terima keputusanmu itu. Mungkin inilah yang terbaik untuk kita bersama” jawabku. Entah apa perasaan yang sedang ku rasa pada saat itu,, serasa tak karuan. Ada perasaan senang karena dia teguh pada pendirian, karena saking inginnya sekolah, ada perasaan kecewa karena aku tidak bisa menjadi pacar dia.
Tapi mungkin aku tidak bisa menjalin status pacaran dengan dia, tapi setidaknya kami bisa menjalin hubungan sebagai adik dan kakak yang kurasa itu lebih sempurna, karena tidak akan pernah ada kata putus dalam hubungan adik dan kakak.
Akhirnya kami berangkat sekolah bersama sambil terus ngobrol,, bercanda kesana kemari.
Dari hari kehari rasa dalam hati, bukannya semakin kecil malah semakin besar. Dan persahabatan kami pun semakin dekat. Tapi aku masih bimbang,, dengan perasaan yang ku rasakan.. Apakah ini rasa sayang seorang kakak pada adiknya apakah lebih. Setelah beberapa hari ku pertimbangkan, akhirnya aku memutuskan untuk menyatakan perasaan ini kepadanya.
Saat itu kebetulan malam minggu, siangnya ku minta ijin pada Andin bahwa nanti malam aku mau main ke kosannya, dengan senang hati dia mengiyakannya. Aku pun datang ke kosannya sekitar jam 7 malam, di persilahkan nya aku masuk, tapi aku tidak mau. Aku menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, dan takut ada fitnah dari tetangga sekitar. Karena yang kos disitu isinya cewek semua. Kami terus mengobrol di teras depan di bawah sinar rembulan,, karena kebetulan banget malam itu bulan bersinar dengan indahnya.setelah ngobrol sekian lama, mungkin inilah saatnya aku nyatakan perasaan ku kepadanya. “Andin, boleh ga a nanya ma Andin?” aku memulai pembicaraan, “ tanya apa kak?” jawab Andin.” Mau ga Andin jadi pacar kakak?” tanyaku pada Andin,, lalu Andin pun menjawab “ akh, kakak mah bisa ja bercandanya” jawab Andin sambil tersenyum.” Aku serius ,, aku ga lagi bercanda” sahutku, “ gimana yah ka?” Jawab Andin.”napa?” jawabku dengan hati berdebar-debar.”gini ka, bukan aku ga cinta sama kakak, bukan aku ga sayang sama kakak, tapi….” Kata Andin dengan muka tertunduk. “tapi apa?” jawabku dengan heran. ” papah masih belum ngijinin aku tuk berpacaran, papah pernah bilang padaku, kamu pengen lanjutin sekolah ga? Lau kamu mau sekolah jangan pacaran dulu, lau kamu pacaran mendingan langsung ja nikah, dan ga usah sekolah” Andin mencoba menjelaskan alasannya. Aku hanya bisa tertegun mendengar alasanya. Jujur saja aku salah satu orang yang sangat mementingkan pendidikan. Beberapa saat kami hanya bisa terdiam satu sama lain, hanya suara angin dan suara binatang yang terdengar.
Akhinya ku coba memecah kesunyian itu, “jadi keputusannya gimana?” tanyaku pada Andin. “ tuk sementara ini kita jalani ja hubungan kita seperti sekarang” jawab Andin. “ ya, ku terima keputusanmu itu. Mungkin inilah yang terbaik untuk kita bersama” jawabku. Entah apa perasaan yang sedang ku rasa pada saat itu,, serasa tak karuan. Ada perasaan senang karena dia teguh pada pendirian, karena saking inginnya sekolah, ada perasaan kecewa karena aku tidak bisa menjadi pacar dia.
Tapi mungkin aku tidak bisa menjalin status pacaran dengan dia, tapi setidaknya kami bisa menjalin hubungan sebagai adik dan kakak yang kurasa itu lebih sempurna, karena tidak akan pernah ada kata putus dalam hubungan adik dan kakak.
--------------------------
PROFIL PENULIS
Nama : Abdul Aziz Pamuji
TTL : 23 Desember 1992
Alamat : desa cikubang sari RT.04/01 Kamp. manis Kec.kramatmulya-kuningan 45553
Sekolah : SMK Negeri 5 Kuningan
TTL : 23 Desember 1992
Alamat : desa cikubang sari RT.04/01 Kamp. manis Kec.kramatmulya-kuningan 45553
Sekolah : SMK Negeri 5 Kuningan
Baca juga Cerpen Remaja yang Lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar