SECRET MEMORIES
Cerpen Viranda Karlina
Aku memaikan jemariku di atas tuts-tuts piano.dentingan piano yang bersatu menjadi sebuah alunan musik terdengar merdu menggema di ruangan ini.aku tersenyum kecil sambil terus terlarut dalam alunan musik merdu yang keluar dari piano.sebuah musik klasik mulai ku mainkan.musik klasik yang ku rancang bersama sahabat kecil lelakiku.aku membuat not-not angkanya bersama dia.Adit namanya.sahabat kecilku yang sangat baik.hanya aku dan dia yang tahu not-not musik klasik ini.kami berdua menamai musik ini dengan sebutan 'music gray'.menggambarkan tentang dua anak kecil yang bersahabat.mereka terlalu jauh meniti tali persahabatan hingga mereka ingin tersesat agar tak bisa terpisahkan.
Namun saat itu,persahabatan kami terpaksa terputus karena rencana kepindahan keluarga Adit yang tinggal menghitung hari.saat itu aku merasa masih terlalu kecil untuk menelaah kata dari perpisahan.yang aku lakukan saat itu hanya menangis.satu hari sebelum Adit pergi,kami berdua memainkan piano dengan 'music gray'kami.saat memainkan tuts-tuts piano,aku tak bisa membendung kesedihanku yang siap menumpahkan air mata.dengan terisak,aku menatap Adit yang juga kelihatan murung.
"Adit janji..Adit bakalan balik kesini lagi buat Laura"ucap Adit sambil mengusap air mataku.aku tersenyum.
****
Namun saat itu,persahabatan kami terpaksa terputus karena rencana kepindahan keluarga Adit yang tinggal menghitung hari.saat itu aku merasa masih terlalu kecil untuk menelaah kata dari perpisahan.yang aku lakukan saat itu hanya menangis.satu hari sebelum Adit pergi,kami berdua memainkan piano dengan 'music gray'kami.saat memainkan tuts-tuts piano,aku tak bisa membendung kesedihanku yang siap menumpahkan air mata.dengan terisak,aku menatap Adit yang juga kelihatan murung.
"Adit janji..Adit bakalan balik kesini lagi buat Laura"ucap Adit sambil mengusap air mataku.aku tersenyum.
****
Janji Adit slalu kutunggu di setiap hari-hariku.kini aku telah dewasa.Adit pun juga begitu.aku sungguh-sungguh ingin bertemu dengannya.namun ku tahu,itu hanya ilusi saja.entah kapan Adit akan kembali lagi.
"Hei Laura"sapa Kiki-teman sebangkuku-pagi itu.aku menoleh padanya.mengembangkan senyum semanis mungkin"lo mau nemenin gue nonton basket gak ntar siang?"Sambungnya lagi.
Basket?!aku sebenarnya adalah salah seorang yang tak menyukai olahraga tersebut.namun demi sahabatku yang satu ini,aku rela menyita waktuku hanya untuk menonton permainan yang sama sekali tidak kusukai"oke..gue temenin!"Jawabku langsung yang membuat Kiki nyengir selebar mungkin.
"Thank's dollies!"Ucapnya sambil merangkulku.
****
Aku duduk di tribun atas bersama Kiki yang sejak tadi heboh menyaksikan pertandingan yang menurutnya seru tapi menurutku tidak.sesekali dia menyenggol lenganku dan berteriak 'nice three poin!' 'Keren' 'waw' yang sebenarnya aku tak tahu apa yang menarik dari kata itu.dari tadi aku hanya memperhatikan wasit yang meniup peluit dan kemudian angka poin menjadi berubah.karena tidak ingin Kiki merasa dongkol padaku,aku terpaksa harus ikut-ikutan heboh seperti dirinya.sambil sesekali berteriak gak jelas dan sesekali bertepuk tangan.sampai akhirnya aku salah memposisikan tepuk tanganku itu.
"Laura!itu tim lawan yang masukin bola,jangan di keprokin doong!"Ucap Kiki ketus.sebenarnya dari tadi aku hanya bertepuk tangan tanpa memperhatikan tim mana yang memasukan bolanya.dan ternyata aku keliru.aku menggaruk-garuk kepalaku.
****
Setelah 1jam menonton pertandingan basket yang membosankan-menurutku-akhirnya sekarang aku telah berada di kamarku.tanpa harus berpura-pura seperti saat di stadion basket.aku merebahkan tubuhku di kasur.dan beralih menatap bingkai foto yang terletak di atas meja kecil di samping tempat tidurku.dua pasang anak kecil berdiri dengan senyum dan mata yang mengarah pada kamera.mereka tak lain adalah aku dan Adit.lagi dan lagi hatiku perih saat mengingat Adit.sampai saat ini aku masih menunggunya.menurutuku,menunggunya sama saja menunggu ada karpet terbang yang menjeputku menuju istana megah,ironis!
****
Aku melangkah menyusuri koridor sekolah pagi itu.langkahku terhenti saat melewati mading yang di kerumuni banyak siswa.aku mencoba menerobos kerumunan itu agar aku dapat melihat,berita apa yang sedang mereka baca.
"Piano music compitition!"Ucapku setengah berteriak saat aku telah berdiri di hadapan kaca transparan besar itu.aku dengan cepat berlari ke kelas dan menghampiri Kiki yang tengah asyik mendengarkan musik dari iphonenya.
"Kiki...gue mau ikut kompitisi musik piano!!"Ucapku keras tepat di telinga Kiki.dia tersentak kaget.
"Laura..sante doong ngomongnya..gue gak budek kali!"Ucapnya kesal"eh apa?lo mau ikut kompeitisi piano?"sambungnya.
"Iyaa..kompitisi musik piano!"Kataku melengkapai ucapan Kiki"dukuung gue yaa dollies!!"Sambungku dengan sumringah.
"Sipp dollies!gue pasti dukung lo!fighting!"Ucapnya lagi.aku tertawa lebar mendengarnya.
****
Aku memainkan 'music gray'ku.kali ini aku harus memperkenalkan 'music gray'ini pada semua orang.dan berharap salah satu dari orang-orang itu adalah Adit.dengan semangat aku berlatih memainkan piano.sesekali aku memejamkan mata menikmati setiap dentingan yang keluar.
"Aku merindukanmu Dit.."Ucapku lirih tanpa sadar.
****
Kompetisi tinggal sehari lagi.aku memantapkan jemariku memainkan tuts-tuts piano.sore itu aku berlatih piano dengan di saksikan oleh Kiki.
"Nice appearance dollies!"Ucap Kiki dengan tepuk tangan saat aku selesai memainkan 'music gray'ku"andai Adit kecilmu juga ada di sini..pasti musik itu akan lebih sempurna"sambungnya lagi.Kiki mengingatkanku pada Adit.namun aku mencoba menutupi kesedihanku dengan tersenyum.
"I'll introduce this music gray for the people..with or without him"ujarku sambil tersenyum.Kiki tersenyum juga menatapku.
****
Hari yang kutunggu-tunggu pun tiba.aku tengah berada di sebuah gedung besar dengan tata panggung yang mewah.di sana ada dua piano besar.tentu saja piano tersebut yang akan digunakan oleh peserta kompetisi,salah satunya aku.aku menatap Kiki yang berdiri di sampingku.
"Are you ready dollies?"Ucapnya padaku.
"Not now!gue harus ke toliet sekarang haha"jawabku sambil nyegir.
"Yeee dasaarr..demam panggungnya kumat deeh!"Ucap Kiki sambil tertawa.aku nyengir dan segera melangkah keluar gedung menuju toilet.langkah kakiku terhenti,jantungku berdegub kencang,kaki dan tanganku melemas,telingaku menangkap suara dentingan piano tepat saat aku berjalan di depan sebuah ruangan yang tidak terlalu besar.
"Music gray!"Gumamku lirih.aku melangkah pelan menuju pintu ruangan tersebut.musik itu semakin terdengar sangat jelas.Adit!!apa mungkin ada Adit di dalam ruangan ini?tapi mana mungkin!bukankah Adit selama ini tinggal di luar negri!lalu..siapa yang memainkan 'music gray'kami?dengan mantap aku membuka pintu dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara berisik.aku masuk dan mendapati sosok lelaki yang membelakangi pintu.dia memainkan piano.piano yang mengeluarkan 'music gray'kami.aku mencoba mendekat perlahan.
"Aa..Adit"ucapku terbata saat aku telah berdiri tepat di belakangnya.lelaki itu menoleh.sesaat,tatapan mata kami bertemu.wajahnya bening mengingatkanku pada Adit kecilku.oh Tuhan!apa lelaki yang kini di hadapanku benar-benar Adit kecilku?
"You..Laura?"Ucapnya menanggapi ucapanku.aku tersentak.dia mengenaliku.tak salah lagi,dia pasti Adit kecilku yang selalu kutunggu kedatangannya.
"Iyaa..aku Laura..kamu..Adit?"Ulangku lagi.kini lelaki itu mengangguk dan mengembangkan senyum di bibirnya.senyum yang selalu kulihat beberapa tahun yang lalu.senyum yang selalu kurindukan selama ini.Adit membuka tangannya.mengajakku ke dalam pelukannya.dengan cepat aku memeluknya.sedikit terisak.lalu kulepaskan pelukanku.
"Gimana bisa..kkan Adit tinggal di luar negri"ucapku kemudian.
Adit tersenyum"bisa dong..because of you"ucapnya.aku tertawa"ready to play our music gray?"Sambungnya lagi.
"Really really ready!"Ucapku dengan cepat.aku duduk di sampingnya menghadap ke arah piano.sekejap kami berdua menekan tuts-tuts piano dengan gemulai.'Music gray'mulai terdengar merdu memenuhi seantero ruangan ini.aku tersenyum menatap Adit sambil terus memainkan piano.
Prok..prok..prok..prok!!!
Tepuk tangan yang ramai tiba-tiba terdengar saat kami berdua selesai memainkan 'music gray'kami.kami berdua dengan cepat menoleh ke belakang.aku terlonjak saat melihat kerumunan orang yang berdecak kagum melihat permainan pianoku dan Adit.tanpa kami berdua sadari,mereka mendengar alunan piano kami.salah satu dari orang-orang itu adalah Kiki.ia tampak heran memandang lelaki di sampingku.
"dia Adit kecilku dollies!"Ucapku cepat saat Kiki hendak membuka suara.dia dengan cepat tersenyum.
"Kok bisa?!"Ucapnya tak percaya.
Aku menggandeng tangan Adit untuk keluar ruangan"bisa doong!"Ucapku saat melewati Kiki yang masih terheran-heran.
****
Aku bergandeng tangan bersama Adit menatap sunset dari pinggir pantai.aku menyandarkan kepalaku ke bahunya.
"Aku kangen kamu selama ini"ucapku lirih.
"Aku juga Raa.."Ucapnya menimpali.aku tersenyum.aku mengeratkan genggaman tanganku ke tangannya.seolah-olah tak mau kehilangan untuk yang kedua kalinya.
"Let's make music gray-music gray again Raa.."Ucapnya lagi.kini aku menegakkan dudukku.
"Ayoo..dan kita perkenalkan our music gray for the world!"Tambahku dengan senang.
"Let's dollies!!"Ucapnya mengikuti bahasaku yang biasa kupergunakan untuk memanggil Kiki.aku tertawa mendengarnya.
TAMAT
"Hei Laura"sapa Kiki-teman sebangkuku-pagi itu.aku menoleh padanya.mengembangkan senyum semanis mungkin"lo mau nemenin gue nonton basket gak ntar siang?"Sambungnya lagi.
Basket?!aku sebenarnya adalah salah seorang yang tak menyukai olahraga tersebut.namun demi sahabatku yang satu ini,aku rela menyita waktuku hanya untuk menonton permainan yang sama sekali tidak kusukai"oke..gue temenin!"Jawabku langsung yang membuat Kiki nyengir selebar mungkin.
"Thank's dollies!"Ucapnya sambil merangkulku.
****
Aku duduk di tribun atas bersama Kiki yang sejak tadi heboh menyaksikan pertandingan yang menurutnya seru tapi menurutku tidak.sesekali dia menyenggol lenganku dan berteriak 'nice three poin!' 'Keren' 'waw' yang sebenarnya aku tak tahu apa yang menarik dari kata itu.dari tadi aku hanya memperhatikan wasit yang meniup peluit dan kemudian angka poin menjadi berubah.karena tidak ingin Kiki merasa dongkol padaku,aku terpaksa harus ikut-ikutan heboh seperti dirinya.sambil sesekali berteriak gak jelas dan sesekali bertepuk tangan.sampai akhirnya aku salah memposisikan tepuk tanganku itu.
"Laura!itu tim lawan yang masukin bola,jangan di keprokin doong!"Ucap Kiki ketus.sebenarnya dari tadi aku hanya bertepuk tangan tanpa memperhatikan tim mana yang memasukan bolanya.dan ternyata aku keliru.aku menggaruk-garuk kepalaku.
****
Setelah 1jam menonton pertandingan basket yang membosankan-menurutku-akhirnya sekarang aku telah berada di kamarku.tanpa harus berpura-pura seperti saat di stadion basket.aku merebahkan tubuhku di kasur.dan beralih menatap bingkai foto yang terletak di atas meja kecil di samping tempat tidurku.dua pasang anak kecil berdiri dengan senyum dan mata yang mengarah pada kamera.mereka tak lain adalah aku dan Adit.lagi dan lagi hatiku perih saat mengingat Adit.sampai saat ini aku masih menunggunya.menurutuku,menunggunya sama saja menunggu ada karpet terbang yang menjeputku menuju istana megah,ironis!
****
Aku melangkah menyusuri koridor sekolah pagi itu.langkahku terhenti saat melewati mading yang di kerumuni banyak siswa.aku mencoba menerobos kerumunan itu agar aku dapat melihat,berita apa yang sedang mereka baca.
"Piano music compitition!"Ucapku setengah berteriak saat aku telah berdiri di hadapan kaca transparan besar itu.aku dengan cepat berlari ke kelas dan menghampiri Kiki yang tengah asyik mendengarkan musik dari iphonenya.
"Kiki...gue mau ikut kompitisi musik piano!!"Ucapku keras tepat di telinga Kiki.dia tersentak kaget.
"Laura..sante doong ngomongnya..gue gak budek kali!"Ucapnya kesal"eh apa?lo mau ikut kompeitisi piano?"sambungnya.
"Iyaa..kompitisi musik piano!"Kataku melengkapai ucapan Kiki"dukuung gue yaa dollies!!"Sambungku dengan sumringah.
"Sipp dollies!gue pasti dukung lo!fighting!"Ucapnya lagi.aku tertawa lebar mendengarnya.
****
Aku memainkan 'music gray'ku.kali ini aku harus memperkenalkan 'music gray'ini pada semua orang.dan berharap salah satu dari orang-orang itu adalah Adit.dengan semangat aku berlatih memainkan piano.sesekali aku memejamkan mata menikmati setiap dentingan yang keluar.
"Aku merindukanmu Dit.."Ucapku lirih tanpa sadar.
****
Kompetisi tinggal sehari lagi.aku memantapkan jemariku memainkan tuts-tuts piano.sore itu aku berlatih piano dengan di saksikan oleh Kiki.
"Nice appearance dollies!"Ucap Kiki dengan tepuk tangan saat aku selesai memainkan 'music gray'ku"andai Adit kecilmu juga ada di sini..pasti musik itu akan lebih sempurna"sambungnya lagi.Kiki mengingatkanku pada Adit.namun aku mencoba menutupi kesedihanku dengan tersenyum.
"I'll introduce this music gray for the people..with or without him"ujarku sambil tersenyum.Kiki tersenyum juga menatapku.
****
Hari yang kutunggu-tunggu pun tiba.aku tengah berada di sebuah gedung besar dengan tata panggung yang mewah.di sana ada dua piano besar.tentu saja piano tersebut yang akan digunakan oleh peserta kompetisi,salah satunya aku.aku menatap Kiki yang berdiri di sampingku.
"Are you ready dollies?"Ucapnya padaku.
"Not now!gue harus ke toliet sekarang haha"jawabku sambil nyegir.
"Yeee dasaarr..demam panggungnya kumat deeh!"Ucap Kiki sambil tertawa.aku nyengir dan segera melangkah keluar gedung menuju toilet.langkah kakiku terhenti,jantungku berdegub kencang,kaki dan tanganku melemas,telingaku menangkap suara dentingan piano tepat saat aku berjalan di depan sebuah ruangan yang tidak terlalu besar.
"Music gray!"Gumamku lirih.aku melangkah pelan menuju pintu ruangan tersebut.musik itu semakin terdengar sangat jelas.Adit!!apa mungkin ada Adit di dalam ruangan ini?tapi mana mungkin!bukankah Adit selama ini tinggal di luar negri!lalu..siapa yang memainkan 'music gray'kami?dengan mantap aku membuka pintu dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara berisik.aku masuk dan mendapati sosok lelaki yang membelakangi pintu.dia memainkan piano.piano yang mengeluarkan 'music gray'kami.aku mencoba mendekat perlahan.
"Aa..Adit"ucapku terbata saat aku telah berdiri tepat di belakangnya.lelaki itu menoleh.sesaat,tatapan mata kami bertemu.wajahnya bening mengingatkanku pada Adit kecilku.oh Tuhan!apa lelaki yang kini di hadapanku benar-benar Adit kecilku?
"You..Laura?"Ucapnya menanggapi ucapanku.aku tersentak.dia mengenaliku.tak salah lagi,dia pasti Adit kecilku yang selalu kutunggu kedatangannya.
"Iyaa..aku Laura..kamu..Adit?"Ulangku lagi.kini lelaki itu mengangguk dan mengembangkan senyum di bibirnya.senyum yang selalu kulihat beberapa tahun yang lalu.senyum yang selalu kurindukan selama ini.Adit membuka tangannya.mengajakku ke dalam pelukannya.dengan cepat aku memeluknya.sedikit terisak.lalu kulepaskan pelukanku.
"Gimana bisa..kkan Adit tinggal di luar negri"ucapku kemudian.
Adit tersenyum"bisa dong..because of you"ucapnya.aku tertawa"ready to play our music gray?"Sambungnya lagi.
"Really really ready!"Ucapku dengan cepat.aku duduk di sampingnya menghadap ke arah piano.sekejap kami berdua menekan tuts-tuts piano dengan gemulai.'Music gray'mulai terdengar merdu memenuhi seantero ruangan ini.aku tersenyum menatap Adit sambil terus memainkan piano.
Prok..prok..prok..prok!!!
Tepuk tangan yang ramai tiba-tiba terdengar saat kami berdua selesai memainkan 'music gray'kami.kami berdua dengan cepat menoleh ke belakang.aku terlonjak saat melihat kerumunan orang yang berdecak kagum melihat permainan pianoku dan Adit.tanpa kami berdua sadari,mereka mendengar alunan piano kami.salah satu dari orang-orang itu adalah Kiki.ia tampak heran memandang lelaki di sampingku.
"dia Adit kecilku dollies!"Ucapku cepat saat Kiki hendak membuka suara.dia dengan cepat tersenyum.
"Kok bisa?!"Ucapnya tak percaya.
Aku menggandeng tangan Adit untuk keluar ruangan"bisa doong!"Ucapku saat melewati Kiki yang masih terheran-heran.
****
Aku bergandeng tangan bersama Adit menatap sunset dari pinggir pantai.aku menyandarkan kepalaku ke bahunya.
"Aku kangen kamu selama ini"ucapku lirih.
"Aku juga Raa.."Ucapnya menimpali.aku tersenyum.aku mengeratkan genggaman tanganku ke tangannya.seolah-olah tak mau kehilangan untuk yang kedua kalinya.
"Let's make music gray-music gray again Raa.."Ucapnya lagi.kini aku menegakkan dudukku.
"Ayoo..dan kita perkenalkan our music gray for the world!"Tambahku dengan senang.
"Let's dollies!!"Ucapnya mengikuti bahasaku yang biasa kupergunakan untuk memanggil Kiki.aku tertawa mendengarnya.
TAMAT
Baca juga Cerpen Romantis yang Lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar