KAMU SELAMANYA
Karya Tyas Yuliana
Belinda itulah nama panggilanku di sekolah SMK1 di kota pasuruan, aku mengikuti kegiatan osis yang memegang jabatan sebagai sekertaris keuangan, di SMK itu aku juga termasuk anggota dari kelompok dancer maka tak heran banyak yang mengnaliku. Aku tergolong dari keluarga yang sederhan, ayahku hanya seorang pengusaha kecil yang biasanya menitipkan barang dagangannya ke toko ataupun pedagang-pedagang , warung dan cave sekitar daerah kota.
“ belin nanti sore grup kita mau melawan SMA 2 , kamu bisakan datang gak boleh bilang gak dan nanti sore kita berkumpul di SMA 2.” Kata shita menyodorkan baju dancer yang nantinya akan aku kenakan.
“ belin nanti sore grup kita mau melawan SMA 2 , kamu bisakan datang gak boleh bilang gak dan nanti sore kita berkumpul di SMA 2.” Kata shita menyodorkan baju dancer yang nantinya akan aku kenakan.
Waktu berlalu begitu cepat, hari mulai sore aku bersama grupku menampilkan sebuah dance terbaru dengan perpaduan antara tari topeng dengan tarian modern disatukan menjadi suatu dance yang sangat menarik dan unik, kita berusaha semaksimal untuk menampilkan yang terbaik agar tim SMK kita mendapatkan juara.
Setelah selesai performs aku dan teman-teman duduk di kursi yang sudah tersedia
“nih, minum” ucap cowok yang tiba-tiba datang dan duduk di kursi sebelahku
“thanks, kebetulan banget mumpung lagi haus” kataku sambil mengambil minuman yang diberikannya
“ Lind, performs kamu tadi bagus banget, gerak geriknya juga bagus” ucapnya memuji
“makasih, itu juga kan karena kita ingin tampil sebaik mungkin. Ngomong-ngomong kamu kok tauh nama aku?”
“oh iya, kenalin nama aku zehan. Aku tau nama kamu dari anak basket namanya dika anak SMA Bina Karya”jelasnya.
Cowok tinggi berkulit putih brambut lurus berponi miring, anak basket SMA 2 yang berjabatan sebagai kapten itulah ciri-ciri seseorang yang mempunyai nama zehan, aku mulai pendekatan dengannya dan aku mengakui dia telah menarik hatiku dengan segala perhatian dan pengertiannya.
Hari-hari aku lewati bersama zehan, setiap pulang sekolah aku selalu dijemput dia, hingga saat aku dan dia jadian Tapi yang membuat bahagia itu kurang sahabt-sahabat dancerku tak ada yang setuju kalaupun aku pacaran sama zehan katanya sih karena dia cowoknya playboy selain itu zehan tak begitu dekat dengan orang tuanya, mereka berada jauh dari zehan ia tinggal sendiri di kota pasuruan sedangkan orang tuanya tinggal di Jakarta , lebih parahnya lagi dia terlibat grombolan anak motor.
Minggu demi minggu aku lewati bersamanya hingga ku lulus dari SMK dengan nilai yang memuaskan, tak ada satu masalah yang timbul ataupun menghalangiku.
Hari minggu malam zehan datang ke rumah untuk menjemputku karena malam itu zehan mengajak ku pergi dinner ke cave cavana di daerah pegunungan bromo, disana aku akan dikenalin sama orangtuanya.
Tak lama diperjalan akhirnya aku dan zehan tiba di cave itu, perasaanku mulai tak enak ketika sampai di cave tersebut, terlihat dua orang yang sedang menunggu kedatangan ku dan zehan, orang itu terlihat masih muda, rapi dan elegan dengan bajuh yang mahal.
Zehan menarik tanganku dan berjalan menuju tempat duduk orang yang sedari tadi aku melihatnya.
“Hai mama, papa? udah lama nunggu ya?” sambut zehan dengan senang
“Lumayan, silahkan duduk mama sudah pesankan makanan yang sepesial buat kamu.” Kata tante cindy mama zehan
Aku duduk dikursi sebelah zehan, aku merasa asing dikeluarga zehan dan pandangan mata Bu Cindy pun terasa tak enak, aku takut tak bias sempuran dihadapan mereka, aku khawatir kalaupun mereka tak bias menerima aku dengan apa adanya dengan kondisi keluargaku yang hidup sederhana tak seperti mereka yang hidup dengan harta yang berlimpah.
“Ma, kenalin inilah orang yang namanya Belinda yang sering aku ceritakan ke mama sama papa itu” ucap zehan mengenalkanku pada kedua orangtuanya, mereka menyambut tanganku dengan senyuman manis, sejenak aku merasa sedikit tenang.
Mereka bertanya segalanya padaku tentang statusku seperti, pekerjaan ayah dan ibu, rumahnya dimana, sekolah dimana seakan mereka wartawan yang mengintrogasiku.
“beLind, rumah kamu dimana?” Tanya tante cindy sambil mengiris beff steak.
Aku terdiam sejenak memandang zehan yang sedari tadi tersenyum seakan tak merasakan raut mukaku yang sedari tadi tegang karena introgasian mamanya.
“ rumahku di jalan melati” ucapku gugup.
“ayah kamu direktur ya atu pengusaha besar?”
“ayahku hanya seorang pengusaha kecil te, kalau pengusaha gedhe-gedhean gitu mah masih direncanain tapi gak pernah kesampaian maklumlah te, modalnya kurang cukup buat usaha gedhe.” Jawabku
Pertemuanpun telah ushai, mama dan papa zehan meninggalkan cave cavana dan katanya akan berkunjung kerumah zehan. Aku tersenyum manis saat orang tua zehan hendak berjalan menuju pintu keluar cave,
“huft,” aku menghembuskan nafas lega.
“kamu kenapa?” Tanya zehan tertawa kecil
“ jahat banget sih, kenapa kamu tadi diem aja saat aku diintrogasi sama mama kamu. Aku deg-degan tauk jantungku rasanya mau copot ajah, aku takut kata-kataku ada yang salah.” Ucapku kesal
“maaf yah sayang, aku gitu itu biar kamu bias deket sama mama aku.”
Aku menghabiskan makananku yang hanya ku makan sedikit. Tak begitu lama aku dan zehan pergi dari cave itu. Iapun mengantarkan ku pulang.
Sesampaiku dirumah aku membaringkan tubuhku ditempat tidurku yang yang empuk dengan memejamkan mataku sambil memeluk erat boneka bear wrna pink yang berada disampingku.
Rasa lelah dan letih menghampiriku membuat aku tertidur dengan pulasnya.
Sabtu sepulang kuliah, zehan menjemputku dengan mobilnya yang berwarna putih merah modifikasi, ia mengajakku kerumahnya, selama aku pacaran sama dia aku baru kali ini diajak ke rumahnya.
“assalamualaikum” ucap zehan memasuki rumahnya
“wah, ini rumah kamu zhen ?” ucapku menganga melihat rumah zehan yang begitu megah, indah dan mewah.
Aku berjalan memasuki rumah zehan sejenak langkahku terhenti ketika terdengan suara pembicaraan orang tua zehan di ruang keluarga
“pa, apakah belin pantas bersanding dengan zehan? Dia itu hanya seorang gadis miskin, apa kata teman-teman arisan mam kalaupun melihat gadis yang dipilih zehan hanya seorang gadis miskin yang berpendidikan rendah”
Air mataku keluar begitu saja mendengar pembicaraan tante Cindy yang sangat merendahkanku. Zehan menghampiriku dan bertanya
“kamu kenapa nangis, apa aku udah sakitin hati kamu?”
“zhen maafin aku, aku gak bisa jalani hubungan ini lagi.” Aku menundukkan kepalaku dan memegang erat tangan zehan
“kamu kenapa ngomong gitu” ucapnya kaget sekaligus kebingungan dengan sikapku
“ zhen. Benar kata mama kamu aku hanya seorang gadis miskin yangberuntung mempunyai seorang pacar yang kaya raya seperti kamu, aku gak pantes bersanding dengan kamu ibarat bumi sama langit.”
“jangan dengarkan omongan mama, aku sayang sama kamu aku gak peduli meskipun kamu gak kaya tapi kamulah yang bisa membuatku berubah menjadi seseorang yang mengerti pentingnya hidup ini dan kamu juga yang bisa membuat aku tersenyum, tertawa bahagia, aku mohon kamu jangan berkata seperti itu.” Ucap zehan meyakinkanku dengan meneteskan air matanya
“ zhen, bagaimanapun kita pertahanin hubungan kita kalaupun orang tua kamu gak bisa ijinin hubungan ini, aku tetap gak bisa, lebih baik kamu cari seseorang yang lebih dari aku” aku membalikkan badanku dan melepaskan tnganku dari genggamannya, aku berlari menuju pintu keluar rumah zehan, sejenak aku melihat kebelakang terlihat zehan yang terus mengejar langkahku yang semakin cepat itu sambil memanggil namaku Nmun tak ku hiraukan.
Tak lama kemudian mama zehan menyuruh satpam untuk menyusul zehan dan membawanya kembali kerumah.
“Zhen, sudahlah jangan kamu kejar dia lagi, Mama sudah mencarikan cewek yang lebih cantik dan yang jelas sebanding dengan kamu. Kamu masuk rumah sekarang” ucap Bu cindy pada zehan suara itu sangat keras hingga terdengan ke telinga ku.
Hati ku terasa sangat sakit, aku tak kuat menahan rasa sakit hati yang semakin merasukiku, hinggaku tak bisa berlari dan terjatuh, air mata ku yang terus menetes.
Aku sangat mencintai zehan tapi kenapa cinta ini gak akan bisa bersatu, orang tua zehan gak akan merestui hubungan aku dengan dia, apa mungkin aku dan zehan bisa kembali seperti dahulu.
Aku berjalan dan terus berjalan hingga aku sampai di rumahku, aku terus terdiam dan merenung di kamarku, hampa kosong tanpa dia hanya tangisan yang terus membasahi pipiku.
Hari berganti begitu cepat. Pagi hari zehan dating ke rumahku.
“Assalamualaikum” suara zehan terdengar di luar sambil mengetuk pintu
Tak lama kemudian ibuku membukakan pintu
“wa’alaikumsalam, nak zehan silahkan masuk.” Ibupun mempersilahkan dia masuk lalu ibu memnggilku dikamar atas.
“belind, zhen datang tuh.” Kata ibuku menghampiriku
“bilang sama zhen buk, aku gak , mauh ketemu zhen lagi.” Ucapku terisak
Ibuku kembali menuju ruang tamu menyampaikan ucapanku tadi.
Sejenak aku melihat kebawah terlihat zehan menangis sambil menceritakan permasalahan yang sedang terjadi, ibukupun hanya bisa menyemangatinya.
Mezskipun Setiap hari zehan kerumah dan tak pernah aku temui dirinya, ia tak pernah menyerah dan terus selalu datang ke rumah dengan membawakan bunga untukku.
Akupun memutuskan untuk menemuinya besok karena akupun juga tak tega melihat zehan yang terus-terusan menungguku.
hari yang aku tunggu datang, aku menunggu zehan di ruang tamu berharap saat zehan datang aku yang akan membukakan pintu untuknya.
Tak terasa aku menunggunya hingga 3jam sejenak aku melihat ke luar rumah tak ada sesosok zehan di sepanjang jalan, Aku kembali memasuki rumahku.
“lind, kamu masih nunggu zehan?” ibu bertanya kepadaku.
Aku hanya menganggukkan kepalaku seoalahaku tlah putus asa menunggu kehadirannya.
Terdengar ketukan pintu, aku berlari kecil segera membukakan pintu
“zhen, maafin aku…” ucapanku terhenti ketika aku melihat dihadapanku bukanlah zehan melainkan orangtuanya, dengan wajah yang tak lagi bersinar seperti biasanya kalih ini orang tua zehan terlihat gelisah dan sedih.
“tante-om silahkan masuk, maaf om rumahnya kecil berantakan juga. Silahkan duduk” kataku dengan ramah tamah seperti yang biasa aku lakukan saat kedatangan tamu
“belind tante minta maaf ya sudah melarang kamu berhubungan sama zehan, tante yang salah seharusnya tante gak boleh mandang seseorang hanya dari kekayaan dan statusnya saja.” Ucap tante Cindy menunduk menyesal
“ om harap kamu ikut om ke rumah sakit sekarang. Karena penyakit zehan kambuh lagi dan sekarang penyakit itu benar-benar tidak bisa disembuhkan” jelas om Darwis pap zehan
“zehan sakit apa om?”
“dia terkena kanker hati stadium akhir dan rumah sakit di Jakarta juga tidak bisa mengatasinya karena stock hati yang cocok untuk zehan tidak ada, zehan meminta agar kami menjemputmu. Ia ingin saat terakhirnya disampingmu”
“astagfirllah, kenapa zehan gak pernah cerita sama aku. Bentar om saya ganti baju dulu?”
Aku berangkat dengan perasaan yang tak menentu antar sedih dan gelisah khawatir akan keadaan dia
Beberpa jam kemudian aku sampai di rumah sakit di Jakarta.
Aku segera menuju ruang tempat zehan dirawat, aku memeluknya hingga ia terbangun.
“jangan menangis, aku sudah gak kenapa-kenapa kok?”
“kenapa kamu gak bilang law kamu punya penyakit separah ini?” aku menangis sambil memegang tangannya
“penyakit ini gak parah kok, besok juga aku sembuh” ucapnya mencoba tegar
“maafin aku zhen, udah buat kamu menunggu. Aku saying banget sama kamu, kamu janji yah gak akan tinggalin aku, apapun yang akan terjadi nanti” ucapku sambil menghapus air matanya
“aku janji, aku akan jaga kamu hingga akhir hidupku nanti.”
Tak lama kemudian dokter menyuruhku keluar ruangan karena ada pengecekan pasien.
Dokter keluar dengan wajah yang tak meyakinkan
“ bu, anak ibu harus segera menemukan pendonor yng tepat agar anak ibu bisa selamat” ucap dokter itu
Bu Cindy dan Om Darwis menangis
“maaf tante om, bolehkah saya mendonorkan hati saya untuk zehan? Aku harap hati saya cocok untuk zehan, dan jika seumpama hati saya memang cocok untuk zehan, saya mohon tante dan om jaga zehan baik-baik dan aku ingin zehan bahagia”ucapku
“gak perlu Lind, kamu yang diinginkan zehan. Tante cari pendonor lain saja”
“tolong te terima keputusan aku, meskipun aku nanti tidak bisa hidup bersama zehan setidaknya zehan selamat”
“kalaupun itu mau kamu, tante dan om gak bisa larang kamu. Makasih kamu sudah berkorban untuk zehan”
Aku melakukan otopsi untuk melihat apakah hatiku ini cocok untuk zehan dan akhirnya hasil itu memuaskan hati yang aku miliki cocok untuk zehan.
Setelah hasil rincian otopsi itu keluar aku menuju tempat zehan,
Aku mencium kening zehan, zehan terbangun memandangku dengan wajah yang sangat pucat.
“aku yakin kamu pasti sembuh” ucapku sambil menangis.
dia hanya mengedipkan matanya sambil tersenyum
2hari penuh aku menjaga dan merawat zehan yang kondisinya semakin hari semakin menurun. Tapi aku tak pernah mengeluh dengan semuanya karena hari-hari ini akan menjadi hari yang terakhir untukku.
Hingga saatnya tiba, saat aku mendonorkan hatiku untuknya. Untuk seseorang yang sangat aku cintai yaitu “ZEHAN”
Sebelum aku meninggalkan semuanya aku menuliskan seuntai kertas harapanku
Surat itu aku berikan ke Bu Cindy bila nanti zehan sudah sadarkan diri surat itu akan diserahkan ke Zehan.
Aku memasuki ruang oprasi yang begitu gelap saat itupun aku pergi meninggalkan semua orang yang aku sayangi.
sLamat tinggal semua.
Inilah jalan akhir yang terbaik untukku, mungkin aku tak bisa bersama dengan dia selamanya tapi setidaknya aku dapat membuatnya bahagia meskipun nyawaku jadi taruhannya.
kisahku berakhir sampai disini tapi aku tak akan pernah berakhir untuk mencintainya
Kau yang terakhir untukku
Kamu selamanya dihidupku.
_SELESAI_
LEBIH BAIK MELIHAT ORANG YANG KITA CINTAI BAHAGIA MESKIPUN DENGAN MENYERAHKAN HIDUP KITA DARIPADA MELIHAT ORANG YANG KITA CINTAI MENDERITA
Hari-hari aku lewati bersama zehan, setiap pulang sekolah aku selalu dijemput dia, hingga saat aku dan dia jadian Tapi yang membuat bahagia itu kurang sahabt-sahabat dancerku tak ada yang setuju kalaupun aku pacaran sama zehan katanya sih karena dia cowoknya playboy selain itu zehan tak begitu dekat dengan orang tuanya, mereka berada jauh dari zehan ia tinggal sendiri di kota pasuruan sedangkan orang tuanya tinggal di Jakarta , lebih parahnya lagi dia terlibat grombolan anak motor.
Minggu demi minggu aku lewati bersamanya hingga ku lulus dari SMK dengan nilai yang memuaskan, tak ada satu masalah yang timbul ataupun menghalangiku.
Hari minggu malam zehan datang ke rumah untuk menjemputku karena malam itu zehan mengajak ku pergi dinner ke cave cavana di daerah pegunungan bromo, disana aku akan dikenalin sama orangtuanya.
Tak lama diperjalan akhirnya aku dan zehan tiba di cave itu, perasaanku mulai tak enak ketika sampai di cave tersebut, terlihat dua orang yang sedang menunggu kedatangan ku dan zehan, orang itu terlihat masih muda, rapi dan elegan dengan bajuh yang mahal.
Zehan menarik tanganku dan berjalan menuju tempat duduk orang yang sedari tadi aku melihatnya.
“Hai mama, papa? udah lama nunggu ya?” sambut zehan dengan senang
“Lumayan, silahkan duduk mama sudah pesankan makanan yang sepesial buat kamu.” Kata tante cindy mama zehan
Aku duduk dikursi sebelah zehan, aku merasa asing dikeluarga zehan dan pandangan mata Bu Cindy pun terasa tak enak, aku takut tak bias sempuran dihadapan mereka, aku khawatir kalaupun mereka tak bias menerima aku dengan apa adanya dengan kondisi keluargaku yang hidup sederhana tak seperti mereka yang hidup dengan harta yang berlimpah.
“Ma, kenalin inilah orang yang namanya Belinda yang sering aku ceritakan ke mama sama papa itu” ucap zehan mengenalkanku pada kedua orangtuanya, mereka menyambut tanganku dengan senyuman manis, sejenak aku merasa sedikit tenang.
Mereka bertanya segalanya padaku tentang statusku seperti, pekerjaan ayah dan ibu, rumahnya dimana, sekolah dimana seakan mereka wartawan yang mengintrogasiku.
“beLind, rumah kamu dimana?” Tanya tante cindy sambil mengiris beff steak.
Aku terdiam sejenak memandang zehan yang sedari tadi tersenyum seakan tak merasakan raut mukaku yang sedari tadi tegang karena introgasian mamanya.
“ rumahku di jalan melati” ucapku gugup.
“ayah kamu direktur ya atu pengusaha besar?”
“ayahku hanya seorang pengusaha kecil te, kalau pengusaha gedhe-gedhean gitu mah masih direncanain tapi gak pernah kesampaian maklumlah te, modalnya kurang cukup buat usaha gedhe.” Jawabku
Pertemuanpun telah ushai, mama dan papa zehan meninggalkan cave cavana dan katanya akan berkunjung kerumah zehan. Aku tersenyum manis saat orang tua zehan hendak berjalan menuju pintu keluar cave,
“huft,” aku menghembuskan nafas lega.
“kamu kenapa?” Tanya zehan tertawa kecil
“ jahat banget sih, kenapa kamu tadi diem aja saat aku diintrogasi sama mama kamu. Aku deg-degan tauk jantungku rasanya mau copot ajah, aku takut kata-kataku ada yang salah.” Ucapku kesal
“maaf yah sayang, aku gitu itu biar kamu bias deket sama mama aku.”
Aku menghabiskan makananku yang hanya ku makan sedikit. Tak begitu lama aku dan zehan pergi dari cave itu. Iapun mengantarkan ku pulang.
Sesampaiku dirumah aku membaringkan tubuhku ditempat tidurku yang yang empuk dengan memejamkan mataku sambil memeluk erat boneka bear wrna pink yang berada disampingku.
Rasa lelah dan letih menghampiriku membuat aku tertidur dengan pulasnya.
Sabtu sepulang kuliah, zehan menjemputku dengan mobilnya yang berwarna putih merah modifikasi, ia mengajakku kerumahnya, selama aku pacaran sama dia aku baru kali ini diajak ke rumahnya.
“assalamualaikum” ucap zehan memasuki rumahnya
“wah, ini rumah kamu zhen ?” ucapku menganga melihat rumah zehan yang begitu megah, indah dan mewah.
Aku berjalan memasuki rumah zehan sejenak langkahku terhenti ketika terdengan suara pembicaraan orang tua zehan di ruang keluarga
“pa, apakah belin pantas bersanding dengan zehan? Dia itu hanya seorang gadis miskin, apa kata teman-teman arisan mam kalaupun melihat gadis yang dipilih zehan hanya seorang gadis miskin yang berpendidikan rendah”
Air mataku keluar begitu saja mendengar pembicaraan tante Cindy yang sangat merendahkanku. Zehan menghampiriku dan bertanya
“kamu kenapa nangis, apa aku udah sakitin hati kamu?”
“zhen maafin aku, aku gak bisa jalani hubungan ini lagi.” Aku menundukkan kepalaku dan memegang erat tangan zehan
“kamu kenapa ngomong gitu” ucapnya kaget sekaligus kebingungan dengan sikapku
“ zhen. Benar kata mama kamu aku hanya seorang gadis miskin yangberuntung mempunyai seorang pacar yang kaya raya seperti kamu, aku gak pantes bersanding dengan kamu ibarat bumi sama langit.”
“jangan dengarkan omongan mama, aku sayang sama kamu aku gak peduli meskipun kamu gak kaya tapi kamulah yang bisa membuatku berubah menjadi seseorang yang mengerti pentingnya hidup ini dan kamu juga yang bisa membuat aku tersenyum, tertawa bahagia, aku mohon kamu jangan berkata seperti itu.” Ucap zehan meyakinkanku dengan meneteskan air matanya
“ zhen, bagaimanapun kita pertahanin hubungan kita kalaupun orang tua kamu gak bisa ijinin hubungan ini, aku tetap gak bisa, lebih baik kamu cari seseorang yang lebih dari aku” aku membalikkan badanku dan melepaskan tnganku dari genggamannya, aku berlari menuju pintu keluar rumah zehan, sejenak aku melihat kebelakang terlihat zehan yang terus mengejar langkahku yang semakin cepat itu sambil memanggil namaku Nmun tak ku hiraukan.
Tak lama kemudian mama zehan menyuruh satpam untuk menyusul zehan dan membawanya kembali kerumah.
“Zhen, sudahlah jangan kamu kejar dia lagi, Mama sudah mencarikan cewek yang lebih cantik dan yang jelas sebanding dengan kamu. Kamu masuk rumah sekarang” ucap Bu cindy pada zehan suara itu sangat keras hingga terdengan ke telinga ku.
Hati ku terasa sangat sakit, aku tak kuat menahan rasa sakit hati yang semakin merasukiku, hinggaku tak bisa berlari dan terjatuh, air mata ku yang terus menetes.
Aku sangat mencintai zehan tapi kenapa cinta ini gak akan bisa bersatu, orang tua zehan gak akan merestui hubungan aku dengan dia, apa mungkin aku dan zehan bisa kembali seperti dahulu.
Aku berjalan dan terus berjalan hingga aku sampai di rumahku, aku terus terdiam dan merenung di kamarku, hampa kosong tanpa dia hanya tangisan yang terus membasahi pipiku.
Hari berganti begitu cepat. Pagi hari zehan dating ke rumahku.
“Assalamualaikum” suara zehan terdengar di luar sambil mengetuk pintu
Tak lama kemudian ibuku membukakan pintu
“wa’alaikumsalam, nak zehan silahkan masuk.” Ibupun mempersilahkan dia masuk lalu ibu memnggilku dikamar atas.
“belind, zhen datang tuh.” Kata ibuku menghampiriku
“bilang sama zhen buk, aku gak , mauh ketemu zhen lagi.” Ucapku terisak
Ibuku kembali menuju ruang tamu menyampaikan ucapanku tadi.
Sejenak aku melihat kebawah terlihat zehan menangis sambil menceritakan permasalahan yang sedang terjadi, ibukupun hanya bisa menyemangatinya.
Mezskipun Setiap hari zehan kerumah dan tak pernah aku temui dirinya, ia tak pernah menyerah dan terus selalu datang ke rumah dengan membawakan bunga untukku.
Akupun memutuskan untuk menemuinya besok karena akupun juga tak tega melihat zehan yang terus-terusan menungguku.
hari yang aku tunggu datang, aku menunggu zehan di ruang tamu berharap saat zehan datang aku yang akan membukakan pintu untuknya.
Tak terasa aku menunggunya hingga 3jam sejenak aku melihat ke luar rumah tak ada sesosok zehan di sepanjang jalan, Aku kembali memasuki rumahku.
“lind, kamu masih nunggu zehan?” ibu bertanya kepadaku.
Aku hanya menganggukkan kepalaku seoalahaku tlah putus asa menunggu kehadirannya.
Terdengar ketukan pintu, aku berlari kecil segera membukakan pintu
“zhen, maafin aku…” ucapanku terhenti ketika aku melihat dihadapanku bukanlah zehan melainkan orangtuanya, dengan wajah yang tak lagi bersinar seperti biasanya kalih ini orang tua zehan terlihat gelisah dan sedih.
“tante-om silahkan masuk, maaf om rumahnya kecil berantakan juga. Silahkan duduk” kataku dengan ramah tamah seperti yang biasa aku lakukan saat kedatangan tamu
“belind tante minta maaf ya sudah melarang kamu berhubungan sama zehan, tante yang salah seharusnya tante gak boleh mandang seseorang hanya dari kekayaan dan statusnya saja.” Ucap tante Cindy menunduk menyesal
“ om harap kamu ikut om ke rumah sakit sekarang. Karena penyakit zehan kambuh lagi dan sekarang penyakit itu benar-benar tidak bisa disembuhkan” jelas om Darwis pap zehan
“zehan sakit apa om?”
“dia terkena kanker hati stadium akhir dan rumah sakit di Jakarta juga tidak bisa mengatasinya karena stock hati yang cocok untuk zehan tidak ada, zehan meminta agar kami menjemputmu. Ia ingin saat terakhirnya disampingmu”
“astagfirllah, kenapa zehan gak pernah cerita sama aku. Bentar om saya ganti baju dulu?”
Aku berangkat dengan perasaan yang tak menentu antar sedih dan gelisah khawatir akan keadaan dia
Beberpa jam kemudian aku sampai di rumah sakit di Jakarta.
Aku segera menuju ruang tempat zehan dirawat, aku memeluknya hingga ia terbangun.
“jangan menangis, aku sudah gak kenapa-kenapa kok?”
“kenapa kamu gak bilang law kamu punya penyakit separah ini?” aku menangis sambil memegang tangannya
“penyakit ini gak parah kok, besok juga aku sembuh” ucapnya mencoba tegar
“maafin aku zhen, udah buat kamu menunggu. Aku saying banget sama kamu, kamu janji yah gak akan tinggalin aku, apapun yang akan terjadi nanti” ucapku sambil menghapus air matanya
“aku janji, aku akan jaga kamu hingga akhir hidupku nanti.”
Tak lama kemudian dokter menyuruhku keluar ruangan karena ada pengecekan pasien.
Dokter keluar dengan wajah yang tak meyakinkan
“ bu, anak ibu harus segera menemukan pendonor yng tepat agar anak ibu bisa selamat” ucap dokter itu
Bu Cindy dan Om Darwis menangis
“maaf tante om, bolehkah saya mendonorkan hati saya untuk zehan? Aku harap hati saya cocok untuk zehan, dan jika seumpama hati saya memang cocok untuk zehan, saya mohon tante dan om jaga zehan baik-baik dan aku ingin zehan bahagia”ucapku
“gak perlu Lind, kamu yang diinginkan zehan. Tante cari pendonor lain saja”
“tolong te terima keputusan aku, meskipun aku nanti tidak bisa hidup bersama zehan setidaknya zehan selamat”
“kalaupun itu mau kamu, tante dan om gak bisa larang kamu. Makasih kamu sudah berkorban untuk zehan”
Aku melakukan otopsi untuk melihat apakah hatiku ini cocok untuk zehan dan akhirnya hasil itu memuaskan hati yang aku miliki cocok untuk zehan.
Setelah hasil rincian otopsi itu keluar aku menuju tempat zehan,
Aku mencium kening zehan, zehan terbangun memandangku dengan wajah yang sangat pucat.
“aku yakin kamu pasti sembuh” ucapku sambil menangis.
dia hanya mengedipkan matanya sambil tersenyum
2hari penuh aku menjaga dan merawat zehan yang kondisinya semakin hari semakin menurun. Tapi aku tak pernah mengeluh dengan semuanya karena hari-hari ini akan menjadi hari yang terakhir untukku.
Hingga saatnya tiba, saat aku mendonorkan hatiku untuknya. Untuk seseorang yang sangat aku cintai yaitu “ZEHAN”
Sebelum aku meninggalkan semuanya aku menuliskan seuntai kertas harapanku
Surat itu aku berikan ke Bu Cindy bila nanti zehan sudah sadarkan diri surat itu akan diserahkan ke Zehan.
Aku memasuki ruang oprasi yang begitu gelap saat itupun aku pergi meninggalkan semua orang yang aku sayangi.
sLamat tinggal semua.
Inilah jalan akhir yang terbaik untukku, mungkin aku tak bisa bersama dengan dia selamanya tapi setidaknya aku dapat membuatnya bahagia meskipun nyawaku jadi taruhannya.
kisahku berakhir sampai disini tapi aku tak akan pernah berakhir untuk mencintainya
Kau yang terakhir untukku
Kamu selamanya dihidupku.
_SELESAI_
LEBIH BAIK MELIHAT ORANG YANG KITA CINTAI BAHAGIA MESKIPUN DENGAN MENYERAHKAN HIDUP KITA DARIPADA MELIHAT ORANG YANG KITA CINTAI MENDERITA
PROFIL PENULIS
TTL 7 July 1996 di Kota Pasuruan JATIM
Nama lengkap Agningtyas Yuliana Dewi
Pendidikanku SMKN1 Pasuruan
Nama lengkap Agningtyas Yuliana Dewi
Pendidikanku SMKN1 Pasuruan
Email : blues.black48@yahoo.com
Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar