MOTIVATOR HIDUP KIARA
Cerpen Mita Putri Indrayanti
Hening.. Malam yang begitu sunyi... Rerumpun bunga pun kelihatannya enggan tuk berkata. Hanya semilir angin malamlah yang bersemangat tuk menghabiskan waktu. Seorang wanita manis berambut panjang duduk diantara rerumpunan bunga. seminggu yang lalu dia dinyatakan lulus dari SMA ternama di Indonesia dengan prestasi yang luar biasa. ia juga berhasil menyabet julukan "siswa terpandai di Sekolah. usai mendengar kabar baik tersebut, Faiz (sahabat karib gadis tersebut) langsung saja mendaftarkan gadis itu yang kerap kali dipanggil dengan nama kiara ikut seleksi beasiswa ke Paris. awalnya memang Kiara sangat pesimis. Namun dengan dorongan Faiz, akhirnya Kiara mau mengikuti seleksi tersebut.
Dari cuplikan diatas, pasti kalian menyimulkan betapa senangnya menjadi Kiara.. Sudah pinter, punya sahabat yang super baik lagi kayak Faiz, dan kemungkinan ia dapat lolos dalam seleksi beasiswa ke Paris! Namun ternyata tidak! Kini Kiara terduduk lemah bersandar bangku panjang dengan wajah sedih, air mata selalu mengalir di pipinya. Tatapan matanya kosong menggambarkan betapa besar luka di hatinya.
Mau tau apa yang menyebabkan Kiara bersedih? Ternyata, 3 hari yang lalu, ada peristiwa yang telah mengiris hatinya. jadi begini..
Sehari setelah pengumuman kelulusan, Kiara diterbangkan ke Bandung untuk mengikuti seleksi Beasiswa kuliah di Paris. Biaya pesawat dan seleksi semua ditanggung Faiz. Maklumlah Faiz adalah putra dari mantan presiden negara Republik Indonesia. meskiun demikian, Faiz tak pernah sedikitpun bersombong diri.
Kiara berangkat ke Bandung dengan perasaan campur aduk. Namun ia tetap optimis. Tanpa sepengetahuan Kiara, Faiz menderita penyakit yang dapat sewaktu waktu merenggut nyawanya. Kanker otak stadium tiga yang ia derita kadang membuatnya hilang kesadaran, lemas, dan tak dapat menggerakkan beberapa bagian tubuhnya. meskipun demikian, ia tak pernah mau mengatakn hal tersebut kepada sahabat karibnya sendiri, yaitu Kiara. Ia tak mau membuat Kiara cemas dan menjadi tak berkonsentrasi dalam tes beasiswanya.
Seusai kepergian Kiara, penyakit Faiz semakin memarah. Kini ia tak dapat menggerakkan kedua tangan dan kakinya. seluruh rambut di kepalanya pun kini lenyap terbawa penyakitnya. Suatu ketika, malaikat Izroil telah berada disisinya hendak mencabut nyawanya. Awalnya Faiz takut dan gelisah. Namun akhirnya ia pasrah atas kehendak yang Maha Kuasa. Sebelum meninggal, Faiz mengucap pesan terakhir untuk ibu yang biasanya Faiz memanggil beliau dengan sebutan MAMA.
Faiz :"Ma, kini malaikat Izroil telah berada di sisi Faiz. ini artinya Faiz akan segera mati. Faiz punya pesan terakhir buat mama."
Mama :"Sayang.. Faiz jangan bilang gitu.. Faiz adalah anugerah terindah mama.. Faiz jangan tinggalin mama..."
Faiz :"Tolong ma.. Relakan Faiz pergi.. Tolong juga jangan katakan bahwa Faiz sudah tiada pada Kiara.. Faiz takut hal itu akan mengganggu tesnya. Dan satu lagi.. Tolong berikan surat yang ada di laci meja belajarku pada Kiara jika ia telah kembali kesini. Usai mengatakan hal tersebut,dengan halus malaikat Izroil mencabut nyawa Faiz. Kini alam dunia telah Faiz tinggalkan..
"Faizzzz....", teriak Mama Faiz histeris. Beliau belum dapat menerima kepergian putra sematawayangnya. Wlau demikian, beliau tetap menjalankan apa yang Faiz inginkan.
Kiara berada di Bandung selama 5 hari. Seleksinya benar benar menguras tenaga dan pikirannya. Seusai 5 hari, Kiara kembali ke kampung halamannya. Tempat yang pertama kali ia datangi adalah rumah mewah milik Faiz. Ia sudah tak sabar ingin menceritakan segala pengalamannya selama di Bandung. Kiara sudah yatim piatu. jadi bukanlah masalah baginya bila tempat yang pertama kali ia datangi adalah rumah sahabatnya, Faiz.
#@ToookkTookkToookk@# pintu rumah Faiz pun Kiara ketuk. wajah cerianya menghiasi wajah cantik Kiara. "Lama amat nih Faiz mbukanya..". Kembali Kiara mengetuk pintu rumah Faiz. #@ToookkToookkkToookk@#.. "Assalamualaikum.....!!!",teriak Kiara memecah kesunyian.
Beberapa menit kemuudian, seorang wanita aruh baya yang ternyata adalah mama Faiz membukakan pintu untuk Kiara. senyum tipis tergambar dari bibir tipis milik mama faiz.
"Tante, Faiznya ada?",tanya Kiara enuh semangat.
"Mari masuk dulu, Nak. Pasti lelah ya habis seleksi beasiswa kuliah di Paris?", ajak mama Faiz sambil mempersilahkan Kiara masuk dan duduk di kursi tamu. Kiara un mengikuti langkah mama Faiz kemudian duduk di seberang mama Faiz.
"Lumayan menguras tenaga tante. Tapi, walau demikian, Kiara tetap semangat.. heheheee"
#Apakah kamu akan tetap semangat aabila tau kalau Faiizzzz......# pikir mama Faiz.
"Tante, Faiznya kemana ya? kok sepi banget?"
"Bacalah surat ini, nak, kamu pasti akan tau sendiri nanti, setelah membacanya.",
Kiara menerima surat yang disodorkan untuknya. Dibukanya amlop biru muda yang menyamuli surat itu. Hatinya bergetar tak menentu.
Dear Kiara.........
Sebelumnya aku minta maaf..
Aku belum menjadi sahabat yang terbaik untukmu...
Tapi inilah yang terjadi.. Aku harus pergi meninggalkanmu...
ke alam lain, yaitu alam keabadian...
Sungguh aku minta maaf kepadamu...
Kankerku lah yang telah merenggut segala kebahagiaan kita..
Kini... Aku tak mungkin dapat bercanda denganmu lagi...
Kiara... Lupakan Aku! Lupakan masa lalu kita!
Carilah sahabat baru, yang mampu menggantikan aku...
dan mamu membahagiakanmu...
ttd
Faiz_sahabat Kiara Selalu
(Faiz Putra Atmaja)
Air mata membanjiri pipi Kiara.. Tak dapat ia pendam rasa sakit dalam hatinya ini. Mama Faiz memeluk Kiara erat, mencoba menghibur hati yang teriris itu..
"Jadi Faiz........", suara Kiara bergetar
"Ia nak.. Faiz sudah meninggal oleh kankernya. yang sabar ya nak.."
"Tante, saya permisi pulang dulu. Assalamualaikum.."
Kiara berjalan tak tentu arah. ia tak tahu harus berbuat apa. Air mata terus mengalir di pipinya. hingga ia menemukan sebuah taman yang indah. ia duduk berjam jam disitu hingga malam. surat dari Faiz terus berada di genggamannya.
Tiba tiba sayup terdengar suara lembut seorang pria. Suara yang sangat Kiara kenal.
#Faiz...Mungkinkah itu suaramu?# pikir Kiara. Diusapnya air mata yang membasahi pipinya. ia mencari sumber suara itu. saat membalikkan badan, ia melihatt sosok Faiz dengan berpakaian serba putih. ingin rasanya kiara mengajaknya berbicara, menyentuh tangannya, namun semua terasa kaku. saraf-sarafnya seakan tak berfungsi. faiz mengatakan hal yang menenangkan hati Kiara. Ia berkata "Sobatku... Aku sudah bahagia di Surga. Tolong jangan rusak kebahagiaanku dengan air matamu. lanjutkan hidupmu tanpaku. Aku ngga mau kamu sedih terus karenaku." kemudian bayangan Faiz pun menghilang.
"Jadi Faiz........", suara Kiara bergetar
"Ia nak.. Faiz sudah meninggal oleh kankernya. yang sabar ya nak.."
"Tante, saya permisi pulang dulu. Assalamualaikum.."
Kiara berjalan tak tentu arah. ia tak tahu harus berbuat apa. Air mata terus mengalir di pipinya. hingga ia menemukan sebuah taman yang indah. ia duduk berjam jam disitu hingga malam. surat dari Faiz terus berada di genggamannya.
Tiba tiba sayup terdengar suara lembut seorang pria. Suara yang sangat Kiara kenal.
#Faiz...Mungkinkah itu suaramu?# pikir Kiara. Diusapnya air mata yang membasahi pipinya. ia mencari sumber suara itu. saat membalikkan badan, ia melihatt sosok Faiz dengan berpakaian serba putih. ingin rasanya kiara mengajaknya berbicara, menyentuh tangannya, namun semua terasa kaku. saraf-sarafnya seakan tak berfungsi. faiz mengatakan hal yang menenangkan hati Kiara. Ia berkata "Sobatku... Aku sudah bahagia di Surga. Tolong jangan rusak kebahagiaanku dengan air matamu. lanjutkan hidupmu tanpaku. Aku ngga mau kamu sedih terus karenaku." kemudian bayangan Faiz pun menghilang.
"Mungkin selama ini aku bukan sahabat yang baik. Buktinya, Faiz saja sampai ku rusak kebahagiaannya.Ok, mulai sekarang, aku ngga akan sedih lagi." pikir Kiara.
Keesokan hari, ketika Kiara masih memejamkan mata, ponselnya berdering. Dengan malas ia mengangkat panggilan tersebut. saat mendengar yang telepon adalah penyelenggara beasiswa, ia langsung bangkit. Dan saat iaa mendengar kabar bahwa ia berhasil masuk ke universitas Paris, ia langsung kegirangan. ia menutup telpon tersebut dengan kata "MERCI" yang artinya "TERIMA KASIH".
Kiara pun bertekad ia tak akan bersedih lagi dan akan bersungguh sungguh kuliah di Paris. Ia akan tetap mengenang Faiz di hatinya ssebagai Motivator hidunya.
Kiara pun bertekad ia tak akan bersedih lagi dan akan bersungguh sungguh kuliah di Paris. Ia akan tetap mengenang Faiz di hatinya ssebagai Motivator hidunya.
PROFIL PENULIS
Nama : Mita Putri Indrayanti
TTL : Surabaya, 9 Oktober 1996
Alamat facebook : putri.mita69@yahoo.com / Mita Putri Indrayanti
Sekolah : Senior High School 1 Purbalingga
TTL : Surabaya, 9 Oktober 1996
Alamat facebook : putri.mita69@yahoo.com / Mita Putri Indrayanti
Sekolah : Senior High School 1 Purbalingga
Baca juga Cerpen Motivasi dan Cerpen Persahabatan yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar