Sabtu, 21 April 2012

Cerpen Kehidupan "Kehidupanku"

KEHIDUPANKU
Cerpen Danin Christianto

Akulah anak dari keluarga yang memiliki kondisi keuangan yang cukup untuk menghidupiku, dan kedua orang tuaku bekerja sebagai wiraswasta toko pertanian di Purworejo. Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ayah,Ibu, Kakak, dan adikku adalah orang yang selalu dekat denganku dan setia menemaniku. Dulu, sewaktu saya masih bayi, aku dirawat oleh kedua orang tuaku dengan penuh kasih sayang. Ia selalu menemaniku kemanapun aku pergi, menyuapiku waktu makan, dan memandikan aku.

Saat aku masuk TK, aku bersekolah di TK Maria Purworejo. Di sana benar-benar menyenangkan karena banyak teman bermain, guru-guru yang baik dan mengajar saya dan teman-teman dengan penuh kasih sayang. Kami bermain bersama, belajar, dan bergembira bersama. Dulu aku pernah menjadi pengibar bendera, sewaktu menaikkan bendera, saya malah terlalu cepat menaikkan bendera sampai atas padahal lagu upacara benderanya belum selesai, saya hampir tertawa. Lalu sewaktu belajar penjumlahan dan pengurangan, saya sering tidak bisa mengerjakan dan hal itu membuat saya merasa malu. Saya berada di TK selama 3 tahun karena supaya saya bisa lebih mengerti dalam pelajaran dasar.

Saat masuk SD, aku merasa duniaku terasa lebih luas lagi dan lebih banyak teman-teman bermain. Aku mendapat pelajaran dengan tingkat lebih dan secara perlahan-lahan aku menyesuaikan. Guru-gurunya juga mengajar aku dan teman-teman dengan penuh semangat dan pantang menyerah.

Di kelas 2, aku makin besar dan dulu saya senang bermain dengan teman-teman. Dulu sewaktu ulangan, karena saya tidak bisa mengerjakan dan akhirnya mendapat nilai jelek, biasanya setelah nilai ulangan dibagikan, semua murid disuruh meminta tanda tangan orang tua. Karena aku tidak berani meminta tanda tangan ke orang tua, saya pernah memalsu tanda tangan dengan cara menyamakan tanda tangan orang tua saya. Orang tua saya pun tidak tahu, dan saya sering berbohong kalau saya mendapat nilai bagus seperti 7, 8, dan 9, padahal aku bohong. Guru saya menyadari kalau itu tanda tangan palsu dan bertanya “tanda tangan siapa ini?” aku menjawab “ini tanda tangan orang tua saya, bu”. Kemudian guru saya mengatakan “kamu berbohong, katakan dengan jujur” sayapun ragu untuk mengatakannya. Lalu guru itu meminta saya untuk memanggil orang tua untuk menanyakan tanda tangan siapa sebenarnya. Orang tua pun datang dan mengatakan bahwa itu bukan tanda tangan miliknya. Saya pun agak dimarahi dan meminta agar saya tidak mengulangi lagi.

Lima tahun berlalu, saat kelas 6, sudah banyak perubahan pada diriku, aku bertambah sedikit dewasa dan hampir naik ke tingkat pendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama). Di kelas 6, aku masuk kelas 6b, teman sekelasku berjumlah kira-kira 32 anak. Mulai dari semester 1 aku sudah harus mulai untuk belajar giat karena pada semester 2 nanti aku akan menghadapi UN atau Ujian Nasional. Aku memiliki banyak kegiatan seperti les dan pelajaran tambahan, aku juga harus mengurangi kegiatan bermainku. Kemudian, begitu menjelang Ujian Nasional aku merasa gugup dan bertanya-tanya apakah lulus atau tidak. Tetapi aku berusaha untuk tidak takut dan percaya diri untuk menghadapi. Ternyata hasilnya saya lulus dan aku merasa sangat lega karena dapat melampaui Ujian Nasional dengan nilai yang cukup memuaskan. Dengan begitu, masa belajarku di SD dan aku dapat meneruskan ke SMP.

Saat SMP, aku masuk di SMP Bruderan, karena disekolah itu terkenal akan kedisiplinannya dan saya ingin menjadi anak yang disiplin. Aku bertambah dewasa dan mulai mengenal keadaan disekitar. Awalnya, aku masuk ke kelas 7B dan mendapat banyak teman-teman baru. Guru-guru di SMP juga berdisiplin tinggi, senang bergurau, dan penuh semangat. Di SMP, kami semua belajar dengan giat dan semangat. Aku mengikuti kegiatan ekstrakurikuler basket dan benar-benar menyenangkan karena dapat belajar dan bermain bersama. Selama dua semester di kelas 7 aku benar-benar menikmatinya.

Ketika kelas 8, awalnya aku masuk ke kelas 8B, tetapi setelah beberapa hari aku dipindah ke kelas 8A, dan hal itu membuatku bingung entah kenapa bisa dipindah ke kelas tersebut. Tapi saya merasa senang. Ada seorang guru yang benar-benar lucu dan jail yang selalu membuatku tertawa karena humornya, beliau mengajar IPS. Tetapi, walaupun begitu, beliau adalah orang pandai dan bersungguh-sungguh dalam membimbing pelajaran.

Saat kelas 9, mulai dari semester 1, aku harus belajar lebih giat lagi karena aku akan menghadapi kembali Ujian Nasional dan para guru juga ikut membantu dan mendukung para murid untuk belajar lebih giat lagi agar semuanya lulus. Guru-guru juga mulai mengadakan les tambahan setelah jam sekolah mulai dari jam 1 sampai jam 2.

Ketika mendekati ujian nasional, mulai diadakan doa bersama untuk memohon kepada Tuhan supaya kami semua lulus. Sebelum ujian nasional, sekolah melaksanakan ujian praktek, ulangan akhir semester, dan juga TUC (Tes Uji Coba). Semuanya betul-betul melelahkan sampai ke ujian nasional. Ketika ujian nasional tinggal seminggu, semua murid bersalaman dengan para guru memohon restu supaya berhasil dalam mengerjakan UN tersebut. Di saat Ujian Nasional dilaksanakan, aku juga merasa agak terbayang-bayang bagaimana jika tidak lulus? Tetapi aku tetap percaya diri bahwa aku harus bisa mengerjakan semaksimal mungkin. Beberapa hari kemudian saat penerimaan hasil UN, aku merasa lega karena dapat lulus dengan nilai-nilai yang memuaskan, hanya sayangnya ada dua orang anak yang tidak lulus. Masa-masa SMP ku telah berakhir dan aku melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu SMA.

Aku mendaftar di SMA Bruderan, pertama kali aku masuk terasa menyenangkan karena sewaktu kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa) kami bermain dengan teman-teman baru dan saling berkenalan satu sama lain. Mulai dari semester I sampai semester 2 ini aku merasa senang dapat bersekolah disini karena suasananya yang nyaman dan aman untuk kegiatan belajar dan mengajar.

Baca juga Cerpen Kehidupan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar