Sabtu, 30 Juni 2012

Kerikil Di Tepi Pantai - Cerpen Cinta

KERIKIL DI TEPI PANTAI
Karya Rahma M.M

Desiran angin laut mengahanyutkan diri ini pada sebuah lamunan nan indah,berandai-andai dapat menjadi seorang putri yang bahagia dengan istana yang megah,tapi,,,mungkinkah???
‘’Erva,,,sini nak,nenek mau bicara’’,panggil nenek yang kini usianya semakin renta di makan usia
‘’iya nek ada apa?’’’,tanya erva menghampiri nenek
‘’apa kamu nggak ingin sekolah seperti teman-teman sebaya kamu’’,tanyanya membelai rambut erva
‘’memangnya kenapa nek,’’tanya erva heran,nenek tak pernah melontarkan pertanyaan ini sebelumnya pada erva
‘’jawab saja nak,’’sekali lagi nenek bertanya padaerva,erva tak tau harus menjawab apa,karna jika erva pergi ke kota untukmelnajutkan sekolah,siapa yang akan menjaga enek nanti‘’kau tak perlu menghawatirkan nenekmu ini,nenek tak apa jika kamu ingin pergi ke kota’’,
‘’tapi nek,,,’’,erva mengangkat bahunya
‘’lusa akan ada yang menjemput kamu untuk pergi ke kota’’,nenek menepuk pundak cucunya itu dan masuk kedalam gubuk yang selama ini jadikan tempat tinggal,tubuh renta nenek setiap hari harus menerima hembusan angin laut yang dinginnya menusuk kalbu, sebenarnya erva tak tega melihat nenek yang sakit-sakitan,tapi,,,apayang bisa diperbuat erva,,,erva pun menutup pintu dan jendela,dan segera merobohkan tubuhnya di atas tikar bambu yang telah reot,,,

Pagi ini awan begitu terang,matahari terbit tersenyum pada kami,angin bertiup sangant kencang,berdu dengan kawanan burung yang terbang dengan bebas, menari-nari dengan riangnya,,,
‘’nek,,,bangun nek,erva udah masakin makanan kesukaan nenek nih’’,kata erva menyiapkan makanan di meja makan seadanya ‘’tumben ya nenek jam segini belum bangun,biasanya juga nenek yang selalu bangunin erva’’,erva segera masuk ke dalam bilik nenek setelah menyadari ada sesuatu yang terjadi pada nenek,,,
‘’nek,,,,nenek’’, melihat nenek tengah bersujud di atas sajadahnya yang lusuh,‘’nek,,,’’,erva memegang bahu nenek,dan tiba-tiba tubuh nenek roboh di pangkuan erva,‘’nek,,,nenek,,,nenek bangun nek,bangun,jangan tinggalin erva nek, nenek,,,jenazah nenek pun di makamkan di pemakaman umum,berat rasa hati erva melepas ke pergian nenek,namun,walaupun erva menangis hingga air mata erva menjadi laut pun nenek juga tak akan hidup kembali,erva mencoba menabahkan hati,,,terdengar ada suara tamu di luar sana,di hapusnya air mata erva,,,
‘’iya,,,nyari siapa ya?’’,terlihat seorang laki-laki yang kira-kira berumur kepala empat berada di depan pintu
‘’kamu,,kamu erva ya?’’,tanyanya
‘’iya betul saya erva,?’’,tanya erva balik
’’saya...saya’’,
‘’papa....’’,erva langsung memeluk pak andika,orang tua kandung erva
‘’bagaimana keadaan kamu nak?’’,tanya pak andika
‘’erva baik-baik saja kok pa’’,jawab erva menyeka air matanya
‘’syukurlah kalau begitu,kamu udah siap?’’’,tanya pak andika
‘’siap?maksudnya,,,??’’,erva tak mengerti apa yang di maksud pak andika
‘’papa ke sini untuk menjemput erva’’,erva tak langsung menjawab,
‘’10menit lagi erva akan kembali’’,erva mengemasi pakaiannya dan siap untuk pergi ke kota.rumah pak andika,orang tua eren pula..
‘’bik,,,bibik,siapin air panas,aku mau mandi’’,teriak eren pada pembantunya
‘’iya non’’,eren pun mandi dan siap-siap untuk berangkat sekolah
‘’ren,,,akhirnya loe datang juga,kita belum ngerjain pr matematika nih’’,aku disambut gengku,Melati Merah.
‘’tenang aja,sarah masuk kan?’’,tanyaku berjalan memimpin
‘’pasti,’’jawab difi
‘’heh,,kerjain pr gue,kalau nggak mau cari masalah sama gue’’,kataku menaruh buku di atas meja sarah
‘’gue juga’’,kata dira
‘’pastinya gue juga’’,imbuh desi
‘’iyyy,,,iya’’,jawab sarah,bisa dibilang anak satu sekolah pada segan ama gue,karena gue anak pemilik yayasan,semua cewek pada berebut untuk bisa masuk ke geng gue,dan para kaum cowok pada ngantri pengen jadi pacar gue,tapi sayang banget,pendaftaran udah di tutup karena formulir hati gue telah di isi oleh satu laki-laki yang paling gue sayangi, Rava,anak kolong merat pewaris tunggal 2 hotel,3 restauran dan 5 perusahaan,maka dari itu hanya aku yang pantas bersanding dengannya,,,,
‘’ren...ren,rafa tu’’,desi mengarahkan pandangannya pad asegerombol cowok yang di pimpin oleh rafa,serigala hitam
‘’sayang’’,kuhampiri rava dan ku raih tangannya‘’ke kantin yuk,laper nih’’,ajakku,manja
‘’iya sayang ayo sana,tuan putri kelaperan tuh’’,ejek Devan
‘’apaan sih...’’,aku hendak memukul devan
‘’ech sayang-sayang udah,iya iya yuk’’,rafa pun menggandeng tanganku dan kita pun ke kantin dengan di buntutin pasukan kita
‘’minggir loe,mau gue hajar’’,kata Dika mensterilkan tempat duduk
‘’oiya...Didit mana,siapa yang mau mesanin makanan buat kita kalau dia aja nggak ada’’,kataku
‘’nggak tau tu,awas aja kalau dia sampai macem-macem’’,kata difi kesal
‘’hey difiku sayang’’,didit datang dan meraih bahu difi,mereka sedang PDKT,tapi difi sering di buat kesal oleh sifat didit yang nggak bisa lihat cewek cantik lewat,
‘’apaan sih’’,difi segera menampik tangan didit yang bersarang di bahu difi
‘’rasain loe,emangnya enak’’,kata Dika
‘’emangnya loe dari manasih dit,kok baru nongol ’’,tanya Desi
‘’oh iya,dengerin ya,gue tu abis ngliat bidadari cantik turun dari kayangan dan akan sekolah disini,asyik nggak’’,katanya nyengir
‘’apaan sih,bidadari-bidadari,bahasa loe lebay tau nggak’’,Dira coment
‘’tadi gue liat ada cewek baru,cantik banget,kulitnya mulus,rambutnya lurus,bodinya aduhai makkkk’’,katanya nakal
‘’siapa???’’,tanya rava
‘’ehem,,,sayang jadi kamu juga mau ikut-ikut-ikutan cowok-cowok yang pada ngerubutin cewek baru itu ya,’’kataku
‘’nggak kok sayang,bukannya gitu tapi...’’,
‘’tapi apa,udahlah,awas aja kalau gue ketemu sama tu cewek yang sok kecakepan itu’’,kataku beranjak dari tempat duduk
‘’hey sayang bukan gitu,dengerin aku dulu dong’’,rava meraih tanganku,tapi aku mengabaikannya dan meninggalkannya menuju kelas....
‘’siapa sih cewek itu,sampirin???’’,ajak rava setelah aku pergi
‘’lah..eren gimana?’’,tanya dika
‘’dia kan nggak tau,udahlah ayo’’,mereka pun mencari cewek baru itu
‘’sialan...siapa sih cewek itu,berani-beraninya cari masalah sama gue’’,kataku berkacak pinggang
‘’eren...’’,panggil sarah
‘’apa????’’,
‘’ini buku pr kalian,udah selesai’’katanya mengulurkan buku padaku
‘’taruh situ’’,kataku,‘’ngapain loe tetap disitu,pergi sana’’,ujarku
‘’kamu nggak cemburu lihat rava ndeketin cewek lain,ren?’’,kata sarah
‘’maksud loe’’,aku membalikkan badan
‘’tadi akau lihat rava cs lagi kenalan dengan anak baru di sekolahan ini’’,jelas sarah,aku langsung mencari rava... kudapati cowok yang paling cool di sekolahan ini berada di antara kerumunan semut yang sedang mengrubungi gula sedang ngobrol dengan cewek bari itu,,,
‘’oh...jadi loe cewek baru itu’’,kataku menghampiri rava dan anak baru itu,
‘’eren...’’,rava terkejut
‘’kenapa...masih mau ngeles lagi,udah lah aku cape terus-terusan kamu giniin’’, kataku meningalkan mereka,hingga pulang sekolah aku tak mendapati rava minta maaf padaku,justru aku melihat dia semakin akrab dengan anak baru itu,erva.
‘’bik..bibik,ambilin aku minum’’,kataku merobohkan tubuhku di atas sofa
‘’ini minumannya’’,seseorang mengantarkan minuman padaku,tapi bukan bik sofi
‘’kayaknya aku kenal sama suara ini?’’,kataku
‘’aku erva,ren’’,katanya,ku balikkan badanku menghadap gadis itu
‘’loe,,,loe ngapain disini’’,tanyaku
‘’dia akan tinggal disini ren,dan kamu harus bisa menerimanya menjadi keluarga kita’’,kata papa menghampiri kami
‘’apa,,,nggak,memangnya siapa dia,kenal aja nggak,’’kataku tak terima
‘’dia saudara kamu’’,aku papa
‘’apa’’,aku aku percaya,bagaikan musim kemarau tapi petir terus menggelegar, aku tak bisa terima mana mungkin papa memiliki anak selain aku,gila...aku lari dan menuju makam mama,ku tumpahkan semua isi hatiku,keesokan harinya aku semakin benci dengan kehadiran erva di kehidupan gue,setelah papa kini dia juga mau ngambil rava dari aku,aku pun pulang dan ingin menenangkan hatiku,,,
‘’non udah pulang’’,tanya bik sofi,aku tak menjawabnya,ku teguk segelas air putih
‘’non pasti belum bisa terima ya dengan kehadiran non erva’’,katanya
‘’siapa dia sebenarnya?’’,tanyaku
‘’mungkin sudah saatnya non mengerti,dulu mama non itu mengidap penyakit leukimia,karena mengetahui jika nyonya nggak akan hidup lama lagi,nyonya menyuruh tuan untuk menikah lagi dengan sahabatnya,awalnya tuan tak setuju,tapi nyonya bilang ini untuk kebaikan non eren dan tuan,agar istri baru tuan bisa merawat dan menjaga non eren,akhirnya tuan pun menikah dengan istri barunya,dan tak lama kemudian mama non meninggal,istri baru tuan berjanji akan merawat non seperti anaknya sendiri,tapi...kenyataan berkata lain,nyonya muda meninggal ketika melahirkan non erva,semenjak itu non erva di ambil oleh neneknya,’’jelas bik sofi,aku merasakan sakit di perutku yang teramat menyiksaku,segera aku pegi ke kamarku,keesokan harinya aku pergi ke dokter,dan kata dokter aku...aku mengidap penyakit leukimia,aku tak percaya mengapa ini terjadi padaku, hingga akhirnya aku mulai menerima segala kenyataan yang menimpaku, termasuk jika aku harus merelakan rava untuk erva,mungkin rava lebih bahagia bersama erva,ketika pulang sekolah kudapati erva dan rava sedang berada di taman,tempat dimana dulu aku jadian dengan rava,kuhampiri mereka...
‘’rava,,,’’,kuhampiri mereka
‘’eren,,,kamu?’’,erva tak enak hati
‘’aku Cuma pengen ngomong berdua sama rava,kamu bisa kan ninggalin kami berdua,’’kataku menabahkan hati

Erva pun meninggalkan kami...aku duduk di kursi taman
‘’dulu...di tempat ini kita memulai segalanya,dan mungkin di tempat ini pula kita akan mengakhiri segalanya’’,kataku memulai pembicaraan
‘’ren,kamu...’’,katanya terputus
‘’mungkin kau lebih bahagia dengan erva, happy ya,aku janji nggak akan ganggu hubungan kalian lagi’’,kataku mencoba tersenyum dengan beban hati yang ku tanggung,aku meninggalkannya, sesampainya di rumah ku kemasi pakaianku,aku ingin menghabiskan hari-hari terakhirku dengan ketenangan,aku ingin pergi ke pantai,tempat di mana mama dulu sering pergi kesana... sesampainya disana ku nikmati pemandangan yang begitu memanjakan mata,ku hilangkan semua masalah yang menimpaku,,,telah seminggu aku berada di sini,ku duduk di antara pasir-pasir nan putih bersih,aku...apa aku pantas jika aku merasa seperti pasir ini,tidak,aku terlalu banyak dosa,aku hanyalah sebuah kerikil yang tersesat di antara beribu-ribu pasir disini,dan tak pastas jika menjadi bagian dari papa,erva dan rava,mereka terlalu putih bagiku....
‘’eren,,,’’,panggil seseorang yang tak asing suaranya bagiku
‘’erva...’’,ku palingkan mukaku
‘’kamu jahat ren,ternyata benar kamu nggak pernah anggap aku ini saudaramu’’,katanya duduk di sampingku
‘’maksud kamu’’,aku tak mengerti
‘’kamu sakit,kamu pergi,kamu ngrelain rava buat aku,dan kamu ngira jika semuanya akan selesai jika kamu lakuin ini semua,ngaak ren,nggak,kenapa kamu nggak pernah bilang kalau kamu sakit’’,katanya dengan derai air mata
‘’buat apa,kamu sudah bahagia,kamu udah miliki segalanya,dan aku kira papa danrava udah nggak butuh aku lagi’’,ujarku,dia memelukku
‘’aku sayang sama kamu ren,aku nggak mungkin ngambil semua yang kamu miliki begitu aja dari kamu,’’katanya
‘’va,,,sudahlah,,,mungkin ini saatnya ak memperbaiki sifat-sifatku,aku hanya ingin menikmati hidupku yang nggak akan lama lagi,aku ingin tenang’’,kataku membendung air mata
‘’nggak,aku akan ngasih tulang punggungku untukmu ren’’,katanya melepas pelukanku
‘’buat apa,slama ini aku udah jahat sama kamu,tapi...tapi’’,
‘’kau saudaraku ren,jika kau sakit,aku juga harus sakit,dan jika kau mati,aku juga harus mati’’,akunya,ku peluk erva erat-erat
‘’aku benar-benar bodoh,mengapa aku udah jahat samasaudaraku sendiri,maafin aku va’’,kataku
‘’nggak ada kata maaf dan terimakasih dalam persaudaraan kita,’’kataya dengan mata berkaca-kaca,setelah itu aku tak merasakan apa-apa lagi,terakhir aku hanya melihat dengan mata berkunag-kunang jika aku di gendong oleh papa,,, kurelakan tubuhku di tusuk-tusuk oleh jarum suntik yang menyakitkan....
‘’sayang...’’,suara papa membangunkan aku dari tidur panjangku,2 minggu setelah aku di operasi aku baru sadar,kubuka mataku pelan-pelan,ku rasakan tubuhku sudah baikan,malah semakin baik dari sebelumnya,aku di nyatakan sembuh oleh dokter....
‘’papa....’’,ku dekap papa dengan erat,aku tlah melewati masa-masa sulitku, ku peluk pula erva,saudaraku yang telah mendonorkan tulangnya untukku
‘’eren kamu udah sembuh,selamat ya’’,kata erva memelukku
‘’makasih va’’,kulihat pula melati merah dan serigala hitam,mereka menjengukku
‘’eren,,,selamat ya,kamu udah sembuh,jahat ya kamu,sakit nggak bilang-bilang’’,kata desi
‘’iya nih,sahabat macam apa kita ini,nggak ada di saat sahabatnya lagi melewati masa-masa sulit’’,kata difi
‘’aku pernah berpikir akan menamparmu,menjambak-jambak rambutmu dan memotong kuku-kukumu jika aku udah ketemu kamu,karna aku marah sama kamu eren’’,ujar Dira,gemas
‘’maaf ya,aku Cuma nggak mau aja kalian nanti sedih,tapi...sekarang aku kan udah sembuh,nanti di sekolahan kita kerjai erva lagi ya,,,hahahahha’’,aku cekikikan, ruang di mana aku di rawat pun jadi riuh
‘’iya nih ren,rava jadi murung dan nggak semangat tau,nggak ada kamu’’,aku didit
‘’apaan sih’’,rava menyikut lengan didit
‘’cye,,,cye’’,keesokan harinya,rava mendorongkan kursi rodaku ke taman rumah sakit
‘’kenapa sih aku pake kursi roda segala,aku kan nggak lumpuh,’’kataku kesal
‘’udah deh tuan putri nurut aja apa kata dokter,kamu itu belum sehat beneran’’, rava jongkok di hadapanku
‘’kamu bawa apasih itu’’,aku melihat jika rava menyembunyikan sesuatu dari balik punggungnya
‘’ini,,,’’,rava memberika es krim padaku, dan ini mengingatkan aku dikala aku dan rava saat jadian
‘’emangnya aku anak kecil apa di kasih es krim’’,aku blagak nggak mau,sebenarnya sih seneng banget
‘’karna sifat kamu yang masih kaya anak kecil itu,aku jadi selalu ingin bersamamu, mengubahmu menjadi lebih dewasa, emang sih kamu itu orangnya jutek,jahat sama cewek-cewek yang kamu anggap saingan,tapi dibalik itu semua ada satu hal yang bikin aku bangga sama kamu,kamu baik’’,akunya,rasanya aku seperti terbang ke langit ke 7,mengepakkan sayap-sayapku nan indah,dan menari-nari dengan riangnya,tapi aku mencoba mengendalikan diri...
‘’erva???’’,kataku
‘’awalnya aku memang sempat tertarik sama dia,tapi betapa bodohnya aku jika aku harus meninggalkan orang yang benar-benar sayang sama aku’’,jelasnya
‘’siapa?’’,aku sok blagak begok
‘’yang merasa aja’’,dia bangkit,dan aku nyengir
‘’kita mulai dari awal yeah’’,katanya memunggungiku
‘’hmmmm...gimana ya’’,aku pakek acara mikir,tinggal bilang iya aja sulitnya kaya ngitung 2x167+47-52:11 lagi,,,
‘’iya dong,,,yah yah,,?’’,dia berharap jika aku mau,aku pun menganggukkan kepalaku,dia langsung menggendongku,
‘’aku janji nggak akan ngecewain kamu lagi’’,ujarnya
‘’iya iya’’,jawabku kegirangan
‘’cyecye yang lagi seneng’’,erva menghampiri kami,rava pun menurunkan aku dari gendongannya
‘’erva...kamu bisa –bisa aja’’,kataku
‘’ayo kita pulang,teman-teman dan papa udah nungguin tuh’’,kata erva memencet hidungku
‘’aduh-aduh,,,iya iya,ayo’’,erva pun mendorong kursi rodaku menuju mobil,ternyata papa dan teman-teman udah nunggu aku dari tadi,hehehe maaf ya,saking senengnya,,,aku pun masuk kedalam mobil,pak sopir melajukan mobilnya menuju rumah,,,
 
Sore ini begituu cerah,sinar senja yang menembus kaca jendela mobilku menemani perjalananku hingga tiba di rumah,aku bangga pada diriku sendiri,walaupun banyak yang bilang jika aku orangnya jahat,jutek,kaya ratu sihir dan apalah yang mereka mau,tapi aku seneng,karna bagiku menjadi diri sendiri mungkin lebih baik,misalnya saat aku masih TK sama babysisterku rambutku ingin aku kasih pita aja,tapi sama babysisterku malah di kucir,dan hasilnya malah kucirnya miring,tapi biarlah yang penting otakku nggak miring... hmmmm...lebih baik orang memandang kita jahat dan kemudian akan bangga sama kita karna kita baik,daripada orang berkata baik dulu tapi menyesal udah ngenal kita karna ternyata kita jahat,aku bangga memiliki papa,erva,rava dan teman-teman yang udah nyayangin aku....

HAPPY ENDING....

Baca Juga Cerpen Cinta yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar