Jumat, 13 April 2012

Cerpen Sedih - Aku Jahat

AKU JAHAT
Cerpen Dhita Fidayantina

Aku merasa aku adalah orang terjahat di dunia. Aku merasa behwa kasih sayang yang aku dapat merupakan sayatan luka bagi orang lain Aku merasa bahawa keberuntunganku merupakan kesialan terburuk dalam hidupku.

Ketika kami kehilangan Papa kami, kami semua rapuh yang kapan saja bisa hancur,, yang sedikit saja disentuh bisa hancur. Tapi kami tiga bersaudar, memiliki jalan berbeda, terutama aku. Aku sangat beruntung dibandingkan mereka, karena aku sejak kecil telah diangkat anak oleh Budhe kami, jadi aku masih bisa mersakan kasih sayang dari orang tua yang komplit, terutama dari figure seorang Ayah. Yaah, aku akui aku senang karena masih memiliki seorang ayah, tapi sekarang aku sadar, bagaiman dengan kedua saudaraku?

Sesuatu yang paling membuatku rapuh adalah ketika salah satu saudaraku menglamai kegagalan. Dulu aku memaksanya untuk ikut ekskul yang terkenal elit di sekolah,,iya dia mau mengikutinya karena aku telah mempengaruhinya dan karena aku telah berhasil memperoleh prestasi dalam ekskul tersebut. Dan sekarang saat saudaraku mulai menapaki dan melakukannya dengan rajin dan giat dia mengalami kegagalan! Saat itu aku benar-benar menjadi tersangka. Dan semua prinsip yang aku bangun hancur seketika. Aku mulai tidak percaya dengan yang namanya Suara Hati, aku tidak setuju dengan statement ‘kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda’, aku mulai ragu dengan keyakinanku bahwa semua yang terjadi akan baik-baik saja, kemudian bagaiman dengan ada hikmah di balik semua peristiwa?! Blank!

Sejak saat itu, aku tidak tahu harus bagaimana bersikap di sean saudaraku. Sejak saat itu aku tahu bagaimana rasanya mengalami kegagalan. Sejak saat itu aku tahu yang namanya kecewa. Sejak saat itu aku tahu bagaimana sakitnya ketika melihat teman kita berhasil sedangkan kita gagal. Detik itu yang ada di hatiku hanya iri dan dengki. Entahlah di mana akal sehatku.

Papa…maafkan anakmu…maaf, kalau aku tidak bisa menjaga saudaraku…tolong jaga selalu kami terutama saudaraku…aku, kami sayang Papa… semoga Papa tenang di sana. Maaf kalau kadang kami menyakitimu dengan meneteskan air mata kami. Dan sekarang yang paling sering menakiitimu adalah aku, anakmu yang hanya bisa menangis…

Ya Allah aku tahu Engkau selalu memiliki rahasia di balik garis takdirMu, yang telah Enkau gariskan. Mudah-mudahan rahasia di balik garis itu adalah yang terbaik bagi Kami…

Baca juga Cerpen Sedih yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar