Rabu, 25 Juli 2012

Cerpen Cinta - 0 Km

0 KM
Karya Andi Sudianto

0 Km sebuah awal atau akhir? Inilah yang ingin aku saksikan sendiri agar tidak ada sangsi di otak ini. Semua orang ingin 0 itu menjadi sebuah awal karena itu sangat indah, beda jika 0 di selaraskan dengan kalimat akhir pasti akan sangat menjenuhkan. Karena mind set kita sudah nyaman memulai dari bilangan kecil menuju besar maka dari itu o aku pilih karena bilangan 0 terkecil dari bilangan deret positif.

Yogyakarta, o km nama lain dari simpang empat antara jl. malioboro, jl. senopati, jl. trikora dan jl. kha. dahlan. Semua jalan ambil andil memulainya o km di persimpangan tersebut. Jl. malioboro paling istimewa bagiku karena kita bisa menuju titik o km darinya tapi tidak pisa pulang melalui jalan yang sama karena jalan satu jalur yang menuju titik 0 km. Sedangkan jalan lainnya biasa-biasa saja bisa datang dan pulang lewat jalan yang sama.
***

......................
"apa alasanmu bertemu denganku?".
"apa alasanmu ingin bertemu denganku?" tanyanya berulang.
"em... apa ya?... loh bukanya itu hal yang biasa saja?, terus apa alasanmu mau menemuiku?" sahutku balas bertanya.
"kok malah ganti brtanya sih. Seharusnya kan kau jawab 'ya masak kita berkomunikasi hanya lewat handphone atau internet terus, ya sekali-kali bertemu kan tidak ada salahnya' gitu".
" oh gitu. ya kurang lebih seperti itu hehe" kataku sambil tertawa kecil.

......................
Ah 'wanita ini' terlalu mengada-ganda dengan pertanyaan tersebut. Aku tau maksudnya, 'wanita ini' ingin mengogohi pikiranku tentang perkara 'wanita ini' lewat pertanyaan. Pertanyaan yang mudah di ucap tapi tidak aku jawab karena pertanyaan 'wanita ini' sangat sukar di jawab, Jika aku menjawab maka tersibak tabir pertemuan 0 km dangan "wanita ini'. Ah mungkin benar wanita ini terlalu mengada-gada atau aku yang terlalu mengada-ngada? entahlah.
***

Pertemuan bisa jadi menjadi awal atau sebaliknya menjadi akhir dari pertemuan itu sendiri. Maka telah aku kukuhkan titik 0 km menjadi tempat aku pertemuan dengan 'wanita ini'. Karena pertemuan dengan 'wanita ini' harapanku akan terus berkisah yang aku mulai dari jl. malioboro sampai titik 0 km, aku tidak bisa kembali berbalik dan pulang kerena jalan yang ku lalui satu arah. Penyesalan, tidak ada yang mengiginkanya termasuk aku sekalipun itu kosekuwensi mutlak dari harga pertemuan itu sendiri.

Bertatap muka, saling pandang dengan 'wanita ini' itu sangat berkesan bagiku. Impresinya masih berlanjut sampai aku mengisahkan ini. 'wanita ini' bisa saja menurutku di bilang cantik iya, karena dia wanita kerena itu hakikatnya di bilang jelek tidak karena setiap wanita mempunyai hak mendapatkan apresiasi cantik karena itu esensi dari mahluk wanita itu sendiri. Lebih banyak wanita yang lebih memadahi di bilang cantik dari pada 'wanita ini' tapi semua itu tidak penting bagiku karena aku sudah menangapnya bahwa dialah yang tercantik itu yang terpenting.

Hidungnya jauh untuk bisa di katakan bangir, tapi karena itulah letak harmonisasinya. Matanya apa ya?, ketika mata ini menatap mata 'wanita ini' ada hal yang tidak bisa di ungkapakan, lebih baik aku tidak mengungkapya dan membiarkan rasa ini mengalir dengan sendirinya karena inilah letak kenikmatanya. Ucapanya nyaman di gendang telinga, sepertinya 'wanita ini' tau betul kodratnya dangan caranya berucap karena inilah yang menyenangkanku. Ah sudahlah, tak akan habis aku menceritakan 'wanita ini', wanita tanpa akhir cerita.
***

Lalu bagaimana denganmu 'wanita ini'? akankah kau anggap kisah ini seperti surat yang layak untuk di baca lalu kau simpan dengan rapi atau surat yang kau baca sebentar lalu di remas dan di tempatkan di tempat sampah? entahlah, kisah ini dan semua bab tentang 'wanita ini' semu, abu-abu bagiku. 0 km, pertemuan ini jadi awal atau akhir?

Baca Juga Cerpen Cinta yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar