Minggu, 08 April 2012

Cerpen Persahabatan Terbaru - Sahabat?

SAHABAT?
Cerpen Tirta Putra Sutandi

Di sebuah kota di Purworejo, ada sekolah bernama SMA BRUDERAN. Saya yang berperan sebagai keluarga besar SMA BRUDERAN mempunyai kisah tersendiri yang menarik bagiku,yaitu betapa berharganya arti “Sahabat” bagiku, dan saat aku menyadari arti sahabat, aku tahu aku telah terlambat menyadarinya. Kisah ini berawal dari kami akan memasuki kelulusan.

Saat-saat akan terjadi, dimana kami siswa-siswi kelas XII akan menghadapi ujian akhir nasional (UN) yang akan menentukan lulus atau tidaknya kami. Saat itu sahabat-sahabatku yang bepisah karena mengambil jurusan yang berbeda-beda, berkumpul untuk sekedar menenangkan hati kami pergi ke suatu tempat yaitu ke gereja. Kami ber-empat yaitu aku, Firm, Ram, dan Mad , berdoa kepada Tuhan agar kami dapat lulus dan mendapat nilai yang bagus. Setelah berdoa kami pun pergi kerumah kami masing-masing. Keesokan harinya kami berkumpul di suatu tempat biasa kami kumpul bersama, karena pada hari itu kami libur untuk hari tenang. Tak lama kami berbincang-bincang tentang keadaan perasaan, pikiran, dan kesiapan masing-masing untuk menghadapi UN (ujian nasional), salah satu sahabatku yaitu Mad berbicara “ Tirta, apa kamu siap menghadapi ujian nasionalnya?” kemudian aku menjawab “ pasti, emang kenapa?” “ya, gak apa-apa aku cuman bertanya soalnya kamukan kalau ulangan pasti dapatnya nilai jelek, jadi aku tanya apa kamu siap hadapi ujian nasional, dan siap gak lulus? Hahaha” kata Mad. Setelah Mad berkata seperti itu aku langsung marah, aku pun menjawabnya “ walau aku gak lulus yang penting aku sudah berusaha dari pada kamu sombong duluan tapi belum menunjukan lulus atau tidaknya, dan bisanya omongin orang!!” dengan nada yang sedikit menggertak. Saat itu Ram dan Firm tahu ini tidak akan berlanjut dengan baik, dan pada akhirnya kami saling bertengkar. Ram dan Firm melerai kami, kemudian Ram berkata kepadaku “ si Mad kan hanya bercanda lagi pula kamu kan tahu tingkah laku dan perkataannya memang sedikit sombong tapi dia hanya bercanda!” setelah Ram berkata seperti itu aku hanya terdiam dan merenung tetapi aku tidak tinggal diam, aku pun menjawab “ tapi kalau bercanda gak usahlah ngejek!” Ram dan Firm paham apa yang di rasakan oleh aku dan itu juga salah Mad. Firm pun yidak tinggal diam dia juga ikut menasehati Mad sama dengan kata-kata Ram. kami berdua yaitu Mad dan aku tidak mau berbaikan lagi. Akhirnya kami pulang ke rumah masing-masing dengan keadaan yang tidak baik, karena tidak bisa menuntaskan masalah kami berdua.


Keesokan harinya, saat hari ini masih libur, aku merasa bersalah kepada Mad, kemudian aku memutuskan aku akan kirim SMS kepadanya dengan isdi surat “ maafkan aku karena kemarin aku memukulmu karena …..” pada saat aku menulis SMS itu aku terdengar kata-kata Mad yang menjengkelkan itu. Kemudian aku menghapus SMS ku dan berjanji apabila dia ingin kembali lagi seperti semula aku tidak mau. Saat itu waktu berjalan sangat lama pikiranku tertuju pada ujian nasional itu, dan kurang dari dua hari lagi mulai dari hari ini kami akan menghadapi ujian nasional. Apa lagi aku ditambah dengan ejekan dari Mad. Pada saat itu perasaan ku saling bercampur hingga aku jatuh sakit. Di waktu yang bersamaan Mad yang dulu sahabat baikku mengirim pesan yang berisikan “ maafkan aku kawan, aku salah karena mengejekmu. Kamu benar, semua harus dibuktikan dulu sebelum mengatakan seseorang. Sekarang aku akan pergi ke Sumatra tepatnya di Medan, aku ikut ayahku kerja, semoga kamu baik-baik saja di sana dan doakan aku, semoga besok aku dapat pulang dengan selamat kembali ke Purworejo dan dapat mengikuti ujian nasional bersama sahabat-sahabatku yang aku banggakan. Sekali lagi maafkan aku sahabat baikku”. Pada saat aku membaca pesan itu air mataku menetes tetapi perasaanku tidak bisa memaafkan dia dan aku berdoa semoga dia tidak pulang lagi ke Purworejo dan meninggal saat perjalanan. Walau aku berkata seperti itu tapi aku inggin dia kembali.

Hari terakhir untuk hari tenang menghadapi ujian nasonal. Aku belajar dengan sungguh-sungguh, lagi-lagi sebuah pesan hadir di HP ku kemudian aku membacanya, ternyata Mad. Dia mengirim pesan yang berisikan “ aku akan pulang menggunakan pesawat Lion semoga kamu dapat hadir di rumahku nanti malam, maafkan aku sahabatku.” Aku pun tak membalasnya dan membiarkan pesan tersebut. Siang itu sekitar pukul 14:00 WIB., Ayahku pulang dan menonton televisi di chanel RCTI tentang berita, pada saat itu aku sedang belajar, kemudian aku menghentikan belajarku karena aku mendengar berita tentang kecelakaan pesawat Lion jurusan Medan-Jogja semua penumpang meninggal. Betapa sedihnya aku mendengar berita itu, aku langsung mengambil Hpku dan menelephone walau aku tahu kalau di pesawat HP harus dimatikan, tetapi aku mencoba terus dan terus. Hingga sore, aku pergi ke rumahnya dan betapa menyesalnya diriku, di situ aku melihat polisi berdatangan dan mengabarkan bahwa Mad telah meninggal dalam kecelakaan pesewat Lion tersebut. Keluarga

Mad terutama ibunya menjerit histerius, aku mencoba menenangkan beliau tetapi apa daya, aku tahu apa yang dirasakan seorang ibu yang di tinggalkan seorang anak yang paling dia kasihi. Di situ pula aku menyesal aku menangis dan tidak berkata-kata, tidak lama kemudian sahabatku yang lain datang mereka memeluk ibu Mad, aku sungguh menyesal ini semua kesalahanku, dalam hatiku berkata “ aku sungguh bodoh, mengapa aku berdoa seperti itu dan kenapa aku tidak mau memaafkan dia sebelum dia meninggal, aku sungguh menyesal, andai saja aku dapat mengulang lagi waktu, aku akan menarik kata-kataku dan aku akan meminta maaf kepadanya, tapi aku tak mampu untuk melakukan itu.” Hari itu adalah hari terburuk bagiku.

Keesokan harinya, saat-saat dimana kami semua mengerjakan ujian nasional, kecuali seorang sehabatku Mad. Sebelum kami mengerjakan ujian nasional tersebut kami seluruh keluarga besar SMA BRUDERAN berdoa agar Mad dapat diterima di sisi TUHAN. Setelah selesai berdoa, aku berjanji akan lulus ujian nasional ini demi seorang sahabatku yang aku kasihi. Kenudian setelah selesai mengerjakan ujian nasional hari ini, aku Firm, dan Ram mengunjungi rumah Mad dan mengikuti upacara penguburannya, dalamupacara penguburan Mad, aku berdoa “seandainya kamu dapat mendengar doaku maafkan aku atas kesalahan yang telah aku perbuat kepadamu, aku tahu kita telah bersahabat dari kelas X, kamu aku anggap seperti adiku sendiri, maafkan aku, aku sungguh menyesal sangat menyesal. Maafkan aku sahabatku semoga kamu hidup dengan tenang di alam lain, kamu tetaplah jadi sahabatku yang aku kasihi.”

Seminggu kemudian, aku, Firm,dan Ram lulus dengan nilai yang baik, terutama aku, aku mendapatkan nilai sangat baik. “Seandainya saja kamu ada di sini sekarang pasti kamu bangga dengan aku dan kamu akan aku suruh menarik kata-katamu tentang ejekanmu dengan ku” kataku. Tapi aku tahu kamu pasti ada di sini menyaksikan kelulusan kami, dan bagiku kamu telah lulus. Lulus untuk jadi sahabatku selamanya. Terima kasih sahabatku, kamu memberikan pembelajaran bagiku apa itu arti sahabat bagiku. GOD BLESS YOU sahabatku.

PROFIL PENULIS
NAMA: TIRTA
ALAMAT: BALEDONO NGENTAK RW 5 RT 6, PURWOREJO
NO TELP: 087715300770
ALAMAT FACEBOOK: CHOCOLATECHIZ_LOPHEE@YAHOO.COM

Baca juga Cerpen Persahabatan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar