SONG FOR CRY
Karya Iwa Dwi Jayanto
03.49 sore,di saat kondisi sekitar rumahku yang berada di gank sepi,tanpa adanya seorang yang keluar,hanya seorang laki laki berjaket kain yang sudah usam berwarna merah,bercelana pendek berwarna hitam,dan berhelm merah yang bersiap siap akan pergi dengan motor matik berwarna hitam,siapakah dia ?,that’s right !! dia adalah aku.
Menyalakan mesin,mengendarai motor,dan pergi tanpa adanya tujuan.Merasa bosan liburan hanya dirumah,sedangkan liburan tinggal hari ini dan besok akan kembali kehidupan seperti semula,masuk sekolah dengan membosankan dan menyedihkan.
03.49 sore,di saat kondisi sekitar rumahku yang berada di gank sepi,tanpa adanya seorang yang keluar,hanya seorang laki laki berjaket kain yang sudah usam berwarna merah,bercelana pendek berwarna hitam,dan berhelm merah yang bersiap siap akan pergi dengan motor matik berwarna hitam,siapakah dia ?,that’s right !! dia adalah aku.
Menyalakan mesin,mengendarai motor,dan pergi tanpa adanya tujuan.Merasa bosan liburan hanya dirumah,sedangkan liburan tinggal hari ini dan besok akan kembali kehidupan seperti semula,masuk sekolah dengan membosankan dan menyedihkan.
Berjalan dengan pelan tanpa arah,hanya terombang ambing oleh hati,mengikuti kata hati,dan bermaksud menghibur diri.Hanya berkeliling kota,melihat kondisi kota yang ramai dan tak redup dari kesunyian,hanya melihat kondisi kota hati terasa tentram,rasa bosan sedikit terhapus.
Tetapi rasa sedih muncul dari lubuk hatiku,kondisi disekitarku memang ramai,tetapi rasa kesendirian ini yang tak akan bisa hilang,melekat dalam diriku,tak ada yang menyalurkan tangan untuk aku gapai agar bisa keluar dari lubang kegelapan dan keheningan.
Rumah rumah aku lewati,gedung gedung aku lewati,bahkan sekolah SMK ku aku lewati,yang membuat aku teringat akan kesenanganku ketika menyambut liburan 2 minggu ini, rencana demi rencana aku susun,mulai dari menghabiskan waktu liburan bersama sahabat, menyelesaikan novel ku,dan pergi bersama keluarga.
Tetapi rencana itu sekarang tinggal sebuah jadwal yang mungkin tak akan aku lakukan,tinggal sebuah cerita dongeng yang aku karang sendiri,semua tak sesuai harapan.Tersobek sobek dan terbang melayang layang bagaikan kertas,dan yang menyobeknya adalah saudara laki laki ku yang datang berlibur karena ajakan ibuku.
Tetapi rencana itu sekarang tinggal sebuah jadwal yang mungkin tak akan aku lakukan,tinggal sebuah cerita dongeng yang aku karang sendiri,semua tak sesuai harapan.Tersobek sobek dan terbang melayang layang bagaikan kertas,dan yang menyobeknya adalah saudara laki laki ku yang datang berlibur karena ajakan ibuku.
Arey dan Kon,saudara laki laki ku yang masih SMP,dengan kedatangannya hanya membuat aku bosan,dan emosi.Mereka mengacak acak semua benda yang ada di rumahku,selalu membantah apabila aku peringatkan,dan tak pernah memiliki perasaan malu,parahnya aku tak di perbolehkan pergi bermain bersama sahabatku,untungnya Arey dan Kon menghabiskan liburannya di rumahku hanya seminggu.
”Tinggal sisa seminggu liburan,dan aku tak akan mensia siakan.” Tekadku
Dengan kedatangan kakakku yang pulang dari kuliahnya,membuat aku semakin semangat dalam liburan yang sisa seminggu ini.
Dengan sisa semangatku aku mencoba mengajak sahabatku untuk membuat rencana dalam pergi bermain,tetapi salah satu dari mereka tak bisa ikut karena ada acara sendiri,dan itu pun membuat mereka juga membatalkan rencana,aku mencoba mengajak lagi setiap hari berganti,hasilnya nol.Karena mereka semua sedang sibuk dengan liburan bersama keluarganya.
Aku merasa kecewa,sangat kecewa.Tetapi aku mencoba menghilangkan kekecewaanku dengan mengajak keluargaku untuk jalan jalan atau pergi berlibur,mereka menolak mentah mentah ajakanku,dan itu menambah aku semakin bertambah kecewa,bertambah bosan di liburan ini.
Aku mengendarai motor dengan pelan,menikmati setiap jalan yang aku tempuh, menghibur diri dengan melihat pemandangan pemandangan jalan.Perjalananku mengantarkanku pada sebuah pedesaan yang tentram,terlihat sekumpulan anak kecil yang sedang bermain,berkumpul,dengan teman sebayanya.Terlihat seorang petani yang berjalan bersama.
Semakin berjalan semakin terlihat sawah sawah yang luas hingga terlihat pemandangan kota dari jauh,juga matahari yang akan bersiap untuk bersembunyi.Cahaya sore yang menghangatkan, tiupan angin yang pelan pelan,dan kesunyian kesunyian yang membuat aku teringat akan ceritaku di sekolah yang menyedihkan.
Aku memiliki sifat pendiam ketika aku belum akrab dengan seorang laki laki.Aku memiliki sifat yang sok ketika aku belum berkenalan dengan seorang cewek,tetapi setelah berkenalan aku bisa dengan mudahnya akrab dengan seorang cewek.
Sifat jelekku membuat aku tak terlalu akrab dengan setengah teman laki laki sekelasku meski hampir setahun aku bersama,bahkan sifat kaku pada mulutku belum hilang ketika aku bersama dengan salah satu teman yang belum akrab dengan ku.Tetapi ketika aku bersama dengan teman cewek ku sangat mudah untuk ber akrab.
Mungkin,karena sifatku yang sulit untuk beradaptasi dengan teman laki laki,aku memiliki feeling yang jelek pada temanku Erga dan Yod bahwa mereka membenciku,karena mereka pernah mengatakan kepadaku dengan sedikit tersenyum bahwa mereka benci dengan senyum dan tingkah lakuku yang sok,entah mereka hanya bercanda atau serius tetapi mereka telah membuat aku sedih dan bingung harus bagaimana.Aku selalu takut dan diam setiap bertemu Erga dan Yod apalagi ketika kumpul bersama dengan teman sekelas ketika ada keduanya.
Aku takut apabila Erga dan Yod bilang sesuatu kepada ku di depan teman temanku yang sifatnya mengejek karena setiap kali ejekannya membuat aku sakit hati.Aku takut apabila Erga dan Yod bilang sesuatu kepada ku di depan teman teman sekelas ku yang sifatnya menjelek jelekan ku yang membuat aku takut teman teman sekelasku menjadi benci padaku,karena Erga dan Yod memiliki sifat yang dapat mempengaruhi seseorang yang bersamanya apalagi mereka akrab sekali dengan semua teman sekelasku yang memudahkan mereka untuk bertindak semaunya.
Belum juga dengan sifat teman teman sekelasku yang egois,berfikir semaunya,tak memahami orang lain,tak memikirkan perasaan orang lain,dan sifat yang seperti anak kecil, membuat aku tak betah di sekolah.Di sekolah harga diriku seperti di injak injak,merasa rendah, dan selalu mengalah.Aku hanya ingin berfikir secara dewasa tetapi pemikiran itu yang membuat aku seperti keset yang mudah di injak injak.
Meski aku telah memiliki kerangka dalam pondasiku,meski aku memiliki seorang sahabat, Edo dan Bi yang selalu membuat aku kokoh dalam berdiri tegak.Sekuat apapun pondasiku berdiri kuat tetapi kenyataannya selalu runtuh diterjang berbagai tekanan dalam sebuah masalah meski itu masalah berlevel 1.
Aku memang memiliki sifat yang selalu berfikir secara berlebihan,aku memang memiliki sifat yang tak tegas dalam memutuskan apapun,aku memang memiliki sifat pendiam,aku memang memiliki sifat yang sulit beradaptasi,yang membuat masalah dalam hidupku selalu bermunculan,yang tak henti hentinya selesai.
Aku benci sekali dengan sifat jelekku,aku benci sekali pada diriku sendiri,yang tak bisa melakukan apapun untuk menghapus sifat jelekku,mencoba mencoba dan mencoba untuk menghapus tetapi hasilnya selalu nol.
Dengan indahnya pemandangan sawah di sore hari,membuat aku berhenti,membuat aku mencoba untuk turun dari motor dan berjalan menuju tengah sawah.Dengan berjalannya waktu,aku semakin menuju kedalam kegelapan yang sunyi,tak ada yang menolongku,dan harus aku lakukan tanpa bantuan siapapun
Dua hari yang lalu kakakku kembali ke kostnya untuk memulai kuliahnya,dan juga adikku yang baru di terima di sekolah luar kota yang mengharuskan adikku untuk mengekost.Hubunganku dengan sahabatku semakin renggang gara gara aku selalu bete setiap berkumpul dengan mereka, karena mereka selalu curhat dengan rahasia sehingga setiap aku mendengar curhatan sahabatku aku selalu tak tahu.Ditambah besok akan masuk sekolah dengan masalah masalah yang menggunung, tanpa adanya siapapun yang bersamaku menemaniku dalam kesedihan,tak ada yang bisa memahami penderitaanku.
Aku hanya ingin sahabat terutama teman teman sekelasku memahami penderitaanku, menerima aku apa adanya,tetapi mereka semua hidup dalam ke egoisan,hidup dalam sebuah keyakinan bahwa mereka benar.Aku menjadi menyimpulkan bahwa meski semua orang telah mengenal penderitaan tetap tak akan bisa memahami penderitaan orang lain.
Aku terus berjalan,rasa capek berjalan membuat aku berhenti dan beristirahat di cakruk yang berada di tengah sawah sambil melihat matahari tenggelam.Rasa capek dalam menghadapi masalah hidupku membuat aku berfikir bahwa apa gunanya hidup apabila hidup ku seperti ini saja,aku pernah berkeinginan untuk mengakhiri sandiwara ini.
”pemikiran yang bodoh !!.“kataku , marah pada diriku sendiri.
Aku terbaring di cakruk,sambil melihat awan sore yang berjalan pelan, menayangkan kisah dalam hidupku yang menyedihkan,rasanya aku ingin berteriak sekeras kerasnya,agar mereka tahu penderitaanku.
Aku mencoba menghilangkan kegilaan ini,melupakan masalahku sejenak,dengan mendengarkan radio menggunakan hp.Aku mengeluarkan headset yang berada di kantong celanaku, memasang di hp,di telinga,dan menghidupkan radio.
Terdengar suara piano yang mellow,memainkan dengan pelan,suara gesekan biola dimainkan,instruman yang sangat enak didengar,apalagi suasana hati ku yang lagi kacau.Tak lama terdengar suara seorang perempuan mengeluarkan suara emasnya,memainkan lirik lagu.
Ketika mereka membencimu.
Ketika mereka tak mengerti rasa sakit.
Ketika mereka tak memahami kita.
Ketika kamu bosan dengan hidupmu.
Reff :
Menangislah sepuasnya.
Keluarkan kekesalanmu.
Keluarkan emosimu.
Dengan lagu mellow ini.
Back to reff
Jangan hiraukan,tetaplah hidup.
Lewati rintangan dalam permainan sandiwara.
Percaya bahwa ini cobaan.
Karena tuhan sayang pada mu
Back to reff
Dengan enaknya lagu itu bermain,bermain dengan indahnya,mengajak aku untuk mengeluarkan emosi,aku terbawa oleh alunan instrumen lagu sontak aku terbangun dari berbaringku.Dengan rasa kaget,terdiam sejenak,aku hayati setiap lirik lagu berjalan,dengan bantuan melody mellow membuat lagu itu menancapkan panah dalam hatiku.
Aku terus menghayati lagu,aku menjadi teringat akan masalahku,penderitaanku,melody lagu itu terus saja menancapkan panah dalam hati ku,kenangan kenangan pahit terus memutar dengan cepat,tiba tiba emosi ku muncul,aku tahan emosiku yang ingin keluar.
Lagu itu terus mendorongku,mendorongku untuk menari bersama diatas penderitaanku. Kenanganku terus menceritakan kembali,emosi semakin ingin keluar tetapi aku tahan.
Musik yang dimainkan tiba pada instruman yang serentak,dan lirik lagu kembali ke reff,tiba tiba.........
“hhhaaaaaaaa !!! hhhuuuuaaaaa !!! hah !! hah !! hiks hiks hah !! hah !! hiks hiks !!.”aku menangis dengan berteriak kencang,emosiku meledak ledak,air mata terus mengalir dengan deras. Aku tak bisa menahan,keluar dengan ledakan ledakan kekesalan,amarah,kekecewaan,beserta keluarnya air mata yang bercucuran seiring lagu bernyanyi.
Dengan suasana sore yang sunyi,tak ada seorang pun di sawah,tak tanggung tanggung aku keluarkan semua rasa penderitaanku.Aku merasa aku adalah lelaki yang pecundang,payah, pengecut,ditambah dengan menangis keras menguatkan kebenaran bahwa memang aku pecundang dan payah sejati dalam menghadapi masalah,tetapi aku tak menghiraukan hal itu.
Aku hanya ingin menangis,melampiaskan semuanya bersama alunan lagu yang terus berjalan,di kesunyian sore hari yang mendekapku.
PROFIL PENULIS
Nama : Iwa Dwi Jayanto
Umur : 17
TTL : 24 Mei 1995
Tempat Tinggal : Ponorogo
Sekolah : SMKN 1 Jenangan Ponorogo
Jurusan : Gambar Bangunan
Facebook : Iwa Dwi Jayanto
Twitter :@iwa_dj
Blog : www.iwadwijayanto.blogspot.com
Umur : 17
TTL : 24 Mei 1995
Tempat Tinggal : Ponorogo
Sekolah : SMKN 1 Jenangan Ponorogo
Jurusan : Gambar Bangunan
Facebook : Iwa Dwi Jayanto
Twitter :@iwa_dj
Blog : www.iwadwijayanto.blogspot.com
Baca juga Cerpen Sedih yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar