Minggu, 22 Juli 2012

Cerpen Sedih - Simfoni Hitam

SIMFONI HITAM
Karya Isri Ulfaini

“malam sunyi kuimpikanmu”
“kulukiskan kita bersama”
“namun selalu aku bertanya”
“adakah aku dimimpimu”
“dihatiku terukir namamu”
“cinta rindu beradu satu”
“namun selalu aku bertanya”
“adakah aku dihatimu”

Begitulah sepenggal bait yang disenandungkan oleh seorang gadis berusia berumur 19 tahun yang saat ini sedang berdiri di balkon kamarnya memendang lurus langit ditengah pekatnya malam dengan angin malam yang berhembus seakan menusuk seluruh pori – pori tubuhnya.
“tok – tok –tok “
“masuk”perintah gadis yang bernama mahardicka theresia charisma itu.
“kamu belum tidur nak”Tanya wanita paruh baya itu yang tak lain adalah ibunya.
“belum ma,belum ngantuk”
“tapi ini sudah malam,udara malam tidak baik buat kesehatanmu”ucap ibunya
“iya ma bentar lagi”ucap tere melangkah menuju tempat tidurnya.
“jangan dibiasakan tidur malam nak”nasehat ibu seraya menutup pintu balkon kamar anaknya.
“iya ma”ucap tere tersenyum dan merebahkan tubuh mungilnya diatas temapt tidurnya.
Kemudian ibunya keluar dari kamar tere dan menutup pintu kamar tere.
Tapi tere tetap tak bisa tidur.pikirannya menerawang entah kemana.

Keesokan harinya
“deg”jantung tere berdetak kencang,wajahnya seketika merah,saat berpapasan dengan seorang pria tampan yang tak lain adalah Dewa anggara atau biasa dipanggil Dewa.seorang pria yang dikenal karena ketampanannya dan dinginnya pada setiap wanita yang ingin mendekatinya.setiap hari tere selalu duduk didepan koridor kelasnya hanya untuk melihat dewa keluar masuk kelasnya karena kelas mereka bersampingan karena mereka sama – sama mahasiswa Akademi Perawat di fakultasnya.
Tere hanya menundukkan kepalanya setiap berpapasan dengan pria yang sudah lama disukainya itu.
Hari berganti namun tere tetap saja tak bisa melupakan DEWA.3 tahun berlalu kini tere telah menjadi seorang perawat di rumah sakit swasta dan sudah hampir 6 bulan tere tak pernah bertemu dan tak pernah mendengar kabar DEWA semenjak dia lulus kuliah.

Ketika jam kerja berakhir tere segera pulang,sesampainya di halaman rumah dia melihat mobil yang taka sing baginya terparkir di depan bagasi rumahnya.”ini mobil siapa ya,kok kayaknya gak asing?’ucapnya dalam hati.
“tuh tere udah datang”terdengar mama memberitahu seseorang dari dalam ruang tamunya ketika tere hendak memasuki pintu rumahnya.

Betapa shocknya tere ketika melihat 2 orang tamu sedang ngobrol dengan mamaku.tamu itu tak lain adalah sepupu tere callista yang jarang main kerumahku namun sering ngobrol denganku kalau dia main kerumahku atau sebaliknya.dan satunya lagi pria yang tak asing bagiku,yup dia Dewa.
tapi ngapain callista bersama dewa kerumahnya.berjuta pertanyaan dibenak tere.
“tere,apa kabar?’sapa callista
“baik,kamu apa kabar?”ucap tere tersenyum
“aku baik”
Sesekali matanya melirik dewa.dia ingin memastikan yang ada didalam rumahnya ini adalah dewa.”sini tere duduk,kok bengong aja”perintah mamanya.
Terepun duduk tepat dihadapan dewa.nah tere baru yakin kalau yang ada didepannya ini adalah dewa.untuk pertama kalinya lah tere melihat dewa tersenyum padanya dan dibalas dengan senyuman tere yang agak tertahan.

“ya tuhan,apa maksudmu mempertemukanku dengan dia”batin tere terus berkata.

Matanya tak lepas dari dewa.dewa tak banyak berubah.dia tetap tampan dan masih sedikit dingin.
“oh ya re,kenalin ini dewa”ucap callista membuyarkan lamunanku
“oh ya dewa ini tere sepupuku”tambahnya
“kayaknya aku kok pernah liat kamu,tapi dimana ya?”ucap dewa
“oh ya aku lupa,kamu kan 1 kampus sama tere,aku lupa cerita sama kamu”ucap callista menerangkan
“oh iya,kalau gak salah kamu anak kelas sebelah kan?”tanyanya meyakinkan.

Aku hanya mengannggukkan kepalaku seraya tersenyum padanya.
“oh ya ca tante kedapur dulu ya,mau nyiapin makan siang”pamit mama
“oh ya tere gimana kerja kamu sekarang?lancar – lancer aja kan?”Tanya callista
“Alhamdulillah lancer – lancer aja”ucap tere
“oh ya kamu kapan datang dari bandung?’’tanyaku.
“minggu kemarin”jawabnya.
“owh”tetap saja hatiku bertanya – Tanya ada hubungan apa dewa sama tere.

Callista itu sepupuku,ayah callista adalah adik kandung papaku.dia kuliah dibandung dan baru saja diwisuda bulan lalu.makanya dia sekarang pulang ke Jakarta.
Malam harinya ketika aku makan malam sama mama aku memberanikan diri untuk bertanya pada mama”ma,dewa itu siapanya callista sih ma”tanyaku penasaran
“kayaknya sih pacar callista”
“uuhhuukk”tere keselek air yang diminumnya.
“pelan –pelang dong re”ucap mama

Betapa hancurnya hati gue pas denger pernyataan mama.
“yang bener ma?”kucoba meyakinkan
“iya,soalnya tante kamu pernah cerita callista punya pacar dijakarta dan perawat juga,nah dewa kan perawat”terang mama
“ya tuhan,cobaan apalagi ini tuhan,4 tahun aku memendam perasaan sama cowok,tapi ternyata cowok itu malah pacar sepupuku”batinku berkata
“ma,tere duluan ya”pamitku ke kamar
“makannannya dihabisin dulu nak”ucap mamaku
Tapi aku langsung saja kekamar karena pernyataan mama tadi tiba-tiba buat aku gak napsu makan.

Dikamar aku langsung merebahkan badanku dan menatap langit – langit kamarku.
“dewa,kenapa kamu harus muncul lagi dihadapanku”
“kenapa harus callista wa”
“aku gak sanggup wa,ngeliat kamu bahagia sama saudraku sendiri”
“itu akan menambah sakit hati yang aku pendam selama ini”

Batinku terus berkecamuk dengan diiringi air mata yang mengalir begitu saja dari pelulpuk mataku.

1 minggu kemudian
“tere,tante tia tadi nelpon katanya minggu depan callista tunangan sama dewa dan kita diundang diacara itu”hatiku rasanya ada yang nusuk.aku yang tadinya bantu – bantu mama mempersiapkan makan malam tiba – tiba gak mampu berdiri dan terduduk di kursi meja makan seraya memegang dadaku.
“kamu kenapa nak?”Tanya mama panic dan menghampiriku.
“mama”langsung saja aku memeluk erat mamaku
“tere kamu kenapa?”Tanya mama heran
“dewa ma”lirihku
“dewa kenapa?”Tanya mama
“dewa itu cowok yang pernah tere certain ma”ucapku lirih dengan tangis yang tak henti – hentinya
“ya ampun sayang,sabar ya sayang”ucap mama membelai rambutku yang mengerti akan keadaanku
“mama tere gak sanggup datang ma”lirihku melepaskan pelukan mama.
“iya sayang,mama ngerti”ucap mama menenangkanku.

1 minggu kemudian mama dan papaku sudah siap-siap pergi ke pesta pertunangan callista lalu aku datang menghampiri mereka.
“tere,kamu yakin mau ikut?”Tanya mama khawatir
“iya ma,aku yakin,aku gak enak sama callista kalau gak datang”terangku dengan keadaan lemas.
“ya udah,ada mama sayang,kamu pasti kuat”ucap mama menegarkanku.

Sesampainya kami disana “callista selamat ya”ucapku mengulurkan tangan
“selamat ya dewa”ucapku mengulurkan tangan yang disambut hangat dewa tapi tanganku dingin dan badanku semakin lemas ketika bersalaman dengan dewa.
Dewa dan callista tampak bahagia sekali “seandainya aku yang ada diposisi callista”anganku dalam hati.

Dan rasanya badanku mau roboh pas liat mereka berdua bertukar cincin didepanku dan resmi bertunangan.tapi mama yang menguatkan aku.
“tanpa terasa air mata ku netes dan segera aku manghapusnya senelum orang melihatnya dan untungnya gak ada yang liat karena semua mata tertuju pada callista dan dewa.

Hari – hari berlalu aku terus mencoba melupakan dewa walau sulit,tapii itu harus aku lakukan karena aku tak mungkin mencintai pria yang dicintai saudaraku.hingga akhirnya aku bertemu dengan seorang pria yang merupakan teman kerjaku.dia baru bekerja dirumah sakit yang sama denganku.walaupun kami baru bertemu tapi aku harap dia mampu membantuku melupakan dewa.
THE END

Cerita ini terinspirasi dari lagu SHERINA yang judulnya “SIMFONI HITAM”
 
PROFIL PENULIS
NAMA : ISRI ULFAINI
TTL : PONTIANAK,14-12-93
STATUS : MAHASISWA semester 3
Cita - cita : Penulis
Follow twitterku @ISRI_ULFAINI

Baca juga Cerpen Sedih yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar