PEKERJAAN YANG MULIA
Cerpen Nieya
“tasya...bangun sayang nanti telat lo kesekolahnya ayo tasya bangun dong” kata ibu yang mencoba membangunkanku
“iya ibu tasya yang cantik” aku terbangun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi
Aku menghampiri ayah dan ibu dimeja makan. Kita sarapan dengan roti bakar selai coklat buatan ibu. Setiap hari aku berangkat ke sekolah bersama ayah dengan mobilnya dan pulangnya naik angkot yang searah dengan jalan rumah. Ayah bekerja disebuah kantor yang bergerak dibidang penyuplai barang-barang onderdil mobil.
Bel berbunyi tanda masuk kelas. Palajaran pertama kelas 2 smp yang sekarang menjadi tempatku mencari ilmu adalah bahasa indonesia. Bu riska yang mengajarkan pelajaran ini sedang berhalangan hadir dan memberika tugas kepada kami leawt pak rio wali kelas kami. Tugas membuat deskripsi tentang pekerjaan yang dianggap mulia. Satu pekerjaan yang mulia kemudian dideskripsikan kenapa pekerjaan itu mulia.
“paham tentang tugas yang diberika bu riska” kata pak rio
“paham pak” sahut semua anak dikelasku
“baik tugas itu dikumpulkan minggu depan”
“Baik pak”
Aku bersama kedua teman q naya dan raka bediskusi tentang tugas yang diberikan buriska. Aku dan naya duduk berdampingan sedangkan raka duduk bersama temannya tepat dibalakang kita. Kami sudah berteman sejak kelas 1 dan dipertemukan kembali dalam 1 kelas di kelsa 2 ini. Kami masih bingung tentang pekerjaan apa yang mulia yang ada dilingkungan kita. Semua anak juga masih mediskusikan tugas dari buriska.
“mudah sih hanya deskripsi, tapi maslahnya pekerjaan apa yang mulia” kata naya memulai pembucaraan
“itu dia masalahnya” sahutku
“aha aku tahu mungkin seperti inipekerjaan itu dapat meguntungkan semua orang”
Menguntungkan semua orang” tanyaku dan naya bersamaan
“seperti halnya pilot yang membawa pesawat terbang dengan hati-hati agar penumpang sampai tujuan atau gak dokter yang dapat mendiaknosis pasien itu kan pekerjaan yang mulia” jelas raka
“sepertinya begitu...kalo begitu aku pilot aj deh” kata naya
“Kalo aku dokter dah” kata raka
“la terus aku apa ding” tanyaku polos denga jari telunjuk mengarah kewajahku
“hmhmhm...kita pikirkan lagi”
Kita masih berdiskusi tentang tugas pekerjaan yang mulia. Naya dan raka sudah mendapatkanb. Aku masih belum mendapatkanny sampai jam sekolah berakhir. Sampai dirumah pun aku masih belum mendapatkan pekerjaan yang mulia. Tapi aku mencoba untuk untuk membuang semua pikiran itu dan mengerjakan tugas lainnya yang dikumpulkan besok.
Malam ini ayah dan ibu sedang keluar untuk menghadiri acara pernikahan teman ayah. Aku sendirian dirumah. Ibu mengajakku namun karena tugas yang banya jadi aku putuskan untuk tinggal dirumah. Aku mengerjakan tugas dikamar yang dekat dengan jalan. Kamarku berada disamping ruang tamu dan dapat mendengarkan suasana jalan yang sepi maupun ramai. Malam yang kian larut, aku memutuskan untuk tidur. Ayah dan ibu belum kunjung datang. Aku mendengar suara berisik di luar. Aku melihat dari celah jendela. Ada orang di luar sedang membawa gerobak dan mengangkat sesuatu yang ada di luar. Entah apa itu aku kurang tahu. Orang yang membawa barang itupun kurang tahu bapak atau ibu. Malam itu sangat gelap karena lampu teras di rumah sedang mati. Aku melihat jam dinding berdetik pada angka 1 malam. Aku kembali untuk tidur, mungkin hanya orang yang lewat aja pikirku.
Pagi yang cerah membangunkanku dalam mimpi tidur yang indah. Aku bersiap-siap untuk memulai aktifitas pagi ini. Seperti biasa ayah dan ibu menunggu di ruang makan. Ayah dan ibu meminta maaf karena pulang terlalu malam.
Kelasku sudah terisi oleh anak-anak. Naya dan raka menyapaku saat melihat aku masuk kelas. Mereka belum mendapatkan jawaban dari tugas bu riska untukku. Tetapi aku biarkan mereka untuk tidak memikirkan lagi dan biarkan nanti terjawab dengan sendirinya.
Pulang sekolah aku langsung menuju supermarket dekat rumah. Untuk membeli pesanan ibu saat aku berangkat sekolah tadi. Ibu menyuruhku membeli mie rebus dan gula. Aku menyerahkan telur dan mie rebus kekasir. Mbak yang bertugas menjaga kasir menghitung belanjaan yang aku beli ke komputernya. Memasukan belanjaanku ke dalam kantong plastik dan memberikan kepadaku. Saat aku keluar dari supermarket tali dari kantong plastik itu sobek dan menjatuhkan semua belanjaan ke lanyai. Aku meminta kembali kantong plastik ke mbak tadi dan memasukan kembali gula dan mie rebus serta meninggalkan kantong palstik yang putus tadi aku tinggalkan begitu saja. Ada ibu-ibu yang mengambil kantong plastik tersebut dan memasukan ke gerobak yang dibawanya.
“seperti halnya pilot yang membawa pesawat terbang dengan hati-hati agar penumpang sampai tujuan atau gak dokter yang dapat mendiaknosis pasien itu kan pekerjaan yang mulia” jelas raka
“sepertinya begitu...kalo begitu aku pilot aj deh” kata naya
“Kalo aku dokter dah” kata raka
“la terus aku apa ding” tanyaku polos denga jari telunjuk mengarah kewajahku
“hmhmhm...kita pikirkan lagi”
Kita masih berdiskusi tentang tugas pekerjaan yang mulia. Naya dan raka sudah mendapatkanb. Aku masih belum mendapatkanny sampai jam sekolah berakhir. Sampai dirumah pun aku masih belum mendapatkan pekerjaan yang mulia. Tapi aku mencoba untuk untuk membuang semua pikiran itu dan mengerjakan tugas lainnya yang dikumpulkan besok.
Malam ini ayah dan ibu sedang keluar untuk menghadiri acara pernikahan teman ayah. Aku sendirian dirumah. Ibu mengajakku namun karena tugas yang banya jadi aku putuskan untuk tinggal dirumah. Aku mengerjakan tugas dikamar yang dekat dengan jalan. Kamarku berada disamping ruang tamu dan dapat mendengarkan suasana jalan yang sepi maupun ramai. Malam yang kian larut, aku memutuskan untuk tidur. Ayah dan ibu belum kunjung datang. Aku mendengar suara berisik di luar. Aku melihat dari celah jendela. Ada orang di luar sedang membawa gerobak dan mengangkat sesuatu yang ada di luar. Entah apa itu aku kurang tahu. Orang yang membawa barang itupun kurang tahu bapak atau ibu. Malam itu sangat gelap karena lampu teras di rumah sedang mati. Aku melihat jam dinding berdetik pada angka 1 malam. Aku kembali untuk tidur, mungkin hanya orang yang lewat aja pikirku.
Pagi yang cerah membangunkanku dalam mimpi tidur yang indah. Aku bersiap-siap untuk memulai aktifitas pagi ini. Seperti biasa ayah dan ibu menunggu di ruang makan. Ayah dan ibu meminta maaf karena pulang terlalu malam.
Kelasku sudah terisi oleh anak-anak. Naya dan raka menyapaku saat melihat aku masuk kelas. Mereka belum mendapatkan jawaban dari tugas bu riska untukku. Tetapi aku biarkan mereka untuk tidak memikirkan lagi dan biarkan nanti terjawab dengan sendirinya.
Pulang sekolah aku langsung menuju supermarket dekat rumah. Untuk membeli pesanan ibu saat aku berangkat sekolah tadi. Ibu menyuruhku membeli mie rebus dan gula. Aku menyerahkan telur dan mie rebus kekasir. Mbak yang bertugas menjaga kasir menghitung belanjaan yang aku beli ke komputernya. Memasukan belanjaanku ke dalam kantong plastik dan memberikan kepadaku. Saat aku keluar dari supermarket tali dari kantong plastik itu sobek dan menjatuhkan semua belanjaan ke lanyai. Aku meminta kembali kantong plastik ke mbak tadi dan memasukan kembali gula dan mie rebus serta meninggalkan kantong palstik yang putus tadi aku tinggalkan begitu saja. Ada ibu-ibu yang mengambil kantong plastik tersebut dan memasukan ke gerobak yang dibawanya.
Aku melihat ibu tadi dari beliau berjalan di depanku sampai menjauhiku. Kemudian aku pulang kerumah dan meyerahkan belanjaan pada ibu. Ingin sekali aku bercerita tentang tadi malam tapi aku mengurungkan niatku saat melihat ibu sangat sibuk denagan kerjaan sebagai ibu rumah tangga.
Malam ini seusai mengerjakan tugas, aku sejenak merebahkan tubuh ke ranjang yang selalu menemaniku tidur. Berfikir pekerjaan pa yang mulia dan dapat menguntungkan orang dari pekerjaannya. Aku memikirkan sampai tertidur pulas. Suara berisik itu menggangguku lagimalam ini. Aku terbangun dan malihat apa orang itu lewat lagi dari balik jendela. Ternyata orang itu kembali lagi. Ibu-ibu yang aku lihat di supermarket tadi siang adalah ibu yang sama dengan orang yang lewat didepan rumahku. Aku menuju keluar rumah untuk menemui ibu tadi. Namun ibu tadi sudah menghilang. Aku melihat di depan rumah hanya ada bak tempat sampah yang tertutup. “apa yang abu tadi ambil” batin ku
Pagi ini aku ingin bercerita pada ayah dan ibu, tapi ayah dan ibu sedang tidak berada dirumah. Ada pesan singkat yang ditulis oleh mereka yang diletakkan di ruang makan. Sekolah hari ini begitu tak menarik bagiku, pikiranku sekarang terisi oleh ibu itu.
“kenapa sih daru tadi nelamun terus” tanya naya kemudian
“huh....emang seperti orang yang ngelamun ya” jawabku bertanya balik
“tasya...udah deh jangan balik nanya deh. Ada apa cerita dong kekita” kat raka
“gak ada apa-apa kok”
“apa masih mikirin tugas dari bu riska” kata raka
“gak...kan masih lma juga tugasnya”
Malam ini entah kenapa aku sengaja menunggu ibu-ibu yang biasa lewat depan rumah itu datang. Pikul 11 malam sudah mulai berdetik, tapi ibu itu tidak kunjung datang. Tiga jam aku menunggu sampai mata tidak sanggup lagi untuk bertahan.
Sudah 3 hari ini aku menunggu ibu itu tiap malam dan juga menunggunya didepan supermarket. Namun tak pernah aku lihat lagi ibu itu lewat rumah atau supermarket.
“sampah begitu banyak, baunya sudah mulai menyengat kata ibu saat melihat sampah dibak mulai menumpuk
“biasanyakan gak pernah numpuk bu” kataku yang sedang libur sekolah
“maka dari iru sayang”
Aku dan ibu kembali kedalam setelah selai bersih-bersih teras rumah. Hari ini aku dan ayah free dari rutunitas. Aku kembali lagi ke supermarket untyk menunggu ibu itu datang. Sudah 3 jam aku menunggu kedatangan ibu itu. Haripun semakin siang. Ibu dan ayak pasti mencariku batinku. Aku melangkahkan kakiku untyk kembali pulang. Namun aku mendengar suara gesekan kanyong plastik dibelakangku. Anak perempuan kecil dengan usia kira-kira 10 tahun itu memunguti sampah-sampah yang terletak di luar suoermarket.
“adek....apa yang kamu lakukan” kataku menghampirinya
“aku sedang membersihkan sampah-sampah ini kak” kata dia
“gerobak itu punyamu” tanyaku saat melihat gerobak yang sama seperti ibu itu
“ini punya ibu aku kak...tiap hari memang ibu yang membawa geronak ini pa kakak kenal dengan ibu aku” tanyanya
“eehm...boleh gak kakak ikut kamu”
“ikut aku....tapi aku mau pulang kak kan kerjaan aku hampir selesai”
“ya.....kaka mau ikut kamu pulang bolehkan...nama kamu sapa” tawarku lagi
“boleh...aku ratih”
“tasya”
Aku membatunya medorong gerobaknya dari belakang agra bebannya lebih ringan. Tiap perjalanan pulang ratih selalu mengambil sampah entah itu di bawah maupun di bak sampah depan rumah.
Kitapun sampai rumahnya. Rumah yang begitu kecil dengan dinding terbuat dari anyaman bambu. Ratih menyuruhku untuk masuk. Aku diantarnya pada sebuah kamar yang terdapat ibu yang sbeberapa hari ini aku cari tergelatak tak berdaya.
“assalamuallaikum....ibu sayang” sapa ratih pada ibu itu
“wallaikumsalam”
“oh ya bu kenalkan ini kak tasya...tadi ratih ketemu disupermarket yang biasanya kita bersihkan sampahnya bu dan kak tasya ikut ratih pulang”
“maaf bu bila tasya terlalu lancang untyk ikut ratih pulang” kataku
“gak papakok neng tasya...maaf kalo rumahnya kecil” ibu merendahkan diri
“eehm...maaf kalo tasya terlalu banyak tanya tapi tasya ingin tahu apa yang ibu lakukan tiap malam lewat depan rumah tasya dan rumah-rumah yang lain serta kalo siang tasya juga sring lihat ibu mengambil samapah di depan supermarket” jelasku
“ibu setiap hari bekerja untuk membersihkan sampah tiap rumah yang ada dikompleks rumah neng tasya dan juga supermarket....sudah beberapa hari ini ibu lagi sakit jadi maaf ya mungkin samapahnya sudah mulai menumpuk dan bau ya”
“kenapa malam sekali bu?”
“kalo pagi ibu harus tinggal di rumah untuk menjaga rumah sekalian istirahat juga dan setelah ratih pulang sekolah ibu baru membersihkan sampah yang ada di sekitar supermarket dan rumah-rumah disekitar itu....sorenya ibu istirahat karena ratih kecil-kecil gini cerewetnya minta ampun makanya baru malam hari ibu dapat memebersihkan sampah di kompleks rumah neng tasya”
“jadi ibu bekerja sebagai pembersih sampah”
“iya...kak tasya” kata ratih
“pekerjaan ibu benar-benar mulia dan tasya sebagai orang yang rumahnya ikut ibu bersihkan sangat berterimakasih sama ibu dan juga ratih karena dari pekerjaan ibu semua samapah menjadi bersih”
“sama-sama” jawab ibu dan ratih bersamaan
“eehm...kalo begitu tasya permisi dulu” pamitku
Pagi ini dengan persaang yang bahagia aku siap untuk mempresentasikan tugas dari bu riska. Giliranku telah tiba untuk mempresentasikan tugasku.
“pekerjaan ini selalu da ditiap-tiap rumah, pekerjaan itu mengambil serta membersihkan sampah-sampah yang ada di luar. Tanpa pekerjaan itu sampah-sampah akan menumpuk dan baunya akan menyengat hidung kita dan pekerjaan yang mulia bagi saya adalah pekerjaan pembersih samaph”
Semua anak bertepuk tangan setelah mendengarkan presentasiku tadi. Naya dan rakapun terlihat sangatbangga dengan apa yang aku lakukan.
Semua pekerjaan apapun itu asal halal dan dapat membahagiakan semua orang adalah pekerjaan yang sangat membanggakan. Bukan hanya uang yang didapat juga keberkahannya
(21 maret 2012)
PROFIL PENULIS
Ratna Budi Kurniasari nama panjangku dan cukup dipanggil Nieya dibaca Nia....13 juli 1989 tanggal lahirku...aku lahir dikota tercinta aku Lamongan Jawa Timur...Nieya Jewel Yukasteverstic nama facebook q...@nieeyaa twiteer q
Baca Juga Cerpen Motivasi yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar