LUPA MENAIKKAN RESLETING
Karya A.Abdiyyah
Pagi itu aku sangat terburu-buru karena aku harus segera berangkat ke sekolah dan berada di sekolah tepat pukul 07.00 pagi sedangkan kalau tidak,gerbang sekolah akan di tutup dan aku bisa dihukum membersihkan WC sekolah yang baunya luar biasa menyengat.
Hari itu,aku bangun kesiangan, penghuni rumah tak ada yang membangunkanku dan Sialnya lagi aku malah bangun pukul 06.30 pagi,semua ini pasti gara-gara semalam aku menonton film horror kesayanganku! Langsung saja setelah aku bangun dari tempat tidurku, aku bergegas ke kamar mandi. Sehabis mandi,ku pakai seragam yang sudah ku setrika tadi malam dan memasukkan buku-buku pelajaran sesuai jadwalnya. Tak sempat ku bereskan kamar tidurku yang berantakkan,aku pun langsung menuju ruang makan yang berada diantara dapur dan ruang tamu. Disana ku jumpai ayah,ibu dan adikku yang sedang sarapan bersama.
“ kok ngga ada yang bangunin aku sih? Jadinya kesiangan kan akunya” sambil memasang muka cemberut
“ masa tidur saja harus dibangunkan sih nak? Manja saja kamu ini”
“ aku kan minta dibangunin masa di bilang manja” jawabku agak kesal
“ yasudah jangan di bahas,cepat sarapan nanti perutmu sakit”jawab ibu singkat
“ tidaklah bu,aku mau buru-buru berangkat sekolah. Aku harus berada disana tepat pukul 07.00 pagi. Nah sekarang sudah pukul 06.49,aku harus segera bergegas karena kalau tidak,nanti aku bisa kena hukuman suruh membersihkan WC” sambil menengok ke arloji yang ku pakai
“ yasudah hati-hati ya?”
“iya,asalamua’alaikum bu,pa” sambil mencium tangan ibu dan bapak
Jarak sekolah dari rumahku cukup dekat,jadi aku berangkat dengan berjalan kaki. Biasanya aku sering berangkat ke sekolah bersama temanku devi. Mungkin karena hari ini aku kesiangan jadi ia berangkat duluan. setengah jalan perjalananku menuju sekolah, seseorang memanggilku “ aliiiiif”teriaknya.
langkah aku pun terhenti dan menolehkan kepalaku kebelakang. Ternyata sista,ia teman sekelasku
“ kok tumben berangkat sekolahnya siang? Biasanya kan pagi-pagi sekali kamu sudah ada di sekolah?”tanyanya sambil melanjutkan perjalanan denganku
“ semalaman aku menonton film horror,jadi paginya aku bangun kesiangan”
“ wah memangnya film horror apa? Sampai-sampai kamu rela tidur sampai larut malam”
“ bangku kosong? Kamu tau kan?”
“ ngga”
“ ah payah”
“ ngga juga. Lagian, film horror itu bukan kelasku”ujarnya dengan sedikit sombong
“ oh iya,kelas mu kan film anak-anak yah?haha”balasku dengan ledekan
“ ngga juga yey,masa suka sama filmnya anak-anak.huh”
“ hahah”
“ eh nomong-ngmong kamu liat film horror sampai jam berapa sih?”
“ sampai jam 2 pagi. Memangnya kenapa?”
“ pantas saja matamu punya kantung mata,haha”
“ Wah benarkah?”
“ benar kalau tidak percaya bercerminlah”
“ ah lagi pula aku hanya begadang malam kemarin saja. Malam ini,esok dan seterusnya aku tak akan begadang lagi”
langkah aku pun terhenti dan menolehkan kepalaku kebelakang. Ternyata sista,ia teman sekelasku
“ kok tumben berangkat sekolahnya siang? Biasanya kan pagi-pagi sekali kamu sudah ada di sekolah?”tanyanya sambil melanjutkan perjalanan denganku
“ semalaman aku menonton film horror,jadi paginya aku bangun kesiangan”
“ wah memangnya film horror apa? Sampai-sampai kamu rela tidur sampai larut malam”
“ bangku kosong? Kamu tau kan?”
“ ngga”
“ ah payah”
“ ngga juga. Lagian, film horror itu bukan kelasku”ujarnya dengan sedikit sombong
“ oh iya,kelas mu kan film anak-anak yah?haha”balasku dengan ledekan
“ ngga juga yey,masa suka sama filmnya anak-anak.huh”
“ hahah”
“ eh nomong-ngmong kamu liat film horror sampai jam berapa sih?”
“ sampai jam 2 pagi. Memangnya kenapa?”
“ pantas saja matamu punya kantung mata,haha”
“ Wah benarkah?”
“ benar kalau tidak percaya bercerminlah”
“ ah lagi pula aku hanya begadang malam kemarin saja. Malam ini,esok dan seterusnya aku tak akan begadang lagi”
Dalam perjalanan kami terus saja berbincang-bincang membincarakan banyak hal,walaupun aku tahu memang kalau dalam perjalan itu tidak boleh sambil mengobrol. Kita sebagai pejalan kaki harusnya mematuhi peraturan di jalan raya dan harus memakai etika berjalan kaki. Yah,begitulah yang di ajarkan oleh guruku.namun,kurang asik rasanya kalau dalam perjalanan itu tidak ada yang ngajak ngobol,perjalanan terasa sangat melelahkan tanpa sebuah obrolan,haha. Tapi obrolan kami ini bukan gossip untuk membicarakan kejelekan seseorang. Obrolan kami ini positif ajah kok,hehe.
Tak terasa akhrinya sampai juga di gerbang sekolah. Ibu guru kesiswaan menyapa kami berdua “selamat pagi anak-anakku” sapa bu indah
“ pagi juga bu” jawab kami kompak sambil menjabat dan mencium tangan ibu indah yang cantik namun galak itu.
Tak terasa akhrinya sampai juga di gerbang sekolah. Ibu guru kesiswaan menyapa kami berdua “selamat pagi anak-anakku” sapa bu indah
“ pagi juga bu” jawab kami kompak sambil menjabat dan mencium tangan ibu indah yang cantik namun galak itu.
Setelah bersalaman,kami pun masuk kedalam. Namun,setelah beberapa langkah melewati ibu indah tiba-tiba ibu indah memanggilku“alif abdiyah”
“ aku pun berhenti dan membalikkan badanku kebelakang,tepatnya kearah dimana ibu indah berdiri”
“ kemarilah nak”
bingung juga,kenapa harus aku yang di panggil? Padahal aku tak melakukan kesalahan apa pun,rok ku panjang dan bajukku tidak di keluarkan. Tapi sebagai orang yang tidak bersalah, dengan beraninya aku pun menghampiri bu indah yang sedari tadi berada di depan pintu gerbang berdiri tegak seperti pak sapam.
Setelah berada di depan bu indah “ iya bu,ada apa ya memanggil saya?”
“ apakah resletingmu rusak?”
mendengar pertanyaan ibu indah,aku pun terkejut “hah?memangnya kenapa bu?” dengan muka yang memerah
“ lihatlah resletingmu terbuka”
“ aku pun berhenti dan membalikkan badanku kebelakang,tepatnya kearah dimana ibu indah berdiri”
“ kemarilah nak”
bingung juga,kenapa harus aku yang di panggil? Padahal aku tak melakukan kesalahan apa pun,rok ku panjang dan bajukku tidak di keluarkan. Tapi sebagai orang yang tidak bersalah, dengan beraninya aku pun menghampiri bu indah yang sedari tadi berada di depan pintu gerbang berdiri tegak seperti pak sapam.
Setelah berada di depan bu indah “ iya bu,ada apa ya memanggil saya?”
“ apakah resletingmu rusak?”
mendengar pertanyaan ibu indah,aku pun terkejut “hah?memangnya kenapa bu?” dengan muka yang memerah
“ lihatlah resletingmu terbuka”
Dengan menahan muka yang sangat malu, langsung ku naikkan resletingku dan kembali masuk menuju kelas sementara itu,ibu indah yang melihat resletingku terbuka tertawa dengan kencangnya. Huffh,tak menyangka juga guru segalak bu indah bisa tertawa dengan sekencang itu,tentu saja yang bisa membuatnya seperti itu hanya aku,haha. Tetapi,untunglah yang tahu hanya aku dan ibu indah saja. Kalau teman-temanku tahu,mungkin itu akan menjadi bahan ejekan mereka untuk mengejekku.
Baca juga Cerpen Lucu yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar