Rabu, 04 April 2012

Cerpen Cinta 2012 - Just For Rai

JUST FOR RAI
Cerpen Endah Ayunda Sari

Rai memandang keluar jendela. Derasnya air hujan tak sebanding dengan derasnya luka di hati Rai.
“hai.. Bengong aja sih I?” Ucap Uci yang tiba-tiba datang mengagetkannya.
“Gak apa-apa” rai menyunggingkan senyum manisnya.
“emhh.. Kamu masih mikirin dia yaa?” Uci berkata lirih
“Ngga.” Jawab Rai singkat.
“I.. mungkin ada orang lain yang lebih baik dari dia, yang siap terima keadaan kamu. Kamu bisa kan berhenti buat mikirin masa lalu kamu itu?” Uci memandang Rai yang masih memperhatikan hujan.
“Sulit Cii.. Gak semudah itu, aku harap kamu ngerti.”

Uci merasa perih saat harus mendengar kalimat tersebut berulang-ulang diucapkan Rai sejak kejadian 3bulan yang lalu.
“Uci ngerti, yaudah kalo gitu. Uci pulang ya.. baii Ii” Uci pun pergi meninggalkan Rai di apartemennya.
9_mart
Dear Diary…
Kapan kau akan mengerti tentang hati ini? Aku lelah menanti mu begini, aku ingin kau datang, walau hanya setitik senyum kecil yang kau bawa.
Capri
By: Uci
****

Hari ini Uci kembali datang ke apartemen milik Rai, Saat itu terlihat Rai yang sedang duduk memandangi sebuah foto. Terdapat potret dirinya dengan Seorang wanita bernama Vina.
“Ii.. Ngapain disini? Udah sarapan? Nih Uci bawain makanan kesukaan Ii” Rai membalikan tubuhnya dan menghadapkannya ke tempat Uci berdiri.
“Aku gak laper Cii.” Ucap Rai dan kembali membalikan badan.
“Ii.. harus kapan sih kamu kaya gini terus? Setiap hari aku kesini nemuin kamu, tapi keadaan kamu selalu kaya gini. Makanan yang aku bawa gak pernah sedikitpun kamu sentuh. Susah payah aku memasaknya.” Uci menahan air matanya yang sudah berada di ujung mata.
“Aku gak laper Ci.. please! Jangan paksa aku. Oke”

Rai pun segera pergi meninggalkan Uci. Rai bukan Tipe cowok yang bisa buat di atur dan di paksa. Sebenarnya Uci tidak bermaksud untuk memaksanya makan, hanya saja ia merasa kesal, karena Rai selalu begini.

Uci berjalan menuju tempat duduk yang sebelumnya Rai tempati, Ia melihat foto yang sedari tadi terus Rai pandangi. Di blik foto itu ada sebaris kalimat.

My lovely is Vina, I love you now and forever.
FOREVER?! FO.. RE.. VER?!

Gumam Uci pelan. Apa sudah tidak ada kesempatan untuknya? Apa ia harus terus mengalah pada keadaan ini? Apa iya Uci harus merasakan sakit untuk kesekian kali?

Uci pergi dengan beberapa tetes air mata di pipinya.

Rai kembali ke apartemennya, saat itu ia mendapati fotonya dengan Vina di lantai. Ia berfikir, pasti Uci yang melakukan ini semua.

Rai datang ke apartemen Uci, yang hanya berbeda 1 lantai di atasnya. Saat itu ia melihat Uci yang sedang menangis dibalkon apartemennya.
“Uciii… kenapa?” Tanya Rai agak panic. Bagaimana tidak panic, Ia melihat sahabatnya menangis tersedu. Uci bukan tipe wanita cengeng, yang akan menangis hanya karena hal sepele. Rai pun tidak pernah melihat Uci menangis, bahkan saat Uci harus putus dengan Bian pacarnya satu tahun lalu.

Uci segera mengusap pipinya yang sudah basah. Namun sayang ia tidak bisa menyembunyikan raut kesedihan dari wajahnya.
“Gak papa kok i… Uci kelilipan tadi. Soalnya abis bersihin gudang. Ii liat deh gudang Uci brantakan banget.” Uci berusaha mengalihkan keadaan.

Rai segera berjongkok dihadapan Uci.
“Kenapa? Kamu gak mungkin nangis kaya gini kalo gak ada hal yang bener-bener serius Cii…” Ucap Rai sedikit panic.
“Uci beneran gakpapa. Percaya dehh. =)” Uci tersenyum simpul dan pergi menuju ruang makan.
“Rai mau minum apa? Biar Uci buatin.” Uci juga selalu berusaha terlihat ceria didepan semua orang, terutama orang yang ia sayangi. Ia tidak ingin terlihat rapuh dimata mereka.

5 menit kemudian, Uci membawa minum keruang tamu untuk Rai.

Saat itu, mereka hanya diam, diam dan membisu.
“Cii..” Rai membuka pembicaraan.
“kamu tau kan, gimana Rai sayang banget sama Vina, Rai selalu ngerasa bersalah selama ini, Rai sayang Vina banget cii. Rai yang udah nyebapin Vina pergi. Rai salah gak dengerin kamu.” Entah apa yang Uci rasakan saat mendengar kenyataan seperti ini, perih rasanya. Uci pun mengedip-ngedipkan matanya, agar air mata yang di bendungnya tidak jatuh.
“Uci ngerti.” Jawabnya singkat.

Sesaat Uci merasa Tubuhnya lunglay, lemas sekali. Uci berharap ia masih bisa bertahan di hadapan Rai. Uci tidak ingin melihat Rai panic akan keadaannya.
“Uci kekamar dulu ya sebentar.” Ucapnya pada Rai. Rai pun mengangguk.

Tiba-tiba saja didepan pintu kamar, Uci merasa tubuhnya tidak sanggup lagi untuk berjalan, ia tidak sanggup meneruskan langkahnya, matanya berat, kakinya semakin lemah, dan ia pun terjatuh tak sadarkan diri. Rai yang melihat itu pun langsung berlari menghampiri Uci.
“Ciii… kenapa cii? Ci.. bangun!” tapi tidak ada jawaban dari Uci, matanya pun tidak kunjung terbuka. Rai segera membawa Uci kerumah sakit.

Rai menggu dokter keluar dari ruang UGD, perasaannya brubah menjadi semakin takut, ia cemas, ia merasa takut akan kehilangan Uci. 5 menit kemudian dokter beserta para perawatnya keluar ruangan dan mempersilahkan Rai untuk menemui Uci.
“Gimana keadaan kamu? Kamu gak papa kan?” Terdengar nada panic dari mulut Rai
“Tenang aja, aku gak apa-apa=)” Uci tersenyum
“Ii… Kayanya aku harus dirawat beberapa hari kedepan, kamu mau gak ambilin baju-baju Uci di apartemen.?”
“Emang kamu kenapa? Sakit apa sih Cii?” Tanya Rai samakin panic
“Uci Cuma kecapean aja, Uci minta tolong yahh..”

Tak lama Rai pun segera pergi ke apartemen untuk mengambil baju-baju Uci. Rai membuka pintu apartemen, ia masuk menuju kamar. Didalam kamar, ia melihat beberapa Bingkai foto beserta isinya, Dalam bingkai pertama ada beberapa foto Uci yang sedang bergaya narsis, di bingkai ke-2 ada beberapa foto Uci dengan Rai, Di bingkai ke-3 lah Rai melihat beberapa fotonya terpajang, terpajang tanpa potret Uci.

Rai menghampiri foto-fotonya. Tiba-tiba Rai melihat sebuah celengan yang mirip dengan celengan yang ia punya, hanya saja celengan Rai bermotif wanita sementara Uci bermotif pria. Rai mengambil celengan itu, entah apa yang membuatnya merasa penasaran akan celengan itu. Ia pun membuka bulatan besar yang ada disisi bawahnya. Hanya beberapa carik kertas kecil didalamnya, ia pun membuka satu persatu kertas-kertas kecil tersebut.

Kertas pertama
Entah apa namanya. Yang pasti aku merasa prasaan ini hanya untuk mu.
Kertas kedua
Aku mulai tau, seperti apa dirimu di hati ku
Kertas ketiga
Mungkin salah perasaan ini
Kertas kelima
Apa kau bukan untuk ku?!
Kertas keenam


Raii… aku ingin kamu tau semua itu.

Betapa terkejutnya Rai setelah membaca semua kertas kecil itu. Rasa penasaran Rai semakin bertambah saat ia melihat buku harian Uci. Lembar demi lembar ia buka. 1 lembar kertas dengan tinta berwarna merahlah yang lebih menari perhatiannya.
2_Januari
Dear Diary
Aku ingin melihat mu bahagia, aku rela walau harus menahan rasa sakit ini, aku ingin hanya aku yang selalu ada di samping mu, aku pun ingin membiarkan darah ku mengalir ditubuh mu, Sebagai tanda bahwa aku benar-benar ingin selalu bersama mu.
Capri
By: Uci
Apa maksudnya ini
Ucap Rai dalam hati.
Rai pun segera pergi meninggalkan Apartemen Uci dan membawa tas berisi baju-baju milik Uci. Sesampainya di rumah sakit, Rai segera menanyakan apa maksud isi diary Uci.

Ternyata 3 Bulan lalu, Saat Rai dan Vina pacarnya berencana untuk menghabiskan malam tahun baru bersama. Hujan turun dengan derasnya. Uci sudah mengingatkan mereka agar tidak kemana-mana. Namun mereka tetap nekat. Tiba-tiba di perjalanan Raid an Vina mengalami kecelakaan. Setelah beberapa hari dirawat, nyawa Vina tidak bisa diselamatkan lagi. Namun Rai kehabisan banyak darah dan sangat membutuhkan pendonor darah saat itu juga.

Uci mendonorkan darahnya untuk Rai. Saat itu keadaan Rai sangat parah, ia membutuhakan darah bergolongan AB secepatnya. Hanya Uci yang berada disana, sementara orang tua Rai masih berada di luar kota. Uci tau ia bergolongan darah AB. Sebenarnya Uci mempunyai anemia, dan ia tidak boleh menanggung resiko besar bila darahnya didonorkan pada rai. Dokter dan perawat sudah mengingatkan Uci, namun uci tidak menghiraukan. Ia tetap nekat memohon pada dokter agar Rai bisa selamat dengan donor darah dari Uci. Sesaat setalah Uci mendonorkan darahnya, ia terpaksa harus dirawat. Itu membuat para perawat berbicara kagum pada Uci..

Kadang Uci merasa tidak kuat dengan anemianya, ia selalu merasa lemas bila ada pikiran atau setelah melakukan suatu pekerjaan. Tapi semua kejadian trsebut tidak di ketahui Rai, Uci sengaja menutupi semua ini dari Rai.
****

Rai sudah mendengar semua kejadian itu, Betapa menyesalnya Rai karena ia tidak pernah memperhatikan Uci selama ini. Saat ini Rai hanya bisa melihat uci berbaring tak berdaya. Rai berharap sangat berharap Uci tidak meninggalkannya, Ia juga tidak ingin membiarkan orang yang ia sayangi untuk yang kedua kalinya pergi meninggalkannya.

Baca juga Cerpen Cinta yang Lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar